Share

Bab 45. Upaya Elena

Penulis: El Hawra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-26 22:01:32

“Tinggal beberapa hari lagi Elena…” Emma bergumam sambil tersenyum, ia melingkari angka-angka di kalender. Hanya dalam hitungan hari, bulan akan berganti, itu artinya Diego akan segera sampai pada harinya, sebagaimana vonis dokter.

Begitu pun dengan Jose dan Mia, kedua orang yang sudah bekerja sangat lama di kediaman Rodriguez itu nampak tegang dan gelisah, namun tidak demikian dengan Dona, ia terlihat gembira dan sangat bersemangat.

“Hey Jose, kenapa lesu begitu? Cepat masak, buat masakan yang enak untuk nyonya Emma Rodriguez,” ujar Dona memerintah. Jose hanya terdiam melihat tingkah Dona.

“Oya, menu yang ini harus dihapus, karena sudah tidak dibutuhkan,” ucap Dona sambil menunjuk jadwal dan jenis makanan yang dibuat Jose untuk Diego. “Yang ini juga, ganti! Perempuan kampung itu tidak pantas mendapatkan pelayanan istimewa. Setelah tuan tiada, dia hanya akan kembali menjadi seorang gembel.”

“Cukup Dona!” bentak Jose. Sejak tadi dia berdiam, namun kelakuan Dona semakin kurang ajar.

B
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rosalinda
orangnya masih hidup udah mao di makamin, paling kerjaan si emma
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 46. Senjata Makan Tuan

    “Apa? Pemakaman?” tanya Mia terkejut, “siapa yang menyuruh kalian?”“Kami adalah lembaga yang mengurus prosesi pemakamain klien kami, kemarin nyonya Rodriguez datang untuk mendaftarkan prosesi pemakaman tuan Diego Rodriguez.”“Kalian jangan bicara sembarangan, tuan kami masih hidup!” bentak Mia kesal.“Maaf, kami hanya menjalankan tugas sesuai permintaan klien kami,” jawab petugas itu, “kemaren nyonya Rodriguez bilang tuan Diego dalam keadaan sekarat dan akan segera meninggal, maka kami kemari untuk meminta berbagai berkas yang diperlukan termasuk foto tuan Diego.”“Apa Anda yakin nyonya Rodriguez yang mengajukan permintaan?” desak Mia heran, ia hanya berpikir jika nyonya Rodriguez adalah Elena. Maka sangat tidak mungkin Elena memesan pemakaman untuk tuan Diego, sedang dia sendiri sangat tahu bagaimana kondisi tuan Diego saat ini.“Ya, di formulir pendaftarannya memang tertera nyonya Rodriguez,” jawab lelaki itu.Mia menjadi sangat bingung, ia hendak melapor pada Elena, saat itulah Mar

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 47. Suatu Keajaiban

    “Apa?!” pekik Emma terbelalak. “Apa kalian gila?! Pasti kalian salah baca!”“Tidak nyonya, di formulir permohonan yang tertera memang begitu, prosesi pemakaman untuk nyonya Emma Rodriguez yang akan meninggal akibat serangan jantung mendadak.”Petugas pemakaman itu membacakan formulir yang tadi ditulis oleh Mario, sontak wajah Emma merah padam terbakar amarah. Namun tidak demikian dengan Mario, Mia, Elena serta Diego, mereka hanya senyum-senyum melihat cara Mario memberi pelajaran pada Emma.Dengan amarah yang meletup-letup, Emma langsung menyambar formulir yang dipegang oleh salah seorang lelaki itu, mata wanita itu membulat karena terkejut.“Sial! Siapa yang merubah formulir ini? Bukankah kemarin yang kudaftarkan adalah Diego Rodriguez?”Karena terbawa emosi yang menggebu-gebu Emma tidak bisa mengontrol ucapannya lagi, sehingga tanpa sadar dia menyatakan kalau dia yang telah mendaftarkan pemakaman Diego.“Jadi, Anda yang telah mendaftarkan pemakaman untuk tuan Diego kan, nyonya?” tany

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 48. Kekhawatiran Elena

    “Hola, Anda penipu! Apa yang Anda katakan semua tidak benar!” teriak Emma begitu mendapat jawaban dari seorang lelaki.“Apa maksud Anda nyonya?” tanya lelaki itu.“Bukankah Anda memvonis jika Diego tidak akan bisa bertahan melebihi bulan ini? Anda memvonis Diego akan mati pada bulan ini.”“Ya benar, nyonya. Perkembangan klinis memang menunjukan seperti itu. Tuan akan melewati ambang batas kekuatannya pada bulan ini.”“Omong kosong! Nyatanya Diego sekarang masih segar bugar, apanya yang mati, hah? Dasar dokter gadungan!”“Tungu-tunggu, apa maksud Anda, nyonya? Saya memang sedang menunggu kabar dari tuan Mario.”“Persetan dengan si Mario. Kamu memang dokter gadungan, kerjamu nggak becus! Aku akan bilang Diego untuk menggantimu!”Dengan kesal Emma segera memutus panggilan, ia melemparkan ponselnya sembarangan lalu berteriak memanggil Dona.“I-iya nyonya,” jawab Dona dengan tergopoh-gopoh.“Cepat kemasi barang-barangku!” “Hah? Nyonya mau kemana?” tanya Dona bingung.“Berlibur. Kalau di s

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 49. Aku Ingin Anak

    “Lalu, apa yang membuatmu khawatir dan gelisah seperti ini, Elena?” tanya Mia bingung.Elena menghela napas panjang, ada kegelisahan yang hendak dihempaskannya.“Mia, keluarga Rodriguez tidak boleh terputus di Diego,” ujar Elena pelan.Mia terkejut mendengar ucapan Elena.“Maksudmu, kamu bicara mengenai penerus keluarga Rodriguez?” tanya Mia menebak, Elena mengangguk.“Aku sangat setuju Elena, memang harus seperti itu. Supaya tidak diklaim oleh yang tidak berhak. Tapi masalahnya….”Mia tidak melanjutkan kalimatnya, ia menatap Elena dengan perasaan tidak enak hati. Elena masih muda dan normal, sedangkan tuan Diego hanya seorang pria lumpuh, apa mungkin untuk mempunyai keturunan?“Masalahnya kenapa, Mia? Pasti kamu berpikir kalau orang lumpuh tidak akan bisa mempunyai keturunan, kan?”“I-iyaa… yang aku dengar begitu.”“Itu tidak sepenuhnya benar, sebenarnya orang lumpuh pun masih bisa mempunyai anak,” jawab Elena pelan, "aku sudah mencari berbagai informasi, tentunya dengan bantuan dan k

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-28
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 50. Malam Yang Luar Biasa

    “Sayang, ayo kita pulang,” ucap Diego mesra pada istrinya, membuat Elena tersipu dan salah tingkah, pasalnya perkataan Diego diucapkan di depan sang dokter yang tersenyum-senyum melihatnya.“Tidak apa-apa kan, dok?” tanya Diego memastikan pada sang dokter.“Oh tidak apa-apa, tuan. Semuanya Ok, dan reaksinya sangat bagus. Sepertinya Anda sudah mulai normal.”“Benar dokter, saya merasa bergairah kembali.” Diego berkata dengan semangat.“Haha, itu bagus tuan Rodriguez, selamat!” ujar Androlog itu gembira, “tapi tolong diingat, tuan. Jika nanti saat ejakulasi Anda mengalami kesulitan bernapas Anda bisa memperlambat gerakan dan langsung lepaskan.“Siap dok,” sahut Diego penuh percaya diri. Setelah mendapatkan beberapa nasehat dan menerima resep obat-obatan, Diego segera kembali pulang. Rasanya sudah tak sabar ingin bermesraan dengan Elena, ia merasa sangat bergairah, bahkan di mobil pun ia bersikap sangat mesra dan mencium sang istri dengan penuh hasrat.“Sayang, siap-siap untuk malam pert

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 51. Aku Sangat Bahagia

    “Diego … Kamu baik-baik saja sayang?” tanya Elena khawatir, ia segera membalikan tubuhnya menghadap Diego.Elena mengamati wajah Diego, mata lelaki itu terpejam, napasnya bergerak dengan teratur. Rupanya Diego tertidur setelah tubuhnya melepaskan hormon endropin, dopamin, dan prolaktrin serta hormon-hormon lainnya saat ia mencapai ejakulasi, sehingga tubuhnya menjadi rileks dan mengantuk.Elena tersenyum, Diego nampak sangat rileks dari biasanya, hal itu tentu baik bagi kesehatannya. Elena mendekatkan wajahnya, mencium pipi suaminya. Namun tiba-tiba Diego memeluknya, pria itu tersenyum bahagia.“Terima kasih, sayang,” bisik Diego, ia membuka matanya lalu mencium kening Elena dengan segenap cinta, “maaf sayang, aku mengantuk sekali.”“Iya Diego, kamu istirahat saja ya, aku akan bersih-bersih dulu,” sahut Elena dengan lembut. Diego pun memejamkan matanya lagi. Elena membetulkan posisi tidur Diego, lalu menutupinya dengan selimut. Ia segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri, tak lup

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 52. Apa Kamu Menyukainya?

    “Mario, carikan kursi roda yang lebih kokoh, pegangan tangan bisa dibuka dan pengunci yang kuat.”Diego memberikan intruksi kepada Mario, tentu saja Mario dan Mia bahkan Elena terkejut. Masalahnya kursi roda Diego sekarang juga masih sangat kokoh, dan Design yang tepat untuknya, lalu buat apa menggantinya lagi.Bukan hanya itu, Diego juga meminta Mario mendiskusikan dengannya sebelum sang asisten itu membeli, jadi Diego ingin memastikan design dan rancangannya dahulu.Mario segera berpamitan untuk mencari pesanan tuannya. Begitu pun Mia segera kembali melanjutkan pekerjaannya.“Diego, bukankah kursi rodamu ini masih baru dan masih cukup kokoh?” tanya Elena pada akhirnya.“Iya, sayang. Untuk aku sendiri memang cukup kokoh, tapi aku kurang yakin untuk kita berdua,” jawab Diego santai..“Kita berdua? Maksudnya bagaimana Diego?” tanya Elena bingung. Namun sang suami hanya tersenyum penuh arti.Elena segera mandi dan berdandan cantik, ia akan selalu membuat suaminya merasa bergairah dan ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 53. Terjebak

    “Tidak, Ma! Aku nggak mau! Itu hanya akal-akalannya si Beatriz aja!” kilah Raul berkeras.“Raul, kamu sudah tidur dengan Beatriz dan bercinta dengannya tanpa pengaman, bagaimana kalau dia hamil dan kamu gak mau menikahinya? Mama malu pada keluarga besar Mama, Raul.”“Omong kosong! Itu karena perempuan menjijikan itu menjebakku, memanfaatkan ketidak sadaranku dan berpura-pura menjadi Elena.”Raul mendengus kesal, ia sangat emosi jika ingat kejadian itu, malam dimana Raul mabuk berat, yang baginya merupakan sebuah tragedi dan mimpi buruk. Memang, semenjak masalah pernikahannya dengan Elena terus mengombang-ambingkan dirinya, Raul kerap menenggelamkan diri dalam minuman keras. Apalagi setelah kembalinya dia dari desa Elena dan tidak mendapati wanita itu di sana, Raul menjadi sangat frustasi, ia tidak tahu harus kemana lagi mencari Elena.Dalam keputusasaannya itu, Raul hanya menemukan kenyamanan saat mabuk, ia dapat melupakan segalanya, bahkan Raul merasa bisa menemukan Elena dalam imaji

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31

Bab terbaru

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 159. Akhir

    “Apa? Ke kantor polisi? Tapi ada pak?”“Nanti akan kami jelaskan di kantor, kami menunggu kedatangan Anda segera, nyonya.”Raul terbangun mendengar suara percakapan Elena dengan polisi.“Ada apa, sayang?” tanya Raul pelan dengan suara yang serak.“Polisi meminta untuk datang, tapi tidak menjelaskan masalah apa,” jawab Elena dengan suara rendah.Raul mengangguk seraya mengelus tangan Elena lembut, “kita akan segera ke sana.”“Baiklah, pak. Kami akan segera ke sana,” ucap Elena kembali berbicara di telepon.“Siap nyonya, terima kasih atas kerjasamanya.”Setelah panggilan berakhir Elena menghela napas, ada kekhawatiran di wajahnya.“Kira-kira ada masalah apa ya, Raul?”“Entahlah, sayang. Nanti kita akan tahu setelah di kantor polisi. Kamu tenang saja, aku akan menemanimu. Sekarang kamu bersiap-siap dulu, aku akan menghubungi Mario dan tim pengacara agar mereka datang terlebih dahulu ke kantor polisi.”Raul berkata lembut sambil membelai rambut Elena, wanita itu mengangguk. Raul menghadia

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 158. Malam Yang Menggelora

    “Tuan muda…” Raul dan Elena menghentikan langkah mereka, keduanya saling menatap lalu membalikan tubuh mereka.Seorang lelaki paruh baya berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Raul dan Elena. Wajah lelaki itu ditumbuhi janggut dan jambang lebat, ia mengenakan mantel hitam dan penutup kepala rajut serta syal abu-abu membelit lehernya. Tatapan lelaki itu lurus pada Raul dengan tatapan penuh tanya.“Ah, paman. Senang bertemu denganmu kembali,” sambut Raul sambil tersenyum, ia menyalami pria itu dengan ramah.“Saya juga senang bisa melihat tuan muda lagi, dan…” Pria itu terdiam sejenak, ia melihat pada Elena, seulas senyum menghiasi wajahnya, “sepertinya, tuan telah menemukan apa yang Anda cari.”“Haha, itu benar paman,” sahut Raul bahagia dan bangga, “Oya, ini Elena, cintaku yang selama ini aku cari.” Raul mengenalkan Elena pada lelaki itu, “Sayang, ini paman penjaga makam, beliau tinggal di sekitar sini. Dulu disaat masa-masa suram dan kehancuran hatiku, paman ini yang menemaniku dan mem

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 157. Lupakan Yang Sudah Terjadi

    “Mia, ada apa?” tanya Elena bingung melihat perubahan ekspresi Mia yang seperti ketakutan. Begitu pun Raul dan Mario serta Chavela dan Miguel, mereka semua yang ada di tempat itu kebingungan.“Mia, apa yang membuatmu terlihat cemas dan ketakutan begini? Kamu sekarang sudah aman bersama kami,” ujar Raul yang ditimpali dengan anggukan yang lain.“Tuan, nyonya… Bagaimana dengan Emma? Sa-saya khawatir dia akan kembali melakukan hal-hal yang buruk.” Mia mengungkapkan kekhawatirannya dengan suara terbata-bata. Masih segar dalam ingatannya bagaimana Emma melakukan berbagai manipulasi. Sewaktu Diego masih hidup saja Emma sangat berani, apalagi sekarang. Dan semua itu sudah terbukti, bahkan ia sendiri sudah menjadi korban kekejaman Emma.“Kamu tenang saja, Mia. Dalam insiden terakhir, orang-orang kita berhasil melumpuhkan orang-orangnya Emma. Tidak lama kemudian polisi pun datang membekuk mereka.”Kali ini Mario angkat bicara, karena dia ada dikejadian terakhir dalam baku hantam dengan orang-o

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 156. Jangan Pergi Lagi

    Keesokan harinya Elena membuka mata dan mendapati dirinya masih dalam pelukan hangat Raul. Lelaki itu memeluknya erat seolah takut kehilangan lagi. Elena tersenyum, ditatapnya pria tampan di sampingnya yang tertidur nyenyak itu. Perlahan Elena mengangkat tangan Raul, namun tangan kekar itu tidak bergerak, malah memeluknya semakin erat.Elena hanya menghela napas panjang. “Raul…” Lelaki itu hanya menggeliat sebentar, namun tidak melepaskan tangannya dari pinggang Elena.“Raul… Sudah pagi, aku lapar…” gumam Elena pelan.“Selamat pagi, sayang,” sahut Raul sambil tersenyum, ia membuka matanya, lalu mencium kening Elena lembut. “Ya sudah kamu mandi dulu, aku akan siapkan sarapan kita.”“Apa? Kamu mau menyiapkan sarapan?” tanya Elena heran.“Loh memangnya kenapa?”“Sudahlah Raul, tunjukan saja dapurnya di mana biar aku siapkan sarapannya.”“Tidak-tidak, sayang. Kamu adalah ratuku, maka kewajibanku untuk melayanimu. Kamu bersih-bersih diri dulu, di lemari itu ada pakaianmu, aku pikir masih f

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 155. Menikahlah Denganku

    “Elena? Ada apa?” tanya Raul cemas.“Raul, Mia… tolong selamatkan Mia, Emma sudah menyiksanya, dia bahkan nyaris membunuh Mia jika aku tidak mau menandatangani berkas-berkas itu.”Elena menjadi sangat syock, tubuhnya bergetar ketakutan, air matanya tidak terbendung lagi, seketika dia teringat kembali bagaimana kejamnya orang-orang itu menyiksa Mia.Raul segera merengkuh Elena ke pelukannya, ia berusaha menenangkan wanita itu.“Tenang Elena, semua baik-baik saja. Mia sudah berada di tempat yang aman,” ucap Raul sambil mengelus punggung Elena.“Maksudmu? Mia?”“Ketika kami tiba di tempat itu, kami menemukan Mia tergeletak tak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka, tidak jauh dari tempat kamu disekap. Aku memerintahkan Miguel dan beberapa orang untuk membawa Mia ke rumah sakit.”“Migu? Berarti Vela…?”“Ya Elena, sebenarnya Vela juga ikut dalam misi penyelamatan dirimu, tapi aku meminta Vela untuk menunggu di mobil.”“Oh, aku harus menemui adikku, dia pasti cemas…” Elena hendak bangun, na

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 154. Semua Sudah Jelas

    Perlahan Elena membuka matanya, lalu berkedip-kedip sambil memperhatikan sekeliling. Ia menyadari dirinya terbaring di atas sebuah tempat tidur di dalam sebuah kamar yang nyaman. Elena mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya, terakhir yang ingat ketika ia akan menandatangani berkas yang disodorkan Emma, tiba-tiba datang serangan dari sekelompok orang bertopeng, mereka menyerang Emma dan orang-orangnya, lalu salah satu dari mereka menangkap tubuh Elena yang dilemparkan oleh orangnya Emma, kemudian membawanya pergi, setelah itu Elena tidak ingat apa-apa lagi.“Siapa sebenarnya mereka? Dan, di mana aku sekarang?” gumam Elena, ia mencoba bangun namun tubuhnya terasa lemas. Elena ingat, sejak pagi perutnya belum terisi apa pun. Tanpa sengaja Elea menoleh ke samping tempatnya terbaring, sebuah meja penuh dengan makanan dan minuman. Elena menelan ludah, seketika rasa lapar menyergapnya. Ingin rasanya ia menyantap makanan-makanan itu agar tubuhnya mempunyai energi. Tapi tidak, Elena

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 153. Siapa Mereka?

    “Tidak…! Hentikan!!” Elena berteriak histeris, ia tak tahan melihat Mia disiksa seperti itu. Tubuh Elena bergetar ketakutan. “Hentikan Emma, lepaskan Mia, dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Urusanmu adalah denganku.”“Hmm, bagus. Sekarang cepat tanda tangani berkas-berkas itu, atau kau akan melihat perempuan tua itu mati.”“Baiklah Emma, aku akan turuti keinginanmu, tapi lepaskan Mia, biarkan dia pergi.” Elena mencoba mengajukan persyaratan.“Apa?” Emma bertanya sambil mendekati Elena, “kamu mau mencoba mengelabuiku hah? Setelah dilepas perempuan tua itu akan mencari bantuan, itu kan rencanamu, kamu pikir aku bodoh!”“Tidak, Emma. Aku sungguh-sungguh akan memenuhi keinginanmu, aku akan menandatangani berkas-berkas ini. Aku hanya tidak ingin ada korban dalam masalah ini.” Elena berkata dengan kesungguhan pada kata-katanya, perlahan ia melihat pada Mia yang sudah tidak berdaya.“Lihatlah, Mia sudah terluka dan tidak berdaya begitu, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa, mau car

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 152. Cepat Tanda Tangani!

    “Apa maksudmu, Emma? Dan apa yang kamu inginkan?” Elena bertanya dengan tenang, meskipun dia sudah bisa meraba apa yang diinginkan Emma.Demi melihat ketenangan sikap Elena, Emma menjadi gusar, ia mendekati Elena lalu dengan geram menarik rambut wanita itu hingga Elena merasa kesakitan, ia memejamkan mata dan mengigit bibirnya menahan rasa sakit. Namun ia tidak berteriak, sebisa mungkin ia menahannya dan berusaha untuk tenang.“Jangan pura-pura lugu, aku tahu meskipun kamu perempuan kampung tapi kalau soal harta kamu tidak bodoh. Itu sebabnya kamu mau menikahi lelaki lumpuh yang sudah mau mati, sehingga bisa menguasai seluruh harta Rodriguez.” Emma berkata berang.“Bukan begitu, Emma. Sedikitpun aku tidak ada keinginan menguasai harta Rodriguez.” Elena berkata pelan, ia terdiam sesaat lalu menatap Emma dengan kesungguhan di matanya. “Begini saja Emma, aku akan memberikan bagianku padamu. Aku hanya akan mendampingi putraku hingga dewasa, setelah itu aku akan mengelola milik keluargaku

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 151. Apa Yang Kau Inginkan

    Malam terus merangkak hingga kegelapan menyelimuti sekeliling, hanya lampu-lampu jalan dan juga lampu-lampu dari celah jendela setiap bangunan yang menjadi pemandangan malam itu. Raul dan rombongannya mengambil jalan pintas sehingga tidak melalui jalan utama kota. Untungnya, Raul dulu aktif melakukan kegiatan outdoor, sehingga dia hapal setiap sudut wilayah kota itu.Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, mereka pun tiba di daerah yang di tuju. Raul menghentikan mobilnya diikuti mobil-mobil lain di belakangnya. Raul segera turun, begitu pun Mario dan Miguel. Mereka mengamati sekeliling tempat itu.Miguel kembali melihat map di ponselnya, dan memang titiknya sangat tepat. “Di arah sana lokasinya, tuan.” Migu menunjuk arah sesuai petunjuk peta. Raul dan Mario mengamati arah yang ditunjuk Miguel.“Yah benar, di sana ada bangunan yang terpisah dengan bangunan lainnya, tempatnya terpencil, kalau tidak salah dulu dipakai sebagai istal untuk menyimpan kuda, tapi sepertinya sud

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status