Share

Bab 50. Malam Yang Luar Biasa

Penulis: El Hawra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-29 23:58:16
“Sayang, ayo kita pulang,” ucap Diego mesra pada istrinya, membuat Elena tersipu dan salah tingkah, pasalnya perkataan Diego diucapkan di depan sang dokter yang tersenyum-senyum melihatnya.

“Tidak apa-apa kan, dok?” tanya Diego memastikan pada sang dokter.

“Oh tidak apa-apa, tuan. Semuanya Ok, dan reaksinya sangat bagus. Sepertinya Anda sudah mulai normal.”

“Benar dokter, saya merasa bergairah kembali.” Diego berkata dengan semangat.

“Haha, itu bagus tuan Rodriguez, selamat!” ujar Androlog itu gembira, “tapi tolong diingat, tuan. Jika nanti saat ejakulasi Anda mengalami kesulitan bernapas Anda bisa memperlambat gerakan dan langsung lepaskan.

“Siap dok,” sahut Diego penuh percaya diri.

Setelah mendapatkan beberapa nasehat dan menerima resep obat-obatan, Diego segera kembali pulang. Rasanya sudah tak sabar ingin bermesraan dengan Elena, ia merasa sangat bergairah, bahkan di mobil pun ia bersikap sangat mesra dan mencium sang istri dengan penuh hasrat.

“Sayang, siap-siap untuk malam pert
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 51. Aku Sangat Bahagia

    “Diego … Kamu baik-baik saja sayang?” tanya Elena khawatir, ia segera membalikan tubuhnya menghadap Diego.Elena mengamati wajah Diego, mata lelaki itu terpejam, napasnya bergerak dengan teratur. Rupanya Diego tertidur setelah tubuhnya melepaskan hormon endropin, dopamin, dan prolaktrin serta hormon-hormon lainnya saat ia mencapai ejakulasi, sehingga tubuhnya menjadi rileks dan mengantuk.Elena tersenyum, Diego nampak sangat rileks dari biasanya, hal itu tentu baik bagi kesehatannya. Elena mendekatkan wajahnya, mencium pipi suaminya. Namun tiba-tiba Diego memeluknya, pria itu tersenyum bahagia.“Terima kasih, sayang,” bisik Diego, ia membuka matanya lalu mencium kening Elena dengan segenap cinta, “maaf sayang, aku mengantuk sekali.”“Iya Diego, kamu istirahat saja ya, aku akan bersih-bersih dulu,” sahut Elena dengan lembut. Diego pun memejamkan matanya lagi. Elena membetulkan posisi tidur Diego, lalu menutupinya dengan selimut. Ia segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri, tak lup

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 52. Apa Kamu Menyukainya?

    “Mario, carikan kursi roda yang lebih kokoh, pegangan tangan bisa dibuka dan pengunci yang kuat.”Diego memberikan intruksi kepada Mario, tentu saja Mario dan Mia bahkan Elena terkejut. Masalahnya kursi roda Diego sekarang juga masih sangat kokoh, dan Design yang tepat untuknya, lalu buat apa menggantinya lagi.Bukan hanya itu, Diego juga meminta Mario mendiskusikan dengannya sebelum sang asisten itu membeli, jadi Diego ingin memastikan design dan rancangannya dahulu.Mario segera berpamitan untuk mencari pesanan tuannya. Begitu pun Mia segera kembali melanjutkan pekerjaannya.“Diego, bukankah kursi rodamu ini masih baru dan masih cukup kokoh?” tanya Elena pada akhirnya.“Iya, sayang. Untuk aku sendiri memang cukup kokoh, tapi aku kurang yakin untuk kita berdua,” jawab Diego santai..“Kita berdua? Maksudnya bagaimana Diego?” tanya Elena bingung. Namun sang suami hanya tersenyum penuh arti.Elena segera mandi dan berdandan cantik, ia akan selalu membuat suaminya merasa bergairah dan ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 53. Terjebak

    “Tidak, Ma! Aku nggak mau! Itu hanya akal-akalannya si Beatriz aja!” kilah Raul berkeras.“Raul, kamu sudah tidur dengan Beatriz dan bercinta dengannya tanpa pengaman, bagaimana kalau dia hamil dan kamu gak mau menikahinya? Mama malu pada keluarga besar Mama, Raul.”“Omong kosong! Itu karena perempuan menjijikan itu menjebakku, memanfaatkan ketidak sadaranku dan berpura-pura menjadi Elena.”Raul mendengus kesal, ia sangat emosi jika ingat kejadian itu, malam dimana Raul mabuk berat, yang baginya merupakan sebuah tragedi dan mimpi buruk. Memang, semenjak masalah pernikahannya dengan Elena terus mengombang-ambingkan dirinya, Raul kerap menenggelamkan diri dalam minuman keras. Apalagi setelah kembalinya dia dari desa Elena dan tidak mendapati wanita itu di sana, Raul menjadi sangat frustasi, ia tidak tahu harus kemana lagi mencari Elena.Dalam keputusasaannya itu, Raul hanya menemukan kenyamanan saat mabuk, ia dapat melupakan segalanya, bahkan Raul merasa bisa menemukan Elena dalam imaji

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 54. Aku Setuju

    Raul mengacak-ngacak rambutnya dengan kesal, wajah tampan pria itu menjadi sangat kusut. Ia merasa sangat bodoh, karena telah masuk jebakan perempuan jalang itu.Nyonya Victoria menghela napas, ia merasa iba dengan putra semata wayangnya.“Raul, mengapa kamu jadi begini, Nak?”Nyonya Victoria duduk di samping Raul, ia mengelus-elus bahu putranya yang terdiam dan terlihat mengenaskan. “Jujur pada Mama, Nak. Apa kamu mencintai Elena?” tanya nyonya Victoria pelan, selama ini Raul selalu mengelak jika ia menanyakan hal itu.Perlahan Raul menoleh pada ibunya yang juga sedang menatapnya, Raul kembali melemparkan pandangannya jauh menembus dinding kamarnya. Perlahan lelaki itu mengangguk.“Iya, Ma. Kini aku menyadari kalau aku telah jatuh cinta pada Elena. Aku menyesal telah menceraikannya, Ma. Aku menyesal telah menyakitinya selama ini. Elena adalah wanita yang baik, bermartabat dan berpendidikan. Tapi sekarang semuanya sudah terlambat, Ma….”Raul tak kuasa lagi menahan beban berat di hatin

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 55. Perjanjian

    “Syarat? Syarat apa, Raul?” tanya Beatriz penasaran.Raul menghela napas, lalu mengangkat wajahnya dan menatap wanita yang duduk di hadapannya itu dengan tatapan jijik dan sedingin es.“Pertama, jangan pernah berharap kalau pernikahan ini adalah pernikahan layaknya pasangan-pasangan pada umumnya, karena pernikahan ini hanya pernikahan di atas kertas, dan kamu tidak berhak menuntut apapun dariku.”Beatriz terdiam, perempuan itu nampak sedang berpikir keras.“Kedua, pernikahan ini hanya akan dicatatkan di catatan sipil. Jadi jangan berharap pernikahan gereja ataupun chapel yang sakral, dan tidak ada yang namanya pesta. Kalau kamu mau adakan pesta, silahkan. Tapi jangan menuntutku untuk ada di sana.”“Baiklah Raul….”“Aku belum selesai!” potong Raul ketus. Beatriz langsung terdiam.“Yang ketiga, kamu harus tunduk pada aturan dan perintahku, apapun itu, karena aku tidak suka dibantah!”“Masih ada lagi?” tanya Beatriz pelan, ketika melihat Raul terdiam.“Oya satu hal lagi, kalau sekarang k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 56. Pernikahan Di Atas Kertas

    “Kenapa Carmen? Dulu dengan Elena kamu bisa melakukannya, mengapa dengan Beatriz tidak?” tanya Raul sinis. Dulu ketika Elena masih di kediaman ini, dengan mudahnya Carmen memperlakukan Elena layaknya para pelayan lain, padahal status Elena di situ adalah istrinya, yang seharusnya menjadi seorang nyonya.Raul merasa sedih jika ingat itu semua, hatinya terasa sakit, ia tak henti merutuki dan memaki dirinya sendiri, atas segala kebodohan dan keangkuhannya dulu, yang hanya tutup mata melihat perlakuan tidak adil yang diterima Elena.“Baiklah, tuan. Tapi… Kalau nyonya marah bagaimana? Karena nona Beatriz adalah masih family nyonya.”Carmen berkata dengan takut-takut, bagaimanapun ia merasa serba salah. Di mana dia harus berpihak diantara dua tuannya ini, nyonya Victoria memerintahkannya untuk memperlakukan Beatriz dengan baik supaya dia betah di rumah itu, namun sekarang, Raul memerintahkan yang sebaliknya.“Memang benar Beatriz masih keponakan jauh mama, tapi jangan lupa ini adalah kediam

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 57. Cincin Elena

    “Carmeeeen!!” teriak Beatriz, matanya nanar menatap seluruh ruangan di hadapannya.“Ada apa nona Beatriz, kenapa teriak-teriak? Saya tidak tuli.” Carmen datang dan berkata dengan sinis.“Ini kamar apaan Carmen?” tanya Beatriz ketus.“Ini kamar tidur nona, bukan kamar tamu,” sahut Carmen.“Iya aku tahu ini kamar tidur, tapi kamar siapa? Ini lebih pantas untuk kamar pelayan sepertimu!”“Ini kamar Anda nona Beatriz, tuan yang memeritahkan saya menyiapkannya untuk nona. Jadi, kalau mau protes, silakan protes sama tuan, saya hanya menjalankan tugas.”“Carmen! Aku adalah istri sah Raul, aku adalah nyonya di sini, kamu jangan kurang ajar!”“Maaf nona, siapa yang kurang ajar? Saya hanya menjalankan perintah tuan, jadi kalau nona mau protes silahkan protes sama tuan. Saya permisi, masih banyak tugas di dapur, oya kalau nona sudah cukup beristirahat, nona bisa membantu saya di dapur.”Setelah berkata Carmen segera meninggalkan Beatriz yang meraung kesal. Nona Victoria hanya menghela napas panja

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 58. Jauh Berbeda

    “Hmm, ya Carmen. Apa kamu tahu mengenai cincin ini?” tanya Raul sambil menunjukan cincin berlian cantik di tangannya.Carmen terbelalak, tentu saja ia tahu kalau itu adalah cincin Elena. Bahkan, dia sendiri yang diperintahkan mendiang nyonya Maria untuk memesannya.“Iya tuan, saya tahu. Itu adalah cincin pernikahan tuan dan Elena.”“Aku bukan tanya itu Carmen, tadi aku melihat perempuan itu memakai cincin ini, setelah aku paksa baru dia mengaku kalau mama yang memberikan cincin ini. Jadi bagaimana cincin ini bisa berada di tangan mama?”Carmen tertunduk, sudah pasti dia tahu bagaimana cincin itu bisa berada di tangan nyonya Victoria. Akhirnya Carmen pun menceritakan kalau dia yang pertama menemukan cincin itu tergeletak di atas meja hias Elena, pada malam pesta ulang tahun nyonya Victoria, dan dia juga yang memberikannya pada nyonya Victoria.Raul tertegun, berarti Elena memang melepas cincin ini, dia benar-benar tidak membawa apa-apa. Seketika hati Raul menjadi sangat berat dan sesa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04

Bab terbaru

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 155. Menikahlah Denganku

    “Elena? Ada apa?” tanya Raul cemas.“Raul, Mia… tolong selamatkan Mia, Emma sudah menyiksanya, dia bahkan nyaris membunuh Mia jika aku tidak mau menandatangani berkas-berkas itu.”Elena menjadi sangat syock, tubuhnya bergetar ketakutan, air matanya tidak terbendung lagi, seketika dia teringat kembali bagaimana kejamnya orang-orang itu menyiksa Mia.Raul segera merengkuh Elena ke pelukannya, ia berusaha menenangkan wanita itu.“Tenang Elena, semua baik-baik saja. Mia sudah berada di tempat yang aman,” ucap Raul sambil mengelus punggung Elena.“Maksudmu? Mia?”“Ketika kami tiba di tempat itu, kami menemukan Mia tergeletak tak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka, tidak jauh dari tempat kamu disekap. Aku memerintahkan Miguel dan beberapa orang untuk membawa Mia ke rumah sakit.”“Migu? Berarti Vela…?”“Ya Elena, sebenarnya Vela juga ikut dalam misi penyelamatan dirimu, tapi aku meminta Vela untuk menunggu di mobil.”“Oh, aku harus menemui adikku, dia pasti cemas…” Elena hendak bangun, na

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 154. Semua Sudah Jelas

    Perlahan Elena membuka matanya, lalu berkedip-kedip sambil memperhatikan sekeliling. Ia menyadari dirinya terbaring di atas sebuah tempat tidur di dalam sebuah kamar yang nyaman. Elena mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya, terakhir yang ingat ketika ia akan menandatangani berkas yang disodorkan Emma, tiba-tiba datang serangan dari sekelompok orang bertopeng, mereka menyerang Emma dan orang-orangnya, lalu salah satu dari mereka menangkap tubuh Elena yang dilemparkan oleh orangnya Emma, kemudian membawanya pergi, setelah itu Elena tidak ingat apa-apa lagi.“Siapa sebenarnya mereka? Dan, di mana aku sekarang?” gumam Elena, ia mencoba bangun namun tubuhnya terasa lemas. Elena ingat, sejak pagi perutnya belum terisi apa pun. Tanpa sengaja Elea menoleh ke samping tempatnya terbaring, sebuah meja penuh dengan makanan dan minuman. Elena menelan ludah, seketika rasa lapar menyergapnya. Ingin rasanya ia menyantap makanan-makanan itu agar tubuhnya mempunyai energi. Tapi tidak, Elena

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 153. Siapa Mereka?

    “Tidak…! Hentikan!!” Elena berteriak histeris, ia tak tahan melihat Mia disiksa seperti itu. Tubuh Elena bergetar ketakutan. “Hentikan Emma, lepaskan Mia, dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Urusanmu adalah denganku.”“Hmm, bagus. Sekarang cepat tanda tangani berkas-berkas itu, atau kau akan melihat perempuan tua itu mati.”“Baiklah Emma, aku akan turuti keinginanmu, tapi lepaskan Mia, biarkan dia pergi.” Elena mencoba mengajukan persyaratan.“Apa?” Emma bertanya sambil mendekati Elena, “kamu mau mencoba mengelabuiku hah? Setelah dilepas perempuan tua itu akan mencari bantuan, itu kan rencanamu, kamu pikir aku bodoh!”“Tidak, Emma. Aku sungguh-sungguh akan memenuhi keinginanmu, aku akan menandatangani berkas-berkas ini. Aku hanya tidak ingin ada korban dalam masalah ini.” Elena berkata dengan kesungguhan pada kata-katanya, perlahan ia melihat pada Mia yang sudah tidak berdaya.“Lihatlah, Mia sudah terluka dan tidak berdaya begitu, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa, mau car

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 152. Cepat Tanda Tangani!

    “Apa maksudmu, Emma? Dan apa yang kamu inginkan?” Elena bertanya dengan tenang, meskipun dia sudah bisa meraba apa yang diinginkan Emma.Demi melihat ketenangan sikap Elena, Emma menjadi gusar, ia mendekati Elena lalu dengan geram menarik rambut wanita itu hingga Elena merasa kesakitan, ia memejamkan mata dan mengigit bibirnya menahan rasa sakit. Namun ia tidak berteriak, sebisa mungkin ia menahannya dan berusaha untuk tenang.“Jangan pura-pura lugu, aku tahu meskipun kamu perempuan kampung tapi kalau soal harta kamu tidak bodoh. Itu sebabnya kamu mau menikahi lelaki lumpuh yang sudah mau mati, sehingga bisa menguasai seluruh harta Rodriguez.” Emma berkata berang.“Bukan begitu, Emma. Sedikitpun aku tidak ada keinginan menguasai harta Rodriguez.” Elena berkata pelan, ia terdiam sesaat lalu menatap Emma dengan kesungguhan di matanya. “Begini saja Emma, aku akan memberikan bagianku padamu. Aku hanya akan mendampingi putraku hingga dewasa, setelah itu aku akan mengelola milik keluargaku

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 151. Apa Yang Kau Inginkan

    Malam terus merangkak hingga kegelapan menyelimuti sekeliling, hanya lampu-lampu jalan dan juga lampu-lampu dari celah jendela setiap bangunan yang menjadi pemandangan malam itu. Raul dan rombongannya mengambil jalan pintas sehingga tidak melalui jalan utama kota. Untungnya, Raul dulu aktif melakukan kegiatan outdoor, sehingga dia hapal setiap sudut wilayah kota itu.Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, mereka pun tiba di daerah yang di tuju. Raul menghentikan mobilnya diikuti mobil-mobil lain di belakangnya. Raul segera turun, begitu pun Mario dan Miguel. Mereka mengamati sekeliling tempat itu.Miguel kembali melihat map di ponselnya, dan memang titiknya sangat tepat. “Di arah sana lokasinya, tuan.” Migu menunjuk arah sesuai petunjuk peta. Raul dan Mario mengamati arah yang ditunjuk Miguel.“Yah benar, di sana ada bangunan yang terpisah dengan bangunan lainnya, tempatnya terpencil, kalau tidak salah dulu dipakai sebagai istal untuk menyimpan kuda, tapi sepertinya sud

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 150. Misi Penyelamatan

    “Bagaimana kalau kita menjebak Emma.” Miguel mengemukakan pendapatnya. “Maksudnya menjebak bagaimana, tuan Miguel?” tanya Mario tertarik.Miguel menghela napas lalu melihat pada Clara, “Kita akan mencari tahu di mana keberadaan Emma melalui nyonya Clara.”“A-apa? Maksudnya bagaimana, tuan?” tanya Clara bingung sekaligus khawatir, “kalau tuan meminta saya menanyakan Emma di mana, pasti dia tidak akan memberitahu, yang ada malah akan curiga kepada saya.”“Tidak, saya tidak akan meminta nyonya menanyakan di mana lokasi Emma,” sahut Migu sambil mengeluarkan ponselnya. “Tapi kita akan melacak keberadaan Emma melalui nomor teleponnya.”“Apa itu efektif, Migu?” tanya Raul penasaran.“Selama lokasinya akurat, maka akan sangat efektif, tuan. Yang penting ponsel sasaran harus aktif dan untuk memastikan kita bisa meminta nyonya Clara menelepon Emma.”Raul mengangguk mengerti, begitu pun Mario dan yang lainnya. “Vela, tolong pinjamkan aku laptopmu, supaya kita bisa melihat peta lebih leluasa diba

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 149. Mengungkap Kebenaran

    “Kamu, apa kamu yang menculik kakakku?” tanya Chavela penuh emosi, ia mendekati Clara dan menarik serta mencengkram lengannya. Clara hanya menunduk dan tidak berusaha melawan. “Bukankah kamu memang menginginkan Elena celaka sehingga kamu bisa merebut harta Rodriguez? “Nona, jaga sikap Anda, jangan menuduh tanpa bukti. Beginikah cara orang-orang terhormat memperlakukan tamu?” Lucy mendekati Chavela, namun Vela tetap tidak melepaskan cengkramannya.“Perempuan ini sudah jelas jahat. Beberapa waktu lalu dia telah memanipulasi data putranya sendiri dan hendak mengelabui kakakku!”“Di sebuah sidang pengadilan pun ada kesempatan bagi tersangka untuk melakukan pembelaan. Apakah Anda yang terhormat akan melakukan hukum rimba?” Lucy menjawab lantang.“Ah persetan! Cepat katakan di mana kakakku?” seru Chavela geram.“Kami tidak tahu di mana nyonya Rodriguez, tapi maksud kedataangan kami adalah baik, untuk memberikan informasi yang akan sangat penting buat kalian.”“Ahm, Vela. Tolong lepaskan Cl

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 148. Elena Diculik

    “S-siapa kalian?” tanya Mia tergagap, namun dia berusaha untuk tenang. Sedangkan Elena terlihat ketakutan, wajahnya seketika pucat, ia memegang tangan Mia erat.Mia menghela napas, berusaha mengumpulkan keberaniannya, dia menatap kedua orang yang menghadangnya itu. “Minggirlah, jangan menghalangi jalan kami. Apa yang kalian inginkan? Kami tidak ada urusan dengan kalian.”Mia berkata dengan lantang, namun kedua orang bertopeng itu tidak berkata apa-apa, mereka saling menoleh satu sama lain, lalu salah seorang dari mereka menenglengkan kepalanya yang direspon anggukan oleh rekannya.Detik berikutnya kedua orang itu melangkah maju sehingga tak ada jarak diantara mereka. Mia refleks mundur sambil menarik Elena, namun kedua lelaki bertopeng itu bergerak lebih cepat, menarik tangan Mia dan Elena. Belum sempat Elena dan Mia bereaksi, kedua pria itu mengeluarkan sesuatu dari saku mereka dan dengan gerakan cepat mendekap mulut dan hidung kedua wanita di depan mereka. Mia dan Elena berusaha mer

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 147. Rencana dan Penyesalan

    “Tuan Mendez…” Clara bergumam lirih, ia ingat saat peristiwa terakhir di kediaman Rodriguez dan baru mengetahui hubungan baik antara Raul Mendez dan Luis. “Tuan Mendez? Siapa dia?” tanya Lucy penasaran.“Dia adalah sahabat Luis sekaligus sahabat mendiang Diego. Dan tuan Raul Mendez juga sekarang adalah kekasih Elena, mantan istri Diego.”“Wow, tokoh yang penting dan tepat, yang bisa membantumu mendapatkan maaf dari mantan suamimu, agar dia menarik tuntutannya dan mengizinkanmu bertemu Hugo.” Lucy mengomentari dengan antusias, namun Clara hanya menghela napas sambil menggeleng. “Aku tidak yakin tuan Mendez mau membantu, dan jika dia maupun aku nggak yakin juga Luis mau memaafkan aku.”“Belum tentu juga, yang terpenting tunjukan kesungguhan dan rasa penyesalanmu, minta bantuan tuan Mendez untuk membujuk Luis, atau…”“Atau apa Lucy? Usulanmu sungguh sesuatu yang sepertinya tidak mungkin, mereka sudah tahu perlakuanku yang hendak menipu mereka.”“Hmh, kamu tuh belum apa-apa sudah menyer

DMCA.com Protection Status