Share

Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa
Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa
Author: Gauche Diablo

1 - Jek Jon Si Raja Bengis

Siang itu di penjara Albis—tempat para narapidana kelas kakap dan penjahat berbahaya ditempatkan, seorang pria berada di Ruang Pembebasan setelah selesai melakukan pemeriksaan medis di Ruang Kesehatan.

“Apakah ini sudah semuanya?” Suara bariton keluar dari narapidana yang hari itu dibebaskan, lebih cepat dari tuntutan 5 tahun yang seharusnya, dikarenakan berkelakuan baik dan mendapatkan remisi.

Dia merupakan sosok pria setinggi 187 cm yang bertubuh atletis meski tidak memiliki massa otot berlebihan. Wajahnya memiliki gurat ketampanan maskulin dengan kulit warna cokelat terang. Rambut lurus sepanjang tengkuknya tertata asal-asalan. Mata tajamnya selaras dengan aura wibawa dan juga berbahaya yang menguar darinya.

“Sudah, Jay.” Sipir penjara menjawab.

Kemudian, Jay melangkah keluar setelah berganti pakaian ke baju kasual dan pergi dengan perahu motor yang akan membawanya keluar pulau.

Penjara Albis terletak di Pulau Kaswatu, pulau khusus di Negara Astronesia untuk bangunan penjara terbesar dan paling ditakuti banyak narapidana. Selain sebagai sarang penjahat besar dan berbahaya, juga sipirnya dikenal yang paling kejam.

Perahu motor melaju ke destinasi yang diinginkan hingga akhirnya bertemu dengan perahu motor lebih besar yang sudah menunggu di tengah selat. Dengan kedua tangan ada di belakang punggung, dia melompat menggunakan ilmu kanuragannya. Jay berpindah ke perahu motor besar tersebut tanpa banyak upaya. Gerakannya elegan namun gagah.

“Selamat atas pembebasannya, Bos Jek Jon!” seru salah satu orang di perahu motor besar itu sambil membungkuk, diikuti belasan anak buah lainnya.

Jay mengangguk santai dan masuk ke ruang duduk. Segera saja perahu itu melaju ke Pulau Cendana, pulau terbesar di Astronesia.

Dia adalah orang yang dipanggil Bos Jek Jon, sosok yang ditakuti sekaligus disegani banyak kaum old money dan petinggi di Astronesia. Nama aslinya Jay Mahawira. Saat ini usianya 32 tahun.

“Bos, kami sudah menyiapkan pakaian yang lebih patut untuk Anda!” Si anak buah maju sambil menyodorkan baki dengan setelan jas mahal di atasnya.

Sedangkan anak buah lainnya menyodorkan baki berisi sepatu mahal yang sudah disemir sampai mengkilat hingga Jay bisa melihat pantulan wajahnya di sana.

“Tak perlu. Pakaian ini saja sudah cukup.” Jay menaikkan tangan, memberi gestur penolakan.

Kemudian pemuda yang sepertinya paling berkuasa atas mereka, menyodorkan sekotak cerutu. Kali ini Jay tidak menolak dan mengambil 1 batang. Tak berapa lama, asap cerutu sudah dihembuskan dari mulutnya sambil dia duduk santai tanpa menghilangkan sikap jumawanya.

“Kita ke markas dulu?” tanya Jay pada salah satu orang kepercayaannya.

“Benar, Bos!” Pemuda itu menjawab sambil mengangguk hormat. Sangat kentara rasa hormatnya pada Jay.

Maka, usai perahu mendarat di dermaga, Jay bersama semua anak buahnya berjalan ke mobil mahal yang sudah menanti. Tak lama, mobil yang membawa Jay sudah melaju di jalanan Kota Jatayu.

Kota Jatayu merupakan kota metropolitan dan ibu kota Astronesia. Markas yang disebut Jay berada di sana, di tempat yang tak mudah dijangkau.

Mobil pun tiba di kawasan perbukitan dekat kota. Di sana merupakan daerah tersembunyi yang cukup jauh dari pusat kota. Lahan seluas 3 hektar berdiri kokoh bagaikan benteng modern. Tak sembarangan orang bisa melintas begitu saja di dekatnya karena itu merupakan properti pribadi atas nama Jay.

“Silakan, Bos!” Si pemuda membukakan pintu.

Jay keluar dan semua anak buah yang berjumlah lima ratusan sudah berbaris rapi membentuk lorong panjang dari gerbang depan hingga pintu depan bangunan utama, sebuah mansion megah.

Menggunakan golf car, Jay melaju pelan menuju rumahnya. Di kanan dan kirinya, semua anak buah berpakaian setelan jas hitam membungkuk untuknya.

Setelah Jay masuk ke bangunan utama, ada anak buah yang baru bergabung beberapa bulan ini melongok meski sosok Jay yang sudah menghilang.

“Jadi itu Bos Jek Jon?” tanya si anak baru. “Rupanya dia yang disebut Raja Bengis Jek Jon. Auranya luar biasa!”

Wajahnya menyiratkan kekaguman pada Jay.

Plak! Seniornya menampar belakang kepalanya sampai dia meringis.

“Jangan sembarangan menoleh ke Bos! Kalau dia lagi nggak senang hati, bisa-bisa kepalamu langsung menggelinding, lepas dari badanmu!” Rekannya menakuti.

Si anak baru tidak menyembunyikan rasa takut mendengar ancaman itu.

“Nggak berani! Aku akan bersikap sangat hormat kalau ada di dekatnya!” janji si anak baru sambil menggerak-gerakkan kedua tangan sebagai gestur penyangkalan.

Rekannya yang lebih senior tersenyum sombong karena berhasil menakuti si anak baru.

“Kakak, benarkah Bos Jek Jon bisa menguasai berbagai ilmu bela diri?” tanya si anak baru.

“Tentu saja!” jawab seniornya. “Selain bela diri, Bos juga hebat dalam ilmu kanuragan. Jangan salah, dia juga piawai di ilmu medis tradisional. Dan apa kau tau yang paling hebat sekaligus mengerikan dari Bos?”

Si anak baru hanya melongo sembari menggelengkan kepala. Hal hebat apalagi yang melebihi ketiga hal yang telah disebutkan tadi?

“Bos sangat hebat dalam ilmu kamuflase!” Seniornya memberikan suara bombastis untuk menekankan apa yang sedang dia bicarakan.

Kekaguman semakin kentara di wajah si anak baru. Rasanya dia semakin bangga bisa bergabung ke organisasi PhantomClaw yang dipimpin oleh Jay. Tak mudah menjadi anggota organisasi tersebut.

“Sebenarnya Bos Jek Jon dulunya anak buah seperti kita ini,” sahut senior lainnya. “Karena kemampuan hebat dia disukai pemimpin terdahulu semenjak mereka bertemu di penjara, makanya dia diangkat jadi Bos yang sekarang setelah Bos terdahulu tewas dibunuh rivalnya.”

“Ah, aku masih merinding jika ingat itu.” Anak buah lainnya mendekat setelah mereka bisa bersantai. “Aku melihat sendiri bagaimana Bos Jek Jon mengamuk dan menewaskan puluhan anggota Dark Viper seorang diri. Dia dengan keji mencincang hidup-hidup tubuh pemimpinnya sebagai balas dendam untuk Bos terdahulu!”

“Bocah, kau harus tau, betapa hebatnya Bos kita saat beraksi. Dia bisa membunuh lawan dalam hitungan detik, bahkan matamu tak bisa mengikuti kecepatan tangannya.”

“Dan Bos Jek Jon juga satu-satunya orang di sini yang paling cepat menuntaskan banyak misi dari Bos lama.”

Cerita mengenai kehebatan Jay sebagai pemimpin muda di PhantomClaw secara bergiliran diceritakan anggota senior ke anak baru, membuatnya semakin kagum dan menghormati Jay.

Sementara di dalam rumah besar itu, Jay baru saja menyesap teh jahe hangat yang disiapkan pelayan. Di sebelahnya ada pria tua yang seluruh rambutnya sudah memutih, tapi tubuhnya masih terlihat bugar.

“Ini hadiah dari Halim Group.”

Pria tua itu menaruh map berisi akta tanah seluas 1 hektar.

“Lalu ini dari Shangrila Group. Vila utama perumahan paling elit di Pulau Kesturi untukmu.”

Pria tua menaruh sebuah kunci di meja, bersebelahan dengan map tadi.

“Dan ini … hadiah dari Terra Automotive. Kau mendapatkan 100 supercar mereka.”

Pria tua menaruh kotak kayu berisi kunci-kunci dengan lambang supercar ternama. Jay melirik semua yang ada di atas meja sambil menyesap pelan tehnya.

“Ini … ada beberapa pemilik korporasi raksasa yang menghadiahimu saham cukup besar di perusahaan mereka.”

Pak tua meletakkan beberapa map sekaligus di meja kaca.

“Ah, dan ada juga ini.” Pria tua itu berbalik sebentar ke rak kaca di belakangnya dan mengambil patung giok murni berbentuk kuda gagah dengan pahatan rumit dan tentunya harganya susah dijangkau orang kaya biasa. “Ini hadiah dari pemilik Diamond Vogue Company.”

Jay melirik ke semua hadiah untuknya.

“Pak Atin, apakah mereka memberikan ini semua karena tau aku keluar dari penjara?” tanyanya ke pria tua.

Atin menggeleng sebelum berkata, “Mereka hanya diberitahu bahwa kau sedang berulang tahun.”

Jay manggut-manggut puas.

“Mereka nggak tau wajah asliku, kan?” Jay memastikan. “Hanya kalian yang tau. Benar?”

Sekali lagi Atin mengangguk, melegakan hati Jay.

“Selama ini setiap kamu melakukan misi atau beraksi di luar, selalu berkamuflase, alhasil mereka nggak ada yang tau wajah aslimu. Mereka hanya tau bahwa kamu, Raja Bengis Jek Jon sangat berbahaya dan nggak boleh dijadikan musuh. Banyak orang terkaya di Astronesia dan juga pejabat level 1 negara ini segan pada figur Jek Jonmu.” Atin menjabarkan.

Dari sana sudah jelas bahwa ada banyak pengusaha besar dan petinggi Astronesia berusaha menjilat Jek Jon si Raja Bengis pemimpin baru PhantomClaw, organisasi gelap yang kuat dan tak boleh disinggung atau mereka bisa tamat di tangan Jay.

“Bagus! Aku memang ingin tetap begitu. Nanti sore aku ingin kembali ke rumah mertuaku,” putus Jay. “Jangan ada yang mengawal.”

Pada sore harinya, menggunakan motor listrik disertai penampilan setelan kaos dan jins biasa, Jay pergi ke rumah mertuanya di kompleks perumahan elit. Dia ingin memberi kejutan pada mereka karena dia keluar penjara lebih cepat dari yang seharusnya.

Tapi alangkah kagetnya ketika dia melihat rumah itu sudah berganti pemilik.

“Oh, kamu nyari keluarga Sagara? Mereka udah bangkrut! Katanya sih sekarang tinggal di perumahan belakang sini,” ucap satpam penjaga rumah tersebut.

Perumahan belakang? Seingat Jay, itu merupakan kompleks perumahan kecil yang mirip perkampungan. Jay bergegas melajukan motor listriknya ke perumahan yang dimaksud. Hanya perlu menyebut nama keluarga Sagara saja, banyak warga di sana yang langsung menunjukkan lokasi rumah yang dimaksud.

Ketika Jay tiba di depan rumah petak tipe 36 yang terlihat sangat biasa, dia berjumpa dengan ayah mertuanya yang sedang bersantai minum kopi di teras sembari menatap layar ponselnya. “Papa?”

Pria paruh baya di depannya langsung menyemburkan kopinya akibat terlalu terkejut akan kemunculan Jay yang tak terduga. Dia berteriak memanggil istrinya.

Tak lama, muncul perempuan dengan dandanan ala kadarnya dan memakai daster lusuh. Matanya melotot saat melihat Jay dan berseru, “Mau apa kamu datang ke sini? Dasar menantu sampah!”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Shefira Alma
jekjon kereeeennn (。>‿‿<。 ) tp knpa mertuany gtu ishhhh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status