Proyek Arcapada adalah sistem AI terintegrasi yang mampu mengendalikan berbagai aspek infrastruktur kota, dari manajemen lalu lintas hingga distribusi energi. Dengan Arcapada, sebuah kota bisa dioperasikan dengan efisiensi maksimal."Tapi Pak, Arcapada belum sepenuhnya siap," protes Runa. "Masih ada beberapa bug yang perlu diperbaiki."Dia tidak menutupinya dari Jay."Kalian punya waktu dua minggu untuk menyempurnakannya," tegas Jay. "Kita akan melakukan uji coba di salah satu distrik Jatayu."Sementara tim teknisinya bekerja lembur menyempurnakan Arcapada, Jay mulai melobi pemerintah kota Jatayu untuk mendapatkan izin uji coba. Dengan bantuan koneksinya di pemerintahan, izin tersebut berhasil didapatkan dalam waktu singkat.Di sisi lain, Viktor Raditya dari TechNova tidak tinggal diam. Dia mulai menyebarkan rumor negatif tentang Supreme NeoTech melalui media yang bisa dipengaruhinya."Supreme NeoTech adalah ancaman bagi privasi warga," tulis salah satu artikel yang disponsori TechNov
Jay tahu ini kesempatan emas. Dia bisa mendapatkan informasi langsung dari musuhnya. "Ba-baik, Pak. Tapi saya harus menyelesaikan pekerjaan saya dulu.""Oh, jangan khawatir soal itu. Aku akan bicara sama atasanmu," ujar Viktor, mengeluarkan ponselnya.Sementara Viktor sibuk menelepon, Jay diam-diam mengaktifkan perekam suara di earpiece-nya.Mereka kemudian berjalan ke sebuah kafe terdekat. Viktor memesan kopi mahal, sementara Jay hanya meminta air putih, mempertahankan peran bersahajanya."Jadi, gimana pendapatmu tentang perubahan yang terjadi di kota ini?" tanya Viktor.Dia langsung ke pokok pembicaraan, tanpa basa-basi.Jay pura-pura bingung. "Maksud Bapak?"Dia langsung waspada atas pertanyaan mendadak semacam itu. Apakah Viktor mengetahui penyamarannya?"Yah, apa kamu tau perusahaan Supreme NeoTech yang bikin Arcapada? Apa kamu nggak merasa itu ... berbahaya?"Sambil meneliti roman wajah Viktor, akhirnya Jay menarik kesimpulan bahwa Viktor benar-benar bertanya dan bukannya menget
Jay menggunakan tubuh pria yang roboh sebagai perisai, kemudian melemparkannya ke arah si penembak. Kedua pria itu bertabrakan, jatuh berguling di lantai.Dengan cepat, dia menghubungi Erlangga melalui earpiece-nya. "Kirim bantuan."Malam yang seharusnya menjadi persiapan terakhir sebelum peluncuran Arcapada, kini berubah menjadi pertarungan hidup dan mati. Jay tahu, dia harus bertahan dan keluar hidup-hidup dari situasi ini. Bukan hanya demi Supreme NeoTech dan PhantomClaw, tapi juga demi masa depan Astronesia yang dia impikan.“Tiga lawan jatuh, tersisa empat lagi.” Jay bisa merasakan energi murni mengalir deras dalam tubuhnya. Dia mulai mengaktifkan ilmu kanuragan yang dia kuasai.Tiba-tiba, Jay menghilang dari pandangan. Para penyerang kebingungan."Ke mana dia?" Salah satu dari mereka bertanya panik.Jawaban datang dalam bentuk tendangan keras yang menghantam rusuk salah satu pria, membuatnya terpental beberapa meter. Jay muncul seolah dari udara kosong, berkat ilmu meringankan t
"Tapi ini hanya membuktikan betapa revolusionernya proyek ini. Kami di Supreme NeoTech tidak akan mundur hanya karena ancaman," tegas Jay. Sorot matanya tajam menatap kamera-kamera wartawan yang menyorot padanya, seakan sedang memberikan determinasi ke siapa pun yang menontonnya.Di tempatnya, Viktor menghela napas lega karena Jay tidak mengatakan apa-apa mengenai siapa pelaku."Sepertinya dia nggak tau." Dengan itu, Viktor terkekeh, merasa menang.Setelah konferensi pers berakhir, Jay segera kembali ke markas untuk memulai implementasi Arcapada.“Aku harap lorong bawah tanah ini aman dari mana pun dan nggak ditemukan siapa pun kecuali kita.” Jay berkata sambil menyusuri jalanan yang dia bangun di bawah gedung Supreme NeoTech menggunakan golf car.Dengan adanya terowongan rahasia di bawah tanah, Jay selalu punya jalan pintas tersendiri. Uang memang bisa melakukan berbagai macam hal.“Anda begitu genius, Bos! Memban
"Aku Fia," Sang Ratu Kota Jatayu memperkenalkan diri, mengulurkan tangannya.Dia menggunakan nama panggilan, bukan nama aslinya: Zafia.Jay menyambut uluran tangan itu, merasakan kelembutan kulitnya. "Jay. Tapi kurasa kamu udah tau itu."Zafia mengangguk. "Sulit untuk nggak mengenal orang yang wajahnya ada di mana-mana akhir-akhir ini."Mereka mulai mengobrol, pembicaraan mengalir dengan mudah. Jay menemukan dirinya terpesona. Zafia bukan hanya cantik, tapi juga cerdas dan memiliki selera humor yang tajam."Jadi, gimana rasanya mengubah seluruh kota dengan teknologimu?" tanya Zafia.Jay memiringkan kepalanya, ada kilat jenaka di matanya. "M
Kesuksesan Supreme NeoTech dan Arcapada yang begitu cepat mulai mengundang kecemburuan dan ketakutan dari para kompetitor. Beberapa perusahaan teknologi besar, dipimpin oleh TechNova milik Viktor Raditya, mulai melancarkan serangan terselubung.Awalnya, hanya rumor-rumor kecil yang beredar di forum-forum teknologi online. Namun, perlahan tapi pasti, rumor ini mulai merembes ke media mainstream."Arcapada Ancaman Privasi?" Demikian judul headline salah satu koran nasional pagi itu.Jay membaca artikel tersebut dengan seksama, dahinya berkerut. Artikel itu mengklaim bahwa Arcapada sebenarnya adalah alat pengintai massal yang bisa mengakses data pribadi warga tanpa izin."Erlangga," panggil Jay melalui interkom. "Kumpulkan tim manajemen sekarang juga."Dalam hitungan menit, ruang rapat utama Supreme NeoTech dipenuhi oleh para eksekutif top perusahaan. Wajah mereka tegang, menyadari situasi genting yang sedang mereka hadapi.
Jay menatap keluar jendela, pikirannya berkecamuk memikirkan langkah selanjutnya. Dia tahu bahwa Viktor dan TechNova bukanlah lawan yang bisa diremehkan. Mereka pasti akan melakukan segala cara untuk menghentikan Arcapada, bahkan jika itu berarti menggunakan taktik kotor."Erlangga," panggil Jay lagi, "pastikan keamanan semua karyawan kita diperketat. Aku khawatir Viktor mungkin akan mencoba sesuatu yang lebih berbahaya."Erlangga mengangguk, "Sudah saya antisipasi, Bos. Tim keamanan kita sudah dalam kondisi siaga penuh."Sementara itu, di sebuah sudut kota yang tersembunyi, Viktor bertemu dengan seorang pria berpenampilan mencurigakan. Mereka berbicara dengan suara rendah, memastikan tidak ada yang bisa menguping pembicaraan mereka."Aku ingin kau melakukan apa pun yang diperlukan untuk menghentikan proyek Arcapada," ujar Viktor dengan nada dingin. "Gunakan cara apa pun, tapi jangan sampai ada jejak yang mengarah padaku."Pria itu mengangguk pelan
"Saya harap panggilan ini tidak mengganggu waktu Anda, Profesor X."Jay berbicara sembari tersenyum sambil membayangkan sosok Profesor X di seberang sana."Jek? Ini benar kau? Ha ha! Sungguh kejutan yang menyenangkan. Sudah lama sekali, boy!" sapa suara berat dengan aksen Jorgandia yang kental."Profesor," Jay tersenyum lebih lebar setelah mendengar suara di seberang. "Rasanya rindu berbincang dengan Anda."Xavier Alaric, atau yang lebih dikenal sebagai Profesor X, adalah seorang ahli strategi dan mantan penasihat pemerintah Jorgandia. Dia pernah diselamatkan oleh Jay atas perintah Hagar, pemimpin terdahulu PhantomClaw. Sejak saat itu, Xavier menjadi semacam mentor bagi Jay, mengajarinya banyak hal tentang strategi dan politik."Strategi yang kamu kemukakan itu sudah bagus dan tepat, Jek. Aku yakin kau bisa mengeksekusinya dengan sangat baik, seperti biasanya, bukan? Ha ha ha ...." Profesor X tertawa santai.Jay alias Jek Jon memang
"Oh, rupanya kau juga mampu menggunakan kekuatan semacam itu, he he!" Keluar seringaian dari Jek Jon. Bukannya gentar, dia justru terpacu untuk lekas menerjang ke Bruno. "Kemari kau, Jek Jon sampah!" teriak Bruno. Malam itu, di sebuah kedalaman wilayah yang jauh dari pemukiman penduduk di Pulau Gaharu, suasana tegang telah tercipta sejak awal. Jek Jon mengumpulkan tenaga murni, aliran chakra segera membanjiri tubuhnya, pergi ke titik-titik chakra untuk memaksimalkan potensi di setiap lini tubuhnya. "Hmph!" Jek Jon mendengus keras seraya meledakkan auranya sehingga debu di sekelilingnya mulai beterbangan. Setelahnya, dia melesat ke Bruno yang telah menanti dengan mata nyalang melotot. "Ayo! Kita tak perlu banyak basa-basi!" seru Bruno tanpa mengendurkan auranya sendiri. Jay yang sedang dalam mode Jek Jon si Raja Bengis, lekas menebaskan tangannya yang membentuk cakar. Angin energi keluar dari sana dan siap mencabik Bruno. "Apa itu basa-basi? Justru kamu yang te
“Dia adalah Jay, Pa.” Zafia menjawab Tistan.Zafia tidak ingin secara gamblang mengungkap mengenai jati diri suaminya.Tapi, Tristan tidak puas dan masih bertanya, “Iya, dia adalah Jay. Tapi apakah dia juga punya identitas lain sebagai Jek Jon?”Sembari memunculkan senyumannya, Zafia menyahut, “Dia Jay, Pa. Jay Mahawira.”Usai mengucapkan kalimat itu, tampaknya tak hanya Tristan yang gemas. Yoana pun demikian.“Fia, jawab yang benar!” Yoana kehilangan kesabaran.Yoana merasa putrinya sedang menutupi sesuatu dan hal tersebut berbahaya dan menakutkan.Bagaimana mungkin sesuatu yang berkaitan dengan organisasi mafia terbesar di Astronesia tidak menakutkan?“Dia suamiku, Ma, Pa. Dia Jay Mahawira. Tentunya jawaban ini sudah lebih dari cukup, kan?” Masih dengan ketenangan yang sama, Zafia menanggapi kedua orang tuanya.Tristan menghela napas, tak tau lagi bagaimana cara berpikir Zafia. Membela suaminya sedemikian kuat di depan orang tuanya sendiri ketika sang suami terindikasi memiliki kait
"Hm, lakukan evakuasi seperti biasa." Jay berbicara sambil berjalan ke arah belakang gedung NeoTech. Tidak lupa dia masuk ke ruangan khusus yang bisa menghilangkan bau dan aroma. Benar-benar ruangan steril yang dia bangun khusus untuk insiden semacam ini. Setelah itu, melalui jalan rahasia di balik dinding dapur, dia meluncur menggunakan golf car menuju kediamannya. "Jay." Muncul sosok Zafia, menunggu Jay keluar dari pintu rahasia di kediamannya, di ruang gudang bersih mansionnya.Jay bertatapan dengan istrinya. Dia sadar ada banyak hal yang harus dia ungkapkan ke Zafia. "Pastinya ada banyak hal yang perlu kamu katakan ke aku, ya kan Jay?" Zafia menatap lurus ke suaminya dengan dua lengan terlipat di depan dada. Dari kalimat itu saja Jay sudah mengerti bahwa sang istri telah mengetahui jati dirinya sebagai King Jek Jon. Bahkan Zafia bisa menemukan pintu rahasia di mansion. Tapi, mungkinkah Zafia mengetahui siapa dia dari investigasi Darius Wu? "Fi, sayang, nanti kita bicarakan
Sementara itu ….Di apartemennya yang sederhana, Darius Wu sedang memeriksa dokumen tambahan ketika layar laptopnya tiba-tiba menampilkan pesan aneh.Pesan itu sederhana namun membuat darahnya membeku:“Kamu sudah terlalu jauh, Darius. Dunia gelap tidak mentolerir pahlawan.”Setelah itu, muncul gambar berikutnya di layar dia. Gambar yang menampilkan anak tidak sah Darius, yang selama ini dia sembunyikan sangat rapat dari publik. Anak yang selama ini menjadi satu-satunya ketika istri sah Darius divonis tidak subur oleh dokter tapi sang istri menolak keras pada poligami.Jika anak itu ditemukan istri sahnya, bisa dipastikan anak itu dalam bahaya. Namun, kini PhantomClaw juga sudah mengendus keberadaan si anak yang sudah Darius simpan sangat rapat.Bukankah anak itu sama saja dalam situasi bahaya?Darius tersentak, matanya menyapu sekeliling ruangan. Ketika dia bangkit dari kursinya, suara langkah kaki terdengar dari lorong luar.Pintu apartemennya dihantam keras, membuat Darius panik. D
Jay terdiam sejenak, lalu berkata pelan, “Aku melindungi kotaku. Itu aja.” Setelahnya, dia memulaskan senyumannya.Tanpa menunggu jawaban Lina, Jay berjalan pergi bersama pasukannya, meninggalkan wartawati itu dengan banyak pertanyaan yang menggantung di pikirannya.* * *Langit Jatayu malam itu dihiasi sorotan lampu helikopter yang memecah gelap. Suara sirene meraung di berbagai sudut kota.Di layar-layar televisi dan media sosial, wajah Jay, CEO karismatik Supreme Group, terpampang di samping nama yang selama ini hanya terdengar dalam bisik-bisik gelap: King Jek Jon.Berita itu meledak seperti bom waktu. Detektif swasta bernama Darius Wu, seorang pria paruh baya dengan reputasi tanpa cela, baru saja mengungkapkan temuannya ke publik.“Bukti-bukti tak terbantahkan—rekaman pertemuan rahasia, transaksi gelap, dan koneksi organisasi bawah tanah—semua mengarah pada satu kesimpulan: Jay adalah sosok di balik kekaisaran kriminal yang mengendalikan bayangan Jatayu.” Seorang pembawa berita s
“Anda sangat berbeda dari yang dulu saya kenal.” Lina menyambung.Dia bahkan menekan perasaan rindunya akan sosok terpuji Jay dan tetap fokus pada misi kedatangannya. Menurutnya, Jay masih bisa diselamatkan.Jay bersandar di kursinya, jemarinya menyentuh dagu. “Lina, dunia ini bukan hitam dan putih. Terkadang, untuk mencapai sesuatu yang lebih besar, kita harus berani melangkah di area abu-abu. Apa kamu berpikir Jatayu bisa jadi kayak sekarang tanpa pengorbanan?”Pria itu tau dengan jelas bagaimana perasaan Lina terhadapnya, dan dia mengucap salut di dalam hati atas profesionalitas Lina.“Pengorbanan siapa?” Lina menyergah. “Orang-orang biasa yang harus menanggung risiko karena permainan Anda? Atau pejabat-pejabat yang Anda tekan hingga mereka tidak punya pilihan?”Lina terkadang tak ingin percaya, bahwa pria yang dia kagumi atas keberanian, patriotisme, dan kebaikan kemanusiaannya … kini seperti monster. Atau dia saja yang tak tau bahwa selama ini Jay memang monster?Jay menatap Lina
"Nggak ada pilihan lain," jawab salah satu dari mereka dengan putus asa. "Dia tau terlalu banyak. Dia bisa menghancurkan keluarga kita tanpa menyentuh kita langsung."Di markasnya, Jay menerima laporan dari Erlangga. Wajahnya tetap tenang, hanya sedikit senyum terlukis di bibirnya."Mereka menyerah?" tanya Jay, nadanya datar namun penuh wibawa.Erlangga mengangguk. "Semua target sudah menunjukkan tanda-tanda surut. Beberapa bahkan sudah mengirimkan utusan untuk berdamai."Jay menyandarkan tubuhnya ke kursi, memutar gelas anggur di tangannya."Pfftt!” Jay mendengus geli. “Mereka membuatnya terlalu mudah. Ketakutan memang alat yang paling kuat, Erlangga. Nggak perlu darah, nggak perlu kekerasan. Hanya sedikit sentuhan, dan mereka langsung runtuh."Dia memandang keluar jendela besar yang memperlihatkan gemerlap kota Jatayu di malam hari."Biarkan mereka tetap di tempatnya. Kita nggak butuh mereka lenyap. Kita hanya butuh mereka untuk menjadi peringatan hidup bagi siapa aja yang mencoba m
“Kota Jatayu mungkin telah tunduk, tapi permainan kekuasaan ini baru saja aku mulai.” Jay menggumam.Dia paham, untuk mempertahankan tahtanya di balik layar, dia harus selalu satu langkah di depan musuh-musuhnya.* * *Jay duduk di ruang konferensi Supreme NeoTech, jari-jarinya mengetuk meja dengan ritme perlahan. Di hadapannya, layar besar memutar rekaman rapat rahasia para elit yang baru saja dia peroleh.Erlangga berdiri di sisi kanan, menunggu instruksi dengan sikap siaga seperti biasa.Mata Jay memerhatikan dengan saksama, sedangkan wajahnya tetap tenang. Pada layar itu, salah satu pria berjas mahal sedang berbicara penuh semangat, membakar semangat para hadirin untuk melawan dominasi Jay."Kita tidak bisa terus membiarkan dia menghancurkan semua yang kita bangun! Jatayu ini adalah kota kita, bukan miliknya. Kita punya hak untuk melawannya!" Demikian kalimat pria berjas mahal itu.Jay tersenyum tipis. "Lucu sekali. Mereka berbicara soal hak seolah aku yang merebut sesuatu dari me
Keesokan harinya, rakyat Astronesia terbangun oleh berita mengejutkan. Media arus utama, yang sebagian besar diam-diam dikendalikan Jay, dan platform independen yang terlihat netral mulai memuat berita berjudul: "Kejahatan Elite Astronesia: Bukti Baru yang Menggemparkan!"Berbagai video, rekaman audio, dan dokumen bocor ke publik.Salah satu video menunjukkan seorang menteri menerima suap dalam koper penuh uang.Dokumen lain memuat bukti transfer gelap dari seorang pengusaha besar kepada seorang petinggi militer untuk menjual aset negara.Ada juga rekaman suara seorang politikus yang merencanakan sabotase proyek sosial demi keuntungan pribadi.Media sosial meledak. Tagar seperti #HancurkanEliteKorup dan #KebenaranTerungkap mendominasi tren."Kita udah lama curiga, tapi bukti-bukti ini nggak terbantahkan!" tulis salah satu pengguna di Twitter."Ini baru revolusi! Semua elit korup harus dihukum mati!" kata yang lain.Namun, tak ada yang tahu bahwa pengungkapan ini dirancang dengan sanga