Jay tahu ini kesempatan emas. Dia bisa mendapatkan informasi langsung dari musuhnya. "Ba-baik, Pak. Tapi saya harus menyelesaikan pekerjaan saya dulu.""Oh, jangan khawatir soal itu. Aku akan bicara sama atasanmu," ujar Viktor, mengeluarkan ponselnya.Sementara Viktor sibuk menelepon, Jay diam-diam mengaktifkan perekam suara di earpiece-nya.Mereka kemudian berjalan ke sebuah kafe terdekat. Viktor memesan kopi mahal, sementara Jay hanya meminta air putih, mempertahankan peran bersahajanya."Jadi, gimana pendapatmu tentang perubahan yang terjadi di kota ini?" tanya Viktor.Dia langsung ke pokok pembicaraan, tanpa basa-basi.Jay pura-pura bingung. "Maksud Bapak?"Dia langsung waspada atas pertanyaan mendadak semacam itu. Apakah Viktor mengetahui penyamarannya?"Yah, apa kamu tau perusahaan Supreme NeoTech yang bikin Arcapada? Apa kamu nggak merasa itu ... berbahaya?"Sambil meneliti roman wajah Viktor, akhirnya Jay menarik kesimpulan bahwa Viktor benar-benar bertanya dan bukannya menget
Jay menggunakan tubuh pria yang roboh sebagai perisai, kemudian melemparkannya ke arah si penembak. Kedua pria itu bertabrakan, jatuh berguling di lantai.Dengan cepat, dia menghubungi Erlangga melalui earpiece-nya. "Kirim bantuan."Malam yang seharusnya menjadi persiapan terakhir sebelum peluncuran Arcapada, kini berubah menjadi pertarungan hidup dan mati. Jay tahu, dia harus bertahan dan keluar hidup-hidup dari situasi ini. Bukan hanya demi Supreme NeoTech dan PhantomClaw, tapi juga demi masa depan Astronesia yang dia impikan.“Tiga lawan jatuh, tersisa empat lagi.” Jay bisa merasakan energi murni mengalir deras dalam tubuhnya. Dia mulai mengaktifkan ilmu kanuragan yang dia kuasai.Tiba-tiba, Jay menghilang dari pandangan. Para penyerang kebingungan."Ke mana dia?" Salah satu dari mereka bertanya panik.Jawaban datang dalam bentuk tendangan keras yang menghantam rusuk salah satu pria, membuatnya terpental beberapa meter. Jay muncul seolah dari udara kosong, berkat ilmu meringankan t
"Tapi ini hanya membuktikan betapa revolusionernya proyek ini. Kami di Supreme NeoTech tidak akan mundur hanya karena ancaman," tegas Jay. Sorot matanya tajam menatap kamera-kamera wartawan yang menyorot padanya, seakan sedang memberikan determinasi ke siapa pun yang menontonnya.Di tempatnya, Viktor menghela napas lega karena Jay tidak mengatakan apa-apa mengenai siapa pelaku."Sepertinya dia nggak tau." Dengan itu, Viktor terkekeh, merasa menang.Setelah konferensi pers berakhir, Jay segera kembali ke markas untuk memulai implementasi Arcapada.“Aku harap lorong bawah tanah ini aman dari mana pun dan nggak ditemukan siapa pun kecuali kita.” Jay berkata sambil menyusuri jalanan yang dia bangun di bawah gedung Supreme NeoTech menggunakan golf car.Dengan adanya terowongan rahasia di bawah tanah, Jay selalu punya jalan pintas tersendiri. Uang memang bisa melakukan berbagai macam hal.“Anda begitu genius, Bos! Memban
"Aku Fia," Sang Ratu Kota Jatayu memperkenalkan diri, mengulurkan tangannya.Dia menggunakan nama panggilan, bukan nama aslinya: Zafia.Jay menyambut uluran tangan itu, merasakan kelembutan kulitnya. "Jay. Tapi kurasa kamu udah tau itu."Zafia mengangguk. "Sulit untuk nggak mengenal orang yang wajahnya ada di mana-mana akhir-akhir ini."Mereka mulai mengobrol, pembicaraan mengalir dengan mudah. Jay menemukan dirinya terpesona. Zafia bukan hanya cantik, tapi juga cerdas dan memiliki selera humor yang tajam."Jadi, gimana rasanya mengubah seluruh kota dengan teknologimu?" tanya Zafia.Jay memiringkan kepalanya, ada kilat jenaka di matanya. "M
Kesuksesan Supreme NeoTech dan Arcapada yang begitu cepat mulai mengundang kecemburuan dan ketakutan dari para kompetitor. Beberapa perusahaan teknologi besar, dipimpin oleh TechNova milik Viktor Raditya, mulai melancarkan serangan terselubung.Awalnya, hanya rumor-rumor kecil yang beredar di forum-forum teknologi online. Namun, perlahan tapi pasti, rumor ini mulai merembes ke media mainstream."Arcapada Ancaman Privasi?" Demikian judul headline salah satu koran nasional pagi itu.Jay membaca artikel tersebut dengan seksama, dahinya berkerut. Artikel itu mengklaim bahwa Arcapada sebenarnya adalah alat pengintai massal yang bisa mengakses data pribadi warga tanpa izin."Erlangga," panggil Jay melalui interkom. "Kumpulkan tim manajemen sekarang juga."Dalam hitungan menit, ruang rapat utama Supreme NeoTech dipenuhi oleh para eksekutif top perusahaan. Wajah mereka tegang, menyadari situasi genting yang sedang mereka hadapi.
Jay menatap keluar jendela, pikirannya berkecamuk memikirkan langkah selanjutnya. Dia tahu bahwa Viktor dan TechNova bukanlah lawan yang bisa diremehkan. Mereka pasti akan melakukan segala cara untuk menghentikan Arcapada, bahkan jika itu berarti menggunakan taktik kotor."Erlangga," panggil Jay lagi, "pastikan keamanan semua karyawan kita diperketat. Aku khawatir Viktor mungkin akan mencoba sesuatu yang lebih berbahaya."Erlangga mengangguk, "Sudah saya antisipasi, Bos. Tim keamanan kita sudah dalam kondisi siaga penuh."Sementara itu, di sebuah sudut kota yang tersembunyi, Viktor bertemu dengan seorang pria berpenampilan mencurigakan. Mereka berbicara dengan suara rendah, memastikan tidak ada yang bisa menguping pembicaraan mereka."Aku ingin kau melakukan apa pun yang diperlukan untuk menghentikan proyek Arcapada," ujar Viktor dengan nada dingin. "Gunakan cara apa pun, tapi jangan sampai ada jejak yang mengarah padaku."Pria itu mengangguk pelan
"Saya harap panggilan ini tidak mengganggu waktu Anda, Profesor X."Jay berbicara sembari tersenyum sambil membayangkan sosok Profesor X di seberang sana."Jek? Ini benar kau? Ha ha! Sungguh kejutan yang menyenangkan. Sudah lama sekali, boy!" sapa suara berat dengan aksen Jorgandia yang kental."Profesor," Jay tersenyum lebih lebar setelah mendengar suara di seberang. "Rasanya rindu berbincang dengan Anda."Xavier Alaric, atau yang lebih dikenal sebagai Profesor X, adalah seorang ahli strategi dan mantan penasihat pemerintah Jorgandia. Dia pernah diselamatkan oleh Jay atas perintah Hagar, pemimpin terdahulu PhantomClaw. Sejak saat itu, Xavier menjadi semacam mentor bagi Jay, mengajarinya banyak hal tentang strategi dan politik."Strategi yang kamu kemukakan itu sudah bagus dan tepat, Jek. Aku yakin kau bisa mengeksekusinya dengan sangat baik, seperti biasanya, bukan? Ha ha ha ...." Profesor X tertawa santai.Jay alias Jek Jon memang
“Namun, saya telah belajar dari pengalaman itu dan menggunakannya sebagai motivasi untuk berbuat lebih baik."Dengan ucapan itu, Erlangga menghela napas lega secara perlahan. Tentu saja, mana mungkin Jay akan menguak mengenai keterlibatan PhantomClaw atas dirinya dan juga Supreme NeoTech?!Jay kemudian melanjutkan dengan cerdas, "Supreme NeoTech dan Arcapada adalah bukti nyata dari komitmen saya untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Kami fokus menciptakan teknologi yang bermanfaat dan lapangan kerja yang layak. Saya rasa, yang terpenting bukanlah dari mana kita berasal, tapi ke mana kita akan pergi dan apa yang kita lakukan untuk masyarakat."Mendengar ini, para wartawan banyak yang mengangguk setuju. Permasalahan di negara ini memang masih berkutat mengenai perkembangan teknologi dan lapangan kerja yang terbatas, dan Jay menawarkan solusi untuk keduanya.Kemudian, Jay mengalihkan fokus pada proyek Arcapada, "Mari kita bicarakan tentang hal-hal yang benar-benar penting.
“Kota Jatayu mungkin telah tunduk, tapi permainan kekuasaan ini baru saja aku mulai.” Jay menggumam.Dia paham, untuk mempertahankan tahtanya di balik layar, dia harus selalu satu langkah di depan musuh-musuhnya.* * *Jay duduk di ruang konferensi Supreme NeoTech, jari-jarinya mengetuk meja dengan ritme perlahan. Di hadapannya, layar besar memutar rekaman rapat rahasia para elit yang baru saja dia peroleh.Erlangga berdiri di sisi kanan, menunggu instruksi dengan sikap siaga seperti biasa.Mata Jay memerhatikan dengan saksama, sedangkan wajahnya tetap tenang. Pada layar itu, salah satu pria berjas mahal sedang berbicara penuh semangat, membakar semangat para hadirin untuk melawan dominasi Jay."Kita tidak bisa terus membiarkan dia menghancurkan semua yang kita bangun! Jatayu ini adalah kota kita, bukan miliknya. Kita punya hak untuk melawannya!" Demikian kalimat pria berjas mahal itu.Jay tersenyum tipis. "Lucu sekali. Mereka berbicara soal hak seolah aku yang merebut sesuatu dari me
Keesokan harinya, rakyat Astronesia terbangun oleh berita mengejutkan. Media arus utama, yang sebagian besar diam-diam dikendalikan Jay, dan platform independen yang terlihat netral mulai memuat berita berjudul: "Kejahatan Elite Astronesia: Bukti Baru yang Menggemparkan!"Berbagai video, rekaman audio, dan dokumen bocor ke publik.Salah satu video menunjukkan seorang menteri menerima suap dalam koper penuh uang.Dokumen lain memuat bukti transfer gelap dari seorang pengusaha besar kepada seorang petinggi militer untuk menjual aset negara.Ada juga rekaman suara seorang politikus yang merencanakan sabotase proyek sosial demi keuntungan pribadi.Media sosial meledak. Tagar seperti #HancurkanEliteKorup dan #KebenaranTerungkap mendominasi tren."Kita udah lama curiga, tapi bukti-bukti ini nggak terbantahkan!" tulis salah satu pengguna di Twitter."Ini baru revolusi! Semua elit korup harus dihukum mati!" kata yang lain.Namun, tak ada yang tahu bahwa pengungkapan ini dirancang dengan sanga
“Bos, Anda semakin tidak terkalahkan di Jatayu.” Baskara baru saja memberikan ke Jay beberapa laporan pengintaian Arcapaad.Warga Jatayu, baik melalui media sosial maupun obrolan sehari-hari, merasa puas dengan transformasi kota mereka. Mereka memuji Darmawan sebagai sosok pemimpin yang membawa perubahan besar, tanpa menyadari bahwa dalang di balik semua ini adalah Jay.“Benar.” Arunika yang masih di ruangan Jay, mengangguk atas ucapan Baskara. “Smart city, kemajuan teknologi, dan kebijakan pro-rakyat membuat Jatayu menjadi model kota yang dicita-citakan banyak orang, meski benang-benang penggeraknya sepenuhnya berada di tangan Bos kita ini.”Jay tersenyum puas atas pujian petinggi eksekutifnya.Tak ada yang tau, di balik kemudahan itu, setiap langkah warga kini dipantau. Sistem Arcapada mencatat pergerakan mereka, transaksi mereka, bahkan preferensi mereka dalam berbelanja.Data ini digunakan Jay untuk memperkuat posisinya, baik melalui pengaruh bisnis maupun politik.Beberapa pihak
Erlangga sebagai salah satu tangan kanan Jay, maju dan menekan sebuah tombol. “Semua departemen pemerintahan sekarang berada di bawah pengawasan langsung kita. Sistem Arcapada yang sudah disempurnakan memungkinkan kita memantau aktivitas pegawai pemerintah, transaksi, dan kebijakan yang sedang berjalan. Tidak ada yang bisa bergerak tanpa kita ketahui.”Jay tersenyum tipis. “Bagus. Pastikan setiap titik lemah ditutup. Aku tak ingin ada celah bagi siapapun yang mencoba melawan kita.”Salah satu layar berubah, menampilkan visualisasi kerumunan orang di berbagai bagian kota.Kamera pintar yang terhubung dengan algoritma pengenalan wajah memindai setiap orang yang lewat. Sistem itu tidak hanya melacak pelaku kriminal, tetapi juga memprofilkan warga berdasarkan aktivitas mereka—semua ini dilakukan tanpa mereka sadari.Namun, Jay tidak puas hanya dengan kendali atas Jatayu. Dia memiliki ambisi yang lebih besar.Di lantai lain gedung itu, tim manajemen dari perusahaan-perusahaan Jay berkumpul
“Se-sesuatu yang lain?” Darmawan merasa ada yang tak enak di hatinya.Dia segera waspada, sekaligus berdebar-debar.“Mau tau?” Jay sambil menyeringaikan senyuman iblisnya.Dia menggeser ponselnya sebelum di sambungkan ke layar proyektor tak jauh darinya, memutar sebuah video.“I-i-itu ….” Darmawan tergagap.Wajah Darmawan pucat pasi ketika dia melihat dirinya sendiri di layar, bersama seorang gadis muda di bawah umur yang tentu saja bukan istrinya, di sebuah kamar hotel. Suaranya tercekat ketika dia menyadari bahwa video itu terekam dengan jelas, dari sudut yang tidak mungkin diabaikan.“He he … aku mengetahui semua hal gelap mengenaimu, Darmawan. Termasuk fetish menyimpangmu mengenai gadis di bawah umur begitu.” Jay melirik sambil menyeringai ke Darmawan yang membeku.Tentu saja tidak pernah terkirakan oleh Darmawan bahwa aib gelap mengenai dia suka berkencan dengan gadis belasan tahun bisa terendus Jay dan bahkan dijadikan kartu as terbesar di tangan Jay.“P-Pak Jay … maksudku … Tua
“Jika tidak ….”Jay membiarkan kalimat itu menggantung di udara, tetapi ancamannya lebih jelas daripada kata-kata apa pun.Darmawan, entah kenapa, hanya bisa menelan salivanya sambil berharap dirinya tidak melakukan kesalahan satu pun agar tidak mendapatkan tindakan mengerikan dari Jay.* * *Dalam beberapa bulan setelah dilantik, Darmawan dengan cermat menjalankan arahan Jay. Kebijakan baru yang menguntungkan perusahaan Jay diluncurkan satu per satu.Proyek infrastruktur besar dialokasikan kepada kontraktor yang merupakan bagian dari jaringan Jay, memastikan keuntungan besar masuk ke kantongnya.Di sisi lain, media yang dikendalikan Jay bekerja keras membangun citra Darmawan sebagai gubernur yang progresif dan pro-rakyat.Setiap proyek baru mendapat liputan positif, menciptakan ilusi bahwa kota Jatayu sedang bangkit di bawah kepemimpinannya. Namun, mereka yang berada di lingkaran dalam tahu kebenaran yang sesungguhnya.Di ruangan rapat yang sama, beberapa bulan setelah pertemuan awal
“Oh, apakah ada alasan khusus sehingga aku harus melepas Jay Mahawira dari genggamanku?” tanya King Jek Jon pada Reno.Matanya mengerling tajam ke pemuda blasteran itu. Sama sekali tidak melepaskan pandangan dari Reno.“Tidak, tidak ada alasan khusus mengenai itu, Tuan Jek Jon.” Reno menjawab. “Hanya saja, saya tidak melihat adanya kemampuan Jay Mahawira untuk menjadi orang yang Anda andalkan.”Reno mencoba menekan kegugupannya, tidak mengira kalau King Jek Jon memiliki aura penindasan yang besar dan susah dia abaikan.Jay dalam penyamarannya sebagai King Jek Jon pun mendengus geli akan kata-kata berani dari Reno.Kalau Reno mengetahui siapa yang sebenarnya berada di dalam topeng, dia pasti akan mati berdiri. Bahkan mungkin Reno akan berlari sambil melipat ekornya di antara dua kakinya.“Pfftt!” Jay mendengus. “Ada atau tidak adanya kemampuan dia, itu tentunya bukan urusan dari kamu, bukan?”Mata Jay berkilat menatap lurus ke Reno, dan itu membuat Reno benar-benar terintimidasi. Pemud
“Jadi, kamu tidak keberatan aku memiliki fans?” Zafia menanyakannya sekali lagi.Jay menatap istri yang paling memesona di dunia ini dan tersenyum.“Tentu aja nggak keberatan. Memangnya aku perlu ketakutan jika itu hanyalah fans?” sahut Jay sambil mempererat pelukannya ke pinggang istrinya.Bagi Jay, seorang pria harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi agar dia tidak perlu merasa insecure atau pun takut pasangannya lepas darinya. Selama seorang pria mampu membuat wanita nyaman bersamanya, maka tak ada yang perlu dicemaskan.“Ha ha ha, begitu ya?”Zafia semakin tertawa renyah, mereka berdansa hingga puas, di bawah tatapan kagum orang-orang sekitar yang terpukau akan keserasian mereka.“Lihat, mereka sebenarnya sangat serasi, bukan? Si cantik dan si tampan sukses. Apakah mereka berpacaran?” Ada seorang pengusaha wanita memerhatikan Jay dan Zafia yang berdansa indah dan harmonis.“Entahlah. Setiap mereka bertemu di sebuah acara, mereka seperti orang yang saling menggoda satu sama lai
“Selamat untuk terpilihnya Anda sebagai Gubernur Jatayu, Pak Darmawan.” Jay memberikan ucapan selamat pada bonekanya.Darmawan mengangguk, agak canggung diberi ucapan selamat oleh orang yang telah membantunya sampai ke puncak kekuasaan Jatayu.“Terima kasih, Pak Jay. Ini semua bisa terjadi atas kebaikan Bapak yang luar biasa pada saya.” Darmawan menundukkan kepala beserta punggungnya ke orang yang lebih muda darinya.Tapi itu sebanding dengan jabatan dan kuasa yang dia genggam saat ini.Melihat sikap patuh Darmawan, senyum iblis Jay mengembang tersamar.Setelah pelantikan Darmawan sebagai gubernur, Jay semakin memperkuat pengaruhnya di pemerintahan kota.Semua kebijakan penting harus melalui persetujuan Jay, meskipun namanya tidak pernah muncul secara langsung.Darmawan menjalankan tugasnya sesuai arahan Jay, tetapi dia tahu bahwa hidupnya berada di bawah kendali penuh pria itu.“Pastikan dia tetap di jalur,” ujar Jay kepada Arunika suatu malam.Erlangga mengangguk. “Kami akan terus m