Share

BAB 44

Pak Putra keluar dari ruangan Rio dengan langkah cepat, wajahnya memerah, amarah masih terpancar jelas di raut wajahnya. Alyn, yang berdiri di dekat pintu, segera membungkuk hormat sebagai bentuk penghormatan.

Namun, Pak Putra meliriknya dengan dingin, tanpa sedikit pun merespons atau menghentikan langkahnya. Sikapnya seolah menunjukkan ketidakpedulian, seakan Alyn tak layak mendapatkan perhatian.

Alyn berdiri kaku, perasaan canggung dan bingung menguasainya. Di balik keheningan itu, suasana tegang antara keluarga Wijaya tampak semakin terasa nyata.

Setelah memastikan Pak Putra telah benar-benar pergi, Alyn menghela napas sejenak sebelum melangkah menuju ruangan Rio. Dia mengetuk pintu dengan pelan, lalu membukanya sedikit. Di balik celah pintu, terlihat Rio yang tertunduk di kursinya, tampak kelelahan, dengan bahunya yang sedikit gemetar.

"Pak Rio..." panggil Alyn pelan, suaranya lembut namun penuh kekhawatiran.

Rio tidak langsung merespons. Dia hanya terdiam, seakan masih tenggelam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status