Share

BAB 48

Penulis: Nenghally
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Alyn bilang mereka hanya rekan kerja," gumam Rio pelan pada dirinya sendiri, mencoba meyakinkan hatinya. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Rio menghela napas panjang, berusaha meredakan rasa tidak nyaman yang tiba-tiba menyelimuti hatinya. Alyn memang selalu mengatakan bahwa Bryan hanya rekan kerja, tetapi Rio tak bisa menepis perasaan bahwa mungkin ada lebih dari sekadar itu.

Setiap kali nama Bryan muncul, ada semacam dorongan kuat dalam dirinya yang ingin tahu lebih banyak, ingin mengungkap sejauh mana hubungan mereka sebenarnya.

"Kenapa Bryan harus datang ke rumah Alyn?" pikir Rio, matanya menatap kosong ke depan. "Apakah mereka sedekat itu sampai Bryan merasa bisa datang kapan saja?"

Ketika Rio akhirnya sampai di mobilnya, dia membuka pintu dan duduk di kursi pengemudi, tetapi tak langsung menyalakan mesin. Dia hanya duduk di sana sejenak, mengamati jalan yang basah karena gerimis yang baru saja reda. Suasana malam yang hening semakin mempertegas rasa resah yang mulai merayap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 49

    Alyn menatap bayangannya di cermin, matanya penuh dengan kebingungan dan kelelahan. Sinar matahari pagi yang masuk melalui jendela kamarnya tidak cukup untuk mengusir rasa kacau yang berputar-putar di dalam dirinya."Alyn, kamu baru saja terlepas dari Felix. Dan sekarang? Kamu menjalin hubungan dengan Rio yang jelas-jelas adalah adik dari mantan suamimu? Ini gila!" gumam Alyn, berbicara pada dirinya sendiri seolah-olah bayangan di cermin akan memberikan jawaban yang ia cari.Pikirannya tak bisa berhenti memutar ulang kejadian-kejadian dalam hidupnya yang terasa begitu rumit akhir-akhir ini. Lepas dari Felix, ia pikir segalanya akan menjadi lebih sederhana dan tenang. Tapi, di sinilah dia sekarang, berada di tengah hubungan yang lebih rumit lagi, dengan adik mantan suaminya sendiri.Rio. Nama itu menggema di kepalanya. Adik dari Felix, pria yang selama ini memperlakukannya dengan penuh perhatian, bertolak belakang dengan sifat kakaknya yang dingin dan tak tersentuh.

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 50

    Alyn mundur selangkah, tubuhnya terasa lemas, seolah semua energi diserap oleh rasa kaget dan ketakutan yang menderanya. Ini tidak masuk akal. Ibunya sudah meninggal bertahun-tahun lalu. Dia ingat dengan jelas pemakaman itu. Hujan yang deras, tanah basah, dan suara doa yang berulang-ulang di kepalanya. Ini tidak bisa nyata.“Tapi… bagaimana bisa…?” Alyn bergumam, matanya masih terpaku pada sosok wanita yang kini berdiri di depan pintu rumahnya.Ibunya tersenyum, senyum yang dulu selalu memberi rasa nyaman, tapi sekarang hanya menambah rasa takut. Ada yang salah dengan semuanya. Tidak ada penjelasan yang logis untuk ini.“Alyn, sayang,” suara ibunya terdengar lagi, lembut namun mendesak. “Ada banyak yang harus kamu tahu. Banyak yang tidak kamu mengerti.”Alyn bergetar. "Apa maksud Ibu?" tanyanya dengan suara parau.Ibunya tidak menjawab langsung, malah melangkah lebih dekat, hampir melintasi ambang pintu. Alyn refleks mundur lebih jauh ke dalam rumah, nalurinya me

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 51

    "Makanan sudah siap," panggil seorang pelayan.Mereka bertiga berjalan menuju meja makan, suasana rumah terasa lebih hening dari biasanya, seakan ada yang disembunyikan di balik dinding megah itu. Bryan melangkah pelan, sesekali melirik ke arah Alyn, seolah berusaha memastikan keadaannya.Saat mereka tiba di ruang makan, para pelayan segera menyambut dengan ramah. Salah satu dari mereka menarikan kursi untuk Tuan Anggara terlebih dahulu, lalu disusul Alyn dan Bryan. Gerakan mereka begitu halus dan terlatih, namun tidak ada yang bisa mengusir rasa tegang yang menggantung di udara."Terima kasih," ucap Alyn sebelum pelayan kembali ke tempatnya.Alyn duduk dengan anggun, mencoba menikmati suasana, tapi tatapannya terus tertuju pada Ayahnya, yang duduk di ujung meja. Wajah pria tua itu tetap tak terbaca, dingin dan penuh wibawa seperti biasanya. Tapi kali ini, Alyn bisa merasakan ada sesuatu yang disembunyikannya. Suara dentingan piring dan peralatan makan dari para

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 52

    Suasana di apartemen Felix dan Ericka malam itu dipenuhi ketegangan yang halus namun nyata. Apartemen mewah mereka, yang biasanya tenang dan tertata rapi, kini terasa seolah-olah penuh dengan beban yang tak terlihat. Lampu-lampu lembut yang biasanya memberikan kesan hangat kini tampak lebih dingin, mencerminkan suasana hati penghuninya.Mereka baru saja menikah beberapa minggu yang lalu, dan seharusnya ini menjadi masa yang penuh kebahagiaan. Namun, realitas tidak selalu berjalan sesuai harapan. Felix sibuk dengan pekerjaannya, tenggelam dalam tanggung jawabnya sebagai CEO, sementara Ericka, yang awalnya mencoba memahami, kini mulai merasa kesal dengan keadaan yang terjadi.Ericka berdiri di depan jendela besar yang menghadap kota, pemandangan malam yang biasanya memukau tak lagi menarik perhatiannya. Tangannya menggenggam secangkir teh yang sudah lama mendingin. Di belakangnya, Felix duduk di sofa, matanya terpaku pada layar laptop, jari-jarinya terus mengetik cepat. Seolah

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 53

    "Aku... akan mengambil alih kembali Wijaya Group, yang seharusnya menjadi milikku."Rio menatap bayangannya di cermin, matanya penuh amarah yang tak lagi bisa ia pendam. Tangannya mencengkeram sisi meja kuat-kuat, seolah itu adalah satu-satunya hal yang bisa menahan luapan emosinya."Aku yang seharusnya berada di posisi itu," gumamnya, matanya tak lepas dari pantulan dirinya sendiri. "Aku yang lebih layak memimpin."Rio merasa sesak setiap kali mengingat betapa Felix selalu dipuja oleh ayah mereka, Pak Putra, meski sikapnya dingin dan kaku. Semua itu hanya karena Felix adalah putra sulung, sementara Rio, meskipun lebih cakap dan punya visi yang lebih segar untuk Wijaya Group, selalu dianggap sebagai yang kedua.Dia menghela napas panjang, tatapan penuh amarah dan tekad yang mengakar di hatinya. Namun, tiba-tiba bayangan dari masa lalu menyeruak ke dalam pikirannya, menariknya kembali ke kebenaran kelam yang selama ini ia simpan rapat-rapat.Dulu, saat usianya bar

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 54

    Malam semakin larut, suasana di rumah keluarga Anggara mulai sepi. Cahaya lampu kristal di ruang tamu memantulkan bayangan lembut, sementara suara denting jam dinding terasa menggema di setiap sudut ruangan. Alyn melirik jam tangannya, sudah hampir tengah malam. Dia merasa lelah, bukan hanya secara fisik, tapi juga mental, terutama setelah semua pertanyaan tentang ibunya dan masa lalu yang terus berkecamuk di pikirannya.Alyn menarik napas panjang dan memutuskan sudah waktunya untuk pergi. Ia berdiri dari kursinya, menghampiri ayahnya yang masih duduk di meja kerja dengan wajah yang terlihat lelah namun tetap penuh wibawa. Seolah, hidupnya hanya dia abdikan untuk pekerjaannya."Ayah," panggil Alyn dengan nada lembut namun tegas.Tuan Anggara mengangkat kepalanya, menatap Alyn dengan tatapan yang sulit dibaca. "Ya, Alyn? Ada yang ingin kau bicarakan?" tanyanya, suaranya rendah dan tenang, seperti biasa.Alyn menggelengkan kepalanya perlahan, mencoba tersenyum tipis. "

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 55

    Alyn membaca pesan dari Rio berulang kali, hatinya berdebar tak menentu. Ada sesuatu yang terasa mendesak dalam pesannya, sesuatu yang membuat Alyn merasa ini bukan hanya pertemuan biasa. Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia mengetik balasan singkat."Di mana kita bisa bertemu?"Tak butuh waktu lama sebelum Rio membalas."Akan aku kirim lokasinya."Alyn menarik napas panjang, perasaannya campur aduk tentang apa yang akan ia dengar. Tapi, ia tahu ia tak bisa terus menunggu dalam ketidakpastian.Alyn berdiri, mengenakan jaket dan mengambil tasnya. Tak lama kemudian, dia melangkah keluar dari kontrakan, menuju pertemuan yang mungkin akan mengubah segalanya.Setibanya di kafe, Alyn melihat Rio duduk di sudut yang agak tersembunyi. Wajahnya tampak serius, jauh dari senyuman hangat yang biasa ia tunjukkan. "Alyn," Rio berdiri saat melihatnya mendekat, "Terima kasih sudah datang."Alyn duduk di hadapannya, mencoba menenangkan dirinya. "Apa yang ingin kamu bicarakan, Rio?"Rio menatap Aly

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 56

    Alyn, yang merasa semakin tidak nyaman, tersenyum tipis ke arah Rio. “Aku akan ke toilet sebentar,” katanya, berusaha untuk tetap tenang.Rio mengangguk, meski jelas tampak khawatir. "Baiklah, aku tunggu di sini. Kalau kamu butuh sesuatu, beritahu aku."Alyn berdiri dan berjalan menuju toilet, merasa ada beban di dadanya yang semakin berat. Begitu sampai di dalam toilet, ia segera mengunci pintu dan berdiri di depan cermin. Tatapannya kosong, pikirannya melayang-layang, kembali pada kejadian di meja makan tadi."Apa sebenarnya yang sedang terjadi?" bisiknya kepada diri sendiri, suara di kepalanya penuh dengan pertanyaan.Kenapa pertemuannya dengan Rio terasa begitu canggung? Dan kenapa ia merasa seperti diawasi sejak pelayan itu menumpahkan minuman?Alyn menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Dia tahu harus berhati-hati sekarang, terutama karena rahasia yang ia simpan tentang keluarganya semakin berat. Tapi di sisi lain, Rio juga baru saja mengungka

Bab terbaru

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 112

    Senja perlahan menyelimuti langit dengan semburat jingga keemasan, menciptakan suasana yang tenang dan hangat di tepi pantai. Angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membelai rambut Alyn yang tergerai. Mereka berjalan berdampingan di sepanjang pasir putih yang halus, sementara ombak bergulung pelan di kejauhan, seolah menyanyikan lagu lembut yang hanya mereka berdua bisa dengar.Rio menghentikan langkahnya. Alyn yang menyadari bahwa Rio tak lagi berjalan di sampingnya berbalik.“Ada apa, Rio?” tanyanya, suaranya lembut namun penuh tanya.Rio menatap Alyn dalam-dalam, seolah ingin memastikan setiap detik yang mereka habiskan bersama di tempat itu akan abadi dalam ingatannya. Wajahnya tegang, namun di matanya ada kehangatan yang tak biasa.“Alyn,” katanya perlahan, suaranya terdengar lebih rendah dan dalam dari biasanya. “Ada sesuatu yang sudah lama ingin aku sampaikan.”Alyn merasakan jantungnya berdegup lebih cepat. Entah mengapa, tatapan Rio kali ini berbeda. Ada se

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 111

    Suara gesekan pintu sel yang berat bergema di ruangan yang suram. Seorang penjaga melangkah maju, membuka pintu sel perlahan."Ericka Hartono, Anda dibebaskan," katanya dengan nada datar, seolah pembebasan ini hanyalah rutinitas lain baginya.Ericka, yang duduk termenung di sudut ruangan, mendongak dengan ekspresi terkejut. Matanya yang sebelumnya kosong kini menyala dengan campuran perasaan kebingungan, kelegaan, dan sedikit ketakutan. Setelah segala yang terjadi, dia tidak pernah membayangkan bahwa hari ini akan datang begitu cepat.Dia berdiri, merapikan pakaiannya yang kusut, lalu melangkah keluar dari sel dengan ragu-ragu. Udara dingin dari luar menyambutnya, membawa serta kenyataan baru yang sulit ia terima. Saat dia berjalan keluar dari penjara, pikirannya dipenuhi dengan banyak pertanyaan. Siapa yang membebaskannya?Di luar, sinar matahari menyilaukan matanya, kontras dengan gelapnya sel yang selama ini menjadi tempatnya. Ericka melangkah ke dunia luar dengan langkah berat, ti

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 110

    Hakim menatap kedua terdakwa, Bu Ratna dan Bryan, dengan tatapan dingin. Setelah mendengar semua kesaksian dan bukti yang diajukan selama persidangan, suasana di ruang sidang terasa tegang, seolah menunggu vonis yang tak terelakkan. "Setelah mempertimbangkan semua fakta yang disampaikan di persidangan ini," kata hakim dengan suara tegas, "pengadilan memutuskan bahwa terdakwa, Ratna Anggara, terbukti bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap Ny. Anggara beberapa tahun yang lalu, serta upaya menghilangkan nyawa Alyn baru-baru ini." Suara berbisik terdengar dari para pengunjung sidang, tetapi hakim tidak terpengaruh dan melanjutkan, "Selain itu, terdakwa juga terbukti bersalah karena merencanakan serangkaian manipulasi dan tindakan kriminal lainnya untuk mempertahankan posisinya dan kekuasaan di Anggara Group." Hakim beralih pada Bryan yang kini tampak pucat. "Bryan Wijaya, Anda juga terbukti bersalah atas berbagai kejahatan, termasuk fitnah terhadap Rio Putra Wijaya, mela

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 109

    Saat Jinu dipanggil ke depan sebagai saksi, suasana ruang sidang semakin tegang. Jinu, dengan sikap tenang namun tegas, berdiri di depan para hakim. Dia mengangkat sumpah dengan penuh kesadaran bahwa apa yang akan dia katakan akan menjadi kunci dalam kasus ini."Nama saya Jinu," ia memulai, "dan selama ini, saya adalah tangan kanan Bryan. Saya diutus untuk memata-matai keluarga Ericka, serta menjaga agar semuanya tetap berjalan sesuai rencana Bryan dan Bu Ratna."Desas-desus di antara hadirin mulai terdengar. Mata Felix tampak terbelalak, seakan tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Keluarga Wijaya saling bertukar pandang, menyadari bahwa mereka juga telah menjadi bagian dari permainan yang lebih besar.Pengacara yang mewakili Alyn berdiri dan mulai bertanya. "Bisa Anda jelaskan lebih lanjut, apa yang Anda maksud dengan memata-matai keluarga Ericka?"Jinu menghela napas sebelum melanjutkan. "Bryan dan Bu Ratna merencanakan segalanya. Mereka memanipulasi hubungan

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 108

    Keesokan harinya, sidang dilanjutkan dengan suasana yang jauh lebih tegang. Ruang sidang dipenuhi oleh orang-orang yang telah mengikuti perkembangan kasus ini, termasuk anggota keluarga Wijaya yang hadir dengan wajah serius. Felix duduk di barisan depan bersama keluarganya, matanya tajam menatap ke depan, mencoba mencerna segala sesuatu yang terjadi. Hakim mengetukkan palunya dengan tegas, meminta ketenangan di ruang sidang yang mulai riuh setelah bukti baru disampaikan. “Pengacara, apakah Anda memiliki saksi yang bisa mendukung bukti yang baru saja diajukan?” tanyanya dengan nada serius. Pengacara Alyn berdiri dengan tenang. "Yang Mulia, kami memang memiliki saksi yang relevan untuk memperkuat tuduhan terhadap terdakwa. Kami ingin memanggil Dokter MJ ke hadapan persidangan." Ruang sidang hening sesaat ketika pintu terbuka dan Dokter MJ masuk. Dia berjalan menuju mimbar saksi, menundukkan kepala sebentar sebelum duduk di kursi yang disediakan. Semua mat

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 107

    Ruangan sidang dipenuhi keheningan yang tegang. Para hadirin duduk di barisan bangku kayu, menahan napas menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Di depan, hakim duduk dengan sikap tenang, meski ketegangan terasa mengental di udara.Di sisi lain ruang, Alyn berdiri dengan tegas di meja penggugat, diapit oleh Rio dan Jinu. Di seberang, Bryan tampak duduk dengan wajah penuh ketegangan, ditemani oleh Bu Ratna yang berusaha menjaga wibawanya meski suasana terasa semakin tak terkendali.Sidang ini bukan sekadar pertempuran hukum biasa. Ini adalah puncak dari segala tipu daya, pengkhianatan, dan rahasia yang selama bertahun-tahun tersembunyi. Alyn tahu bahwa semua yang terjadi selama ini bermuara pada hari ini. Hari di mana kebenaran akan membebaskannya, atau menghancurkannya.Pengacara Alyn maju ke depan, membawa sebuah amplop putih yang disegel dengan rapi. "Yang Mulia," katanya dengan suara lantang. "Kami telah melakukan tes DNA dan hasilnya jelas. Bryan bukan anak kandu

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 106

    Rio mengerutkan kening, mencoba memahami situasi yang semakin rumit. Alyn yang sejak tadi begitu bersemangat terdiam, dia mulai berpikir keras. Ada sesuatu yang mengganjal di benaknya. Lalu tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul, membuatnya terhenyak."Jangan-jangan..." Alyn berhenti, menatap Rio dan Jinu dengan mata melebar. “Bryan bukan anak kandung Bu Ratna?”Suasana seketika hening. Rio menatap Alyn, terkejut dengan dugaan itu. “Maksudmu?”“Pikirkan, Rio. Jika Bryan memang anak kandung Bu Ratna dan Tuan Anggara, seharusnya dia tahu siapa aku dari awal. Tapi kalau dia bukan anak kandung, mungkin ada alasan lain kenapa dia begitu terobsesi padaku.” Alyn mulai berbicara cepat, seakan mencoba mengejar pemikirannya sendiri. Jinu menatap Alyn dengan serius, wajahnya menunjukkan pemahaman yang baru. “Itu masuk akal,” katanya akhirnya. "Mungkin saja sejak awal, Bryan memang hanya anak pura-pura dan tahu permainan Bu Ratna. Tapi... dia malah terjebak dalam perasaannya sendiri pada Alyn.”Rio

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 105

    “Aku tahu ini tidak gratis, kan?” tanya Alyn, suaranya terdengar rendah namun tegas. Dia tahu bahwa Jinu bukan tipe orang yang melakukan sesuatu tanpa alasan.Jinu tersenyum tipis, seolah sudah menunggu pertanyaan itu. "Kau tahu betul, Alyn. Aku ingin Ericka dibebaskan sebagai imbalannya."Mendengar permintaan itu, Rio langsung tersentak. "Tidak! Dia sudah mencelakai Alyn dan ibunya. Ericka tidak pantas dibiarkan begitu saja!" Rio membentak, kemarahan dan kebencian terhadap Ericka terpancar dari matanya.Namun, Jinu tetap tenang, seakan dia sudah memperkirakan reaksi Rio. "Kau salah, Rio..." ucap Jinu pelan tapi pasti. "Itu bukan Ericka... tapi ibu Bryan."Kata-kata Jinu membuat udara di antara mereka terasa berat. Rio menatap Jinu dengan tatapan bingung, mencoba memahami apa yang baru saja didengarnya.“Apa maksudmu? Ibu Bryan?”Jinu menghela napas panjang sebelum melanjutkan, "Ibu Bryan adalah dalang dari semua ini. Dialah yang selama ini menarik tali di balik layar, termasuk menjeb

  • Kebangkitan Istri Rahasia Sang CEO   BAB 104

    Alyn terdiam, mencoba mencerna situasi yang baru saja terjadi. Rasanya seperti semakin banyak rahasia yang terungkap, namun semuanya masih kabur dan tidak jelas. Ia tahu, ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi, sesuatu yang jauh di luar kendalinya."Rio, kita harus menemukan cara untuk menghentikan ini semua sebelum segalanya semakin hancur. Aku tidak bisa membiarkan semua orang yang aku cintai terjebak dalam permainan ini," ucap Alyn, nadanya dipenuhi kegelisahan.Rio menggenggam tangan Alyn erat, matanya bersinar penuh ketegasan. "Kita akan hadapi ini bersama. Aku tahu Bryan sedang merencanakan sesuatu, dan sepertinya ini lebih dari sekadar menghancurkan Felix. Dia ingin lebih dari itu."Alyn memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan dirinya. Bryan, yang dulunya sahabat setia keluarga, kini berubah menjadi musuh dalam selimut. Perasaannya bercampur antara ketakutan dan kekecewaan. Bagaimana bisa orang yang begitu dekat dengannya berubah menjadi ancaman terbesar dalam hidupny

DMCA.com Protection Status