Share

Part 180. Akhirnya Direstui dengan Ikhlas

Lidya mengetuk pintu tak lama kemudian saat itu juga Shanti terbangun. Bukannya menemui Shanti, Lidya malah berjalan mendekati sofa yang diduduki Santoso, dan tanpa basa-basi langsung mengajak Santoso pulang bersamanya.

"Pi, pulang sekarang yuk!" ajaknya tanpa rasa segan.

"Terserah kalau papi sih. Gimana mami kamu juga, boleh apa enggaknya papi pulang sama kamu."

"Mi, nggak apa-apa kan aku pulang sama papi? Soalnya ada urusan mi, penting. Kalau nggak, aku mau nemenin mami di sini," sahut Lidya seolah perhatian. Dia melirik sekilas ke arah Arjuna yang acuh.

"Nggak apa, Lid. Karir kamu jelas lebih penting," balas Shanti seperti yang tadi, dia terlihat memaksakan senyumannya.

"Aku bareng juga biar nggak repot Arjuna nganterin nanti," kilah Santoso seraya bangkit dari duduknya.

"Bener, Mas. Makin repot Arjuna nanti, ngerti aku." Shanti sengaja memperlurus ucapan Santoso, dia tidak peduli jika lelaki berusia 65 tahun itu tersindir.

"Kamu marah sama, Mas?"

"Buat apa marah, Mas. Udah kalian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status