Share

Part 188. Pukul Empat Sore

Pukul empat sore sudah memberi kode, akan tetapi Dara tak jua dijemput oleh Mulyadi sesuai janji yang disampaikan tadi pagi. Jangan tanya dia gelisah atau tidaknya. Entah berapa kali mondar-mandir bagai setrikaan.

"Katanya anak orang kaya, banyak harta, dan bisa keluar dari sini seenak hati. Tapi kok udah mulai gelisah?" ejek senior jeruji besi.

"Diam lu, gue cuma sakit perut," kilah Dara berselimut dusta.

"Oh, sakit perut. Lapor sana ke WC, bukannya bolak-balik kayak benang kusut," tambahnya lagi. Senior jeruji besi tampak tersenyum puas, melihat tingkah Dara yang begitu kentara.

"Diam! Kalau lu masih nyerocos, gue bisa nambahin masa tahanan lu disini," ancam Dara seolah punya power.

"Duuuh, takut diancam begini," ledeknya bersamaan dengan ekspresi orang ketakutan. "Emangnya lu mau nambahin masa tahanan gue berapaan? Jelas udah mentok. Kalau diubah menjadi hukuman mati ya bagus dong, berarti hidup lu lebih menderita dari gue nantinya."

Ledekan senior jeruji besi kali ini tak ditangga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status