Share

Part 177. Kalau Meninggal Duluan

"Anak ibu sudah sampai di sini, sekarang sedang sarapan di kantin," jelas perawat.

Tadi, saat berpapasan di dekat IGD, Arjuna sempat berpesan pada perawat.

"Mbak lagi nggak bohongin saya 'kan?"

"Mana mungkin saya bohong, Bu. Selepas saya mint nomor hapenya sama ibu, saya langsung hubungi."

Mata Shanti yang tadinya penuh kecewa, berubah berbinar karena haru.

"Suruh dia kesini, Mbak! Saya nggak sabar ingin bertemu." Shanti memegang tangan perawat itu dengan tatapan penuh harap.

"Iya, akan saya telepon, tapi ibu harus semangat buat sembuh, biar kita sama-sama klop berjuangnya, gimana?"

"Iya, saya janji."

Perawat itupun merogoh ponsel dari saku bajunya, kemudian menghubungi Arjuna melalui ponsel pribadinya.

"Halo, Pak. Saya ingin memberitahu jika ibu sudah bangun."

"Oh, oke. Saya segera kesana."

Detik itu juga Arjuna langsung membayar dan bertolak ke ruangan IGD. Dalam hatinya jelas tak sabar ingin segera bertemu Shanti.

"Miii …," panggilnya seraya menyibak tirai.

Shanti menoleh bersamaan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status