Share

Stalker Handal

Penulis: Brata Yudha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-19 13:12:03

Bening masih menunggu jawaban dari komandannya Wildan di kursi tunggu salon. Namun, setelah sepuluh menit berlalu, pesan tadi tetap tak kunjung mendapatkan balasan yang diinginkan Bening.

"Kenapa cuma di-read aja dari tadi, ya? Apa fotoku kurang cantik? Masa sih?" gumam Bening gusar.

Bening memutuskan untuk kembali berfoto selfie dengan beberapa pose berbeda. Ia sengaja memilih foto yang menurutnya paling cantik, yaitu dengan pose sedikit memiringkan wajah dan tersenyum manis. Foto itu kembali dikirimkannya kepada Komandannya Wildan.

Bening tak lupa menyisipkan caption di foto tersebut. [Sayang. Balas dong.]

"Nah, dibaca! Kali ini pasti dibalas!" gumam Bening semangat.

Sayangnya, setelah menunggu sekian menit lagi, pesan tersebut tetap tak mendapatkan balasan apa pun. Bening jadi membayangkan apa kira-kira yang dipikirkan oleh komandan itu sekarang. Masa ia tidak tertarik dengan foto cantik Bening? Atau jangan-jangan komandannya Wildan itu merasa risih dan sengaja tidak mau membalas?

Bening memang merasa tindakannya ini agak sedikit nekat. Namun, nekatnya ini bukan tanpa alasan. Ia tahu bahwa komandan Wildan tersebut masih single. Jadi ia akan aman dari jambakan seorang istri yang mengamuk karena suaminya digoda.

Wildan pernah bercerita kepada Bening kalau komandannya itu merupakan Danki baru di tempatnya dinas. Pangkatnya Kapten, jabatannya Komandan Kompi, menggantikan orang sebelumnya yang pindah tugas. Kata Wildan, Danki barunya itu masih muda. Namun, kerap membuat kesal karena terlalu disiplin alias lebih galak daripada Komandan Kompi sebelumnya.

Mengingat itu, Bening tiba-tiba menjadi penasaran dengan rupa komandannya Wildan tersebut. Bagaimana kalau ternyata orangnya jelek, berkali-kali lebih jelek daripada Wildan? Ah, Bening agak merasa sesal karena tidak tahu sama sekali bagaimana wajah pria tersebut. Jangankan wajah, namanya saja tidak tahu.

Semangat Bening yang tadi menggebu-gebu mendadak loyo mendapati komandan Wildan tersebut malah mengabaikannya. Ia berdiri dan memandangi dirinya di depan sebuah kaca.

"Padahal kata orang aku cantik banget? Tapi kok dia nggak ngerespon, sih? Apa jangan-jangan aku udah nggak cantik lagi? Masa sih? Di I*******m aja yang nge-like masih di atas sepuluh ribu kok kalau aku upload foto. Apalagi itu fotonya natural, nggak pakai make up. Masa udah effort dandan sampai secantik ini masih nggak menarik buat dia?" Bening bertanya-tanya dalam hatinya.

Bukan Bening namanya kalau menyerah begitu saja. Alih-alih patah semangat, ia malah kembali duduk di kursinya tadi dan mulai berselancar di media sosial, guna mencari informasi soal komandannya Wildan itu.

Pertama-tama, Bening menyusuri akun I*******m Wildan dan mencari sang komandan di daftar akun yang diikuti Wildan. Namun, ternyata ia tidak menemukannya. Tidak habis akal, Bening lanjut mencarinya di akun media sosial Batalion tempat Wildan dinas.

Ketemu! Di akun Batalion Wildan, Bening menemukan ada postingan aktifitas upacara bendera dan di sana terdapat foto-foto kegiatan upacara tersebut yang diambil dari jarak jauh. Di keterangan caption-nya, tertulis kalau Kapten Inf Kalingga Yudhistira yang menjadi inspektur upacara.

"Gotcha!"

Mata Bening langsung melek. Ia langsung saja mencari akun dengan nama tersebut di daftar following akun Batalion Wildan. Dan akhirnya ketemulah username bernama Kalingga Yudhistira. Sayangnya, akun itu di-private.

"Aduh, kenapa pakai diprivasi segala sih. Harus follow dulu jadinya," keluh Bening. Padahal ia sudah penasaran ingin melihat foto pria itu.

Bening mau tidak mau mem-follow akun tersebut menggunakan akun palsunya. Tak lupa ia juga mengirimkan sebuah DM agar direspon.

[Ndan, ini saya Pratu Wildan. Tolong terima, ya, Ndan.]

"Oke. Semoga langsung dibaca dan dinotice sama dia," harap Bening.

Sayangnya, lama Bening menunggu, tetapi permintaan follow tersebut tak kunjung diterima juga. Alhasil Bening jadi kesal bukan main.

"Ck! Ya udahlah. Aku pulang aja. Nggak asyik komandan satu ini," gerutu Bening yang akhirnya memutuskan untuk pulang. Padahal ia sudah begitu effort berdandan di salon yang mahal. Sayang sekali dewi fortuna belum berpihak kepadanya.

*

Malamnya, Bening masih galau memikirkan cintanya yang kandas begitu saja. Ia juga kesal karena rencananya untuk mendekati komandannya Wildan itu tidak berjalan dengan mulus.

Ibu Bening diam-diam memerhatikan sang putri. Mereka sedang menonton TV bersama, tetapi tatapan Bening sepertinya tidak tertuju ke layar TV dan tampak kosong.

"Kenapa, Ning?"

Bening terperanjat mendengar pertanyaan sang Ibu. Ia menggelengkan kepalanya sebagai respon.

"Nggak kenapa-kenapa tapi kok lesu gitu?"

Bening lagi-lagi menggelengkan kepala. Sedang malas bicara apalagi menceritakan tentang kekalutan hatinya.

"Ibu denger Wildan lagi pulang kampung, ya? Kok tumben nggak mampir ke rumah?" tanya Ibu Bening lagi.

Bening menatap sang Ibu. Bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan tersebut.

"Gimana mau main kalau dia aja udah putusin hubungan kami." Bening memang membalas, tetapi hanya dalam hatinya.

"Ning, ditanya orang tua kok malah bengong, sih, Nak. Kamu lagi ada masalah?"

Bening menggelengkan kepalanya. "Wildan lagi sibuk, Bu. Jadi nggak sempat mampir. Biasalah namanya juga abdi negara," ucapnya akhirnya merespon perkataan sang Ibu.

"Terus kapan kamu diajak pengajuan nikah?"

"Aduh! Ibu malah nanya terus kayak wartawan lagi. Aku kan jadi bingung harus jawab apa," keluh Bening dalam hati.

"Oh, ya ampun! Bening lupa, Bu! Tadi Bening belum selesai edit video endorse. Bening masuk dulu, ya, Bu," seru Bening heboh mengalihkan pembicaraan. Ia langsung berdiri sehingga sang Ibu tak punya kesempatan menahannya.

"Ya udah, sana," jawab Ibu Bening sambil mengangguk. Walaupun wajahnya tampak bingung karena Bening tidak menjawab pertanyaannya.

Bening akhirnya ngacir menuju kamarnya. Ia agak lega karena berhasil kabur dari pertanyaan-pertanyaan sang Ibu. Ia duduk bersender di divan kasur sambil memainkan ponselnya. Ia membuka I*******m, media sosial yang menjadi ladang baginya mencari nafkah, yaitu lewat membuka endorse.

Sebenarnya, Wildan tidak pernah mengetahui tentang akun Bening tersebut. Wildan adalah seorang pria yang sangat posesif. Ia tidak memperbolehkan Bening bekerja, dan bahkan tidak memperbolehkan Bening memiliki akun media sosial. Kalaupun punya untuk berkomunikasi dengan Wildan, Bening tetap tidak boleh meng-upload foto di akun tersebut karena katanya tak suka wajah cantiknya dilihat banyak lelaki.

"Ish. Jadi kesal kalau ingat itu lagi. Ya Allah, kenapa sih aku harus menghabiskan waktu bertahun-tahun dan tahan dengan orang posesif seperti dia? Pantes aja kata orang cinta itu buta, malah katarak kayaknya aku nih," gerutu Bening yang kesal karena teringat hal tersebut.

Kurang berkorban apalagi Bening untuk Wildan selama ini? Ia benar-benar menjadi kekasih yang penurut dan selalu memaklumi kecemburuan serta keposesifan Wildan selama ini. Namun, malah seperti ini balasan yang didapatkan Bening sekarang.

Bening menahan sesak. Dendamnya membara lagi. Ia kembali teringat dengan akun palsunya yang tadi mem-follow akun komandannya Wildan.

"Cek, ah. Siapa tahu udah ada respon."

Bening langsung mengecek akun palsunya yang tadi mem-follow Kalingga. Ia mendadak senang karena permintaan follow-nya sudah diterima.

"Oke. Mari kita lihat gimana wajah Pak komandan," gumam Bening.

Bening yang penasaran dengan wajah Kalingga segera men scroll profil pria tersebut. Dan ternyata wajahnya....

Bersambung

Bab terkait

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Ditikung Teman Sendiri

    Bening menganga sembari mengedip-ngedipkan matanya. “Hah? Fotonya begini doang?”Bening sangat kecewa. Maksudnya, akun Instagram si komandan itu sampai diprivasi segala, Bening kira minimal ada potret pria itu secara jelas. Namun, yang ada di sana ternyata foto yang tampak mata saja. Kalingga berpose memakai masker dan pelindung kepala. Jemari Bening bergerak. Ia memperbesar foto itu, berusaha memperhatikan lebih seksama mata Kalingga, sebab memang itu saja satu-satunya yang tampak. Mata Bening menyipit, memperhatikan foto yang ia perbesar sampai hampir blur itu. Bening mangut-mangut sendiri, tidak jelas apa yang sebenarnya sedang ia setujui. Meski hanya tampak matanya saja, Bening bisa merasakan tatapan tajam dan dingin dari si komandan itu.Bening ganti memperhatikan perawakan Kalingga. Meski hanya melihat dari foto saja, tetapi Bening sudah bisa menilai kalau pria itu sangat gagah. “Hm, gagah banget,” gumam Bening tanpa sadar. Entah mengapa, Bening malah jadi semakin berh*srat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Pangeran Tampan

    Mata Bening tidak bisa berkedip menatap wajah orang yang menahan tubuhnya tersebut. Bibirnya tak kunjung terkatup. Alih-alih menjauhkan diri, ia malah bengong dan terus menatap pria yang membantunya itu. "Aku enggak lagi di surga, kan? Kok ada pangeran tampan di sini?" bisik Bening dalam hati. Bening benar-benar terpana melihat ketampanan pria itu. Sungguh mahakarya Tuhan yang luar biasa. Lihat saja alis matanya yang tebal, hidungnya yang mancung, rahangnya yang tegas, dan bibirnya yang tampak lembut dengan sedikit belahan di bibir bawah. Bening merasa tidak pernah berada sedekat ini dengan pria tampan lainnya sebelumnya. Yang artinya ... seorang Wildan pun tidak setampan si pria penolong ini di mata Bening! "Ehm, kamu bisa berdiri sendiri?" Suara pria tersebut akhirnya menyadarkan Bening dari keterpukauannya. Dia cepat-cepat berdiri, dibantu oleh pria tersebut. Ketika pria itu menanyakan identitasnya, "Siapa kamu?" Bening kehilangan kata-kata sejenak, matanya melirik ke arah Wil

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Saya Pacarnya Kapten Kalingga

    Saat melihat seorang pria yang keluar dari mobil itu, Bening kaget bukan main karena itu adalah orang yang bertemu dengannya di batalion tadi. Si Pangeran tampan.Pria tersebut mendekati Bening dengan wajah kesal. "Kenapa kamu lempar mobil saya pakai batu?" tanyanya. "Salah sendiri nyipratin saya!" jawab Bening yang enggan terintimidasi tatapan tajam pria tersebut. Toh, bukan dia yang mencari perkara duluan! "Ya tapi enggak dengan lempar mobil saya pakai batu juga! Kamu tahu itu merugikan saya! Kamu mau dituntut ganti rugi?" kata pria itu lagi. Tampaknya ia greget karena Bening tidak merasa bersalah sama sekali. Bening langsung memasang wajah tidak terima. "Enak aja minta ganti rugi, orang saya nggak salah! Itu setimpal karena kamu udah nyipratin saya pakai air comberan!" jawabnya. Karena malas urusannya menjadi panjang, Bening langsung melengos pergi dari tempat tersebut. Membuat si pria menggertakan gigi melihat tingkahnya. "Mau ke mana kamu?" tanya pria itu sambil menahan tang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Memanfaatkan Keadaan

    Bening menelan ludahnya sendiri dengan susah payah. Ia mendongak dengan leher patah-patah, menatap Kalingga yang juga balas menatapnya dengan tampang penuh kemenangan. Seketika, tubuh Bening rasanya langsung membeku. Semua keberaniannya yang tadi runtuh tak bersisa. Padahal, tadi ia mudah sekali ngegas, bahkan membentak-bentak pria di sampingnya ini. Namun, sekarang Bening tidak bisa melakukan apa-apa.Hari ini, Bening merasa seperti hari apesnya. Ya memang, hari apes tidak ada di kalender, alias kejutan, tetapi masa iya keapesannya sampai bertubi-tubi begini? Saking malunya, Bening merasa ingin menghilang saja. Mungkin, akan lebih bagus kalau tiba-tiba ada pesawat alien yang datang, kemudian menariknya dari atas lalu Bening kabur dan ikut masuk ke pesawat alien itu supaya rasa malunya hilang? Ah, entahlah. Saking bingungnya harus melakukan apa, isi pikiran Bening jadi ngaco. Lalu, si pria yang ternyata Kalingga itu malah terus menatap Bening lekat-lekat, membuat Bening merasa semak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Gelisah Memikirkan Si Biang Masalah

    Suasana di dekat pos jaga jadi terasa begitu canggung. Wildan yang masih tampak shock bergumam. "Bening... ini nggak mungkin. Gimana dia bisa..."Bening dan Kalingga. Mereka punya hubungan? Sejak kapan? Bukankah mereka baru saja putus? Apa itu artinya Bening mengkhianatinya? Tetapi, kemarin saat dia memutuskan hubungannya dengan Bening, wanita itu tampak sangat terluka. Malah seperti tampak tak terima. Apa itu cuma akting saja? Mendadak hati Wildan panas membara. Kalau benar Bening selingkuh darinya, Wildan tak akan tinggal diam. Ini penghinaan besar baginya. Apalagi Bening selingkuh dengan komandannya. Di sisi lain, Kalingga sendiri sudah kesal luar biasa. Sudah diberi hati, Bening malah minta jantung. Sudah ditolong, malah membuat Kalingga dalam masalah. Kalau seperti ini. Semua orang jadi salah paham. Bagaimana ia akan menjelaskan semuanya kepada Wildan? Ah, kenapa pula harus dijelaskan. Toh, meskipun Wildan akan salah paham, semua ini juga tidak menyalahi apa-apa. Wildan sudah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Kamu Harus Menikahi Dia

    “Mama…”Kalingga terkejut bukan main ketika melihat mamanya ada di depan kamar hotel itu. Sesaat, tubuh Kalingga kaku, tetapi ia berusaha untuk menguasai dirinya sendiri.“Ma, kenapa Mama ada di sini?” tanya Kalingga.Bu Rita menatap anaknya dengan skeptis. Ekspresinya sungguh tidak terbaca, dan Kalingga tahu itu bukan pertanda baik untuknya.Sementara Kalingga masih menuntut jawaban dari Bu Rita, beliau malah langsung mendorong tubuh Kalingga supaya minggir lalu ia pun segera menyerobot masuk. Kalingga tidak bisa menahan mamanya, dan Bu Rita akhirnya melihat seorang wanita yang sedang tertidur di kamar itu, bergulung dalam selimut dengan kening mengerut seolah sedang menahan sakit. Bu Rita menghela napas panjang kemudian berbalik menatap tajam kepada puteranya. “Jadi ini yang kamu bilang teman?”Kalingga gelagapan. Ia tahu situasi ini sudah pasti menimbulkan salah paham besar. “Ma, ini bukan seperti yang Mama pikirkan. Aku—”Belum usai Kalingga berusaha menjelaskan situasinya, tiba-

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Galaunya Wildan

    "Ma, tolong tunggu sebentar. Mama nggak bisa memutuskan begitu saja untuk Lingga menikahi Bening. Masalahnya adalah—"Belum selesai Kalingga protes kepada mamanya, tiba-tiba ponsel Bu Rita malah berdering. Bu Rita jelas langsung fokus kepada ponselnya dan mengabaikan protesan yang dilayangkan oleh sang putera."Ah, Bu Anjani. Sebentar, Mama mau terima telepon dulu."Bu Rita langsung melenggang keluar dari ruang rawat inap itu begitu saja. Yang menghubungi Bu Rita adalah Bu Anjani. Wanita itu adalah teman baik Bu Rita. Sebenarnya, Bu Rita sudah ada janji dengan Bu Anjani sebelumnya untuk mempertemukan Kalingga dengan Erika yang merupakan puteri Bu Anjani. Sayangnya, Bu Rita sudah keburu lupa gara-gara masalah Kalingga dan Bening. Setelah Bu Rita keluar, hanya tersisa Kalingga dan Bening saja di ruangan itu. Kalingga langsung saja mendekati Bening. Sorot matanya tajam, membuat Bening refleks memundurkan badannya karena merasa terintimidasi. "Jangan deket-deket!" Bening mengangkat tela

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Bening, Ayo Balikan

    Keesokan harinya, Bening diantarkan ke hotel tempatnya menginap oleh Kalingga. Sesuai dengan prediksi dokter, demam Bening sudah turun, tubuhnya juga sudah tidak tremor setelah menghabiskan satu botol cairan infus. Sebelum pulang dari rumah sakit tadi, ia sempat diperiksa dokter lagi lalu diresepkan beberapa obat serta vitamin untuk menjaga daya tahan tubuhnya. Kalingga yang menebuskan obatnya di apotek rumah sakit baru kemudian mereka kembali ke hotel. Sejak semalam, Bening tidak mengatakan apapun. Ia juga seperti mengabaikan Kalingga secara total. Ia hanya akan menjawab kalau ditanya saja, itupun hanya anggukan, gelengan, atau gumaman tidak jelas saja. Jelas sekali bahwa Bening marah padanya. Jujur saja, Kalingga juga sadar kalau perkataannya terlalu berlebihan. Namun, wajar saja kalau ia marah, 'kan? Gara-gara pengakuan palsu Bening kepada mamanya, Kalingga jadi terjebak dalam situasi seperti ini. Sudah begitu, mamanya jadi menilai bahwa Kalingga itu hanya lelaki brengsek yang suk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19

Bab terbaru

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Basah Kuyup

    Vina diam saja setelah mendengar jawaban Bening mengenai barang-barang yang ia beli untuk calon menantunya itu. Ia terus mengekori Irene dan Bening yang sedang berdiskusi, tetapi pikirannya benar-benar sudah melayang entah ke mana. Ia berusaha biasa saja, padahal hatinya menjerit frustrasi. Selesai berbelanja, Vina membantu mengepak semua item yang dibeli oleh Bening ke dalam kotak-kotak dengan ukuran beragam kemudian memasukkannya ke paper bag. Belanjaan Bening lumayan banyak, dan wanita itu tampak agak kesusahan membawanya sendirian. “Biar saya bantu bawakan sampai ke mobil, Tante,” kata Vina.Bening mengangguk. “Terima kasih ya, Vin.”Kebetulan, Bening datang ke butik itu hanya bersama dengan supir, dan biasanya supir Bening hanya menunggu di dalam mobil kalau tidak disuruh oleh Bening untuk mengawal. Makanya, Vina berinisiatif membantu membawakan semua paper bag belanjaan itu sampai ke mobilnya. Ketika sudah keluar dari butik, Bening langsung teringat dengan permasalahan yang d

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Mau Pindah Dinas

    Vina tidak kuat melihat kedekatan Bening dengan Raisa. Jujur saja, ia iri. Mungkin, Vina hanya merasa diistimewakan saat itu. Ia terlalu percaya diri karena Bening baik padanya, padahal Bening memang baik kepada semua orang. Dari awal, karakter Bening memang orang baik dan lemah lembut. Perlakuan baik Bening kepada Vina juga merupakan hal yang biasa, Vina saja yang menanggapinya berbeda seolah-olah ia sangat penting untuk Bening. “Harusnya aku nggak ke-PD-an pas Tante Bening baik sama aku. Tante Bening ‘kan emang selalu baik ke semua orang,” gumam Vina getir. Tujuannya ke sana untuk membicarakan masalah Garuda berdasarkan keterangan Raya, tetapi melihat Raisa di sana, Vina mengurungkan niat itu. Hatinya tak sanggup. Vina pun berbalik dan hendak pergi, tetapi ketika ia memutar badannya, malah ada Yudha di sana. Vina sontak menghentikan langkahnya karena terkejut. “Mau apa kamu ke sini?” tanya Yudha dingin. Vina menggeleng. Ia berusaha bersikap biasa saja meski hatinya berdebar ta

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Dia Dihukum

    Vina seketika berwajah datar. Mengapa pula ia harus bertemu Raya di sini? Ia sedang tidak ingin bertemu siapa-siapa sekarang. Hubungan Vina dan Raya sebelumnya baik-baik saja. Raya juga ramah padanya karena tahu kalau Vina adalah pacar kakaknya. Namun, kali ini karena Vina sudah tidak pacaran dengan Reyhan, sikap Raya juga kelihatan sekali berubah. Vina yang tadinya sedang memilih-milih lotion badan langsung mengambil secara random yang ada di depan matanya. Ia memandang Raya sekilas, tak ada niatan sama sekali untuk berinteraksi lebih lama dengan gadis itu."Maaf, aku lagi sibuk. Lain kali aja," kata Vina. Ia segera berbalik dan hendak pergi ke kasir. Namun, Raya lebih dulu menarik bahunya dari belakang."Nggak bisa lain kali. Kita harus bicara sekarang," tegas Raya.Vina mengernyit. "Apa sih, Ray? Kan aku udah bilang kalau aku sibuk. Lain kali sajalah."Raya tetap bersikeras. Ia yang tadinya mencengkeram bahu Vina beralih menahan lengan gadis itu. "Nggak mau. Pokoknya harus sekaran

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Bertemu Dia

    Selesai wawancara di butik tadi, Vina tidak langsung pulang ke rumah melainkan pergi ke rumah sakit untuk menemui orang tuanya. Suasana hati Vina membaik setelah ia berhasil mendapatkan kerja. Ia pergi ke rumah sakit dengan memesan ojek.Sesampainya di sana, Vina malah melihat ibunya sedang melipat semua pakaian yang dibawa untuk bapaknya.“Assallammuallaikum,” ucap Vina.“Waallaikumsalam. Kamu habis keluar, Vin?” tanya ibunya.Vina mengangguk. “Iya, Bu. Cari kerja. Alhamdulillah Vina tadi udah tanda tangan kontrak kerja.”Ibunya Vina senang mendengar hal itu. “Beneran? Kerja di mana, Vin?”“Di butik, Bu. Tadi udah sekalian wawancara terus diterima, makanya langsung tanda tangan kontrak kerja. Besok udah mulai kerja di sana.”“Alhamdulillah… Ibu turut senang, Vin. Semoga perkerjaannya berkah dan bisa membawa rezeki yang halal.”Vina mengangguk. “Iya, Bu. Aamiin. Oh iya, Ibu kok udah ngeringkes semua pakaian Bapak?”“Tadi pas dokter meriksa Bapak, katanya kondisi bapak sudah sangat mem

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Terpaksa Berpisah

    Yudha hanya bisa membeku selama beberapa saat usai mendengar perkataan Vina. "Tunggu sebentar, kamu ngomong apa sih Vin?" tanya Yudha. "Ya itu, Om. Aku yakin Om paham."Yudha menggeleng. "Maksud kamu apa tiba-tiba ngomong gitu?"Vina menunduk. Ia sama sekali tidak berani menatap mata Yudha. Ia takut, kalau ia menatap mata pria itu, maka pendiriannya akan goyah. Hatinya hancur, tetapi ia harus tetap tegar dan kelihatan biasa saja di depan Yudha supaya pria itu mau untuk mengakhiri hubungan mereka. "Maksud aku sesuai dengan apa yang aku katakan. Pokoknya gitulah. Aku minta maaf karena udah nyusahin Om Yudha. Aku janji ini yang terakhir," kata Vina. Yudha heran. Ini terlalu mendadak. Vina kelihatan baik-baik saja sebelumnya. Mereka berdua datang ke acara di rumah Kalingga dan Bening juga dalam situasi yang bahagia. Namun, mengapa tiba-tiba jadi seperti ini?"Sebenarnya ada apa sih, Vin? Apa saya melakukan kesalahan sama kamu? Jangan bikin saya bingung.""Apa kurang jelas yang aku omo

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Kenapa Kamu Pergi?

    Yudha masih terus berusaha mencari keberadaan Vina. Ia berkeliling ke seluruh rumah, bahkan sampai ke halaman samping rumah keluarganya hanya untuk mencari tahu di mana keberadaan Vina. Namun, meskipun ia sudah berkeliling sampai ke area yang seharusnya tidak didatangi Vina pun, keberadaan gadis itu nihil. Yudha sudah berkali-kali menghubungi nomor Vina. Dan semua panggilannya tidak ada jawaban. Yudha semakin khawatir. Ini memang bukan pertama kalinya Vina datang ke rumah keluarga Yudha, tetapi ini adalah pertama kalinya Vina datang dalam acara yang dihelat oleh keluarganya. Yudha takut kalau Vina merasa tidak nyaman atau bagaimana sehingga tiba-tiba pergi.Yudha langsung menggeleng. "Nggak mungkin Vina kayak gitu. Dia pasti ngomong kalau memang nggak nyaman," gumam Yudha. Setelah menelusuri hampir seluruh penjuru rumah keluarganya, Yudha kembali ke depan. Acara akan segera dimulai beberapa menit lagi, tapi keberadaan Vina tidak juga ditemukan. Bening yang sedang menyapa tamu-tamu y

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Jauhi Abang Gue

    Setelah menjenguk orang tua Vina di rumah sakit, Yudha harus segera pamit. Ia keluar sudah lumayan lama tadi, jadi harus segera kembali. Vina mengantarkan Yudha keluar dari ruang rawat inap bapaknya, barulah Yudha pamitan kepada Vina.“Saya harus kembali,” kata Yudha.Vina mengangguk. “Iya, Om.”“Siap-siap untuk besok malam minggu ya, jangan sampai lupa. Saya jemput kamu ke rumah.”Vina mengangguk lagi. “Oke, Om. Makasih ya Om untuk hari ini, dan untuk semuanya.”Yudha tersenyum tipis. “Ya sama-sama. Kalau gitu, saya pergi dulu. Assalammualaikum.”Bukannya menjawab salam dari Yudha, Vina malah menahan pergelangan tangan pria itu. Yudha yang belum sempat melangkah langsung memutar lehernya menghadap Vina.“Kenapa?” tanya Yudha heran.“Mm… H-hati-hati di jalan ya, Om.” Vina mengucapkannya sambil menunduk, dengan suara yang amat pelan dan nyaris berbisik. Untung saja posisi mereka berdekatan, jadi Yudha masih bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh gadis itu. Yudha tersenyum

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Falling In Love

    Vina berdebar dan tremor parah. Bahkan telapak tangannya sekarang terasa sangat berkeringat gara-gara mendengar Yudha menyebut bahwa dirinyalah calon istri pria itu. Padahal, tadi ia sedang kesal luar biasa. Bisa-bisanya sekarang ia berubah berdebar-debar dan grogi parah hanya karena satu kalimat yang diucapkan oleh Yudha. Jujur saja, Vina ingin teriak sekarang, tetapi tentu saja ia tidak mungkin melakukan itu. Yang ada, ia malah akan mempermalukan dirinya sendiri. Sementara itu, Yudha sendiri tidak mau melepaskan pandangannya dari Vina. Ia terus-menerus menatap gadis itu.“Vina, kamu nggak boleh nolak.”Vina semakin membuang muka. Ia tidak berani beradu tatap dengan pria itu. Melihat gelagat malu Vina, entah mengapa malah membuat Yudha antusias. Ekspresi malu-malu dan jaga imej ala Vina itu malah tampak menggemaskan di mata Yudha. “Kenapa sih dari tadi buang muka terus?” tanya Yudha. “Bukannya kalau bicara sama orang itu harus saling tatap muka ya?”Vina merengut. “Terus maunya ak

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Merajuk

    Yudha menghabiskan beberapa jam berkeliling dengan Raisa. Ia sendiri sudah mengakui sejak awal kalau dirinya bukan tipikal yang suka pergi jalan-jalan, jadi ia tidak terlalu tahu harus ke mana. Namun, Raisa menerima saja. Setelah dari kafe itu, mereka berkeliling lagi ke area dekat-dekat saja baru kemudian pulang. Selesai mengantar Raisa ke tempat Pak Danyon, Yudha langsung bergegas kembali ke rumah dinas. Baru saja ia menginjakkan kakinya ke dalam rumah dinas, ponsel Yudha bergetar, ada panggilan dari mamanya.“Halo, Ma?” “Sagara, Mama tadi kirim pesan ke kamu, kok enggak dibaca?” tanya Bening.Yudha langsung memeriksa ponselnya. “Oh iya, Sagara belum buka hape dari tadi, Ma.”“Memangnya dari mana, Ga? Kok sampai nggak buka hape sama sekali?”“Oh itu, tadi dimintai tolong sama Pak Danyon.” Yudha tidak menjelaskan detail kalau permintaan tolong Pak Danyon adalah untuk mengajak keponakan perempuannya jalan-jalan. Yudha hanya tidak mau mamanya nanti salah paham, sebab keluarga Yudha s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status