Share

Ditikung Teman Sendiri

Author: Brata Yudha
last update Last Updated: 2024-12-19 13:12:52

Bening menganga sembari mengedip-ngedipkan matanya. “Hah? Fotonya begini doang?”

Bening sangat kecewa. Maksudnya, akun I*******m si komandan itu sampai diprivasi segala, Bening kira minimal ada potret pria itu secara jelas. Namun, yang ada di sana ternyata foto yang tampak mata saja. Kalingga berpose memakai masker dan pelindung kepala.

Jemari Bening bergerak. Ia memperbesar foto itu, berusaha memperhatikan lebih seksama mata Kalingga, sebab memang itu saja satu-satunya yang tampak. Mata Bening menyipit, memperhatikan foto yang ia perbesar sampai hampir blur itu.

Bening mangut-mangut sendiri, tidak jelas apa yang sebenarnya sedang ia setujui. Meski hanya tampak matanya saja, Bening bisa merasakan tatapan tajam dan dingin dari si komandan itu.

Bening ganti memperhatikan perawakan Kalingga. Meski hanya melihat dari foto saja, tetapi Bening sudah bisa menilai kalau pria itu sangat gagah.

“Hm, gagah banget,” gumam Bening tanpa sadar.

Entah mengapa, Bening malah jadi semakin berh*srat untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai Kapten Kalingga. Ia jadi penasaran. Sayangnya, tidak ada informasi apapun di akun sosial medianya. Ini saja Bening susah sekali mendapatkannya, harus sampai membuat akun fake dan mengaku-aku sebagai Wildan pula. Isi bio instagramnya pun kosong, fotonya di I*******m juga minim. Kebanyakan malah hanya diunggah tanpa caption apapun.

“Kayaknya beliau ini bukan orang sosmed banget ya? Masa unggah foto nggak ada caption apa-apa sih?”

Bening memeriksa akun-akun yang diikuti dan juga mengikuti Kapten Kalingga. Tidak banyak, dan kalau ditelusuri, yang diikuti oleh Kalingga hanya akun-akun yang berkaitan dengan tentara saja.

Sepertinya, Kapten Kalingga memang orang yang sangat menjaga privasi. Dan akun tersebut seperti hanya sebuah formalitas saja.

Bening menghela napas panjang. Ia langsung berbaring di atas ranjangnya sembari menatap langit-langit kamarnya. Ponselnya sudah ia lempar di sisi kasur.

“Ah, elah… Kok nggak dapat informasi yang berguna sama sekali sih?” keluhnya. “Kalau begini terus, nggak akan ada perkembangan untuk rencanaku dong?”

Bening memijat kepalanya sendiri, berusaha untuk berpikir kira-kira bagaimana mencari informasi lebih lanjut mengenai Kapten Kalingga. Ia tidak mau gagal begitu saja.

Lama Bening berpikir, tiba-tiba ponselnya bergetar. Ada notifikasi DM masuk dari Kalingga. Kelopak mata Bening seketika melebar. Ia yang awalnya rebahan spontan langsung duduk.

“OMG? DM dari Kapten Kalingga!” serunya antusias sendiri. Buru-buru ia membuka DM tersebut.

[Kemarin saya dapat informasi, katanya kamu mau pengajuan nikah dinas dan berniat untuk ketemu saya. Benar?]

Raut antusias di wajah Bening seketika sirna, tergantikan dengan ekspresi keterkejutan yang luar biasa. “Hah?”

Bening terus memandangi DM dari Kapten Kalingga itu. Ia memakai akun fake-nya dan mengaku sebagai Wildan, dan sekarang Kalingga mengatakan kalau Wildan hendak melakukan pengajuan nikah dinas.

“Pengajuan nikah dinas? Kan kami udah putus, terus Mas Wildan mau nikah sama siapa?” gumam Bening.

Apa-apaan ini? Bening mer*mas ponselnya sendiri. Sudah jelas pengajuan itu digunakan Wildan untuk menikah dengan orang lain. Masalahnya adalah, bukankah mereka baru putus kemarin? Jadi selama ini...

Bening berusaha tenang meski jantungnya terus bergemuruh. Jemarinya bahkan sampai bergetar karena amarah saat mengetikkan balasan untuk DM Kalingga.

[Benar, Ndan.]

Tak lama setelah Bening mengetik balasan itu, Kalingga kembali membalas Dm-nya.

[Kita bertemu hari rabu saja ya, saya masih di luar kota. Saya tadi juga sudah bilang kepada petugas administrasi.]

[Siap, Ndan.]

Setelah itu, Kalingga tidak membalas apa-apa lagi dan langsung offline dari akun I*******m miliknya.

Bening mer*mas seprei kasurnya penuh amarah. Ia tidak menyangka akan mendapatkan informasi mencengangkan seperti ini.

“Pengajuan nikah? Mau nikah sama siapa dia?” ucap Bening. Hatinya sakit sekali. Ia belum sempat untuk menyembuhkan batinnya sendiri, dan sekarang malah ditambah dengan kabar tak mengenakkan seperti ini.

Bening dan Wildan baru putus kemarin. Ya tentu saja Bening tahu pada akhirnya Wildan akan menikah dengan bidan atau perawat sesuai idaman orang tuanya itu. Namun, mengapa secepat ini? Bukankan itu artinya…

Bening seketika membelalak. “Hmm, aku tahu nih. Kalau sekarang udah mau ngajuin nikah dinas, bukankah artinya Mas Wildan udah berhubungan sama wanita lain bahkan sebelum putus sama aku?”

Bening tertawa, miris dengan semua keadaan yang terjadi padanya. Sudah ia dicampakkan begitu saja padahal mereka sudah bersama selama lima tahun, terpaksa melepas beasiswa kuliahnya, dan sekarang ketahuan kalau Wildan ternyata memiliki wanita lain?

Bening mengepalkan telapak tangannya semakin keras hingga kuku-kukunya sendiri memutih. “Siapa sebenarnya wanita yang akan dinikahi sama Mas Wildan?”

Ia tidak akan tinggal diam. Ini seperti penghinaan baginya. Bening tidak suka dibodohi seperti ini.

Tarikan napas panjang Bening lakukan. Ia menge lus dadanya sendiri, berusaha untuk menenangkan diri. Ia sudah bertekat, pokoknya ia harus ke kota tempat Wildan dinas dan mencari tahu semuanya. Kalau benar Wildan mendua selama ini, Bening benar-benar tidak akan terima dan membiarkannya begitu saja.

“Awas aja nanti…” gumam Bening penuh amarah.

*

Hari rabu yang dinantikan oleh Bening akhirnya tiba. Sejak hari selasa kemarin, Bening sudah berangkat ke daerah battalion yang ditempati Wildan dinas. Memang lumayan jauh dari rumahnya, makanya Bening berangkat sehari sebelum jadwal itu. Ia menginap di hotel semalam.

Hari ini adalah penentuannya. Bening harus mencari tahu lebih lanjut informasi mengenai hubungan Wildan dengan wanita yang katanya akan dinikahi itu. Sejak kapan mereka bersama dan juga siapa sebenarnya wanita itu. Ah, memikirkannya saja membuat hati Bening langsung berkobar dalam amarah.

Bening segera bersiap-siap, kemudian sarapan dulu di hotel. Melakukan hal ini juga butuh tenaga. Sebenarnya Bening tidak terlalu napsu makan saking kesalnya, tetapi ia juga tidak mau mengorbankan kesehatannya karena hal ini.

Usai sarapan, Bening langsung mencari taksi dan meminta diantar ke battalion itu. Jarak hotel ke battalion itu cukup dekat jika ditempuh menggunakan taksi. Kurang lebih hanya 15 hingga 20 menit tergantung kondisi lalu lintas.

Sampai di sana, Bening langsung turun dan bertemu dengan petugas yang berjaga. Ia memasang senyum ramah seolah-olah tidak ada rencana besar yang hendak ia lakukan.

“Ada keperluan apa?” tanya si petugas.

“Saya kekasihnya Pratu Wildan, hari ini saya mau bertemu sama beliau dan sudah janjian sebelumnya,” ucap Bening.

Petugas itu memperhatikan Bening. Wajar saja sebenarnya kalau selektif mengizinkan orang luar masuk.

Lalu, Bening mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan salah satu fotonya bersama dengan Wildan. Untung saja masih ada yang tersisa. Sebelumnya, ia berniat menghapus semua foto-fotonya dengan Wildan pasca putus hubungan dengan cara buruk seperti itu. Namun, Bening terlalu sibuk menangisi nasibnya dan berpikir untuk membalas semua yang sudah Wildan lakukan padanya, jadi tidak sempat ia bersih-bersih galeri ponselnya dari jepretan wajah-wajah Wildan itu.

Petugas itu mengambil ponsel Bening dan memperhatikan fotonya bersama Wildan saat masih pacaran. Jelas petugas itu langsung percaya.

Petugas itu mengangguk kemudian mengembalikan ponsel Bening. “Ya, silakan.”

Si petugas mengantarkan Bening untuk menuju ke tempat tamu. Wildan belum memiliki rumah dinas sekarang karena memang statusnya masih bujang, jadi ia tinggal di barak.

Sebelum sampai ke tempat tamu, Bening langsung berhenti. “Permisi, Pak.”

Si petugas yang berjalan selangkah di depan Bening berhenti dan menoleh. “Ya, ada apa?”

“Um… Permisi, toiletnya di mana ya?”

Petugas itu menunjukkan arah toiletnya. “Kamu lurus saja, di sebelah utara. Saya tunggu kamu di sini.”

Bening menggeleng. “Saya nggak papa, Pak. Nanti saya ke tempat tamu sendiri, saya sudah janjian dengan Pratu Wildan, saya bisa langsung hubungi beliau.”

Si petugas menatap skeptis kepada Bening. “Benar tidak masalah?”

Bening mengangguk. “Iya, Pak. Terima kasih sudah mengantar saya masuk.”

Si petugas percaya-percaya saja. Lagipula, petugas itu juga mana tahu kalau Wildan sudah putus dengan Bening. Asal ada bukti foto bersama Bening bersama Wildan dan kelihatan mesra juga petugas itu pasti mengira bahwa saat ini hubungan Bening dan Wildan masih lanjut.

Bening segera ke toilet, tetapi ia tidak masuk ke biliknya, hanya berdiri di depan toilet saja. Setelah memastikan si petugas kembali ke tempatnya, Bening langsung beralih bersembunyi untuk memantau posisi Wildan.

Bukan hal mudah bermain mata-mata seperti ini. Apalagi di dalam kawasan militer seperti ini. Kalau nanti gerak-gerik Bening terkesan mencurigakan juga bahaya.

Tidak lama setelah bersembunyi itu, Bening melihat Wildan berada di dekat kantor administrasi.

“Itu dia,” gumam Bening pelan.

Bening melangkah maju, mencari posisi persembunyian yang lebih dekat dari posisi Wildan supaya ia bisa melihat dengan jelas. Tak lama setelah ia menemukan posisi yang pas, Wildan tiba-tiba berpidah posisi dan menghampiri seorang perempuan yang masih menunggu di motor.

Kedua mata Bening membelalak. “Huh? Dia sama wanita?”

Bening sama sekali tidak berekspektasi kalau Wildan akan langsung membawa calon istrinya. Bening jadi semakin penasaran siapa sebenarnya wanita itu. Dari tempat persembunyiannya, Bening hanya bisa melihat punggung wanita itu, memakai pakaian bermotif bunga-bunga dengan warna dasar pink.

“Ck, buruan berbalik lah… Kamu siapa sih?” gumam Bening. Ia jadi heboh sendiri gara-gara penarasan siapa wanita itu. Lihat itu, bahkan Wildan saja menggandeng telapak tangannya dengan sangat erat. Hati Bening semakin bergemuruh.

Bening menggigiti bibirnya sendiri. Ia penasaran siapa wanita itu tetapi posisinya tidak memungkinkan untuk terlalu mendekat. Kalau ketahuan, bisa malu dirinya.

Untungnya, tak lama kemudian Wildan dan wanita itu hendak melangkah pergi entah ke mana, dan saat itu juga, posisi si wanita yang digandeng oleh Wildan menghadap ke posisi persembunyian Bening.

“Eh?” Bening membelalak. Badannya seketika membeku. “Itu ‘kan…”

Bening mengucek matanya. Ia harap, apa yang dilihatnya salah. Namun, ternyata tidak. Wanita itu, Bening jelas mengenalnya.

“Susan…”

Rupanya wanita yang dibawa oleh Wildan adalah Susan, sahabat Bening sendiri sejak masa sekolah. Hati Bening semakin nyeri kala mengetahui fakta ini. Dari sekian banyak wanita yang bisa menjadi calon istri Wildan, mengapa malah Susan yang jelas-jelas sahabat Bening?

“Jadi calon istri bidan idaman orang tuamu itu si Susan?”

Bening terkekeh miris. Ia mengusap wajahnya sendiri. Entah bagaimana perasaannya sekarang. Yang jelas, ia hancur sehancur-hancurnya.

Di tengah rasa sakit itu, Bening yang diam saja dan tidak bergeser dari posisinya mendadak ditepuk dari belakang oleh seseorang.

“Ngapain kamu di sini?” tanya orang itu.

Bening terlonjak kaget. Ia refleks hendak berlari kabur, tetapi karena panik, kaki kanannya malah menyandung tumit kirinya sendiri. Tubuhnya langsung oleng dan nyaris saja menghantam lantai, tetapi orang yang menepuk bahunya tadi refleks menahan pinggang Bening. Sehingga Bening terselamatkan.

Bening mengerjap. Bibirnya terbuka karena kaget. Untuk sesaat mereka berdua saling menatap satu sama lain. Hingga orang itu seperti menyadari sesuatu.

“Eh? Kamu...”

Related chapters

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Pangeran Tampan

    Mata Bening tidak bisa berkedip menatap wajah orang yang menahan tubuhnya tersebut. Bibirnya tak kunjung terkatup. Alih-alih menjauhkan diri, ia malah bengong dan terus menatap pria yang membantunya itu. "Aku enggak lagi di surga, kan? Kok ada pangeran tampan di sini?" bisik Bening dalam hati. Bening benar-benar terpana melihat ketampanan pria itu. Sungguh mahakarya Tuhan yang luar biasa. Lihat saja alis matanya yang tebal, hidungnya yang mancung, rahangnya yang tegas, dan bibirnya yang tampak lembut dengan sedikit belahan di bibir bawah. Bening merasa tidak pernah berada sedekat ini dengan pria tampan lainnya sebelumnya. Yang artinya ... seorang Wildan pun tidak setampan si pria penolong ini di mata Bening! "Ehm, kamu bisa berdiri sendiri?" Suara pria tersebut akhirnya menyadarkan Bening dari keterpukauannya. Dia cepat-cepat berdiri, dibantu oleh pria tersebut. Ketika pria itu menanyakan identitasnya, "Siapa kamu?" Bening kehilangan kata-kata sejenak, matanya melirik ke arah Wil

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Saya Pacarnya Kapten Kalingga

    Saat melihat seorang pria yang keluar dari mobil itu, Bening kaget bukan main karena itu adalah orang yang bertemu dengannya di batalion tadi. Si Pangeran tampan.Pria tersebut mendekati Bening dengan wajah kesal. "Kenapa kamu lempar mobil saya pakai batu?" tanyanya. "Salah sendiri nyipratin saya!" jawab Bening yang enggan terintimidasi tatapan tajam pria tersebut. Toh, bukan dia yang mencari perkara duluan! "Ya tapi enggak dengan lempar mobil saya pakai batu juga! Kamu tahu itu merugikan saya! Kamu mau dituntut ganti rugi?" kata pria itu lagi. Tampaknya ia greget karena Bening tidak merasa bersalah sama sekali. Bening langsung memasang wajah tidak terima. "Enak aja minta ganti rugi, orang saya nggak salah! Itu setimpal karena kamu udah nyipratin saya pakai air comberan!" jawabnya. Karena malas urusannya menjadi panjang, Bening langsung melengos pergi dari tempat tersebut. Membuat si pria menggertakan gigi melihat tingkahnya. "Mau ke mana kamu?" tanya pria itu sambil menahan tang

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Memanfaatkan Keadaan

    Bening menelan ludahnya sendiri dengan susah payah. Ia mendongak dengan leher patah-patah, menatap Kalingga yang juga balas menatapnya dengan tampang penuh kemenangan. Seketika, tubuh Bening rasanya langsung membeku. Semua keberaniannya yang tadi runtuh tak bersisa. Padahal, tadi ia mudah sekali ngegas, bahkan membentak-bentak pria di sampingnya ini. Namun, sekarang Bening tidak bisa melakukan apa-apa.Hari ini, Bening merasa seperti hari apesnya. Ya memang, hari apes tidak ada di kalender, alias kejutan, tetapi masa iya keapesannya sampai bertubi-tubi begini? Saking malunya, Bening merasa ingin menghilang saja. Mungkin, akan lebih bagus kalau tiba-tiba ada pesawat alien yang datang, kemudian menariknya dari atas lalu Bening kabur dan ikut masuk ke pesawat alien itu supaya rasa malunya hilang? Ah, entahlah. Saking bingungnya harus melakukan apa, isi pikiran Bening jadi ngaco. Lalu, si pria yang ternyata Kalingga itu malah terus menatap Bening lekat-lekat, membuat Bening merasa semak

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Gelisah Memikirkan Si Biang Masalah

    Suasana di dekat pos jaga jadi terasa begitu canggung. Wildan yang masih tampak shock bergumam. "Bening... ini nggak mungkin. Gimana dia bisa..."Bening dan Kalingga. Mereka punya hubungan? Sejak kapan? Bukankah mereka baru saja putus? Apa itu artinya Bening mengkhianatinya? Tetapi, kemarin saat dia memutuskan hubungannya dengan Bening, wanita itu tampak sangat terluka. Malah seperti tampak tak terima. Apa itu cuma akting saja? Mendadak hati Wildan panas membara. Kalau benar Bening selingkuh darinya, Wildan tak akan tinggal diam. Ini penghinaan besar baginya. Apalagi Bening selingkuh dengan komandannya. Di sisi lain, Kalingga sendiri sudah kesal luar biasa. Sudah diberi hati, Bening malah minta jantung. Sudah ditolong, malah membuat Kalingga dalam masalah. Kalau seperti ini. Semua orang jadi salah paham. Bagaimana ia akan menjelaskan semuanya kepada Wildan? Ah, kenapa pula harus dijelaskan. Toh, meskipun Wildan akan salah paham, semua ini juga tidak menyalahi apa-apa. Wildan sudah m

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Kamu Harus Menikahi Dia

    “Mama…”Kalingga terkejut bukan main ketika melihat mamanya ada di depan kamar hotel itu. Sesaat, tubuh Kalingga kaku, tetapi ia berusaha untuk menguasai dirinya sendiri.“Ma, kenapa Mama ada di sini?” tanya Kalingga.Bu Rita menatap anaknya dengan skeptis. Ekspresinya sungguh tidak terbaca, dan Kalingga tahu itu bukan pertanda baik untuknya.Sementara Kalingga masih menuntut jawaban dari Bu Rita, beliau malah langsung mendorong tubuh Kalingga supaya minggir lalu ia pun segera menyerobot masuk. Kalingga tidak bisa menahan mamanya, dan Bu Rita akhirnya melihat seorang wanita yang sedang tertidur di kamar itu, bergulung dalam selimut dengan kening mengerut seolah sedang menahan sakit. Bu Rita menghela napas panjang kemudian berbalik menatap tajam kepada puteranya. “Jadi ini yang kamu bilang teman?”Kalingga gelagapan. Ia tahu situasi ini sudah pasti menimbulkan salah paham besar. “Ma, ini bukan seperti yang Mama pikirkan. Aku—”Belum usai Kalingga berusaha menjelaskan situasinya, tiba-

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Galaunya Wildan

    "Ma, tolong tunggu sebentar. Mama nggak bisa memutuskan begitu saja untuk Lingga menikahi Bening. Masalahnya adalah—"Belum selesai Kalingga protes kepada mamanya, tiba-tiba ponsel Bu Rita malah berdering. Bu Rita jelas langsung fokus kepada ponselnya dan mengabaikan protesan yang dilayangkan oleh sang putera."Ah, Bu Anjani. Sebentar, Mama mau terima telepon dulu."Bu Rita langsung melenggang keluar dari ruang rawat inap itu begitu saja. Yang menghubungi Bu Rita adalah Bu Anjani. Wanita itu adalah teman baik Bu Rita. Sebenarnya, Bu Rita sudah ada janji dengan Bu Anjani sebelumnya untuk mempertemukan Kalingga dengan Erika yang merupakan puteri Bu Anjani. Sayangnya, Bu Rita sudah keburu lupa gara-gara masalah Kalingga dan Bening. Setelah Bu Rita keluar, hanya tersisa Kalingga dan Bening saja di ruangan itu. Kalingga langsung saja mendekati Bening. Sorot matanya tajam, membuat Bening refleks memundurkan badannya karena merasa terintimidasi. "Jangan deket-deket!" Bening mengangkat tela

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Bening, Ayo Balikan

    Keesokan harinya, Bening diantarkan ke hotel tempatnya menginap oleh Kalingga. Sesuai dengan prediksi dokter, demam Bening sudah turun, tubuhnya juga sudah tidak tremor setelah menghabiskan satu botol cairan infus. Sebelum pulang dari rumah sakit tadi, ia sempat diperiksa dokter lagi lalu diresepkan beberapa obat serta vitamin untuk menjaga daya tahan tubuhnya. Kalingga yang menebuskan obatnya di apotek rumah sakit baru kemudian mereka kembali ke hotel. Sejak semalam, Bening tidak mengatakan apapun. Ia juga seperti mengabaikan Kalingga secara total. Ia hanya akan menjawab kalau ditanya saja, itupun hanya anggukan, gelengan, atau gumaman tidak jelas saja. Jelas sekali bahwa Bening marah padanya. Jujur saja, Kalingga juga sadar kalau perkataannya terlalu berlebihan. Namun, wajar saja kalau ia marah, 'kan? Gara-gara pengakuan palsu Bening kepada mamanya, Kalingga jadi terjebak dalam situasi seperti ini. Sudah begitu, mamanya jadi menilai bahwa Kalingga itu hanya lelaki brengsek yang suk

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Fitnah

    Bening terkejut. Ia diam saja, masih berusaha memproses apa yang dilihatnya saat ini. Benaknya mulai bertanya-tanya, mengapa Kalingga ada di sini? Bukankah pria itu sudah pulang? Namun, segala pertanyaan itu pada akhirnya hanya tersimpan di kepalanya saja. Bening mungkin masih terlalu terkejut dengan kehadiran Kalingga yang tiba-tiba sampai bibirnya hanya bisa mengatup dan tidak mengatakan apa-apa.Sementara Bening hanya bisa berdiri diam, Kalingga dan Wildan justru saling memandang satu sama lain. Ekspresi Kalingga mungkin tampak tenang, jauh lebih tenang daripada Wildan yang terang-terangan menggertakkan giginya karena kesal. Namun, sorot mata tajamnya tampak begitu jelas mengarah kepada Wildan."Ndan, saya minta dengan hormat untuk jangan ikut campur dengan masalah kami," kata Wildan. Ia harus berusaha keras meredam hasratnya untuk berkata kasar di hadapan Kalingga yang jelas-jelas adalah komandannya sendiri.Kalingga melirik Wildan dengan tajam. "Tidak bisa. Apa yang menjadi urusa

    Last Updated : 2025-01-01

Latest chapter

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Bening Hilang

    Bening dan orang yang tidak sengaja bertabrakan dengannya itu saling menatap satu sama lain. Seketika, wajah manyun Bening berubah.“Mas Risky?”“Bening?”Risky tersenyum semakin lebar. “Wah, enggak nyangka banget bakal ketemu sama kamu di sini. Lagi jalan-jalan juga? Atau belanja?” Risky melirik tangan Bening, tetapi wanita itu tidak kelihatan sedang membawa tas belanjaan apapun.Bening tersenyum. “Ya, begitulah. Lagi suntuk aja di rumah makanya jalan-jalan,” jawabnya.“Terus, kamu sama siapa di sini?”Bening teringat dengan Kalingga yang sedang bersama Maya dan itu seketika membuatnya kesal bukan main. Sebenarnya ia hendak menjawab bersama Kalingga, tetapi karena bad mood luar biasa, akhirnya ia tidak jadi menjawab begitu.“Sendirian,” jawab Bening.Risky mangut-mangut. “Oh…”“Terus kalau Mas Risku sendiri ngapain di sini? Lagi jalan sama ceweknya, ya?”Risky sontak tertawa mendengar pertanyaan itu. “Cewek apa? aku nggak punya cewek kok.”Bening ikut tertawa. “Ah, bohong banget. Ngg

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Mimpi Menyebalkan

    Bening mengerjapkan matanya. Ia berada di sebuah kamar. Bening menatap sekitar, dan itu bukan kamar di rumah dinas Kalingga seperti yang ia kenal. Ini seperti sebuah kamar hotel atau mansion yang mewah. Ada ranjang berukuran king size dengan sprei lembut dan juga selimut yang empuk, aroma kamar ini juga wangi seperti bunga-bunga. Interiornya benar-benar menarik, atau setidaknya, itulah yang Bening pikirkan di awal, sampai kemudian ia menyadari sesuatu.“Eh? Aku di sini ngapain?” gumamnya. Ia tidak ingat pernah merencanakan liburan dan menginap di sebuah hotel mewah seperti ini. Dan apakah ia sendirian?Bening mengedarkan pandangannya, kemudian matanya menangkap sosok yang amat familiar sedang berdiri di balkon kamar, kedua siku tangannya bertumpu pada besi pembatas balkon, dan orang itu sedang menatap ke depan, ke arah langit malam yang tampaknya cerah bertabur bintang.“Kapten Kalingga?” ucap Bening.Bening melebarkan senyum. Ia pikir, mungkin ia lupa pernah merencanakan liburan deng

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Kalau Tak Mau Dipaksa, Lakukan Dengan Sukarela

    Tubuh Bening menjadi tegang. Dia tidak percaya dengan apa yang diucapkan Kalingga barusan. Ingin menyentuhnya? Bening tidak bodoh untuk mengetahui maksud Kalingga. Tetapi, dia tidak bisa melakukannya dengan Kalingga sekarang. Bening bahkan tidak tahu jika ucapan Kalingga tadi benar-benar tulus atau hanya caranya untuk menenangkan hati Bening.Di sisi lain, Kalingga menyadari reaksi spontan Bening. Wanita itu terlihat tidak bisa bernapas, dengan wajah yang menegang. “Kamu sudah mendengar rahasia saya. Selanjutnya, apa yang harus saya lakukan? Setidaknya beri saya jawaban,” bisik Kalingga sekali lagi.Bening membelalak dan mendorong Kalingga setelah ia menyadari situasi di antara mereka. “Awas! Tolong jangan lakukan ini lagi, Kapten.” Bening melemparkan tatapan memperingatkan dan kabur dari kungkungan Kalingga. Ia beringsut menjauh ke sudut kasur.“Jangan macam-macam. Kalau Maya tahu, aku yakin dia bakal marah.”“Maya?” Kalingga menggigit bibirnya saat nama Maya disinggung. “Saya seriu

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Rahasia Kalingga

    Bening langsung pergi ke dapur untuk memasak meninggalkan Kalingga yang terdiam di sana. Ia mengeluarkan seluruh bahan-bahan yang tadi sudah disiapkan dari kulkas dan mengambil pisau untuk memotong wortel yang belum dipotong. Kepala Bening seakan hanya dipenuhi oleh amarah sehingga ia hanya bisa berpikir untuk menyalurkan emosinya dengan memasak.Namun, memang benar kata pepatah jika tidak seharusnya melakukan sesuatu saat emosi. Bening memotong wortel dengan tergesa, dan secara tidak sengaja mengiris jarinya sendiri. Dan seketika itu pula telunjuknya langsung berdarah.“Akh!!” Bening meringis dan langsung mengangkat jari telunjuknya yang mengeluarkan darah. Ada robekan kecil dan cukup dalam di ujung jari Bening. Rasa perih di jarinya itu membuatnya menangis tanpa sadar.“Aku kok apes banget sih, hiks.”Kalingga mendengar isakan halus Bening dari dapur. Kepalanya terangkat dan alisnya saling bertaut, kenapa mendadak Bening menangis? Kalingga jadi khawatir dan memutuskan untuk mengecek

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Tentang Hari Itu

    Wildan mengepalkan telapak tangannya. “Semuanya sia-sia. Semua sia-sia. Padahal aku sudah melakukan segala cara agar Bening nggak menikah dengan laki-laki lain. Tapi… tapi kenapa mereka malah tetap menikah?”Di kamar rumah sakit itu, Wildan terus meracau seperti orang gila. Ia benar-benar tidak terima dengan kenyataan ini. Baru saja ia sadar dari koma, kesehatannya pun bahkan belum membaik secara sempurna, dan ia harus merasakan tekanan mental seperti ini. Ia tidak bisa membayangkan Bening sudah dimiliki pria lain. Wildan meremas kepalanya sendiri, sesekali bahkan menjambak rambutnya karena tidak kuasa menahan rasa frustrasi yang mengguncang jiwa dan raganya.“Bening… Bening… Kamu seharusnya menjadi milikku, Bening. Kenapa kamu malah sama dia?” gumam Wildan berkali-kali.*Flashback Wildan tentu masih ingat dengan apa yang sudah ia lakukan kepada Bening. Bahkan setelah mengalami koma pun, tidak ada sedikit pun memorinya yang terganggu. Segalanya masih tampak jelas seolah masih baru

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Semua Sia-sia

    Kalingga refleks mendorong Maya lumayan keras karena kaget. Untung saja Maya masih mampu mempertahankan keseimbangannya meskipun didorong seperti itu oleh Kalingga. "Apa-apaan kamu, May?!" seru Kalingga. Ia agak kesal karena Maya tidak tahu batasan dan malah melakukan hal mencurigakan seperti ini di rumah dinasnya, di mana Bening juga ada di sini bersama mereka. Maya tidak mengindahkan seruan Kalingga. Ia malah lanjut memeluk Kalingga lagi dengan begitu erat."Aku kangen sama Bang Lingga," ucap Maya. Ia menyandarkan kepalanya pada dada Kalingga, sementara rengkuhannya pada tubuh Kalingga begitu erat.Kalingga panik. Ia berusaha mendorong Maya lepas, tetapi ia harus menahan kekuatannya untuk tidak sampai menyakiti Maya. Karena menahan diri itu jugalah, agak sulit untuk Kalingga melepaskan diri."Lepasin Abang, May. Jangan kayak gini.""Maya kangen banget, Bang." Maya mulai merengek."Nggak kayak gini caranya, May," tegas Kalingga. Maya cemberut. Namun, ia masih bertahan dengan memel

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Tak Tahu Diri

    Setelah mendapatkan pemberitahuan dari kampusnya, hari ini merupakan jadwal bagi Bening untuk mengambil jas almamaternya. Ia juga akan berbelanja beberapa keperluan untuk OSPEK. Kebetulan karena Bening tidak seperti mahasiswi reguler pada umumnya, OSPEK bagi Bening yang mengambil kelas karyawan tidak diwajibkan. Mungkin ia dan mahasiswa kelas karyawan lain hanya perlu mendengarkan pidato dari para petinggi universitas dan lainnya. Kala itu, setelah mengambil jas almamater dari ruang jurusan, Bening secara tidak sengaja bertemu dengan Risky, kakak tingkat yang kala itu ia tabrak saat berjalan-jalan di sekitar kampus. Risky menyapa Bening terlebih dulu dan menghampirinya dengan senyum mengembang.“Hari ini jadwal maba ambil almamater, ya?”Bening mengangguk dan menunjukkan bungkusan plastik di tangannya. “Iya, Mas. Untung aja tadi antreannya nggak terlalu banyak, jadi bisa langsung dapet.”“Mm, gitu, ya.” Risky manggut-manggut. Ia melihat jam di ponselnya dan menyadari bahwa hari masih

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Dia Sudah Bangun

    “Risky itu temanku,” jawab Bening santai. Memang kenyataannya seperti itu, jadi jawabannya pun jujur.Sayangnya, Kalingga menatap Bening dengan ekspresi skeptis.“Kenapa, Kapten? Nggak percaya ya?” tanya Bening.Kalingga menggeleng. “Nggak papa.”Bening mengangguk saja. Lalu, ia teringat kalau ada jadwal live hari ini untuk mempromosikan produk yang baru saja mengambil jasa endorse darinya, jadi Bening pun buru-buru masuk ke kamar untuk bersiap-siap live. Bening segera mandi supaya wajahnya juga lebih segar. Hampir seharian ia berada di rumah Bu Rita tadi, jadi sudah pasti wajahnya agak kucel. Setelah mandi, Bening berganti pakaian, berdandan sedikit supaya lebih segar, kemudian mengatur posisi ponselnya agar bisa menangkap wajahnya serta produk yang akan ia promosikan dengan baik. Ketika melihat Bening mempersiapkan semua kebutuhan live-nya itu, ia tidak sadar kalau sejak tadi Kalingga memperhatikannya. Kalingga mengernyit ketika melihat Bening mempercantik wajahnya, memakai hijab

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Siapa Risky?

    Begitu melihat bahwa yang datang ternyata Maya, ekspresi Bu Rita seketika berubah. Sejak tadi, wanita itu penuh senyum dan berseri-seri, tetapi kali ini seolah semua itu hilang begitu saja. Bening memperhatikan sekilas perubahan ekspresi Bu Rita. Memang, beliau masih tersenyum, tetapi entah mengapa senyumannya agak aneh, atau mungkin itu hanya perasaan Bening saja?‘Ternyata dia ada di Indonesia toh,’ batin Bu Rita. Maya yang datang langsung tersenyum cerah begitu melihat Bu Rita. “Bude… Apa kabar? Lama nggak jumpa.”Bu Rita tersenyum tipis saja saat Maya langsung masuk ke ruang tamu melewati Bening yang membukakan pintu. Gadis itu langsung menghampiri Bu Rita dan memeluknya dengan erat.“Wah… Maya kangen banget sama Bude soalnya udah lama enggak ketemu.” Maya kelihatan senang sekali bisa bertemu dengan Bu Rita. Bening terus memperhatikannya saja, tetapi ia hanya diam dan tidak mengatakan apa-apa.Bu Rita hanya membalas pelukan itu dengan satu lengan kemudian melepaskan diri secara p

DMCA.com Protection Status