author-banner
Brata Yudha
Brata Yudha
Author

Novels by Brata Yudha

MEET AISHA IN 1998

MEET AISHA IN 1998

Kondisi negara yang tidak baik-baik saja di tahun 1998, mendorong Rega Simbala, mahasiswa yang memiliki jiwa patriotik tinggi terhadap tanah air, bergerak menuju gedung DPR/MPR untuk demonstrasi. Pagi itu, Rega bertemu Aisha-gadis bercadar keturunan Tionghoa, yang sedang menyelamatkan diri setelah terjadi peristiwa kerusuhan. Ketakutan Aisha yang membawanya menggunakan pakaian serba hitam, membawa pula gadis itu pada pergolakan batin tentang keyakinan. Seiring berjalannya waktu kedekatan mereka semakin intens. Baik Aisha maupun Rega sama-sama memiliki perasaan yang sama. Namun tentu saja terbentur oleh keyakinan. Saat Aisha memutuskan menjadi mualaf, keluarganya membawa paksa Aisha dalam pelarian mereka ke luar negeri, selain mereka juga menentang kedekatan Aisha dengan Rega sang muslim pribumi. Bagaimanakah kelanjutan kisah cinta mereka? Temukan jawabannya disini.
Read
Chapter: Akhirnya Bertemu Lagi
“Kenapa ya, kamu ini malah pergi ke tempat-tempat yang bahaya?” keluh Bu Siti Marfu’ah.Perempuan itu tampak sudah pasrah melihat Rega sudah bersiap-siap untuk pergi ke ibukota, karena siangnya ia akan bertolak ke Aceh bersama rombongan relawan. Selang dua hari setelah menghubungi rekan-rekan almamater kampus, Rega dan Pak Mangara ikut dalam rombongan relawan.“Bahaya apanya, Bu? Di sana kan justru banyak orang butuh bantuan.”“Kita gak tahu kalau gempa susulan nanti datang, gimana?”“Doain Rega yang baik-baik, Bu. Dateng ke sana baik-baik aja, pulang pun selamat. Setuju?”“Terserah kamu aja lah.”Pergi ke Aceh bersama relawan, tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Bu Siti Marfu’ah pada awalnya. Namun, saat Rega mengatakan dia harus ke sana, karena mendampingi atasan, akhirnya mau tidak mau Bu Siti Marfu’ah melepaskan izin. Tetap saja Bu Siti Marfu’ah selalu memberikan mimik wajah khawatir berlebih, sebelum Rega benar-benar berangkat.“Berapa lama kamu di sana?” tanya sang ibu. “Engg
Last Updated: 2024-12-29
Chapter: Kabar Genting
Aisyah.Nama itu terus terngiang-ngiang di batin Rega, saat semalam Bu Siti Marfu’ah menyebut lagi. Tidak ada pembicaraan panjang setelah itu, karena Rega langsung pergi ke masjid. Menghindar, iya. Akan tetapi, dia juga tak mau dituduh terus memupuk harapan tak pasti pada sosok bernama Aisyah selama bertahun-tahun.Rega tidak memungkiri, bahwa dia tidak melupakan Aisyah.Sosok Anchie Phey yang sudah mengikrarkan hatinya untuk menjadi muslimah. “Rega!” Pintu kamar setengah digedor dari luar. “Kamu tidur lagi abis Subuh, heh?”“Enggak, Bu.” Rega membuka pintu kamar, dan melihat sosok sang ibu sudah berdiri di depan sana. Salah satu tangannya menenteng rantang dari bahan stainless. “Ini Syafa bawain sarapan. Cepet, kita makan dulu.” Bu Siti Marfu’ah langsung meletakkan rantang ke atas meja. “Kamu ajakin Syafa masuk, biar kita makan sama-sama.”“Ibu aja lah. Rega mau keluar ini.”“Lho? Mau ke mana?”“Olah raga!”Karena tidak mau dipusingkan oleh masalah percintaan, Rega bergegas keluar
Last Updated: 2024-12-29
Chapter: Sosok pengganti Aisha
Sebuah tepukan keras mendarat di bahu Rega, sehingga pemuda yang sedang mendengarkan musik dari pemutar MP3 itu tersentak kaget. Rega menoleh dan melihat sosok pemuda lain berambut plontos duduk di sampingnya.“Tapa terus,” komentar pemuda itu sembari terkekeh pelan.“Dengerin lagu,” balas Rega enteng.“Eh, dengerin tuh nasihat orangtua. Bukan lagu.”“Orangtua yang mana? Yang lo denger aja nasihat orangtua botolan.”“Anjir, setan!”Pemuda itu tergelak keras. Namanya Robby, satu almamater dengan Rega. Mereka sama-sama mengambil lanjutan advokasi, dan magang di kantor advokat yang sama. Robby dan Rega memiliki sifat yang bertolak belakang. Rega lebih cenderung diam, sedangkan Robby ke mana-mana antara membuat suasana heboh atau kacau. Akan tetapi, mereka selalu kompak. Bahkan orang-orang di kantor advokat, selalu menganggap keduanya “partner in crime”. Yang sebetulnya, Rega amit-amit dalam hati.“Makan dulu, lah. Biar otak lancar,” celetuk Robby.Dia memesan sepiring ketoprak di mana t
Last Updated: 2024-12-29
Chapter: Rasa sakit karena cinta
Matahari sudah menggeliat bangun dari peraduan, dan sinarnya mulai memasuki celah jendela. Phey duduk dengan tenang di teras, menunggu Pak Yono memanaskan mobil, dan setelah itu mereka segera kembali ke ibukota.Kali ini Phey siap pergi tanpa rasa gundah, dia sudah benar-benar tenang.Bahkan merasakan bahagia.“Non Phey, itu kok gak diminum teh manisnya? Nanti keburu dingin,” tunjuk Bu Puji pada secangkir teh yang ia suguhkan di meja, dan belum disentuh sama sekali. Wajah perempuan itu tersembul dari balik pintu.“Mau kok, Bu. Ini tunggu nasinya turun, saya kekenyangan. Abis nasi goreng buatan Ibu enak banget, sampai nambah.”“Aduh, cuma nasi goreng, apa enaknya? Non Phey ini suka berlebihan aja, ah.”“Bu, sekarang nama saya jadi Aisyah. Jangan panggil Phey lagi.” Phey terkekeh pelan.Aisyah.Itu nama yang Phey pilih setelah mengikrarkan syahadat. Meski butuh waktu untuk membuat orangtuanya menerima pilihannya kelak, tetapi Phey sudah bertekad untuk mengubah identitas. “Oh iya, Non A
Last Updated: 2024-12-29
Chapter: Menjemput hidayah
Phey masih berdiri mematung di depan rumah Bu Siti Marfu’ah, bingung karena rencana yang telah dibayangkan mendadak buyar. Kata tetangga Bu Siti Marfu’ah sedang pergi bersama ibu-ibu pengajian ke Banten, sejak pagi tadi. Lalu Rega ke kampus, dan entah pulang kapan. Bahkan menurut penuturan tetangga, Rega sering pulang larut malam.“Gimana, nih?” gumam Phey pelan sembari mengembuskan napas berat.Meski kecewa, akhirnya Phey putuskan kembali ke kediaman Pak Yono. Jika memang ia tidak bisa bertemu dengan Rega, maka memang itu yang harus ia terima dengan lapang dada. Namun, baru saja hendak melangkah, Phey melihat sebuah motor mendekat, dan suara derumannya ia kenali betul.Motor Rega!Laju motor melambat, dan berhenti di hadapan Phey. Wajah Rega tidak bisa berbohong, dia begitu terkejut melihat gadis pujaannya ada di sana. Bergegas Rega turun dari motor, membuka helm dan menghampiri Phey. Dia tidak berkata satu patah kata pun. Dalam hatinya, Rega ragu. Teringat akan permintaan Bu Siti M
Last Updated: 2024-12-29
Chapter: Berdiskusi dengan Ustaz
Perbedaan keyakinan itu seperti dua sisi mata pedang. Jika tidak berhati-hati, maka salah satu akan tersakiti. Maka tidak sedikit yang memberi petuah bijak, baiknya tetap mencari sosok yang satu iman. Bahkan satu keyakinan pun, belum tentu memiliki visi dan misi yang beriringan. Apalagi jika berbeda?“Kita sendiri tahu, beda umur yang jauh bisa jadi gunjingan orang. Menikahi duda atau janda, bisa dicibir juga. Mau enggak mau, kita enggak bisa menutupi penilaian orang-orang, Rega,” ujar Pak Ustaz.“Ya, kan tinggal gak perlu digubris, Pak. Yang menjalani rumah tangga, justru yang mau menikah, kan?”“Terus kamu enggak hidup di dalam masyarakat memangnya?” Pak Ustaz terkekeh. “Harus siap mental, Rega. Karena kita ini hidup di budaya yang ragam, masyarakat plural juga.”Kembali Pak Ustaz menjelaskan pada Rega secara hati-hati. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa yang berbeda bisa menjadi satu. Tetap saja, ada yang dikorbankan. Karena masing-masing keyakinan percaya, bahwa agama yang seb
Last Updated: 2024-12-29
Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu

Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu

"Maaf, Bening. Ibuku mau punya menantu seorang bidan atau perawat, katanya supaya ada yang bantu merawat ibu di masa tuanya. Jadi, kita udahan aja ya." Karena sakit hati dicampakkan kekasihnya yang merupakan seorang tentara setelah 5 Tahun berpacaran, Bening akhirnya berniat membalas dendam dengan mendekati Komandan kekasihnya itu. Namun, rencananya itu justru membuatnya terjebak cinta sang Komandan. Bagaimanakah kisah mereka? selengkapnya baca sampai tuntas. ***
Read
Chapter: Aku Tak Pantas Untukmu
Pagi itu, Bening terbangun seperti biasa dan bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi. Semalaman ia menangis sampai kelelahan dan tertidur sendiri. Bening benar-benar meratapi hidupnya. Setelah menerima panggilan dari Kalingga, Bening semakin merasa sedih. Ia bisa mendengar dengan jelas suara Kalingga yang kecewa. Ia juga merasa bersalah. Jujur saja, Bening ingin sekali bertemu dengan pria itu, tetapi dengan kondisinya yang sudah seperti ini, Bening merasa malu. Ia bahkan merasa tidak mau bertemu dengan siapapun dulu sekarang. Ia merasa jadi manusia paling kotor. Untuk mengalihkan perhatiannya agar tidak teringat dengan kejadian di hotel saat itu, Bening menggunakan waktunya untuk bersih-bersih rumah. Ia biasanya memang bersih-bersih rumah juga karena ibunya tidak boleh terlalu lelah, tetapi kali ini berbeda. Ia membersihkan rumahnya seolah tidak akan ada lagi hari esok. Ketika ibunya keluar dan bersiap hendak pergi ke rumah tetangga, beliau menatap Bening dengan ekspresi bingung
Last Updated: 2025-01-02
Chapter: Tak Jadi Bertemu
Bening tersadar. Ketika ia membuka matanya, pemandangan yang ia lihat bukan kafe di gang yang sepi itu lagi, tetapi sebuah ruangan yang ia sinyalir sebagai kamar hotel. Bening sontak bangkit duduk dari posisinya. Kepalanya masih terasa begitu pusing, membuat ia meringis kesakitan karena tiba-tiba langsung duduk.“Ugh…” Bening meremas kepalanya sendiri. Saat itulah, selimut yang sejak tadi menutupi tubuh Bening turun, menampilkan kondisi tubuh Bening yang polos tanpa memakai apapun.Bening membelalak kaget. Ia sontak panik dan menarik selimut hotel itu kembali untuk menutupi badannya. “A-Apa yang terjadi? Kenapa aku…”Bening mulai berusaha menelaah apa saja yang sudah terjadi sebelumnya hingga dirinya bisa sampai pada posisi ini. Sebelumnya, Wildan memaksa Bening untuk bertemu, yang katanya sebagai pertemuan terakhir agar perpisahan mereka tidak meninggalkan kesan buruk satu sama lain. Lalu, Wildan mengirimkan sebuah alamat kafe, di sebuah gang kecil yang lumayan sepi. Wildan datang
Last Updated: 2025-01-02
Chapter: Ini akan Jadi Yang Terakhir
Kalingga baru saja selesai mandi ketika pesan dari Bening masuk. Ia keluar dari kamar mandi dengan melingkarkan handuk di pingganya, sementara rambutnya masih basah. Layar ponselnya menyala begitu pesan itu masuk. Kalingga segera mendekati ponselnya dan mengecek siapa yang mengirim pesan.Kernyitan segera tercipta di kening Kalingga saat mengetahui bahwa pesan itu berasal dari Bening. Yang lebih membuat Kalingga heran sebenarnya karena isi pesan tersebut tampak serius. “Hal penting? Memangnya hal penting apa yang mau dia bicarakan?” gumam Kalingga.Karena penasaran dan tampaknya serius, Kalingga segera menghubungi nomor Bening. Benar saja, hanya sesaat setelah nada panggil berbunyi, Bening langsung menerima panggilannya. “Halo, assallammuallaikum,” ucap Bening“Waallaikumsalam,” jawab Kalingga. Ia terdiam. Entah mengapa, Kalingga merasa ada yang berbeda dari suara Bening. “Kapten Kalingga, aku, mm…”“Ada apa? Tolong bicara yang jelas supaya saya paham.”Biasanya, kalau Kalingga mul
Last Updated: 2025-01-02
Chapter: Penghinaanmu Tak Akan Kulupakan
Keadaan ibu Bening sudah membaik sekarang. Ia juga sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Namun, Bening mencegah ibunya untuk beraktivitas terlalu jauh. Kalau biasanya ibu Bening rajin bersih-bersih dan memasak, kali ini Bening melarangnya. Bening biasa menggantikan ibunya, tetapi memang selayaknya ibu-ibu pada umumnya, mereka seperti tidak puas kalau bukan dikerjakan sendiri. Pagi ini, ibu Bening sudah berkutat di dapur mengupas bawang. Katanya, tiba-tiba saja ingin makan nasi goreng. Bening yang tadi masih di kamar melipat baju-baju kering langsung menghampiri sang ibu.“Ibu mau ngapain?” tanya Bening.“Mau bikin nasi goreng. Ini lagi kupas bawang.”Bening mengernyit. Ia mendekati ibunya. Di wadah plastik kecil sudah ada beberapa butir bawang yang terkupas. “Sini biar Bening aja yang bikinin. Ibu lupa ya sama yang dibilangin sama dokternya? Nggak boleh capek-capek, nanti jantungnya bermasalah lagi.”Ibunya Bening menghela napas panjang. “Cuma bikin nasi goreng aja ya masa capek, N
Last Updated: 2025-01-02
Chapter: Selang Kasih Sayang
Sesuai dengan perkataan Kalingga. Bina bisik atau binsik akan dilakukan. Kegiatan itu dimulai ketika masih pagi buta. Matahari bahkan belum benar-benar muncul. Langit masih agak gelap, embun juga masih tebal, membuat hawa pagi hari terasa amat dingin. Dalam kegiatan ini, prajurit dilarang terlambat atau akan dihukum dengan push up 50 kali tanpa rest. Kalingga sudah siap menggenggam selang kasih sayang miliknya. Tangannya juga sudah ia ayun-ayunkan sejak tadi, seolah sedang persiapan untuk menghantam mereka semua dengan selang itu. Kalau nanti ada prajurit yang latihannya tidak maksimal atau kurang semangat, maka siap-siap saja menerima pecutan kasih sayang dari selang keramat itu. Satu per satu prajurit datang dan berbaris. Mata Kalingga mengedar, memperhatikan para anggotanya yang datang dengan napas agak tersengal-sengal. Mereka pasti berlari tergesa-gesa kemari, berusaha menyelamatkan diri sendiri dan tak peduli apakah ada rekannya yang masih ketinggalan atau tidak. “Lima detik!
Last Updated: 2025-01-02
Chapter: Bagaimana Kalau Kita Menikah Saja?
Bening akhirnya tersadar bahwa ia keceplosan. Kedua matanya seketika membelalak. Ia yang dari tadi terus bicara sekalian menumpahkan kekesalannya mengenai Wildan juga seketika tutup mulut. Wajahnya pucat pasi. “Bening, kamu bilang apa tadi?” Kalingga mengulang pertanyaannya.Bening menelan ludahnya sendiri dengan susah payah. Ah, sial. Bisa-bisanya ia kelepasan mengatakan tentang hal itu di depan Kalingga sendiri. Ya sebenarnya tidak masalah. Maksudnya, bukan salah Bening juga kalau misalnya Kalingga tahu. Namun, melihat ekspresi Kalingga yang mendadak menggelap itu membuat Bening jadi ketar-ketir.“Maaf, Kapten. Anu… itu… eng…” Sialnya, Bening bingung sendiri harus beralasan apa. Sebenarnya, meskipun ia mau beralasan salah bicara juga kesannya bohong sekali. Bening sudah secara jelas menyebut gossip tentang Kalingga yang belok, memangnya mau pakai alasan apa lagi untuk hal itu?“Dia bilang begitu? Pratu Wildan bilang kalau saya belok? Saya h0m0, begitu?” Bening jadi salah tingkah d
Last Updated: 2025-01-02
You may also like
PENARI ITU WANITAKU
PENARI ITU WANITAKU
Romansa · Brata Yudha
389 views
Menikahi Mantan Kekasihku
Menikahi Mantan Kekasihku
Romansa · Brata Yudha
389 views
Tambatan Hati Perawan Tua
Tambatan Hati Perawan Tua
Romansa · Brata Yudha
385 views
DMCA.com Protection Status