Ilbi mengambil laptop di kamarnya dan menunjukkan sesuatu pada Malik. Rahangnya mulai mengencang.
“Lihat ini. Kemarin aku dikirimi Pak Hito potongan berita yang perkara perlindungan saksinya diopor padaku. Kasus keracunan ganda."Kejadiannya di suatu desa dekat kecamatan Stabat, kabupaten Langkat. Kasusnya masih ditangani di Polsek setempat. Kejadiannya tiga hari yang lalu,” kata Ilbi sambil membuka layar berupa potongan berita.“Pada kamis malam, 7 September 2023 di suatu perkampungan kecil dengan sebutan Kampung Rampai mengalami suatu tragedi mengerikan dimana dua pria dewasa meninggal keracunan diduga lewat minuman bandrek yang mereka konsumsi."Kejadian tepatnya saat mereka duduk bersama di tenda darurat yang dibuat di atas tanjakan tinggi jalan lalu lintas kampung tersebut."Adapun orang lain yang meminum bandrek dari jenis yang sama tidak mengalami hal yang aneh ataupun gejala keracunan. Sehingga diduga racun berasal dari botol minum yang dibawa satu korban, bernama Saba."Orang kampung menyebut tanjakan tersebut benteng. Tenda atau posko darurat dibangun lantaran banjir sudah menggenangi jalan kampung mereka selama dua hari dan mereka berjaga-jaga atas kemungkinan intensitas air banjir yang semakin tinggi."Korban yang meninggal yaitu Ahmad Saba, 29 tahun dan Adil Pras, 43 tahun. Total ada 15 orang yang berjaga di posko. Adapun hubungan antara kedua korban cukup menarik disimak."Lima tahun lalu Adil Pras bercerai dari Sasmita yang sekarang berusia 41 tahun dan menikah dengan mantan pacar Saba bernama Nurah saat gadis itu belum genap 19 tahun."Adapun Sasmita langsung tukar guling dengan menikahi Saba. Pada waktu kejadian Sasmita bersama ibu-ibu yang lain memasak bubur kacang hijau untuk diberi kepada orang-orang sekitar."Sementara Nurah bertugas memasak bandrek di sebuah dandang. Posko banjir itu sendiri diinisiasi oleh korban Adil Pras yang merupakan agen pengepul sawit...”Malik mengerutkan kening sambil terus membaca artikel dan mencemooh.” Siapa yang menulis berita begini, ‘cukup menarik disimak’ dan ‘tukar guling’ lebih banyak memasukkan opini dan cenderung tidak sopan!”"Biasalah penulis portal. Aku memutuskan tidak terlalu mengikuti kasus ini awalnya. Aku tidak berpikir akan ada yang salah tuduh untuk kita bela. Saat kejadian naas itu, banyak saksi mata dan mereka terkurung di antara banjir."Jika memang ada pembunuhan pelakunya harusnya berada di antara mereka semua yang ada di sana. Tapi jika yang terjadi adalah bunuh diri, bunuh diri ganda, harusnya akan segera terungkap juga.”“Jika memang pembunuhan maka istri-istri korbanlah paling berpeluang masuk dalam daftar calon tersangka,” kata Malik setelah selesai membaca artikel."Latar belakang hidup mereka berempat ganjil. Bisa-bisanya dua korban duduk bersama. Kau mau pulang sekarang?"“Iya. Nanti akan kuamati lagi berita terkait di rumah,” sambung Malik yang berniat mengakhiri kunjungannya. Ia mulai bangkit dari kursi."Bagaimana? Kau mau bergabung pada lembaga ini? Maaf, aku tak memberi tawaran yang bagus," ujar Ilbi dengan rasa tak enak.Malik mengangguk. "Yah, memang tawaranmu kurang bagus jika memandang dari segi finansial. Tapi jujur saja aku sangat tertarik jika diberi kesempatan untuk berurusan dengan dunia kriminal sungguhan.""Yang benar?"“Yah. Sekarang aku harus pulang. Waktunya mandi,” jawabnya sambil mengendus ketiak. Malik bahkan tidak tahan jika badannya mulai sedikit saja berbau.Ilbi menatap Malik sekali lagi. “Bagaimana? Kau akan ikut membantuku mengawal kasus ini ?”"Yah, sejauh ini sih aku tertarik. Kabari saja kalau kau akan bergerak."***Ilham Birsi nama panjangnya. Dua belas tahun lalu saat mereka kelas 12 SMA, Maliklah yang memanggilnya Ilbi dengan mengambil masing-masing dua huruf dari nama depan dan belakangnya.Mereka di satu klub sekolah yang sama. Klub unik yang mendiskusikan perkara-perkara kriminal.Ilbi sekarang bekerja sebagai pengacara di salah satu biro hukum terkenal di Medan milik Pak Hito Hutasoit. Ia juga menjadi bagian dari Tim Advokat Independen Mandiri (TIAM)yaitu lembaga sosial afiliasi dari firma hukum Pak Hito yang diperuntukkan untuk membela saksi atau korban dalam posisi rentan.Semacam lembaga sosial yang juga cukup sering memberi perlindungan atau perwakilan hukum bagi warga ekonomi bawah. Lembaga itu dibangun Pak Hito demi meningkatkan citra baik firma hukumnya.Lembaga TIAM banyak kehilangan tim lantaran lembaga tersebut lebih bisa disebut lembaga 'amal'. Tidak ada gaji memadai yang diperoleh, melainkan hanya pengalaman dan citra baik yang dibutuhkan calon pengacara.Namun Malik yang sedang cuti tertarik dengan aktivitas yang sahabatnya lakukan di TIAM setelah ditawarinya.Malik sedang berada di rumahnya Medan untuk rehat sejenak dari usaha jasa perdetektifan swasta yang berbasis di Jakarta.Beberapa jenis kasus yang ditanganinya sebelumnya yaitu jasa pencarian jejak seorang yang menjadi target kliennya dan juga cukup sering untuk menyelidiki pasangan yang berselingkuh maupun kawin lagi.Kasus terakhir yang diselesaikannya sebelum memilih mudik adalah berhasil menggagalkan pernikahan anak pengusaha garmen.Diketiknya peristiwa keracunan di Kampung Rampai di laman pencarian G****e setelah pulang dari rumah Ilbi. Berita yang muncul hanya bersumber dari portal daerah.Sama persis isinya seperti yang Malik dan Ilbi baca tadi siang. Ada satu tulisan yang agak berbeda dengan tambahan deskripsi mengenai keluarga korban.Istri-istri yang ditinggalkan yaitu istri Saba yang bernama Sasmita(41) dan istri dari Adil bernama Nurahmania(23). Hubungan mereka berempat menjadi pergunjingan dan bahan gosip di desa mereka tinggal lantaran mirip drama-drama TV.Lima tahun lalu Adil yang masih terikat pernikahan dengan Sasmita jatuh cinta dengan Nurah yang menjalin kasih dengan Saba.Menurut berbagai cerita dari warga kampung sendiri Adil berkawan dengan Imran, ayah Nurah dan tahu bahwa dia banyak menanggung hutang termasuk dengan Adil sendiri. Bahkan mengagunkan satu petak sawah dan rumah mereka tinggal.Naasnya Imran tiba-tiba meninggal karena pembuluh darah di kepalanya pecah dan tidak meninggalkan uang untuk melunasi hutang.Adil kemudian menawarkan diri membersihkan hutang-hutangnya dengan syarat Nurah bersedia menjadi istri sirinya.Adil bahkan berhasil membujuk Saba memutuskan hubungan. Saba juga yang akhirnya meyakinkan Nurah menerima pinangannya untuk menyelamatkan aset keluarga serta keluar dari jeratan hutang.Singkat cerita mereka menikah dengan halangan Sasmita yang tak berpengaruh.Almarhum Adil memiliki ruko dua lantai yang berseberangan langsung dengan usaha pengepulan sawitnya. Ruko itu menjalankan usaha jual beli pupuk serta halaman cukup lebar di belakang, yang kini menjadi milik Sasmita berkat perceraiannya enam bulan setelah Adil memperistri Nurah .Kedua usaha tersebut terletak berseberangan dengan dipisah jalan untuk umum selebar tiga meter.Adil memilih memperkerjakan Saba yang sudah merelakan Nurah menjadi istrinya. Bahkan ia bebas memilih pekerjaannya meski yang ringan sekalipun dengan bayaran lumayan.Pada waktu yang singkat, Saba ditempatkan menemani Sasmita berjualan di ruko lantaran lelaki itu tidak terlalu bisa bekerja dengan tenaga sementara tidak mungkin menempatkannya di bagian pembukuan.Lalu entah bagaimana mulanya Sasmita ketahuan berselingkuh dengan Saba yang dua belas tahun lebih muda darinya. Adil marah dan menceraikan Sasmita.Namun perceraian tersebut seperti sudah diprediksi oleh pasangan Sasmita dan Saba. Sasmita memperoleh harta gono gini berupa ruko beserta usaha pupuk atas namanya berikut halaman belakang rumah.Sasmita pun menikah dengan Saba dan tetap mendiami ruko dan bahkan membuat satu kolam ikan di halaman belakangnya.Adapun masing-masing dari pasangan tersebut tidak memiliki anak. Nurah memiliki paras yang cantik namun Sasmita yang meski telah kepala empat pun termasuk menawan dan awet muda...Malik berhenti membaca dan menggulir layar untuk mencari tahu apakah tertulis kronologi kejadian. Tapi tak ada tulisan rincian yang mendetail. Polisi masih belum mengeluarkan pernyataan dan kenyataannya semua berita bersumber dari portal lokal. Kejadiannya sudah lewat tiga hari dan kemungkinan banjir sudah mulai surut. Pemeriksaan polisi terhadap saksi baru dimulai kemarin. Mayatnya tidak diautopsi lantaran pemeriksaan terhadap sisa bandrek di dalam tumbler telah keluar. Ada kandungan racun potasium sianida di dalamnya dengan jumlah hampir satu gram. Namun pihak berwajib belum mengeluarkan pengumuman apakah ini merupakan kasus pembunuhan. Malik mencari-cari lagi nama-nama terkait di laman mesin pencari. Dua gambar korban semasa hidup ditampilkan pun juga gambar masing-masing istri mereka.Hanya terdiri
Malik menimbang-nimbang informasi yang baru didengarnya. Adil Pras sudah membuat surat wasiat.Apakah cukup biasa untuk pengusaha kampung membuat surat wasiat di usia yang masih aktif? Mungkin ekspektasi Malik yang terlalu meremehkan. Orang-orang kampung yang cukup berharta biasanya telah duluan membagi harta ke anak-anaknya saat masih sehat dalam usia yang sudah lanjut. Tapi almarhum Adil melibatkan notaris dan usianya pun terbilang muda. Mengingat perkawinan dengan Nurah telah tercatat, kemungkinan surat wasiat tersebut memberi keuntungan terhadap Nurah. Atau malah mungkin saja tidak ada warisan baginya. Ilbi melanjutkan ceritanya.“Mengenai racun potas yang ditemukan di gudang rumah Adil, ternyata juga ditemukan racun yang sama setidaknya milik dua orang lain saksi di TKP. Dan mereka berdua adalah peternak ikan." "Potasium Sianida setahuku memang masih digunakan peternak untuk membersihkan hama sebelum kolam diberi bibit ikan baru," timpal Malik."Tapi Nurah mengaku tidak tahu m
“Aku yakin ini akan menjadi kasus pembunuhan. Dan kalau memang betul, aku yakin pelaku sesungguhnya akan segera ketahuan.""Kenapa kau yakin sekali?""Menurut pengalamanku, aku belum pernah menjumpai pelaku pembunuhan yang benar-benar pintar, meskipun dia seorang pembunuh berantai. Selalu ada cela, keamatiran, dan kecerobohan. Dan itu berlaku di kota maupun perkampungan kecil.” Omongan Ilbi yang terkesan meremehkan penjahat lokal tidak digubris Malik. Ia hanya mengedikkan bahu.“Ngomong- ngomong kapan mayat kedua korban dimakamkan?” "Sehari setelah kematian. Keluarga kedua belah pihak menolak adanya autopsi. Tapi harusnya itu bukan masalah. Keduanya sudah jelas keracunan dan jenis racunnya juga umum dipakai para peternak atau petani untuk membasmi hama.” Malik kemudian melirik Ilbi yang menyeka sisa srikaya di sudut mulutnya dengan tisu. “Aku penasaran, apa kau benar-benar tidak pernah membela pelaku kejahatan?” “Nyaris tidak pernah,” ujar Ilbi lalu sejenak menyesap kopinya. Ucapa
Ini pertanyaan yang membuat telinga Malik dan Ilbi tegak waspada. Keduanya berdiri di teras dan berusaha tak terlalu kentara memperhatikan wawancara yang berjarak sekitar tak lebih dari lima meter tersebut dari tempat mereka berdiri. Truk tronton panjang yang berderu menjedakan beberapa detik untuk Jumali menjawab. “Di dalam posko, saya sedang duduk di satu bangku depan TV. Kira-kira selesai azan isya Saba datang dengan basah kuyup dan celana penuh dengan tanah. Saya tanya dari mana, habis beresin pagar jaring ikan katanya. "Dia sempat mengomel bahwa pekerja sif malamnya tidak berguna di saat darurat begini, jangankan membantu untuk mengecek kondisi kolam di waktu terang, si pekerja malah tidak datang malam ini dengan alasan mengatur perabot rumahnya yang mulai terendam banjir. "Setelah habis bicara begitu dia menghampiri Nurah yang sedang memasak bandrek dengan dandang besar. Nurah dan kompornya berada kurang lebih satu meter di belakang saya, jadi saya agak mendengar apa yang d
Sekitar satu jam kemudian ponsel Ilbi menunjukkan notifikasi pesan dari Nurah. Ia telah selesai dimintai keterangan. Mereka yang sedang duduk di teras masjid langsung berjalan ke Polsek. Sesampai mereka di sana Nurah sedang duduk berdiri dekat sepeda motor miliknya. Ilbi mengusulkan agar mereka bicara di tempat lain dan kembali membuka map di ponsel. “Kita ke tempat restoran Mi Ayam Jogja saja cuma dua ratus lima puluh meter dari sini.” Jam sudah menunjukkan pukul 11.30 waktu yang cukup tepat untuk mengisi perut dengan makanan berat. Sesampainya di sana. Mereka mengambil tempat paling belakang dekat dinding dan memesan menu yang sama yaitu mi ayam jamur tiram. Nurah tak terlalu tertarik melirik menu dan menyerahkan pada Ilbi untuk memesankan menu yang sama dengannya, begitu pun juga Malik. “Bagaimana penyidikannya?” Ilbi langsung memulai percakapan inti. “Tidak ada masalah. Polisi akan meminta kesaksianku lagi lusa.” “Sasmita juga dipanggil dan kami sempat melihatnya di ruang t
Dengan lahap Malik menyantap nasi goreng Wak Yong yang gerobaknya mangkal di depan pagar rumahnya. Menyelip di sisi gang yang sempit. Nasi goreng plus bakso isi telur puyuh dengan kerupuk udang memenuhi seperempat piringnya. Ia duduk sambil menyilakan sebelah kaki dan dengan celana ponggol berwarna dongker yang pudar, Malik terlihat seperti kuli yang mengambil istirahat makan. Beberapa tetangga sebelah juga duduk di bangku-bangku plastik yang ditata berjejer di sisi pagar rumah agar tak menghalangi jalur pejalan kaki maupun pengendara motor.Selain Malik, ada dua orang lagi yang ikut memesan makanan dan mereka berdua duduk berdampingan tepat di seberang dekat dengan pagar milik tetangga. Dua orang bapak umur lima puluhan. Pak Ibnu dan Pak Sutar. Mereka ribut dan gemar bergosip tentang politik. Seperti umumnya babyboomer yang merasa tahu segalanya bermodal mengeklik tautan berita dengan sumber tak legit. Tipe bapak-bapak yang hanya peduli pada opini sendiri dan gampang membodohkan
Dengan perjalanan lebih satu jam mengendarai sepeda motor mereka sampai di gerbang kampung terjadinya tragedi. Kemudian mereka menempuh jalan yang diaspal sekitar dua ratus meter dan begitu jalan itu memasuki tanjakan, jalannya tidak teraspal. Mereka bertiga pun bisa melihat dari jalan tanjakan yang melewati rumah-rumah panggung maupun berlantai rendah yang halamannya tergenang air dengan warna pekat pada sisi kiri. Sementara sisi kanan merupakan sisi dengan air yang kemarin meninggi dan kini sudah lumayan jauh menyurut meski kedalamannya tetap saja membuat sebuah sampan pencari ikan bisa berlalu lalang seperti yang dilakukan lelaki paruh baya dengan kail pancingnya. Jika memasuki musim kemarau sisi kanan merupakan sungai mati dan berawa. Tanah tanjakan ditimbun tinggi warga untuk tujuan menahan air meluap dari wilayah kanan. Semacam benteng yang menghalangi air untuk menerjang sisi pemukiman di bagian kiri. Karena bagian jalan tinggi dimaksudkan sebagai tameng banjir, mungkin it
“Yah. Tapi akan jauh lebih baik, kalau kita memiliki berbagai sudut pandang dan informasi yang mungkin terlewat atau tak sengaja terlupakan padahal penting dalam kasus ini. “Kami bukan hanya perwakilan dalam urusan warisan tapi juga perwakilan lembaga Tim Independen Advokat Mandiri. Lembaga perlindungan saksi.” Adian diam dan mengangguk. Ia memang tahu sebelumnya tentang lembaga independen apalah itu. Dan tak terlalu yakin apakah cukup berguna sebagai alternatif pengungkapan atas tragedi yang menimpa abangnya ataupun mampu mengawal kesaksian dari pihak korban. Dalam hal ini berarti kesaksian Nurahlah yang akan dikawal, karena ia satu-satunya penghuni rumah ini yang menyaksikan tragedi di posko. Bukan hanya itu, ia kemungkinan menjadi calon tersangka lantaran bertanggung jawab dalam memasak bandrek dan sidik jarinya tertinggal di tumbler Saba. Semua yang terjadi malam itu amat ganjil bagi Adian. Sejauh yang mampu ia pikirkan itu bukanlah bunuh diri. Saba bisa bunuh diri di rumahn