Share

30. Memaksa Neneng Pulang

"Neneng, kamu Neneng'kan?" aku terkejut melihat penampilan istriku yang sangat berbeda dari biasanya. Wajahnya terlihat lebih ceria, walau saat ini malam hari dan tidak terlalu jelas. Senyumnya sangat lebar, persis awal-awal kami menikah.

"Anda salah orang, Mas. Neneng udah mati. Ini saya kuyangnya Neneng." Jawaban wanita itu tentu saja tidak menyurutkan rasa penasaranku. Aku tahu ia Neneng dan saat ini ia malah tengah berkencan dengan pedagang daster keliling.

"Tunggu! Neng, kamu jangan mengada-ada! Aku tahu kamu Neneng. Sedang apa kamu di sini sama lelaki ini? Pulang, ayo, ikut aku!" Aku menarik paksa tangan Neneng, tetapi ditepis oleh Jaya. Ya, tukang daster keliling favoritnya ibu-ibu di sekitar rumahku dulu, kini bak jadi pahlawan kemalaman.

"Mau apa kamu? Jangan ikut campur urusan saya!" Tantangku dengan mata mendelik. Berharap nyalinya ciut, tetapi pemuda itu malah tertawa. Seakan tengah meremehkanku.

"Ayo!" Sekali lagi aku menarik tangan Neneng.

"Gak mau!" Tanganku akhirnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status