Share

Bab 90

"Kakimu patah, kenapa kamu nggak bisa diam?" Febi ingin melawan, tapi kedua tangannya dipegang oleh Leo.

"Aku hanya mematahkan dua kakiku, satunya lagi nggak patah," kata Leo sambil mencium bibir Febi. Kedua tangan Leo pun tidak tinggal diam.

Awalnya, Febi hanya menolak secara simbolis. Namun, ketika tangan Leo turun ke bawah, Febi menjepit kakinya dengan erat.

"Nggak, nggak boleh."

"Kamu harus menyetujuinya. Aku ingin kamu menjadi wanitaku sepenuhnya," kata Leo. Saat ini, dia bersiap untuk menaklukkan Febi dengan paksa.

"Aku datang bulan." Febi tersipu malu.

Leo tiba-tiba merasa seperti bola karet yang kempes. Dia berpikir bahwa semuanya akan berjalan dengan lancar hari ini. Namun, dia tidak menyangka bahwa dia akan sangat sial.

"Omong-omong, aku mau memberitahumu sesuatu yang serius. Lusa adalah ulang tahun kakekku yang ke-70. Aku ingin membelikannya hadiah. Dia suka kaligrafi dan lukisan antik. Tolong temani aku ke Jalan Antik besok," kata Febi.

"Aku akan menyiapkan hadiahnya, kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status