Share

Orang Tua Dinda

Author: YuRa
last update Last Updated: 2023-05-26 11:38:34

Deg! Hatiku berdebar-debar. Aku segera duduk di sofa berhadapan dengan Bu Hartini. Kulihat Susan juga menunjukkan ekspresi kaget. Kemudian ia duduk di kursinya mengerjakan tugasnya.

"Ada perlu apa ya, Bu?" tanyaku.

"Bu Hanum, maaf kalau kedatangan saya mengganggu kegiatan Ibu. Beberapa hari yang lalu, di rumah saya ada panggilan dari polisi untuk Dinda. Saya tanya Dinda, akhirnya ia bercerita. Katanya ia dituduh selingkuh dengan Fahmi. Sekarang mereka dilaporkan ke polisi. Dinda memang sudah satu bulan ini kembali ke rumah saya. Katanya Andrian selingkuh dan menuduh Dinda yang selingkuh." Bu Hartini menjelaskan tentang Dinda.

Aku nggak tahu, siapa yang bohong, Dinda atau ibunya. Karena yang dikatakan Bu Hartini itu jelas memutarbalikkan fakta.

"Maksud kedatangan saya kesini, minta tolong dengan Bu Hanum untuk mencabut laporan ke polisi. Kata Dinda Bu Hanum yang melaporkan, karena Bu Hanum cemburu dengan Dinda yang sekantor dengan Fahmi. Dinda anak saya itu PNS lho, Bu. Bukan seperti
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tth Im
bukannga ada video, lihatin cepat malah lebay kamu Nun
goodnovel comment avatar
Isabella
kurang greget thoer kasih orang tuanya Dinda tentang vidio dan foto" Fahmi dan Dinda. anak dan ibu sana' gila
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Menikah Lagi?

    "Pak, walaupun saya hanya seorang guru TK swasta, tapi saya lebih terhormat daripada Dinda anak bapak yang PNS. Kelakuannya sangat bejat, masih punya suami berselingkuh dengan suami orang."Brakk! Bapaknya Dinda menggebrak meja."Pak, ini sekolah. Kalau memang Bapak dari keluarga baik-baik, jaga sikap Bapak. Nanti saya teriak, banyak yang datang kesini. Pasti Bapak yang akan dikeroyok." Aku berusaha berkata dengan tenang, walaupun aku sudah sangat emosi. Akhirnya bapaknya Dinda diam, wajahnya tampak sangat kesal."Mana nomor ponsel Bapak, biar saya kirim bukti-bukti perselingkuhan Dinda dan Fahmi. Supaya Bapak lebih percaya apa yang dilakukan Dinda."Awalnya bapaknya Dinda tidak mau."Kalau Bapak tidak mau, berarti Bapak takut menghadapi kenyataan, kalau Dinda memang berselingkuh. Memang Pak, terkadang kenyataan tak seindah bayangan dan harapan. Dan perlu Bapak tahu beberapa video Dinda sudah viral. Alhamdulillah ya, Pak, anak Bapak menjadi bintang kontroversial yang viral." Aku berb

    Last Updated : 2023-05-27
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Memenuhi Panggilan

    "Belum kepikiran sampai kesitu Bu. Biarlah semua mengalir apa adanya. Kalau memang masih ada jodoh, ya pasti akan Hanum jalani.""Akbar itu kan duda, istrinya meninggal. Kenapa kamu nggak dekati Akbar. Apalagi Akbar tahu kalau kamu juga janda," goda Ibu membuatku tersipu malu."Mas Akbar sudah menikah lagi, Bu.""Masa? Kok nggak ngasih kabar ke Ibu ya?" tanya Ibu. Mas Akbar dan Mas Hanif itu sangat akrab, jadi wajar kalau Ibu tahu tentang Mas Akbar."Kata Mas Hanif sih, pernikahan terpaksa karena balas budi.""Apa Akbar mencintai perempuan itu?""Nggak tahu, Bu.""Ya semoga saja pernikahan mereka langgeng walaupun karena terpaksa," ucap Ibu."Amin." Aku mengaminkan ucapan Ibu."Kamu harus pandai menjaga diri dan pergaulan. Statusmu itu rentan dengan gosip. Apapun yang kamu lakukan akan selalu menjadi sorotan orang-orang. Terutama mereka yang tidak menyukaimu. Mereka akan mencari celah untuk menjelek-jelekkanmu. Hati-hati kalau bergaul dengan suami orang. Memang benar mungkin kamu han

    Last Updated : 2023-05-28
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Ke Rumah Sakit

    "Mbak Hanum," panggil seseorang yang membuatku menoleh ke arah suara itu. Ternyata Wita yang memanggilku.Kami pun cipika-cipiki ketika Wita sudah mendekat."Ngapain kamu kesini?" tanyaku."Ini lho Mbak, memperpanjang SIM," jawab Wita,"Mbak sendiri ngapain kesini?" Aku bingung mau menjawab apa, kalau aku jujur, pasti ia kecewa."Ada sedikit urusan dengan teman lama?" jawabku dengan hati-hati."Cowok apa cewek?" goda Wita sambil melirik genit padaku."Ish kamu kenapa sih." Aku merona."Mbak, Mbak Hanum kan sudah berpisah dengan Mas Fahmi. Mbak Hanum berhak untuk bahagia. Mbak Hanum masih cantik kok, pasti ada yang mau dengan Mbak Hanum.""Belum mikir kesitu, Wita. Fokusku sekarang adalah anak-anak.""Tapi apa salahnya, kalau ada laki-laki yang serius dan Mbak Hanum sreg dengan orang itu. Kenapa enggak? Apalagi kalau anak-anak setuju, gas poll Mbak.""Kayak motor saja," jawabku sambil tertawa."Kalau hari bahagia itu datang, kabari Wita ya Mbak. Wita juga ingin berbahagia bersama Mbak

    Last Updated : 2023-05-29
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Sengaja Menghindar

    "Kamu ini sibuk dengan ponsel terus. Apa kamu nggak lihat, kalau dokter itu ngeliatin kamu terus?" tanya Mbak Sarah."Apa iya Mbak. Dia tadi kan sedang ngobrol dengan Mbak, nggak ada urusannya sama aku." "Apa saling mengenal?" "Sebenarnya iya, tapi karena tadi dia cuek saja sama aku, ya aku diam saja. Nanti kalau aku menyapanya, tapi dia jaim di depan para perawat, bisa malu aku.""Kamu ada masalah dengannya?""Tidak ada masalah apa-apa, Mbak. Dia itu temannya Opik. Aku dikenalkan oleh Opik ketika aku kesini menemuinya. Selebihnya nggak ada urusan apa-apa"Kok Mbak nggak percaya ya? Pasti ada sesuatu antara kalian. Karena ketika kamu sibuk dengan ponsel, wajahnya seperti tidak senang. Walaupun ia menutupinya dengan bercerita bersama Naufal. Tapi tetap saja, masih kelihatan.""Benar Mbak, nggak ada apa-apa. Hanya beberapa kali bertemu dengannya. Pernah juga ditraktir makan ketika aku sedang makan sama Adiva.""Dia punya istri atau duda?" selidik Mbak Sarah."Duda.""Pantas saja," gum

    Last Updated : 2023-05-30
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Nggak Usah Berjanji

    "Sudahlah Ray, nggak usah membuatku berharap banyak pada dirimu. Kita sudah dewasa, sama-sama single parent. Aku rasa kita nggak bisa berteman baik atau teman dekat. Apa kata orang akan kedekatan kita nanti. Lebih baik kita hanya saling kenal saja, say hello kalau bertemu. Nggak usah lebih dari itu. Terima Kasih sudah mentraktirku hari ini. Aku harap ini yang terakhir kali kita pergi berdua. Kalau diteruskan, nanti malah menimbulkan banyak masalah.""Maksudmu apa, sih?" tanya Ray."Bukankah kamu sudah punya calon istri? Frida?""Dia bukan calon istriku.""Coba tanya pada Frida, apa yang sudah ia lakukan terhadap Arya?""Arya?""Iya. Dan satu lagi, aku mendengar sendiri kamu berkata pada Opik kalau kamu hanya kasihan padaku, hanya menganggapku teman saja. Jadi nggak usah sok merayuku lagi, berkata-kata yang membuatku bisa terbang ke awan, lalu kau hempaskan aku ke bumi. Sakit rasanya.""Aku benar-benar nggak ngerti apa yang kamu bicarakan.""Oke sekarang begini, apa maksud kamu selalu

    Last Updated : 2023-05-31
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Hanya Kebetulan Saja

    Memasuki kamar perawatan Naufal, aku dikagetkan dengan kehadiran Mas Hanif. Kupikir Mas Hanif kerja, ternyata ia ada disini."Mas Hanif nggak kerja?" tanyaku."Izin, Num. Kamu sudah pulang dari sekolah?" sahut Mas Hanif."Iya, Mas. Langsung kesini." Aku pun segera duduk di sofa yang tersedia."Mbak Sarah kemana?" tanyaku karena aku tidak melihat sosok perempuan lembut nan bersahaja itu."Sedang ke kamar mandi.""Oh…." "Num, apa dokter Ray yang menangani Naufal itu, Ray yang waktu itu?" tanya Mas Hanif. Mbak Sarah yang keluar dari kamar mandi langsung berkomentar."Sepertinya ada sesuatu yang tidak aku ketahui?" tanya Mbak Sarah."Hanum pernah kencan dengan Ray." Mas Hanif berkata pada Mbak Sarah."Bukan, Mbak. Hanya kebetulan saja." Aku berusaha menjelaskan, takut terjadi kesalahpahaman."O ya? Kebetulan katamu? Kemarin Mas lihat kamu boncengan motor berdua dengan Ray," kata Mas Hanif sambil menatapku, membuatku sangat gugup.Aku kaget, berarti Mas Hanif kemarin melihatku. Mukaku mer

    Last Updated : 2023-06-01
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Puber?

    Opik segera menatap Ray kemudian bergantian menatapku. "Apa aku ketinggalan informasi?" tanya Opik."Enggak, Pik. Maksudku hanya meminta pendapat dokter Ray saja." Mas Hanif menjelaskan arti ucapannya."Oooh, ya sudah. Eh kami keluar dulu ya? Apa kamu masih mau disini, Ray?" tanya Opik."E...enggak, mau keluar juga," sahut Ray dengan gugup.Akhirnya mereka berdua pamitan dan keluar dari ruangan Naufal.Tiba-tiba pintu dibuka lagi, ada Opik yang nongol."Num, nanti keruanganku ya?" kata Opik."Iya.""Awas kalau enggak," kata Opik pura-pura mengancam."Iyaaaa," jawabku lagi yang langsung dibalas dengan tawa Opik."Kalian berdua pernah berantem nggak? Kamu sama Opik," tanya Mbak Sarah."Pernah dong Mbak, apalagi berbeda pendapat.""Mbak salut dengan persahabatan kalian. Awet.""Alhamdulillah, Mbak.""Num, kamu mau makan? Ini lho ada nasi," kata Mas Hanif."Enggak Mas, Hanum mau ke ruangan Opik. Siapa tahu nanti ditraktir makan siang," kataku sambil tertawa."Halah, bilang saja kamu mau

    Last Updated : 2023-06-02
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Benci Ibu

    Adiva diam, tidak memberi jawaban. "Ikut Ibu atau enggak?" tanyaku lagi."E...e...." Adiva bingung menjawabnya."Kamu mau pulang bareng temanmu? Ya sudah."Aku yang sudah mulai emosi, akhirnya menghidupkan mesin motor dan pergi meninggalkan Adiva. Aku sangat kecewa sekali, maksud hati ingin memberinya kejutan dengan menjemputnya. Ternyata malah aku yang terkejut. Diperjalanan aku mikir, enaknya kemana ya? Aku belum mau pulang, takut Mas Fahmi datang ke rumah.Motor kuhentikan dipinggir jalan, tempat orang jualan es kelapa muda. Aku duduk di salah satu bangku, dan memesan es kelapa muda. Siapa tahu dengan minum es kelapa muda, pikiranku jadi lebih tenang. Sambil menunggu pesanan, aku membuka ponselku ternyata ada lima panggilan tak terjawab dari Mas Fahmi. Apa sih maunya Mas Fahmi, aku penasaran. Tapi kan sudah bukan urusanku lagi. "Ini Bu, esnya," kata penjual es kelapa muda sambil meletakkan es kelapa muda di meja."Terima kasih, Mbak," kataku sambil meletakkan ponselku. Kuseruput

    Last Updated : 2023-06-03

Latest chapter

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Baby Boy (Ending)

    Kondisi kesehatan Mbak Hani sudah mulai membaik, Mbak Hani juga sangat menerapkan gaya hidup yang sehat. Tentu saja kami semua bahagia mendengarnya. Mbak Hani juga memiliki semangat yang tinggi untuk sehat. Ia ingin menjadi Mama yang baik untuk Nadya.Arya dan Nadya juga sudah mulai kuliah di kampus yang sama tapi beda fakultas. Aku meminta Arya untuk menjaga Nadya. Ternyata benar dugaan Mbak Hani, Mas Kevin tidak mau membiayai Nadya kuliah. Dengan berbagai macam alasan. Untung saja Mbak Hani sudah menyiapkan semuanya.Untuk Arya, aku juga patut bersyukur. Mas Fahmi membantu biaya masuk kuliah. Arya juga bercerita kalau Yang Kung beberapa kali mentransfer uang untuk biaya hidup bulanan. Padahal kalau mereka tidak mau membantu biaya kuliah, Mas Ray juga sudah menyiapkannya. Hubungan kami dengan keluarga Mas Fahmi juga sangat baik. Beberapa kali aku mengajak Mas Ray ke rumah orang tua Mas Fahmi. Alhamdulillah mereka menerima kami dengan baik.Kehamilanku sendiri sudah memasuki bulan ke

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Masih Sayang

    "Mas, ada fans berat tuh," kataku pada Mas Ray."Boleh Mas samperin dia?""Boleh, siapa takut." Kami pun berjalan menuju ke arah dokter Vanya yang sedang berbincang dengan dokter Ismail dan seseorang."Gandengan terus," ledek seseorang yg tidak aku kenal."Iya, dong. Truk aja gandengan, masa kita enggak." Mas Ray berkata sambil tertawa. Dokter Ismail dan orang itu tertawa, sedangkan dokter Vanya hanya terdiam saja."Selamat ya Ray, bentar lagi punya bayi?" kata dokter Ismail. "Terimakasih dokter.""Cepet bener hamilnya, jangan-jangan sudah…." Dokter Vanya menggantung ucapannya."Hush nggak boleh ngomong gitu," potong dokter Ismail."Biarlah dokter, hanya kami berdua dan Allah yang tahu. Kami menikah sudah tiga bulan dan istri saya hamil dua bulan." Mas Ray menjelaskan.Kami pun berpamitan pada dokter Ismail.Sampai dirumah sudah ada Mama sama Papa yang duduk di ruang keluarga. Adiva sedang menghidangkan minuman."Diminum Opa, Oma," kata Adiva."Terima kasih ya sayang," jawab Mama.

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Hamil

    "Baru saja Hani mau manggil Bapak dan Ibu, nggak tahunya sudah keluar," kata Mbak Hani."Anak-anak kemana, Mbak?" tanyaku pada Mbak Hani."Tadi katanya mau keluar sebentar, entah kemana.""Naik apa?" tanyaku lagi."Jalan kaki."Kami semua berkumpul di ruang keluarga. Menikmati makanan buatan Mbak Hani dan bercerita tentang berbagai hal."Hani, kamu semangat ya, ikuti semua anjuran dokter. Ibu akan selalu mendukungmu," kata Ibu dengan tersenyum."Iya, Bu. Hani senang melihat Ibu bisa tersenyum lagi. Tadi Hani sempat merasa kalau Hani yang membuat Ibu bersedih. Senyum Ibu membuat Hani menjadi bersemangat." Mbak Hani menimpali."Kami semua disini mendukungmu. Selain berusaha jangan lupa juga berdoa dengan yang di atas. Semua terjadi karena izin dari Allah," kata Bapak."Iya, Pak. Hani terharu. Terima kasih untuk semua doa dan dukungannya. Hani sangat semangat untuk sembuh, demi Nadya, keluarga kita dan tentu saja demi Hani sendiri," kata Mbak Hani."Mbak, kami semua ada untuk Mbak Hani,"

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Memberi Dukungan

    Ceklek! Pintu pun dibuka."Ada apa Pa?" tanya Lea. Adiva pun memegang tanganku.Aku nggak tahu apa yang diucapkan Mas Ray pada anak-anak. Aku tidak bisa fokus. Aku tetap menangis, tiba-tiba pandanganku menjadi gelap. Yang kuingat hanyalah suara Adiva memanggilku."Ibu," panggil Adiva, ketika aku membuka mata. Mas Ray dan anak-anak ada di dekatku. Aku masih mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi. Aku pun menangis ketika mampu mengingat lagi apa yang terjadi."Ayo ke rumah Bapak," ajakku pada Mas Ray.Mas Ray menggelengkan kepalanya. Aku mencoba beranjak dari tidurku, tapi kepalaku sangat sakit. "Kenapa, Bu?" tanya Arya."Pusing.""Aku mau ke rumah Bapak. Arya, antar Ibu ke rumah Akung," kataku dengan kesal karena Mas Ray tidak menuruti permintaanku.Kulihat Arya seperti kebingungan, mungkin dia ingin mengantarku, tapi takut pada Mas Ray.Mas Ray menatap tajam padaku, aku segera memalingkan wajahku. "Sayang, lihat Mas."Aku masih kesal dengannya."Lihatlah Ibu kalian kalau mer

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Butuh Waktu

    Aku mengajak Mbak Hani ke kamar Ibu untuk melihat kondisi Ibu. Kulihat Mas Ray baru saja selesai memeriksa tekanan darah Ibu. "Bagaimana Ibu, Mas?" tanyaku pada Mas Ray."Ibu hanya shock saja, semua butuh proses. Sepertinya Ibu belum bisa menerima sebuah kenyataan. Tekanan darah agak naik sedikit. Apa Ibu punya penyakit hipertensi?" tanya Mas Ray."Enggak ada," jawab Bapak."Kita tunggu sebentar lagi, mudah-mudahan segera siuman," kata Mas Ray. Aku dan Mbak Hani duduk di tepi tempat tidur."Maafkan Hani, Bu." Mbak Hani masih saja menangis."Semua bukan salahmu, Hani? Ibu hanya butuh waktu untuk menerima semua ini," kata Bapak membesarkan hati Mbak Hani.Kami semua hanya terdiam, tak berapa lama Ibu membuka matanya. Ibu tampak bingung melihat kami semua disini."Apa aku sudah mati? Kenapa semuanya berkumpul disini?" tanya Ibu."Ibu masih hidup, dan harus tetap sehat, karena Bapak masih sangat membutuhkan Ibu." Bapak menjawab sambil tersenyum."Apa yang terjadi?" tanya Ibu."Ibu hanya

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Survivor Kanker

    Bapak dan Ibu sangat terkejut mendengar kata-kata Mbak Hani. Kemudian Ibu menangis lagi. Suasana menjadi penuh haru. Hanya Bapak yang tidak menangis, tapi aku yakin kalau Bapak menahan air matanya supaya tidak jatuh. "Pernah? Berarti sekarang sudah sembuh?" tanya Ibu lagi, masih dengan air mata yang mengalir di pipinya."Sudah operasi pengangkatan, Bu. Hani survivor kanker." Mbak Hani berkata sambil meneteskan air mata.Ibu semakin keras menangisnya."Oalah Hani, kenapa kamu nggak cerita sama Bapak dan Ibu? Pak, lihatlah anak kita, menderita seorang diri. Orang tua macam apa kita, membiarkan anak sakit dan kita tidak mendampinginya." Ibu berkata sambil menangis. Aku jadi ikut menangis. Mbak Hani mendekati Ibu dan memeluknya. Mbak Hani memegang tangan Ibu dan menariknya untuk ditempelkan ke bagian dada Mbak Hani yang sebelah kiri. Ibu tampak terkejut. "Ini yang dioperasi?" tanya Ibu.Mbak Hani mengangguk pelan."Maafkan Hani, Bu. Hani hanya tidak mau merepotkan Ibu, makanya Hani mel

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Tidak Mau Membebani

    "Nggak ada, kok, Num. Memangnya ada apa?" kilah Mbak Hani."Mbak, nggak usah bohong. Aku sudah tahu semuanya. Aku kan pernah nanya sama Mbak Hani, apa Mbak Hani sakit. Tapi jawaban Mbak Hani, nggak apa-apa, hanya kurang tidur saja. Apa Mbak Hani mau cerita padaku, apa yang terjadi sebenarnya?"Mbak Hani hanya diam saja."Mbak aku sering memperhatikan Mbak Hani. Aku merasa ada yang lain dari Mbak Hani. Kulihat Mbak Hani badannya menyusut dan terlihat tidak bercahaya. Mbak, aku sayang sama Mbak Hani, tidak mau terjadi apa-apa pada Mbak Hani. Karena itu aku mencari informasi tentang Mbak Hani. Apa Bapak dan Ibu tahu? Mas Hanif, tahu juga?"Mbak Hani menghela nafas panjang."Nggak ada yang tahu, Num. Aku nggak mau membebani mereka.""Bukannya membebani, Mbak. Tapi kalau mereka tahu mereka akan merasa dibutuhkan, bisa untuk saling bertukar pikiran. Aku yakin, mereka pasti akan kesal kalau sampai tahu dari orang lain.""Aku bingung mau memulai dari mana untuk menjelaskan pada mereka." "Bic

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Menemui Mbak Hani

    Aku menoleh ke arah datangnya suara, ternyata Mas Fahmi bersama Dinda dan anak mereka. Aku tersenyum."Mas Fahmi," sapaku sambil tersenyum ke arahnya. Dinda diam, tampak wajah yang tidak bersahabat. Memandangku tak berkedip."Apa kabar Hanum," kata Mas Fahmi."Kabar baik. Kenalin Mas ini suamiku," kataku pada Mas Fahmi."O ya. Fahmi, ini Dinda." Mas Fahmi memperkenalkan istrinya."Ray." Mas Ray mengulurkan tangannya."Kami duluan ya, Mas?" pamitku."Oh iya." Mas Fahmi menjawab dengan gugup.Aku dan Mas Ray pun masuk ke dalam mobil. Mobil melaju meninggalkan rumah makan."Kok diam saja?" tanya Mas Ray. Kamu memang hanya terdiam sepanjang perjalanan pulang. Pikiranku terasa buntu, banyak sekali yang aku pikirkan."Terus harus ngapain?" "Ngobrol kek, atau apa.""Mas yang ngomong, nanti aku dengar," kataku.Mas Ray hanya diam, kebetulan juga sudah sampai rumah. Aku turun dari mobil, kemudian membuka pintu pagar dan membuka pintu rumah. Meletakkan makanan yang tadi aku beli di meja makan.

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Pernah Membencinya

    Dokter Fajar menarik nafas panjang dan kemudian berkata padaku."Begini Mbak Hanum, Ibu Hanifah Zahira menderita penyakit hipertiroidisme.""Penyakit apa itu dokter?" tanyaku, karena memang aku kurang paham. Lebih baik aku bertanya daripada sok tahu."Penyakit hipertiroidisme adalah gangguan yang terjadi saat kadar hormon tiroksin dalam tubuh terlalu tinggi. Hormon tiroksin yang diproduksi oleh kelenjar tiroid ini memiliki peran penting dalam proses metabolisme tubuh. Jika kadarnya berlebihan, maka proses metabolisme pun akan terganggu. Penderita hipertiroidisme dapat mengalami gejala berupa: tremor,turunnya berat badan, mudah berkeringat,gangguan tidur, gugup, cemas, dan mudah tersinggung, jantung berdebar.""Yang saya tahu Mbak Hani itu berat badannya turun dan mengalami gangguan tidur." Aku berkata dengan pelan."Iya, Ibu Hanifah mengalami yang Mbak Hanum sebutkan tadi." Dokter Fajar menambahi."Apa penyakit ini bisa sembuh?" tanyaku lagi."Bisa, pengobatan rutin selama enam bula

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status