Share

Puber?

Opik segera menatap Ray kemudian bergantian menatapku.

"Apa aku ketinggalan informasi?" tanya Opik.

"Enggak, Pik. Maksudku hanya meminta pendapat dokter Ray saja." Mas Hanif menjelaskan arti ucapannya.

"Oooh, ya sudah. Eh kami keluar dulu ya? Apa kamu masih mau disini, Ray?" tanya Opik.

"E...enggak, mau keluar juga," sahut Ray dengan gugup.

Akhirnya mereka berdua pamitan dan keluar dari ruangan Naufal.

Tiba-tiba pintu dibuka lagi, ada Opik yang nongol.

"Num, nanti keruanganku ya?" kata Opik.

"Iya."

"Awas kalau enggak," kata Opik pura-pura mengancam.

"Iyaaaa," jawabku lagi yang langsung dibalas dengan tawa Opik.

"Kalian berdua pernah berantem nggak? Kamu sama Opik," tanya Mbak Sarah.

"Pernah dong Mbak, apalagi berbeda pendapat."

"Mbak salut dengan persahabatan kalian. Awet."

"Alhamdulillah, Mbak."

"Num, kamu mau makan? Ini lho ada nasi," kata Mas Hanif.

"Enggak Mas, Hanum mau ke ruangan Opik. Siapa tahu nanti ditraktir makan siang," kataku sambil tertawa.

"Halah, bilang saja kamu mau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
biar adiva puber sesuai usianya yg penting gak melampaui batas
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status