Share

Bab 7 - Ancaman Calya

Di tempat lain …

Nala terus bersin, entah kenapa dia seperti ini padahal sebelumnya dia baik-baik saja.

Bi Darmi yang melihat langsung berkomentar, “Non, kayaknya ada yang lagi ngomongin Non Nala.”

Nala yang mendengar tersenyum lalu berkata, “Bi Darmi ada-ada aja, masih percaya mitos kayak gituan ah.”

“Bisa jadi gara-gara asap tadi Bi.” Sambung Nala lagi.

“Hehehe … iya kali ya.” Bi Darmi langsung merasa tidak enak hati, dia meringis sendiri.

Setelah selesai membakar bungkus kain putih dan membersihkan diri, hari mulai siang Nala dan Bi Darmi berjalan-jalan di taman belakang. Mereka berdua lalu duduk di bangku bambu yang ada di bawah pohon mangga yang daunnya rindang. Itu adalah tempat favorit keduanya.

Saat selesai mengerjakan pekerjaan rumah dan senggang, mereka berdua sering menghabiskan waktu di sana.

Biasanya Nala menyulam, Bi Darmi membersihkan sampah daun kering.

“Non, apa udah baikan kakinya?” Bi Darmi bertanya pada Nala.

Tapi sebenarnya Bi Darmi tahu bahwa Nala sedang memikirk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status