Raffi merasa malu."Kak Leticia, aku memesan kamar, bukan untuk ....""Diam, aku mengerti!" Leticia dengan ringan memukul tangan Raffi. "Menyebalkan! Aku ikut pengaturanmu."Ah!Kesalahpahaman ini tidak akan bisa dijelaskan untuk sementara waktu."Kak Leticia, aku punya urusan yang harus kubicarakan selanjutnya. Aku ingin kamu pura-pura jadi sekretarisku dan ikut denganku untuk membicarakan bisnis."Raffi mengulurkan tangan kanannya dan menjabatnya."Bagaimana kalau aku memberimu satu miliar sebagai gajinya?""Satu miliar?"Wajah Leticia menjadi semakin merah."Ah, Raffi, kenapa kamu menjadi begitu nakal? Kamu bukan hanya ingin sekamar denganku, juga ingin merayuku dengan uang?"Ketika mendengar kata-kata ini, Raffi benar-benar tercengang....Hotel Kota Lotus Weston.Raffi memesan kamar presidensial, menyimpan kopernya dan menjelaskan dengan jelas kepada Leticia.Saat itulah Leticia tampak paham lalu menepuk bahu Raffi."Oh ....! Jadi kamu memesan kamar ini untuk membicarakan bisnis!"
"Melihat dari apa yang kamu kenakan, pasti nggak akan mampu membeli dari toko kami."Raffi mengerutkan kening lalu berkata, "Kenapa menurutmu kami nggak mampu membelinya?"Petugas itu mencibir, "Aku sudah bekerja di sini selama lebih dari lima tahun, aku sudah melihat banyak pelanggan seperti kamu yang bertingkah seolah-olah punya banyak uang!""Aku nggak meremehkan, aku tahu barang apa yang cocok dibeli oleh tipe orang seperti kalian."Pelayan itu mengambil bros dari rak dan mengguncangnya."Bros ini adalah aksesori termurah di toko kami. Lagi pula, ada logo Gucci di dalamnya. Harganya hanya lebih dari dua juta. Kalau kalian membelinya dan memakainya di dada, kalian sudah termasuk punya barang mewah."Raffi sangat marah mendengar kata-kata pelayan itu.Raffi hendak membalas tapi mendengar pelayan lain yang tidak jauh dari situ menunjuk dan berbicara."Kak Esti pintar sekali, sekilas tahu bahwa dia ada di sini untuk menimbulkan masalah.""Dunia memang luas, ada berbagai macam manusia d
"Kak Jiro, mereka mengolok-olokmu, jangan ampuni mereka!"Janice mengguncang lengan pria paruh baya bopeng itu dan mengucapkan kata-kata dengan lantang.Pria bopeng itu menjawab dengan jijik."Sayang, bukankah menurutmu aku dan pria ini benar-benar berbeda statusnya?"Janice sepertinya teringat akan sesuatu dan ekspresi arogan muncul lagi di wajahnya."Benar! Kenapa kita harus bersaing dengan pria ini! Apa harus melihat pria dari wajahnya atau dari bentuk tubuhnya?""Pria kaya adalah pria berkualitas tinggi! Kak Jiro, kamu adalah pria terbaik, pria yang paling menarik!""Ya, benar!" Pria bopeng itu berkata sambil tersenyum, "Karena kamu sangat cerdas, aku membelikanmu tas yang baru saja kamu suka.""Terima kasih, Kak Jiro, aku mencintaimu!""Muacchh!"Janice mencium wajah pria bopeng itu.Pada saat yang sama, seorang pelayan dengan rajin mengambil tas dan menyerahkannya kepada Janice."Nona Janice, ini tas yang kamu sukai.""Haha, terima kasih!"Janice mengambil tas itu lalu dengan sin
Setidaknya hal ini masih bisa menyelamatkan wajahnya.Hanya saja, kenyataan membuktikan bahwa pemikiran Leticia terlalu banyak."Lihatlah, ada beberapa orang yang sama sekali nggak punya uang untuk beli, tapi malah pilih-pilih. Benar-benar sangat menyulitkan penjual!"Kembali terdengar nada bicara Janice yang aneh.Raffi tersenyum kecil, "Siapa bilang kami cuma pilih-pilih dan nggak punya uang untuk bayar?"Terdapat ekspresi menghina di wajah Janice dan dia berkata dengan nada meremehkan, "Apakah pandanganmu nggak jelas atau otakmu bermasalah? Coba kamu lihat harga pakaian itu, beberapa pakaian ini bahkan sudah mencapai 1,6 miliar!"Raffi mengangkat bahunya, "1,6 miliar doang, ini bukan masalah besar.""1,6 miliar bukan masalah besar?" Janice tertawa, "Orang miskin, kemampuan membualmu benar-benar sangat hebat!""Aku sama sekali nggak membual.""Baiklah! Aku mau tunggu di sini dan lihat bagaimana kamu akan bayar semua ini kalau kamu nggak membual!"Leticia sampai memiliki niat untuk mu
Hampir semua orang di dalam toko Gucci berkumpul.Janice, pria paruh baya dengan wajah bopeng dan beberapa pegawai toko sedang bersiap-siap untuk menonton pertunjukkan pada saat ini.Bahkan Leticia sendiri juga tidak percaya bahwa Raffi benar-benar bisa mengeluarkan uang dua miliar."Raffi, bagaimana kalau kita minta maaf pada mereka dan pergi dari tempat ini?"Leticia menarik lengan Raffi dan berkata dengan rendah di samping telinganya."Minta maaf? Kenapa kita harus minta maaf?" tanya Raffi dengan bingung.Janice yang sedang menunggu untuk menonton pertunjukan berkata sambil tersenyum jahat."Orang miskin, apakah kamu masih mau pura-pura pada saat ini? Cia khawatir kamu nggak punya uang untuk bayar semua ini dan mempermalukan dirimu sendiri."Ucapan Janice membuat pegawai toko yang lain tertawa."Hahaha! Wanita ini bahkan berinisiatif untuk meminta maaf, sepertinya mereka benar-benar nggak punya uang!""Memang benar orang ini lagi pura-pura! Tapi mereka sudah nggak bisa pura-pura lag
Raffi sukses melakukan pembayaran yang hampir mencapai dua miliar!"Ba ... bagaimana mungkin?!"Semua orang yang mengelilingi konter kasir membuka mata mereka lebar-lebar dan merasa sangat terkejut!Janice bahkan menggelengkan kepalanya karena terkejut dan bahkan merasa curiga bahwa dia telah berhalusinasi."Di ... dia adalah orang miskin, bagaimana mungkin dia bisa bayar dua miliar? Ini sangat nggak mungkin! Betul! Pasti ada yang salah! Ada yang salah dengan mesin EDC-nya!"Bori menyangkal dengan tegas pada saat ini."Nyonya, nggak ada yang salah dengan mesin EDC kami."Nada bicara Bori sedikit bergetar.Saat ini dia sedang menahan rasa gembira di dalam hatinya!Karena Bori akan mendapatkan komisi yang besar dengan penjualan sebesar dua miliar ini!Kak Esti dan pegawai toko lain yang melihat pemandangan ini merasa sangat menyesal di dalam hati mereka!Terutama Kak Esti yang merupakan orang pertama yang menyambut Raffi dan Leticia, penjualan dua miliar ini seharusnya adalah miliknya!H
Janice pergi dengan penuh kebencian.Di dalam toko Gucci.Leticia yang telah berganti dengan pakaian Gucci berjalan keluar dari ruang ganti.Pakaian memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keindahan tubuh manusia!Leticia terlihat seperti artis internasional dengan pakaian yang seharga miliaran dan ditambah dengan bentuk tubuhnya yang cantik."Wah! Kak Leticia, aku bahkan nggak tahu apakah aku bisa menekan auramu atau nggak saat bernegosiasi nanti.""Apakah kamu mau aku kasih beberapa trik padamu agar kamu bisa segera jadi CEO yang arogan?""Sama sekali nggak perlu."Raffi menggelengkan kepalanya.Raffi adalah seorang orang kaya yang memiliki harta sampai mencapai kuadriliun, sangat mudah baginya untuk mengejutkan orang seperti Remon!Terdengar nada dering ponsel Raffi di dalam sakunya pada saat ini.Itu adalah panggilan dari Herman."Halo, Kak Raffi. Berapa lama lagi kamu sampai? Aku sudah sampai di depan pintu gedung Grup Sunda."Terdengar nada tidak sabar dalam nada bicara Herm
Remon mengulurkan tangan untuk menunjuk pintu kantornya."Kalian pergilah sendiri kalau nggak mau aku panggil petugas keamanan datang!"Raut wajah Leticia dan Herman terlihat sangat buruk setelah mendengar ini.Leticia tersenyum dan ingin berargumen, "Tuan Remon, kamu bahkan belum memeriksa siapa kami, tapi kamu sudah ....""Bu Leticia, nggak usah menjelaskan apa pun."Raffi memotong ucapan Leticia.Raffi mengeluarkan sebuah kartu nama dan meletakkannya di atas meja, lalu berdiri dari tempat duduknya."Tuan Remon, pembeli dan penjual saling bersaing dalam harga. Aku harap kita bisa jadi teman di masa depan, sampai jumpa lagi."Ponsel Raffi kembali berdering saat Raffi membawa Leticia dan Herman untuk pergi."Ah! Tuan Remon, maaf aku harus jawab panggilan ini."Raffi mengeluarkan ponsel dan menekan tombol jawab.Tidak disangka Raffi menjawab panggilan dengan Bahasa Roman yang sangat lancar."Halo, Tuan Albarak. Benar, aku sedang membicarakan masalah kapal pesiar dengan Tuan Remon.""Say