Share

Bab 18B

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2023-02-14 21:11:32
[Kamu nggak cemburu melihat kemesraan suamimu 'kan, Va? Mama heran deh sama Amran. Bisa-bisanya dia mempertahankan perempuan yang tak bisa memberinya keturunan. Bahkan dia janji pula nggak mau berpisah dari kamu. Memangnya apa spesialnya kamu sih, Va? Karir nggak punya, wajah biasa saja dibandingkan Lala, mandul pula. Kalau nggak main pelet, mana mungkin anak lelaki mama itu cinta mati begitu sama kamu. Nggak mungkin deh. Cari pelet di mana kamu?]

Kedua mataku berkaca saat membaca pesan menyakitkan itu. Dari dulu, mama memang tak pernah menghargaiku sebagai menantu, tapi kata-katanya kali ini benar-benar keterlaluan. Dia bahkan sampai menuduhku syirik dan bermain pelet hanya karena melihat kadar cinta anak lelakinya yang mungkin di atas rata-rata untukku.

Seolah sengaja memamerkan kemesraan pasangan itu padaku, agar aku yang memilih mundur. Mungkin mama sudah kehabisan akal untuk membujuk anak lelakinya agar mau menceraikanku. Sampai kapan pun Mas Amran sepertinya tak ingin aku per
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
VIRALKAN WA mertua supaya dunia tahu sekeren apa mertuamu
goodnovel comment avatar
Na'Fa
menurutku klo memang kebersamaan menjadikan peperangan lebih baik mundur apalagi musuhnya keluarga suami bukan orang lain .. diladeni berdosa diam sakit hati tetap berdosa .. karna mengalah bukan berarti kalah.. untuk kedamainyan .. selepas itu dipasarkan kepada ygkuasa apa hukuman yg pantas
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kamu memang suka dan pantas dihina mertua mu. semua hinaan kamu simpan sendiri dan nikmati sendiri. kamu memang ratu drama zilva, bertingkah seperti istri sholehah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 19A

    "Kamu nggak apa-apa, Va?" Aku tersenyum tipis lalu menggeleng pelan. Tak ingin kutunjukkan pada mereka berdua rasa sakit yang kurasakan detik ini. Aku harus bisa menepisnya dan tak perlu mengotori pikiranku dengan pesan menyesakkan dada itu. "Makan dulu, Va. Setelah ini kita ke masjid sholat dzuhur." Aku kembali mengangguk. Mulai menikmati kepiting saos Padang, udang tepung dengan segelas es jeruk. Berusaha keras melepaskan beban di pundak, tapi tetap saja bayangan Mas Amran sedang honeymoon di sana, kegenitan Lala, murka ibu mertua dan kekesalan Mbak Selly kembali menyesaki benak. Setelah selesai makan siang, seperti biasa Arumi pasti akan mereview makanan yang dia pesan. Ini enaklah, itu kurang enak, keasinan, kepedesan, terlalu lembek tepungnya, terlalu asam kuahnya dan lain sebagainya. Namun, di akhir kalimat dia bilang," Not badlah ya, Va. Lain kali bisa ke sini lagi kalau ada waktu dan kesempatan." Kembali bersyukur memiliki sahabat sepertinya, dia yang pantang menyerah memb

    Last Updated : 2023-02-15
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 19B

    [Sayang, kenapa nggak balas pesan-pesanku? Sudah sampai penginapan kan? Besok aku susul ke sana ya? Aku kangen. Rasanya sakit sekali menahan rindu ini. Aku ingin peluk kamu, ngobrol banyak hal seperti biasa sebelum tidur, menatap wajah cantik dengan senyum manismu setelah bangun dan menikmati kopi buatanmu. Empat hari lagi bersama Lala terasa begitu lama, Sayang. Berbeda denganmu yang selalu merasa waktu berputar terlalu cepat. Sudah tiga hari aku meninggalkanmu sendirian, rasanya tiap berganti jam aku semakin tak tenang. Aku takut kehilanganmu. Aku tak ingin kamu pergi meninggalkanku sendiri menghadapi ini semua. Aku bisa berdiri di sini karena kerelaan hatimu, Sayang. Karena janji kita untuk tetap bersama meski ada banyak masalah menghantam. Boleh ya, besok aku bertemu kamu di penginapan?] Pesan Mas Amran kali ini membuat dadaku kembali terasa sesak. Apakah dia memang sesakit itu? Bukankah foto-foto yang dikirimkan mama tadi siang justru menunjukkan sebaliknya? Dia jelas sadar kame

    Last Updated : 2023-02-15
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 20A

    Lima hari liburan di Bandung membuat otakku sedikit segar. Tak lagi kusut seperti sebelumnya. Mas Amran pun sudah pulang sejak kemarin. Dia mengirimiku pesan berulang kali, jika dia akan pulang bakda isya ke rumah sebab sudah seminggu dia di rumah mama. Dua hari sebelum menikah ditambah lima hari pasca menikah. Kini, ada waktu seminggu dia bersamaku. Entah mengapa tiap membahas waktu, rasa nyeri itu kembali melesak dalam dada. Sakitnya tak terkira karena kembali disadarkan bahwa Mas Amran tak sepenuhnya milikku. Ada dua cinta di hatinya. Ada dua hati yang harus dia jaga. Ada dua istri yang harus mendapatkan nafkah yang sama. Sakit, iya begitu, tapi lagi-lagi aku belum menyerah. Ada banyak waktu dan rencana yang ingin kulakukan. Bukan untuk mencari kejelekan perempuan itu, tapi untuk menunjukkan pada mereka siapa aku. Aku pernah berprestasi dan mendapatkan predikat cumlaude di kampus dengan IPK yang tinggi. Hanya demi baktimu pada suami memilih tak berkarir dan fokus di rumah. Namun

    Last Updated : 2023-02-16
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 20B

    Kurasa mengalah dan sakit hati hanya akan membuat perempuan itu dan keluarga Mas Amran merasa di atas awan. Sepertinya aku harus menunjukkan pada mereka jika cintaku dan cinta Mas Amran justru semakin erat dan kuat setelah kehadiran Lala. Aku tak akan membuat mereka senang dan merasa menang telah berhasil mencabik-cabik hatiku dan menghancurkan impianku. Aku akan buktikan bisa menjadi perempuan mandiri dan kuat dengan kemampuan yang kumiliki agar mereka ternganga melihat kebangkitanku yang mungkin tak pernah mereka kira. Kuangkat panggilan Mas Amran lalu membalas salam yang dia ucapkan. Suaranya jelas berbeda, terdengar begitu ceria dan penuh semangat. Sesemangat itulah Mas Amran yang akan bertemu denganku? Atau dia semangat karena Lala sudah berhasil memuaskan hatinya? Entah, aku pun tak tahu. Yang pasti detik ini Mas Amran begitu menggebu saat bilang kalau aku tak perlu masak sebab dia akan beli dari luar untuk makan malamku dengannya. Ada rasa haru yang tiba-tiba menelusup dala

    Last Updated : 2023-02-16
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 21

    Dering handphone tak jua berhenti sedari tadi. Aku buru-buru mematikan kompor lalu melangkah tergesa ke kamar untuk mengambil handphone di meja rias. Panggilan dari nomor baru muncul di layar. Sedikit mengernyit aku mengeja kembali nomor itu. Nomor yang tak terlalu asing dalam ingatan sebab aku sempat mengeja nomor yang sama sebelumnya. Iya, nomor perempuan itu. Beberapa kali dia memang mengirimiku pesan, menelpon bahkan mengirimkan foto kebersamaannya dengan Mas Amran. Dia pikir aku akan tersulut emosi setelah melihat pesan-pesan atau foto-foto yang dikirimkannya, tapi sayangnya aku justru tak ingin membuang energi meladeni perempuan sepertinya. Kenikmatan seperti apa yang dia rasakan? Toh, aku lebih dulu merasakannya. Aku yakin kali ini dia sengaja mengganggu waktu Mas Amran saat bersamaku. Mungkin berulang kali menelpon Mas Amran, tapi tak bisa dihubungi, makanya dia sampai meneleponku berulang kali. Handphone Mas Amran memang sengaja dinonaktifkan dan aku sendiri yang menyimpann

    Last Updated : 2023-02-17
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 22

    Belanja bulanan usai, Mas Amran mengajakku makan siang di food court. Menu bakso urat sepertinya cocok untuk mengisi perutku siang ini. Mas Amran pun oke saja. Dia memang selalu begitu, mengiyakan apapun yang kumau. Mungkin karena itu pula dia tahun menikah dengannya, aku dan dia jarang sekali cekcok. Jikalaupun iya, pasti gara-gara mama ataupun Mbak Selly yang rese itu. Kalau Prilly, adik Mas Amran memang tak terlalu ikut campur rumah tanggaku. Pun kadang membelaku di beberapa kesempatan. Dia terlihat lebih netral dan tak condong ke siapapun. Jika ada salah satu di antara kami yang salah, ya disalahkan, jika benar ya dibenarkan. Tak peduli itu aku, Mbak Selly ataupun mamanya sendiri, semua dianggap sama jika memutuskan sesuatu perkara. Mungkin karena itu pula mama dan Mbak Selly menganggap Prilly lebih berpihak padaku dibandingkan pada mereka. "Mas, mama telepon lagi." Aku menggeser handphoneku ke sisinya. Entah sudah berapa banyak mama menelponku sedari tadi. Dia marah besar ka

    Last Updated : 2023-02-18
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 23A

    "Mama mau tahu apa yang kita lihat?" Mas Amran mulai berkomentar setelah terdiam beberapa saat. "Memangnya apa yang kalian lihat?" Mama kembali menatapku dan Mas Amran bergantian. Tatapan tak suka kembali kuterima, tapi kali ini aku bersikap cuek dan tetap diam sengaja membiarkan Mas Amran melakukan perannya. Aku memberi kesempatan Mas Amran untuk bicara. Jika dia ikut diam, barulah aku yang akan bergerak. "Lihat ini, Ma. Seperti inilah pergaulan menantu kesayangan mama di luar sana. Memang tak semua model seperti itu, tapi dunia mereka memang seperti ini. Kebanyakan dari mereka memang menyukai kebebasan, foya-foya dan pemborosan untuk hal-hal negatif. Meski nggak semua begitu, tapi kadang pergaulan dan lingkungan membuat sebagian dari mereka terjebak di dalamnya, Ma." Mas Amran menyodorkan handphoneku yang menayangkan video kiriman dari Arumi itu. Video di mana menantu kesayangan mama terlalu bebas merokok dengan beberapa temannya, termasuk teman lelaki mereka. Pakaian yang diken

    Last Updated : 2023-02-19
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Bab 23B

    "Sayang, ini waktu kita. Lala bisa pulang dengan supir jika dia mau. Bukan jalan sendiri ke sana." Mas Amran mencoba menolak, tapi aku menggeleng pelan. "Mas, aku menyayangimu. Karena itu pula aku tak ingin kamu membiarkan istri keduamu terjerumus pergaulan bebas di luar sana. Aku nggak ingin bebanmu bertambah berat. Jemputlah, aku akan menunggumu di sini. Tenang saja. Aku akan baik-baik saja." Aku kembali meyakinkan Mas Amran lalu mengusap lengannya pelan. "Kalau aku jemput, gimana dengan mobil Lala?" "Kamu telepon saja dia lagi di mana. Nanti kamu pakai taksi, pulangnya kamu bawa mobil Lala." Mama menyahut lagi, tapi sengaja tak menatapku padahal aku dan Mas Amran duduk bersebelahan. Entah karena apa mama dan Mbak Selly seolah enggan menatapku sedari tadi. Mungkin malu sebab balasanku tak sesuai dengan dugaan mereka berdua. Mas Amran mulai menelpon istri keduanya dan bilang akan menjemput. Berulang kali Mas Amran menoleh ke arahku lalu kembali mendengarkan suara perempuan it

    Last Updated : 2023-02-19

Latest chapter

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Pesan Mengejutkan

    "Assalamualaikum, Jeng Ratna. Gimana kabarnya?" Ratna, mamanya Amran menerima panggilan telepon. "Wa'alaikumsalam, Jeng Mayang. Alhamdulillah kabar saya dan keluarga baik. Kabar Jeng May sama Wita bagaimana?" balas Ratna dengan senyum tipis. Ternyata yang menelepon saat ini adalah Mayang, mamanya Deswita. Wanita paruh baya itupun gegas mencuci tangan di wastafel. Suara Mayang terdengar cukup keras saat loud speaker di handphone Ratna diaktifkan. "Alhamdulillah kami juga baik, Jeng. Kebetulan Wita sama suaminya baru pulang dari Singapure. Mereka bawa oleh-oleh lumayan banyak, sudah dibagi-bagi ke tetangga. Tadi pagi kami ke rumah Jeng Ratna, sayangnya nggak ada di rumah. Memangnya Jeng Ratna sekeluarga ke mana?" tanya Mayang perlahan. "Oh iya, Jeng. Sejak kemarin kami memang pergi hajatan ke rumah saudara. InsyaAllah sore nanti pulang, sengaja menginap semalam di sini. Wita baru pulang honeymoon ya, Jeng?" balas Ratna lagi. "Benar, Jeng. Mereka baru pulang honeymoon di Singapure.

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Tamu Spesial

    "Tamu yang kamu tunggu datang tuh, Mas," ucap Arumi saat melihat Lana dan Dikta datang dari pintu utama. Berliana adalah perempuan yang disukai Radit sejak dulu, namun cintanya bertepuk sebelah tangan. Dia justru menikah dengan Dikta, cinta pertamanya saat di sekolah putih abu-abu dulu. "Apa kamu bilang?" tanya Radit yang tak terlalu mendengar ucapan istrinya. Radit sempat melamun beberapa saat, jadi tak fokus dengan pembicaraan Arumi. "Tamu yang kamu tunggu sudah datang. Lihatlah, biar hatimu senang," ucap Arumi lagi dengan menahan sesak di dada. Radit cukup kaget saat melihat Lana datang bersama suaminya, lebih kaget lagi saat mendengar ucapan sang istri perihal masa lalunya. Dia memang sempat cerita soal Lana sekilas, tapi tak menyangka jika Arumi mengenali wajah perempuan itu. Tanpa Radit tahu jika Arumi sempat melihat Lana di album foto mertuanya bahkan ada foto perempuan itu di dompet suaminya. "Kamu tahu darimana kalau dia Lana?" tanya Radit gugup. Dia menatap Arumi beber

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Sesak

    Suasana begitu meriah saat keluarga Amran sampai ke gedung tempat pernikahan Arumi dan Radit digelar. Sepasang pengantin sudah duduk di pelaminan. Arumi tampak cantik dan anggun dengan kebaya berwarna biru mudanya. Radit pun terlihat lebih tampan dan menawan dengan warna jas yang sama."Zilva!" Arumi melambaikan tangan pada Zilva yang baru memasuki gedung. Zilva tersenyum sembari memberikan kode agar sahabatnya itu bisa menjaga sikap karena banyak tamu yang datang. "Mas, aku ke sana sebentar ya?" ucap Zilva saat ingin menghampiri Arumi di pelaminan. "Iya, Sayang. Aku tunggu di sini sama mama. Mbak Selly juga mau ikut itu," balas Amran sembari menunjuk kakaknya yang melangkah paling belakang. "Iya, Mas. Mbak Selly juga mau ngucapin selamat." Zilva tersenyum tipis. "Kenapa nggak sekalian nanti aja pas mau pulang?""Kelamaan, Mas. Arumi sudah lihat tadi, lagipula cuma salaman aja, nanti ke sini lagi," bisik Zilva dibalas dengan anggukan suaminya. Zilva pun menggandeng Rafka lalu men

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Kabar Terbaru

    Robby, tangan kanan Amran itu tiba-tiba datang tanpa mengirimkan pesan terlebih dahulu. Sepertinya ada kabar penting yang dia bawa, makanya buru-buru datang meski dia juga tahu kalau Amran dan keluarganya ada acara saat ini. "Maaf mengganggu, Mas. Ada berita penting yang harus saya sampaikan secepatnya," ucap Robby sembari mengikuti langkah bosnya ke teras rumah. Amran duduk di salah satu kursi teras lalu disusul oleh Robby yang menduduki kursi lain. "Soal apa? Kecelakaan Prilly?" tebak Amran seketika. Namun, Robby menggeleng pelan membuat Amran mengernyit. "Kalau bukan itu, lantas soal apa?" tanyanya penasaran karena tebakan yang diyakininya benar justru salah besar. "Soal lelaki berjaket kulit yang selama ini meneror keluarga bos." Robby mengangguk pelan berusaha meyakinkan saat Amran menatapnya lekat. "Kenapa dia? Sudah tertangkap?" Kali ini Robby menggeleng. "Lantas? Lincah sekali dia, bisa-bisanya kamu dan anak buahmu tak mampu menangkapnya setelah sekian lama berusaha mel

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Tamu Laki-laki

    Zilva merahasiakan permasalahan Arumi dengan calon suaminya dari Amran. Dia ingin menjaga perasaan sahabatnya, meskipun Amran sedikit tahu tentang kisah percintaan Arumi saat ini. Kisah cinta yang datang dari sebuah perjodohan, sementara Radit belum selesai dengan masa lalunya. "Cantik," puji Amran saat melihat istrinya keluar dari kamar dengan gamis abu-abunya. Rafka dan Amran pun memakai kemeja dengan warna yang sama. "Bukannya dari dulu memang cantik, Mas? Lupa?" Zilva sedikit mencibir saat digoda suaminya. "Nggak lupa dong. Lagipula kalau nggak cantik, mana mungkin jadi istri seorang Amran." "Oo ... jadi, kriteria menjadi istri Amran itu hanya cantik saja?" Zilva melirik malas. "Cantik wajahnya memang banyak, tapi yang cantik wajah dan hatinya itu nggak akan banyak." Amran menarik pelan dagu istrinya lalu mencium kening dan bibirnya."Kalian sudah siap?" Tiba-tiba mama Amran muncul dari ruang tamu. Sepertinya dia baru saja datang bersama Selly dan Ruri. "Astaghfirullah!" pek

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Tak Masuk Akal

    "Om Galih ya, Mas?" tanya Zilva setelah Amran mengakhiri panggilan. Laki-laki itu pun mengangguk lalu meletakkan kembali benda pipih kecil berwarna hitam itu ke meja. "Om Galih bilang kalau Lala akan segera bebas sekitar enam bulan lagi." Zilva manggut-manggut. "Lala masih berharap kalau kamu bakal jenguk dia?" tebak Zilva yang tahu apa inti pembicaraan itu. Zilva paham bagaimana keinginan Lala, tapi dia juga mengerti bagaimana keputusan suaminya yang tak ingin berhubungan dengan mantan istrinya itu lagi. "Biar sajalah, Sayang. Makin ribet kalau nanti berurusan dengan dia lagi. Kita nggak tahu apakah tiga tahun penahanannya itu membuatnya benar-benar jera atau justru menimbulkan dendam semakin dalam." "Jenguk saja sekali, Mas. Nggak ada salahnya kan?" bujuk Zilva lagi. Namun, Amran justru hanya membalas dengan hembusan napas kasar lalu menyandarkan punggungnya ke sofa. "Kamu lupa bagaimana sepak terjangnya selama ini? Dia nyaris memisahkan kita dan membuat kita selalu ribut, Saya

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Harapan Yang Berbeda

    "Assalamualaikum. Bagaimana kabarmu, Ran?" Suara dari seberang mengingatkan Amran dengan seseorang yang begitu dia kenal. Amran mengernyit. Dia tak tahu mengapa tiba-tiba laki-laki itu meneleponnya dengan nomor baru. "Wa'alaikumsalam, Pa. Alhamdulillah kabar baik. Papa sama mama gimana?" tanya Amran pada Galih, orang tua Lala yang tak lain mantan istri keduanya. "Alhamdulillah kami baik, Ran." Amran mengucap Hamdallah saat mendengar berita baik itu. "Sudah lama tak kasih kabar, papa hanya mau bilang kalau nomor yang lama hilang. Ini nomor baru papa." "Iya, Pa. Nanti Amran simpan nomornya. Maaf belum bisa jenguk papa dan mama. Akhir-akhir ini cukup banyak masalah dan Amran harus menyelesaikannya satu persatu." Amran menghela napas panjang. Sejak perceraiannya dengan Lala beberapa bulan silam, Amran memang hanya dua atau tiga kali menjenguk mertuanya. Itupun karena mama mertuanya sakit. Setelahnya, dia tak pernah ke sana lagi karena memang banyak masalah yang menimpa keluarganya.

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Nomor Asing

    "Fika, sini sama Tante." Zilva menyambut Fika dengan hangat. Gadis cantik itu dititipkan pada Zilva dan Amran selama Prilly masih di klinik. Romi yang bekerja sebagai karyawan swasta tak mungkin bisa menjaga Fika 24 jam. Dia harus bekerja dan menjenguk istrinya. Oleh karena itulah, pilihan terakhir dan terbaik memang menitipkan Fika pada Zilva karena dia yang selalu di rumah. "Tante, maaf kalau Fika ganggu Tante Zilva ya," ucap Fika dengan polosnya. "Nggak ganggu, Sayang. Tante justru senang Fika di sini. Adik Rafka ada yang nemenin main. Iya kan?" Zilva jongkok, mensejajari Fika yang berdiri di depannya. Dia pun tersenyum lalu mengusap puncak kepala Fika yang menatapnya dengan berbinar. "Iya, Tante. Fika mau ajak adik Rafka main," balas Fika sembari berlari kecil ke arah Rafka yang bermain bola di ruang tengah. Zilva dan Amran saling tatap lalu sama-sama tersenyum. Amran merangkul istrinya saat melangkah beriringan mendekati Rafka dan Fika. Mereka membicarakan tentang keadaan Pr

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Foto Pelaku

    "Gimana keadaan Prilly, Ma?" tanya Amran saat mamanya menjemput di depan pintu utama klinik Amal Sehat. "Alhamdulillah Prilly membaik, Ran. Dia cuma agak trauma saja." Amran menatap mamanya lekat."Trauma gimana, Ma?" lirih Amran sembari melangkah ke kamar inap Prilly. "Dia bilang beberapa kali tak sengaja lihat ada yang mengikutinya. Sebelum ke pasar tadi dia juga sudah lihat laki-laki yang menabraknya itu, tapi Prilly mencoba berbaik sangka. Ternyata, firasatnya memang benar kalau laki-laki itu ingin mencelakainya." Ratna menjelaskan semuanya pada Amran. "Jadi, Prilly memang sengaja ditabrak?" tanya Amran lagi saat berhenti di depan kamar inap Prilly. Ratna pun mengangguk. "Dia kabur setelah melihat Prilly tergeletak di trotoar." "Kurang ajar," gumam Amran begitu geram. Jemari-jemarinya mengepal. Dia tak akan tinggal diam melihat adiknya diperlakukan semena-mena seperti itu. "Sudahlah, Ran. Yang penting sekarang kesembuhan Prilly dulu. Soal pelakunya kita urus belakangan." "N

DMCA.com Protection Status