Share

Part 102. Kenapa sekarang justru menyalahkan?

POV. Luna

"Aku bahkan tidak tahu, mau ke mana. Aku sepertinya aku sudah tidak punya tempat untuk pulang ...." jawabku.

"Pulanglah ke rumah suamimu. Selesaikan masalahnya. Jangan kau gantung dirimu sendiri. Jika kamu kuat, jika kamu mampu, bertahanlah. Tapi jika kamu tidak kuat, lepaskanlah. Hidup itu hanya satu kali. Kamu harus bahagia. Jika suamimu tidak bisa membuatmu bahagia, carilah kebahagiaanmu sendiri."

Kudengar nasehat dari mantan kekasihku itu. Berbicara memang mudah, batinku. Dia tidak merasakan jika ada di posisiku.

"Aku tidak siap menjadi janda. Aku malu. Aku tidak siap dengan stigma negatif yang nantinya akan melekat atas diriku. Bagaimana pula nanti berita di masyarakat. Anaknya pejabat A, menjadi seorang janda ...."

Kalimat itu meluncur begitu saja, dari mulutku.

"Maaf, bukan maksudku--" Aku berusaha ingin meralat ucapanku. Jangan sampai mantan pacarku itu beranggapan, jika ucapanku yang baru saja, itu sebagai sinyal dariku yang ingin memintanya untuk menikahiku. Namun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status