"Jangan berbelit, sebaiknya katakan saja semuanya! Apa saja yang ingin kamu sampaikan, maka sampaikanlah! Aku udah nggak peduli lagi kok. Andai saja proses perceraian dengan abdi negara mudah untuk dilakukan, tentu saja aku sudah melakukannya sejak lama!" tantang Keysa tanpa gentar. "A-apa? Nggak! Keysa, kamu nggak boleh bilang seperti itu, karena kita nggak akan pernah pisah, kita nggak akan pernah cerai, aku bersumpah!" ujar Rengga sungguh-sungguh. Hal itu tentu saja membuat Risa semakin marah, wajah wanita dengan dress berwarna peach itu pun memerah. Tangannya mengepal dengan kuat. "Bagaimana jika kesepakatan yang pernah kau berikan padaku, akan ku sanggupi secepatnya? Bagaimana jika tawaran yang pernah kau ucapkan padaku, sanggup untuk aku penuhi sekarang juga? Apa kau akan tetap bersedia memberikan Mas Rengga untukku? Aku tahu kau seorang wanita cerdas, berpendidikan tinggi dan mempunyai popularitas yang cukup diagungkan di seluruh sosial media. Jadi, aku harap semua tantanganm
KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU01. Telepon Misterius (Bagian A)[Percuma punya perut rata, kalau nggak bisa goyang patah-patah, buat apa?🤪] Mataku membelalak seketika saat melihat satu pesan yang muncul di ponsel Mas Rengga, suamiku.Memang sudah menjadi rutinitas bagiku, memeriksa isi ponsel Mas Rengga ketika ia pulang berdinas.Oh, ya. Kita kenalan dulu. Namaku Keysa Anindita, umurku baru saja menginjak 28 tahun. Aku sudah menikah selama 5 tahun dengan Mas Rengga, ketika usiaku masih 23 tahun. Namun, di usia pernikahan kami tersebut, Allah belum juga mempercayakan buah hati untuk melengkapi kehidupan kami.Aku bekerja sebagai dosen di Universitas yang cukup ternama. Sesekali, juga mengisi acara seminar sebagai narasumber maupun motivator. Kegiatanku itulah yang menjadikan namaku sering bertebaran di sosial media. Padahal, aku hanya membagikan aktivitas ku saja. Ternyata, media dan netizen melebihkannya dan seringkali memviralkan nya, sehingga kerap kali jika aku mendapatkan
02. Telepon Misterius (Bagian B)"Alah, ribet kamu lama-lama! Suami pulang bukannya disiapin makan enak, atau sambutan yang hangat. Malah ditodong dengan kecemburuan yang tak ada ujung. Kamu itu terlalu lebay! Perasaan istri-istri temanku santai aja, tuh. Nggak ada yang rewel kayak kamu! Harus lapor ini itu, izin dulu kalo mau ke sini ke situ, bosen tau nggak lama-lama. Hidupku sudah terlalu banyak laporan, eh ... bini di rumah juga minta laporan. Nggak sekalian sambil ditulis berita acaranya?" sindir Mas Rengga yang membuatku semakin sebal."Kamu kenapa, sih, Mas? Kenapa jadi berubah gini? Empat bulan lalu pas kamu mau balik juga nggak kayak gini deh. Kamu santai-santai aja. Kenapa sekarang berubah?" tanyaku seraya merendahkan sedikit nada bicaraku."Ya karena aku bosan hidup selalu terkekang. Nggak bisa bebas kayak temen-temen aku! Padahal mereka juga sudah berkeluarga. Apalagi punya anak, tapi istrinya nggak ribet bin rempong yang banyak aturan kayak kamu!" kata Mas Rengga pedas."
KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU03. Bertemu Pelakor (Bagian A)"Ini kan ...."Mataku cukup lebar untuk melihat gambar yang kini sudah berhasil aku unduh. Bukan ... bukan foto bugil ataupun foto tidak senonoh seperti yang ada di dalam bayangan kalian saat ini, bukan foto itu yang berhasil aku zoom beberapa kali dari ponsel keluaran Apple terbaru dengan harga yang begitu fantastis dalam genggamanku kali ini. Foto itu hanya berupa kedua tangan yang saling bertautan dan menggenggam dengan mesra. Jika saja tidak ada hal yang mencurigakan di dalam tangan kekar itu, tentu aku sudah menilai dan berpikiran bahwa foto itu mungkin bisa saja diambil dari Google atau aplikasi gambar lainnya yang saat ini sedang marak untuk diedit.Tapi, gelang yang melingkar di pergelangan tangan milik lelaki itu berhasil membuat mataku nyaris meloncat keluar dari tempatnya. Ya, gelang tali model bracelet berwarna hitam legam itu mempunyai liontin dengan lambang jala dan huruf KA. Yang berarti inisial namaku.
04. Bertemu Pelakor (Bagian B)[With pleasure, Bestie! Jangan lupa untuk dandan secantik mungkin, yah, karena aku ingin tahu, secantik apa dirimu sehingga berniat menyaingi diriku!] Begitu lah isi pesan yang aku kirim padanya. Tak lupa, aku juga membubuhkan tiga emoticon tertawa lebar sebagai penutup.Hanya centang dua berwarna biru, rupanya dia hanya membaca pesanku tanpa berniat membalasnya. Oke, aku pun bersiap untuk menemuinya. Jika mungkin kalian berpikir aku akan marah, tersulut emosi, mencak-mencak atau bahkan memaki-maki suamiku saat di rumah nanti, maka kalian salah. Aku tidak suka keramaian, atau keributan. Karena aku rasa itu bukan cara hormat yang diberikan oleh wanita elegan.* Mas Rengga yang sedang menonton Televisi di ruang tengah, tiba-tiba terpaku menatapku dengan pandangan tak berkedip. Entahlah, seperti takjub, kagum ... atau mungkin ingin? Karena setelah kepulangannya tadi malam, kami belum 'melakukannya' selama hampir empat bulan lamanya. Aku juga malas untuk me
KUBELI KESOMBONGANMU, GUNDIK SUAMIKU05. Kunjungan Risa! (Bagian A)"Tetap saja, jika memang dia beneran mencintaimu dan menyayangimu, tentu dia pasti akan setia padamu. Dan tidak akan pernah mengkhianati mu. Tapi nyatanya? Kamu lihat sendiri bukan? Bisa-bisanya dia membuka hati untukku secara terang-terangan. Dan itu berarti, dia lebih memilihku daripada kamu, Mas Rengga bahkan tidak takut untuk kehilangan jabatan dengan posisi menjanjikan sekarang ini. Kita lihat saja nanti, aku berani bertaruh. Bahkan, aku juga tidak takut untuk bersaing denganmu. Kita lihat, siapa yang akan dipilih oleh Mas Rengga sebagai wanita satu-satunya!" ucap Risa seraya mengangkat dagunya dengan yakin.Aku hanya menanggapinya dengan senyum tak kalah angkuh, di samping tak tahu malu, rupanya dia minim sekali attitude. Aku jadi tahu sekarang, bahwa tak selamanya orang yang berilmu itu juga beradab, padahal haus lebih didahulukan ilmu baru adab. "Silakan. Kita akan sama-sama memastikan. Dan kita lihat, benark
06. Kunjungan Risa! (Bagian B)"Tumben, pesan makanan segini banyak nya? Kamu ada acara, Key?" tanya Mas Rengga saat melihatku menata aneka masakan di atas meja. Hari ini kebetulan aku sedang tidak sibuk. Tidak ada jadwal mata kuliah yang aku isi hari ini. Hanya ada satu podcast sebagai narasumber pukul dua siang nanti selama satu jam. Masih bisalah bersantai sejenak."Ada teman perempuanku mau datang ke sini nanti, lebih baik kamu bersiaplah, Mas!" jawabku seraya memastikan kembali tidak ada yang kurang di atas meja dengan alas berbahan import khas brand dengan lambang LV. Biar saja, aku rela merogoh kocek cukup dalam untuk memesan alas meja dengan brand terkenal. Dan tunggu saja, apa yang akan aku lakukan nanti padanya!"Oh, gitu. Oke, acara santai kan? Bukan pertemuan formal? Apa dia membawa suaminya turut serta?" tanya Mas Rengga untuk memastikan."Entahlah, mungkin iya. Pakai saja pakaian terbaikmu, Mas. Yang terkesan santai, namun tetap terlihat sopan!" sahutku tanpa berniat m
KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU07. Mengerjai Pelakor (Bagian A)"Bagaimana? Masak hanya untuk memutuskan iya atau tidak nya saja kalian tidak bisa? Atau mungkin kau keberatan? Katanya cinta dengan Mas Rengga. Cintah sehidup sematih dan selamanyaaaaah hingga relahh merebutnyahh dari bini sahh!" ujarku dengan nada mendesah menirukan suara Risa yang dibuat-buat. "'Kan kalau cinta dan sayang, harusnya rela, dong ... apalagi, ini hanya ginjal, loh? Masak pengusaha sekelas Risa Andromeda yang dikenal sebagai Crazy Rich Pulau Kalimantan nggak bisa kasih kekasihnya sebuah ginjal? Bukannya kalau orang cinta itu, maka akan rela berkorban? Bahkan untuk bertaruh nyawa juga, kan, ya?" sambung ku dengan dada yang membusung."Nggak waras istrimu itu, Mas!" balas Risa sambil menggelengkan kepala. Aku tahu, dari tadi leher wanita itu terlihat sekali naik turun, sehingga liontin dengan mata berlian itu ikut menari seakan mengejekku. Mungkin dia sedang kepayahan untuk menelan air liur dari bibir bu