Share

Sheet 3

Author: Rose Marberry
last update Last Updated: 2020-12-26 14:29:40

"Asher! Mommy bilang, jangan colek makanan sembarangan." teriak Mommy dan Asher langsung berlari sambil memeluk Mommy dan mencium pipi Mommy. 

Seperti sudah menjadi tradisi, jika Kelsea pulang ke rumah, maka rumah akan heboh dan Mommy menyiapkan berbagai macam hidangan. Berhubung saudariku kesini, jadi aku akan menginap di rumah Mommy dan mungkin tidur bersama Kelsea. Aku ingin bercerita banyak dengannya. 

Aku hanya memperhatikan keluargaku tercinta yang sangat heboh dan ikut tersenyum. Walau aku sendiri tak bisa menjawab saat Mommy bertanya tentang Bryce. Aku berharap si bajingan itu mengangkat telepon dariku dan bisa bekerja sama, minimal Bryce hadir di sini 20 menit sedikit berbasa-basi dan ia bisa pamit karena masalah pekerjaan. 

"Woi!" Aku menoleh ke belakang saat melihat Kelsea mengangetkanku. Dia begitu wangi dan terlihat sangat segar. Semenjak hamil aku memang tak terlalu bugar seperti orang normal, apalagi banyak pikiran yang mengganguku. Mungkin wajahku juga terlihat sangat pucat seperti vampire haus darah. 

"Melamun terus." Aku hanya menggeleng. Ingin menghubungi Bryce dan meminta padanya untuk bekerja sama, tapi si bajingan itu memang tak bisa diandalkan. Aku menimbang, sebaiknya aku bilang saja. 

SkyeN : Kuharap kamu bisa datang dan memenuhi undangan Mommy. Datanglah walau hanya 10 menit, aku belum memberitahu apa yang terjadi. 

Aku langsung mengirim pesan itu, walau yang bersangkutan belum tentu membalasnya atau mungkin Bryce langsung memblok nomorku. Tapi dia langsung membacanya, luar biasa. Aku menunggu dengan cemas, apa Bryce akan membalas atau tidak. Mommy sangat menyukai Bryce, bagi Mommy Bryce laki-laki yang bertanggung jawab, walau yang ia tunjukan padaku hanya brengseknya saja. Bryce memang tak guna. Aku hanya mampu menggeleng dan mengelus perutku, berharap Bryce cepat mati agar anakku tidak lagi mengenal dirinya. 

"Nih." Kelsea langsung memberiku buah lokal yang ia bawa khusus dari Indonesia, ini adalah salah satu buah kesukaan Mommy selain strawberry, Mommy itu seperti hantu strawberry, buah mata kucing selalu menjadi barang wajib yang harus Kelsea bawa saat pulang ke rumah. Padahal buah di rumah ini melimpah, Mommy menanam sendiri atau saat musim dingin beli di supermarket. Mommy sangat suka makan buah, jadi semua anaknya juga suka buah. 

Kelsea duduk di sampingku dan kami makan buah bersama, Mommy sedang sibuk menyiapkan makanan, baunya sudah tercium sedari tadi dan membuat perutku merintih minta makan. Sebenarnya aku bersyukur Mommy sudah tahu kabar kehamilanku, jika tidak aku harus buat drama agar tidak hamil, walau perutku akan bertambah besar, aku bersyukur tumbuh di antara keluarga yang positif, selalu mendukung, keluarga yang membuat anak-anaknya berani mengambil keputusan. 

Aku melihat Mommy masih memakai apron, wanita pendek itu begitu sibuk. Di antara semua keluarga, tubuh Mommy paling pendek, terkadang jika Mommy pergi bersama anak-anaknya orang salah mengira jika kami bukan anak mommy tapi adik Mommy, apalagi Mommy bersama Kelsea membuat Kelsea suka jengkel dan Mommy hanya tertawa. 

"Berapa hari di sini?" tanyaku pada Kelsea dan mengupas buah mata kucing begitu Kelsea yang sibuk mengunyah dan mengelurkan bijinya dari dalam mulut. 

"Belum tahu." 

"Kelsea kalau udah tamat kuliah, mau kembali kesini?" 

"Belum tahu." Aku menyadarkan belakangku, Kelsea lebih dahulu memikirkan masa depannya tidak denganku yang nasibnya masih abu-abu. Sungguh aku tidak menyangka, aku mendapatkan status janda semuda ini, padahal dalam benakku kami akan menjadi keluarga bahagia bersama Bryce dan anak-anak. Bryce itu awalnya sangat manis, peduli, sayang, dewasa, ia terlihat tenang, tapi aku tak pernah motif yang pasti dari semua tingkah Bryce. Hal ini yang kadang membuat terjaga semalaman, aku berpikir kira-kira kesalahan apa yang telah aku buat? Tidak ada sama sekali. Aku juga bukan malaikat yang tak luput dari salah tapi maksudnya aku membuat kesalahan besar yang membuat Bryce benar-benar murka dan memutuskan pernikahan secara sepihak padahal aku tengah mengandung, laki-laki macam apa itu? 

"Fokus aja ke hamil itu. Sering baca buku parenting, biar nggak salah didik." ujar Kelsea. Terkadang Kelsea sok tahu seperti seorang psikolog tapi setelah ditelusuri apa yang keluar dari mulutnya semuanya benar. 

"Iya." Aku menjawab lemah dan mengupas kulit buah dan memasukan buah manis itu dalam mulutku. 

"Emang sekarang berapa bulan?" 

"Aku lupa." Aku tidak berbohong, jika aku lupa usia kandunganku, terkadang aku merasa seperti ibu tak berguna. 

"Periksa ke dokter." Aku mengangguk lagi. 

Kulihat Mommy dan Daddy sedang bercanda dengan tertawa bersama.  Daddy membut lelucon dan Mommy tertawa sambil mukul lengan Daddy dan mencubit perutnya. Ah mereka begitu harmonis! Andai hubunganku seperti mereka. Sejak kecil hingga sekarang, aku tak pernah melihat Mommy dan Daddy bertengkar hebat, mungkin mereka bertengkar di dalam kamar karena mereka tak pernah menunjukkan di depan anak-anak mereka. Atau kadang aku bisa melihat aura mereka yang tidak bertegur sapa, tapi itu hanya berlaku beberapa jam setelah itu keduanya kembali mesra bersama. Apa itu seharusnya suami-istri? Apa Bryce layak disebut suami? Walau status itu sudah ia lepas. Kenapa Bryce mau menikahiku jika akhirnya ia mencampakkan aku? Aku ingin bertanya ini dan ingin Bryce menjawabnya. 

"Udah semua ini ayo." Dengan malas aku bergabung di meja makan. Karena aku tahu, Mommy pasti akan bertanya Bryce dan aku memang belum menyiapkan jawaban jika Mommy bertanya tentang Bryce. 

Dan sekarang posisiku salah aku duduk bersebrangan tepat di depan Mommy hal ini tentu membuatku tak bisa berbohong. Karena aku tipikal orang yang berbohong akan langsung ketahuan. Semoga aku punya waktu dan bisa menjelaskan sendiri ke Mommy. 

"Wah Mommy masak rendang betulan. Ini sangat enak." Rendang warna coklat tersebut mengunggah seleraku dengan potongan kentang. Ada makanan lainnya juga, ada ikan asin disambal hijau. Ada kuah opor ayam. Mommy benar-benar menyiapkan semuanya dan aku sangsi jika si bajingan Bryce mau datang. Walau dia sudah membaca pesanku. 

"Kan Mommy udah bilang." Kami semua mengambil dalam porsi besar, mungkin Mommy sedang home sick. Tapi belum ada waktu karena daddy sibuk kerja dan belum menemukan waktu libur yang tepat kecuali liburan di musim panas, sedangkan musim panas Mommy sibuk dengan tanamannya. Jadi memang tak pernah sigkron waktunya. 

Aku mengambil air putih terlebih dahulu, dan meminumnya. Kulihat ke samping Kelsea yang hanya makan sedikit. Apa dia sedang diet? Tapi kurasa Kelsea sudah bosan dengan makanan ini, tapi kami akan senang karena Mommy jarang memasak rendang dan makan nasi. Padahal semua anak-anaknya suka makan nasi karena selalu membuat ketagihan. 

"Oh iya Bryce udah dihubungin?" Aku gagal menggigit daging itu dan mencoba memastikan jika itu bukan bumbu yang Mommy sebut lengkuas yang rasanya begitu keras ketika tak sengaja menggigitnya. 

"Udah Mommy." Aku menutupi kegugupanku dengan memasukan nasi dalam mulutku. Ugh... Aku benci jika berada di situasi seperti ini. 

Kulirik ke samping Kelsea yang sepertinya curiga. Aku memang harus menceritakan hal ini pada Kelsea agar merasa sedikit lega. Dan mengatur strategi apa ya sebaiknya aku ambil. 

"Harusnya kita nunggu Bryce. Kan nggak enak, makan nggak nunggu." Sungguh nafsu makan langsung hilang. Aku langsung meminum air putih. Ya Tuhan Mommy. 

"Udahlah makan aja. Udah pada lapar tuh." Aku bersyukur Daddy menyelamatkan dari situasi ini. 

"Maaf terlambat semuanya. Musim dingin membuat jalanan selalu licin jadi aku berhati-hati sekali." Panjang umur si bajingan itu. Ia membuka coatnya dan menyapu rambutnya dari salju. Sialnya, aku ingin membersihkan rambutnya dari salju-salju tersebut. 

"Untung belum selesai. Mommy masak buat kamu khusus." Bryce tersenyum miring dan langsung bergabung dan sialnya dia duduk di sebelah kanan. 

"Hi babe." Dan si sialan ini langsung mencium pipiku seolah tak terjadi apa-apa. Dia pandai sekali bermuka dua. Aku melihat Mommy yang mengode untuk mengambilkan nasi untuk Bryce sebagai budaya Mommy. Terpaksa aku mengambil nasi pada Bryce dengan sengaja mengambil nasi sedikit biar dia cepat pulang. 

Tanpa perlu bertanya porsi Bryce aku langsung meletakan di depan Bryce. Mata Kelsea tak pernah lepas memandangku mungkin ia semakin curiga sekarang. Melihat bahasa tubuh yang mengisyaratkan aku tak suka padanya. 

"Kamu suka makan ini kan?" tanya Mommy yang melihat ekspresi Bryce yang begitu lahap seperti orang kelaparan. 

"Oh iya. Aku pernah makan ini, saat dulu sekali Mommy pernah menjamu makanan ini." Aku dan Mommy saling memandang, lupa dengan kejadian itu. Atau si bajingan ini mengada-ada? 

"Oh iya ya ampun Mommy lupa. Saat Mommy masak daun ubi. Asal kalian tahu, daun itu Mommy pesan dari Belanda. Di sini mana ada, tapi akhirnya mengobati kangennya Mommy pada masakan kampung." Kami semua terdiam dan menikmati makanan. Punyaku belum setengahnya selesai dan milik Bryce sudah selesai. 

"Kayaknya Bryce mau nambah." Aku menatap Bryce tajam. Ingin menusuk matanya dengan garpu, sepertinya lebih baik ia tak usah datang. 

Dengan menarik napas panjang dan gesture yang terpaksa sekali aku mengambilkan untuk Bryce, kali ini sengaja banyak biar dia muntah. 

"Skye. Itu kebanyakan, kalau habis gampang nambah." Aku menatap Mommy dan menyisahkan lagi nasi dan mengambil lauk. Ada sambal tadi sepertinya sedikit pedas dan Bryce tak suka makan pedas.

"Bagaimana kerjaan?" tanya Daddy. Laki-laki tak lain dan tak bukan bahas pekerjaan tak jauh-jauh dari itu. Jika para ibu berawal dari masalah dapur dan memutar hingga segala hal sampai masalah kucing tetangga. 

"Aku sedang menabung sekarang untuk membeli rumah." dusta Bryce bahkan ia tak segan memeluk lenganku sekarang. Aku menepisnya, Daddy melihat itu tapi semoga Daddy tidak menyadari kejanggalan yang terjadi. 

"Saran Mommy beli rumah yang sudah jadi, karena beli tanah sendiri dan memakai jasa arsitek itu ribet dealnya lama bahkan mereka belum kerja saja harus bayar DP di muka. Kalau mau, beli yang tetanggaan sama Mommy biar Mommy nggak kesepian." Aku tak mencerna kata mommy. Justru yang aku pikirkan, bagaimana aku terus membohongi semua orang tentang status ini. Ya Tuhan, ini tidak mudah. 

"Oh tentu Mommy. Aku akan membeli apa yang menurut kesukaan Skye. Karena ia yang akan lebih banyak mengurusi rumah." Bryce bahkan mencengkram lenganku. Diam-diam tanganku mencubit perutnya karena kesal. 

Meja makan diisi dengan percakapan Mommy dan Bryce tentang rumah masa depan khayalan Bryce. Karena si sialan ini pasti merencanakan untuk perempuan lain bukan diriku. Ya Tuhan betapa sialnya hidupku karena mengenal laki-laki ini. 

"Aku pulang dulu. Karena hanya izin sebentar." Aku bernapas lega. Akhirnya. Kelsea menangkap kegelisahanku. 

"Terima kasih telah menghadiri undangan Mommy." 

"Aku yang berterima kasih Mommy." 

Bryce berdiri. Mommy mengode untuk aku mengantarkan ke depan. Dengan malas, aku berangkat dari kursiku dan menuju keluar melihat Bryce mengambil lagi coatnya. 

Saat aku berada di luar pintu aku hanya menatap Bryce dengan pandangan malas. 

"Sebenarnya apa maksudmu?" tanyaku karena sudah tak sabar dengan tingkah Bryce. Sungguh ia membuatku sangat muak padanya. 

"Maksud apa?" Bryce yang memegang ganggang pintu berhenti dan menatapku. 

"Kenapa kau harus berpura-pura dengan semua ini dan menunjukkan seolah kita baik-baik saja. Padahal kau tahu, hubungan kita kandas!" 

"Kau yang memintaku untuk datang walau hanya 10 menit." Sial dia benar! Aku ingin menendang Bryce sekarang. Udara dingin semakin menusuk tubuhku tapi hatiku sangat panas. Aku marah! 

"Maksud aku, kenapa kamu mencampakkan aku tanpa alasan yang jelas? Setiap saat aku bertanya-tanya apa kesalahan fatal yang kubuat." 

Bryce maju. Ia mendekat ke arahku, dan sekarang mengukung tubuhku di balik pintu. Ia menatapku dalam, aku juga menantangnya. 

"Bisakah aku menjadikan rasa bosan sebagai alasan?" 

"Alasan macam apa itu? Alasan yang mengada-ada dan sangat kekanakan. Tidak! Aku tak bisa menerima alasan konyolmu itu!" 

"Jadi, kau masih mengharapkan aku?" Aku menganga. Apa-apaan ini? Kenapa laki-laki ini begitu percaya diri, padahal aku begitu membenci dirinya sekarang. 

"Sial! Tidak Bryce! Aku senang berpisah dengan pria bajingan sepertimu. Hanya saja membuatku bertanya-tanya kau sangat kekanakan rupanya." Aku hanya menggeleng. Masih belum percaya, jika alasan konyol Bryce karena bosan. Bahkan orang yang pacaran saja berusaha bagaimana agar hubungan mereka tak terasa jenuh. 

"Atau kau mau mendengar jika aku punya kekasih lain?" 

Sial! 

Mataku langsung memanas. Aku seperti tak sudi dan tak rela laki-laki ini memiliki kekasih lain. Rasanya aku ingin menampar Bryce. Enteng sekali ia berbicara seperti itu. Tidak tahukah dia jika aku sedang cemburu sekarang? 

"Kau!" Aku menggertakan gigiku, tanganku naik ke atas ingin menampar Bryce tapi ia malah menahan tanganku dan meletakan tangannya di atas. 

"Sssst! Terima takdir saja, jika kita tidak bisa bersama kau wanita membosankan." Setiap kata yang keluar dari mulut Bryce membuatku mati rasa. Ya Tuhan mulut Bryce terbuat dari apa, hingga ia tega berbicara seperti itu. 

Aku menatap Bryce nyalang dengan air mata penuh di pelupuk mataku. 

"Kau bajingan! Kau sialan! Cepat mati sajaโ€”emphhhh." 

Bryce menyumpal mulutku dengan bibirnya. Ia menciumku brutal, dan tanpa ampun mengabsen semua rongga gigi yang ada di dalam. Aku menutup mataku berusaha tak tergoda dengan lidahnya. Bryce semakin memperdalam ciumannya dan kau bisa merasakan miliknya yang sudah mengeras. Lelaki sialan! Lain di mulut lain di tempat lain. 

Aku membalas menggoda mulut Bryce, ia malah kesenangan dan menghimpit perutku. Aku bersyukur nyawa dalam perutku belum bisa menendang jika tidak, Bryce akan tahu. Lagian aku sangsi dia akan peduli dengan kehamilanku. Bryce sepertinya senang jika aku menderita. 

Bahkan udara dingin tadi kurasakan bukan lagi dingin tapi terasa panas karena hawa yang terjadi di antara kami. 

Rencana untuk belas dendam gagal, karena aku malah terbuai dengan ciuman di bajingan ini. Harus kuakui Bryce adalah seorang pencium yang handal. 

"Emummm..." Aku mengeluh berharap Bryce melepaskan ciumannya karena tubuhku terhimpit dan stok udara menipis di antara kami. 

Aku hampir terjatuh, beruntung Bryce menahan tubuhku. Karena tiba-tiba pintu dibuka, karena posisiku bersandar di pintu masuk. 

"Pantas aja lama. Rupanya minta jatah dulu." cibir Kelsea. Rupanya ia menyusulku karena lama sekali. 

Tanpa mempedulikan Bryce, aku langsung berlari ke dalam. 

๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ

Semoga suka๐Ÿค—๐Ÿค—๐Ÿค—๐Ÿค—๐Ÿค—๐Ÿค—๐Ÿค—

Cerita ini lebih ke keresahan Skye. 

Makasih udah baca. Kita nantikan drama-drama mereka selanjutnya. 

See you๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹

Related chapters

  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 4

    Musim dingin sangat menyebalkan, dan sekarang aku harus merapatkan coat, sarung tangan dan dinginnya tetap saja terasa menusuk, walau pakaian sudah berlapis-lapis. Minus 3 derajat, itu yang tertulis di ponselku.Dingin membuatku ingin terus berada dalam ruangan, bergumul dengan selimut, tapi tuntutan pekerjaan yang membuatku harus bekerja. Padahal, aku bisa izin satu hari tidak datang ke toko, tapi di rumah juga aku selalu terlihat menyedihkan.Aku berjalan menuju ke toko roti walau tokonya sudah terlihat di depanku. Sudah ada pelanggan padahal biasanya pelanggan datang sekitar siang hari.Aku mendorong pintu masuk dan melihat Liesel sedang meletakan roti. Pagi-pagi dan aroma roti yang baru keluar dari oven adalah salah satu hal yang membuatku terus datang ke toko roti ini. Mungkin karena passion hingga aku terus melakukan semuanya walau terkadang toko roti sepi, walau sekarang kulihat semakin banyak yang tahu walau toko roti ini tempatnya kecil,

    Last Updated : 2021-01-02
  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 5

    "Masuk saja." Aku memijit kepalaku mendadak pusing, mungkin karena efek berteriak terlalu kencang pada si bajingan itu.Walau aku merasa tak nyaman dengan bau-bau aneh sehabis bercinta atau sofa kami yang terlihat seperti orang habis membajak sawah tapi aku mempersilahkan Paula masuk dan menghitung uang pemasukan hari ini.Aku yakin Paula bisa mencium bau tubuhku yang aneh-aneh. Semoga ia merasa aman-aman saja dan tidak sampai pingsan."Jadi saat pelanggan kita yang datang dengan kekasihnya memberi uang tip yang banyak." Aku mengangguk tak mengerti dengan jalan pikiran si brengsek itu. Bryce memberi uang tip €1000. Akhirnya aku membagi rata bagi Paula dan Lisie walau aku yakin si brengsek itu berikan padaku. Bryce memang jahanam, membuatku terus saja sakit kepala.Dan sekarang, kepalaku terasa makin berdenyut-denyut dan perutku juga ikut berdenyut. Ya Tuhan, apa yang terjadi dengan perutku?

    Last Updated : 2021-01-07
  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 6

    Pesan dari Bryce membuat perasaanku memburuk. Aku bahkan tak mau pulang ke flat karena membuatku terus berpikiran. Akhirnya, aku memutuskan untuk tetap tinggal di rumah Mommy, menghabiskan waktu bersama Kelsea.Aku sedang sarapan walau bangun terlambat, karena tetap terjaga semalaman dan tak bersemangat sepanjang hari.Musim dingin memang membuatku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, padahal aku tak boleh bermalas-malasan, Mommy selalu mengajarkan kami untuk dispilin, musim dingin bukan menjadi alasan untuk bermalas-malasan."Hari ini Mommy masak soup buntut. Musim dingin kita butuh yang hangat-hangat." Aku tersenyum pada Mommy yang mulai sibuk di dapur. Wanita ini begitu lincah dan tak pernah merasa lelah, setiap hari bolak-balik ada saja yang dilakukan. Mommy bukan orang yang senang untuk berleha-leha, tangannya seolah dibuat untuk terus bekerja. Semangat Mommy perlu dicontoh, walau sekarang aku tak bersemangat sedikitpun.

    Last Updated : 2021-01-11
  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 7

    Kenyataan itu memang pahit. Satu-satunya cara agar tak mengetahui kenyataan pahit itu adalah tidak tahu. Sederhana sekali, tapi fakta ini tak berlaku bagiku. Aku seolah merangkak dan terjatuh dan ditimpakan batu besar dalam tubuhku.Aku meringkuk sedih sambil memeluk tubuhku sendiri. Sebenarnya aku sudah tahu hal ini, entah sudah beberapa tahun yang lalu. Saat itu aku tak sengaja mendengar perkataan Kelsea, Mommy dan daddy. Tapi aku berpura-pura tidak tahu, dan masih menolak kenyataan pahit ini. Walau bagaimanapun begitu faktanya.Aku bukan anak kandung Mommy! Kenyataan ini membuatku berpikir keras hingga aku jatuh sakit. Dan sekarang aku akan sakit jilid ke dua karena luka yang belum sembuh tersebut seolah diangkat lagi ke permukaan dan membuat tubuhku kembali berdarah-darah.Aku memikirkan bagaimana perjalanan sedari kecil, tidak! Otakku dan hatiku menolak keras. Bagaimana saat masih kecil, Mommy selalu menyayangiku sama seperti yang lain, bagai

    Last Updated : 2021-01-12
  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 8 : Aku Membenci Dunia!

    Tubuhku menggigil. Semua masalah ini seolah tak henti datang untuk menyerangku.Aku butuh perlindungan, tapi ... Aku rasa aku sudah gila! Bayangkan, aku malah ingin meminta perlindungan pada Bryce padahal dia yang membuat semua kesialan ini padaku.Ingin aku bilang ke Mommy tentang hal ini, tapi aku juga sedang overthinking. Bagaimana dengan masa lalu orang tuaku. Apa aku bisa disebut cukup dewasa untuk meminta penjelasan Mommy? Apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku? Walau hatiku masih merasa sangat sedih sekarang, orang yang sangat perhatian padaku dengan segala kepedulian Mommy tapi ternyata Mommy bukan ibu kandungku. Apa sebenarnya Mommy orang jahat? Ya Tuhan ... Otakku bisa cepat kalau memikirkan ini.Apa aku juga bukan anak kandung Daddy? Daddy memang lebih cuek terhadap anak-anaknya. Bagiku, Mommy wanita luar biasa hingga membuatku bisa bertahan sejauh ini. Bagaimana aku selalu insecure dan overthinking karena para laki-laki menjadikanku

    Last Updated : 2021-01-25
  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 9 : Dua Ibu Kandung

    Sore itu aku pulang! Walau rasanya seperti ingin berlari ke ujung dunia sambil berteriak, di mana keadilan? Kenapa? Kenapa semua ini terjadi padaku?Saat itu sudah hampir pukul 8 aku pulang ke rumah dengan keadaan hati yang hancur. Aku langsung jadi pendiam dan tak menegur siapa-siapa. Mommy, Daddy dan Kelsea bersikap tidak terjadi apa-apa, walau aku bisa melihat raut wajah Kelsea yang menahan kesal."Mommy tadi nelpon kenapa HP-nya mati?" Aku diam dan makan. Masalah ini terasa begitu berat buatku. Apa benar Mommy adalah wanita munafik? Tegakah aku mengatai wanita luar biasa ini?Aku hanya menyedok dua sendok dan langsung pergi. Rasanya benar-benar ingin mengamuk seperti Kelsea, biarkan aku diusir asal tahu kejelasan orang tuaku.Aku masuk ke kamar dan membanting pintu sekuat mungkin dan menangis sebisanya. Bagaimana orang tua yang aku percayai selama ini berbuat seperti ini padaku? Jadi aku ini anak siapa?Aku memeluk seli

    Last Updated : 2021-01-30
  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 10 : Suamiku Mencintai Kakakku

    Daddy pernah bilang, jika sudah dewasa aku akan mengerti tentang nasibku sebenarnya. Tapi saat dewasa dan kurenungi semuanya, rasanya sama sajaโ€”hidupku selalu menyedihkan.Dulu, saat punya masalah dan memikirkan ibu kandung yang tak ada habisnya, ada si bajingan Bryce yang datang mengangguku dan menawarkan pengelaman terbaik, tapi saat ia sudah mendapatkan diriku, dengan mudahnya ia mencampakkan aku seperti bola pimpong.Mengetahui fakta tentang nasibku ada rasa yang membuatku ingin mengamuk dan menanyakan di mana keadilan dunia ini. Saat aku melihat Mommy yang selalu tersenyum di hadapan kami aku ingin berteriak di depan Mommy, kenapa Mommy bersikap seperti ini? Kenapa Mommy melakukan ini semua? Kenapa Mommy seolah terlihat bahagia terus-terusan padahal saat dewasa sedikit mengerti bagaimana rasanya disakitin. Mereka adalah orang tua yang hebat, tapi mereka juga orang tua yang kacau.Aku butuh Kelsea untuk bercerita, tapi aku masih gondok menging

    Last Updated : 2021-02-03
  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 11 : Aku Ingin Hidup Normal!

    Aku benci Bryce dan sekarang aku benci pada saudariku karena sikap mereka yang membuatku makin tertekan.Aku benci dengan perasaan ini!Pagi ini hatiku kembali berdarah-darah melihat pemandangan Bryce dan Kelsea bercanda lagi di toko roti. Sebenarnya mereka punya malu? Atau mereka punya perasaan? Apa Kelsea pernah memikirkan perasanku? Sebagai sesama perempuan, bagaimana orang kesayangan kamu lebih peduli pada orang lain."Mereka akrab sekali." Aku mengelus dadaku, dan melihat Paula yang sudah berada di belakangku dan menegur karena aku malah melamun. Aku sebenarnya sengaja menyibukkan diri di toko roti agar tak terlalu banyak pikir, tapi melihat pemandangan itu membuatku membenci keadaan ini.Aku hanya mengelus perutku, bahkan perutku sudah terasa keras sekarang. Bagaimana mungkin aku akan melahirkan, punya anak dan ayahnya sibuk bermesraan dengan wanita lain.Aku masih mengharapkan si bajingan Bryce, aku selalu bermimpi j

    Last Updated : 2021-02-10

Latest chapter

  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย END

    Toko roti Skye semakin dibuat besar, toko sebelah yang dulunya menjual minuman, sekarang juga menjadi milik Skye, karena Bryce kembali membelikan untuk istrinya.Wanita itu begitu sibuk mengurus toko roti miliknya, dengan perut buncit ke mana-mana.Ya, setelah hubungannya bersama sang suami kembali membaik, Skye dan Bryce sama-sama mengalah dan mengerti, jika dalam hubungan yang dibutuhkan adalah kerja sama tim. Mereka kompak untuk mengurus Lizzie, bocah itu sudah berusia tiga tahun sekarang."Bumil capek, ya. Biar aku pijitkan." Skye duduk sambil menarik napasnya, sekarang tubuhnya bengkak semua, karena tinggal menghitung hari melahirkan. Dia kesulitan untuk bernapas, walau tetap lincah untjk bekerja.Bryce berjongkok di depan istrinya, sambil memijit telapak kaki Skye yang bengkak semua.Mereka akan punya anak perempuan lagi, dan Skye akan menamai

  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 54: Sweet Revenge

    Mobilnya melaju di Heraut, Perancis Selatan. Dengan pemandangan saluran irigasi memancar, keluar dari titik pusat, layaknya jari-jari sepeda. Ditambah lahan pertanian segitiga menduduki strip sempit tanah antara parit.Sepanjang perjalan banyak disuguhi kebun anggur, yang merupakan produksi anggur terbaik di Perancis.Setiap kebun anggur berbentuk kotak tanpa berhubungan dengan yang lainnya.Bryce menikmati sedikit pemandangan itu, tapi bukan itu tujuan utamanya. Dia akan pergi menemui seseorang yang spesial. Laki-laki itu tersenyum miring, tidak berjumpa dengan sang tuan rumah.Sama seperti rumah-rumah yang lain, dia menaikkan kacamata hitam memastikan jika matanya tidak salah melihat di depan. Bryce menarik napas panjang. Tungkai kakinya berjalan dengan mantap menuju rumah yang dia tuju, butuh berjam-jam agar bisa sampai di sini.Bryce mengetuk pintu san

  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 53: Kejutan

    Dia punya keluarga yang utuh, keluarga yang harmonis. Skye tersenyum melihat interaksi keluarganya, hatinya menghangat dan diisi dengan kebahagiaan.Lizzie semakin besar menjadi anak yang sangat pintar. Bayi itu sedang bermain bersama Verena, walau berisik ternyata Verena sangat suka dengan anak kecil."Nampaknya kau bisa punya anak sekarang." ucap Asher pada Verena yang menatap adiknya."Bersama Mark." tambah Asher. Verena langsung mengeluarkan jari tengahnya pada Asher yang sudah terpingkal-pingkal, mereka sangat suka saling mengejek.Verena mencium pipi Lizzie, dan mengajak bertepuk tangan."Ouch, aku akan menjadi aunty kesayangan." Verena kembali memeluk Lizzie, dan menggelitik perut bayi itu yang membuatnya tertawa lucu dengan suara khas anak kecil yang menggemaskan.Keluarga heboh ini sedang bersantai, semenjak Bryce

  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 52: Melangkah Menuju Masa Depan

    Skye berharap sekarang adalah hujan, petir, badai, angin besar, agar hidupnya makin menyedihkan. Dia berjalan tanpa tujuan, dan tanpa sadar roda empat itu berputar ke tempat yang dulu sangat dia benci, kuburan Alicia.Skye terdiam beberapa saat, udara dingin menusuk kulitnya tapi dia masih terdiam di sana, menimbang akan turun dari mobil atau tidak, jujur saja sekarang dini hari, pukul 03 dini hari, lewat 21 menit, hanya orang gila yang datang kuburan pada dini hari. Skye berada dalam tahap hopeless.Skye menarik napas tak ikhlas, mencabut kunci mobil, merapatkan coat dan turun dari mobil, dengan cahaya senter di ponselnya, Skye memasuki pekarangan kuburan itu mengendap-endap jangan sampai dia menginjak ular atau binatang berbahaya yang lain. Ketika kakinya menginjak daun-daunan kering, Skye berdiri sebentar melihat keadaan sekeliling, setelah memastikan aman dia melanjutkan langkahnya.Ketika langkah k

  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 51: Pergi Tanpa Tujuan

    Skye tak ingin merepotkan orang tuanya, dan tidak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan Bryce. Dia percaya laki-laki itu akan kembali, walau penantian itu telah berakhir, Bryce tidak muncul walau sudah dua minggu.Skye menghibur dirinya dengan terus mengajak Lizzie jalan-jalan.Kali ini Skye mengajak Lissie, walau dia sempat membenci Lissie karena Paula pada akhirnya Skye lebih terbuka, mengalahkan semua egonya demi kebahagiaannya.Rothenburg adalah salah satu kota abad pertengahan yang terbaik di Jerman. Dan hari ini adalah destinasi Skye dan Lissie, Skye ingin punya teman selama perjalanan. Ibunya sedang sibuk, Verena dan Asher sekolah. Setelah menyadari, Skye tahu dia tak punya banyak teman.Rothenburg juga disebut sebagai kota kartu pos, mulai dari museum yang mengkhususkan diri dalam elemen kriminal hingga mainan dan boneka.Wala

  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 50: He's Gone

    "Aku benar-benar jadi malaikatmu selama ini. Kau seharusnya memanggilku bidadari.""Baiklah, bidadari." jawab Skye dengan terpaksa sambil memutar bola matanya malas. Kelsea tertawa sambil membawa saudarinya dalam dekapan."Aku tanpamu butiran rinso." bisik Skye lagi, sambil mengejek Kelsea balik. Kelsea kembali tertawa."Setelah ini, kau harus menikah." pesan Skye, Kelsea kembali tersenyum, mereka saling melepaskan pelukan. Bryce hanya memperhatikan dua wanita itu berinteraksi, kasih sayang dan kerukunan kedua wanita itu tak pernah pudar, walau mereka sudah dewasa dan punya kehidupan masing-masing."Aku menikah, dan kau harus memberi aku keponakan lagi. Lizzie harus punya adik." Kelsea menyipitkan sebelah matanya ke arah Bryce, senyum laki-laki itu langsung mengembang."Kau tenang saja, itu bisa diatur." jawab Bryce tanpa dosa, memasang wajah tak bersalah sama sekali. Rasanya Skye ingin memukul kepala laki-laki itu den

  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 49: Menerima Kenyataan

    Skye jelas masih menyimpan dendam, dan juga benci pada mantan suaminya, tapi melihat Bryce yang sekarang membuatnya meleyot.Wanita itu masih terdiam, mengganti popok Lizzie, sesekali ekor matanya melirik pada Bryce yang sedang menyusun makanan di atas nakas. Keduanya sama-sama terdiam. Suhu tubuh Lizzie menurun, satu atau dua hari lagi, Lizzie bisa diizinkan pulang."Sudah pukul 9, kau sarapan dulu." Skye mencari di mana keberadaan jam dinding, benar jam bundar itu menunjukkan pukul sembilan lewat dua puluh menit, sudah lewat waktu yang banyak.Skye melihat banyak roti, berserta selai, sosis, dan juga madu serta jus."Kau sarapan saja, biar aku yang menyuapi Lizzie." Skye masih terdiam, tapi juga dia mendekati nakas sambil menarik kursi.Skye mengolesi roti dengan selai yang sudah Bryce siapkan, wanita itu melirik ke arah mantan suaminya yang begitu telaten menyuapi Lizzie, dan bayi itu mau makan. Wajah Lizzie masih l

  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 48: End Game

    Skye berlari dengan terburu-buru, walau sekarang sudah malam, tapi kata Baginda Ratu Lizzie langsung dibawa ke dokter. Wanita itu begitu panik, bayi kesayangannya tak pernah sakit serius."Skye!" Skye tidak peduli dengan teriakan itu, dia terus berlari, dan mencari di mana Lizzie. Skye buru-buru mengambil ponselnya, dan menelpon ibunya."Di ruangan mana?" tanya Skye berdiri, masih berusaha untuk mengatur napasnya.Wanita itu langsung menuju ruangan yang dimaksud, dan tanpa sadar membuka pintu ruangan begitu kuat, yang mengundang suara keras, dan membuat Lizzie terkejut dan terbangun.Tubuh Skye mendadak lemas, melihat bayinya berbaring tak berdaya, tak bersemangat seperti Lizzie yang biasanya."Baby, I'm so sorry. Mutter harusnya menjaga kamu." Tubuh Lizzie diberi infus karena kekurangan cairan. Bayi itu mengalami demam tinggi, dan mencret.Skye menangis, tak tega melihat kondisi Lizzie yang begitu lemas.

  • KISSING MY EX-HUSBANDย ย ย Sheet 47: New Bryce

    Lizzie sedang dideportasi, dan bayi itu seperti senang saja berpisah dengan ibunya. Lizzie anak yang manis.Skye menanti makan malam romantis ala mereka, dengan chef terbaik Bryce. Wanita itu mematut dirinya di depan cermin. Skye meyakinkan dirinya untuk bahagia sekarang, cukup sudah dia menderita selama ini.Rambut panjangnya sengaja dia ikat malam ini yang menampakkan leher jenjangnya. Skye merasa seperti kembali menjadi seorang gadis yang malu-malu pergi berkencan, walau dia senang Lizzie hadir untuknya.Skye keluar dari kamar, dan dia melihat Bryce sudah sibuk di dapur sedari tadi."Apa yang bisa kubantu?" Bryce yang sedang mengupas kentang hanya terdiam. Laki-laki itu begitu cepat kerjanya."Sebenarnya, aku sedang menghitung berapa nutrisi dalam makanan ini." Skye hanya menyipitkan matanya. Random sekali laki-laki ini."Kenapa dengan nutrisi?""Aku hanya menghitung, agar apa yang masuk da

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status