"Mimpi, ini pasti mimpi .…”
~~~~
Tiba-tiba saja Sora terbangun sambil menangis dan saat ia mulai sadar, dia sedang tertidur di sebuah kursi di ruangan dengan lampu yang sangat terang. Sora mulai bangun dan duduk di kursi itu sambil melihat sekeliling.
“Ini bukan ruang UKS, ruangan ini denuhi dengan hiasan aneh dan juga banyak buku-buku aneh yang berada di raknya, di mana ini?” pikir Sora. Tiba-tiba saja seseorang laki-laki muncul di hadapannya sambil tersenyum, “Kamu sudah sadar?” tanyanya.“Ryou? K-kamu … aku kenapa?! Kenapa aku ada di sini?!” tanya Sora panik.“Jangan khawatir, ini ruang klubku.” jelas Ryou kepada Sora. “Ruang klub?” Sora yang mendengar penjelasan Ryou menatap ke sekeliling, “Kenapa ruang klubnya seperti ini?” tanya Sora bingung. Ryou yang seakan mengerti akan kebingungan Sora ingin menjelaskannya secara perlahan. “Ini klub penelitian arwah.” ucapnya sambil tersenyum. Sora yang mendengar hal itu terkejut dan bergegas memakai sepatunya. “Aku mau pulang.”Ryou tampak panik ketika Sora bergebas berdiri untuk meninggalkan ruangan itu bahkan ia belum sempat menjelaskan apa-pun dengan detail. “Sora? Tunggu, ada yang perlu kubicarakan denganmu!” cegah Ryou, namun hal itu tidak berhasil. “Ini tentang kakak Sora!” ucapan Ryou kali ini membuat Sora yang hampir mencapai pintu berhenti. “Kata Kakak Sora yang sudah meninggal, situasinya berbahaya! Kamu harus hati-hati!” Tubuh Sora bergetar, tiba-tiba saja ia memukulkan tangannya ke figura yang terpajang di rak hingga kaca figura itu pecah dan membuat tangannya terluka. “Entah dari mana kamu tahu kalau kakakku sudah meninggal, tapi aku paling benci orang yang memanfaatkan kelemahan orang lai seperti ini! sudah cukup! Jangan pernah mengajakku bicara lagi!” Sora yang tampak marah akibat ucapan Ryou bergegas pergi meninggalkan ruangan klub itu.Ryou yang saat itu melihat kepergian Sora memejamkan matanya sejenak untuk berpikir, apakah tindakannya kali ini benar atau tidak, namun dengan memantapkan hatinya seakan sedang membuka penyamarannya, Ryou membuka kacamatanya dan bergegas untuk mengejar Sora.Ryou menarik pergelangan tangan Sora dan menempelkan tubuh Sora di dinding seakan mengurung tubuh Sora agar tidak bisa kemana-mana. Sora yang terkejut karena sikap Ryou yang tiba-tiba seperti ini hanya bisa terdiam memandangi wajah Ryou dengan ekspresi bingung.“Aku nggak akan membiarkanmu pergi.” ucap Ryou dengan suara yang terdengar lebih berat dan tegas dari biasanya. Suara Ryou membuat wajah Sora memerah seketika, Sora yang melihat wajah Ryou tanpa kaca mata juga terpaku, matanya tidak bisa mengalihkan pandangannya ke arah lain. Mata Ryou yang sedikit besar dengan bola mata berwarna coklatnya dan bulu matanya yang panjang, yang selama ini tertutup oleh kacamata super tebalnya itu kini sedang menatap Sora dalam. Tiba-tiba saja Ryou mengarahkan tangannya ke leher Sora dan membuatnya tersadar dari lamunannya itu, “Mau apa kau?” Sora menutupi lehernya dengan tangan.“Bekas di lehermu ini adalah buktinya,” mendengar ucapan Ryou, Sora langsung menoleh ke arah kaca jendela dan melihat pantulan dirinya di sana, dia melihat ada bekas tanda cekikan di lehernya. Peristiwa yang dia pikir hanya mimpi ternyata adalah hal yang nyata. “Jadi ini bukan mimpi, ya .…” gumamnya ketakutan. “Mulai sekarang, mungkin akan ada banyak kejadian seperti ini. Selama ini kamu selalu dilindungi oleh kakakmu. Dia selalu menutupi kemampuanmu agar kamu nggak bisa melihat arwah. Kalau kamu bertemu dengan arwah jahat nanti, jangan bereaksi berlebihan dan jangan sampai bertatapan mata dengannya. Tolong berhati-hatilah.”Selama mendengarkan penjelasan dari Ryou, Sora hanya terdiam sambil memandang ke arah jendela dan menatap tanda di lehernya itu kemudian dia menghela napas panjang dan mencoba untuk menetralkan kembali pikirannya.“Aku memang mendengarkan, tapi bukan berarti aku percaya, loh!” ucap Sora dengan nada yang seolah dibuat acuh lalu pergi meninggalkan Ryou. Saat Sora hendak pergi, seberkas cahaya muncul di belakang Sora, dan cahaya itu memperlihatkan sebuah sesosok laki-laki yang menoleh kepada Ryou seakan meminta pertolongan kepadanya. Seakan mengerti, Ryou tersenyum dan berkata dengan mantap “Tenang saja, aku pasti melindunginya.”~~~~
Sora pergi ke toilet untuk mengganti baju trainingnya yang basah karena keringat, setelah mengganti pakaiannya dengan seragam yang lain, dia berdiri di depan cermin sejenak. “Aku harus cepat pulang dan mandi, keringatku banyak sekali.” Saat Sora sedang memasukan bajunya ke dalam tas, tiba-tiba saja dia merasa ada yang sedang memperhatikannya dari belakang. Udara dingin berhembus hingga membuat tubuhnya merinding, dia melihat dari cermin pintu toilet yang berada di ujung yang tadinya terbuka tiba-tiba saja menutup perlahan. Tiba-tiba saja Sora teringat kata-kata Ryou ‘kalau bertemu arwah jahat’ namun Sora masih berpikir dengan positif kalau itu hanyalah akibat hembusan angin. “Tidak mungkin, masa sih. Perasaanku saja, ah .…” sambil menggumamkan kata-kata itu Sora bergegas untuk keluar dari toilet.Ketika sedang berjalan menuju pintu, kaki Sora tiba-tiba saja tidak bisa digerakkan. Seperti ada tangan yang sedang memegangi kakinya, dan membuat kakinya terasa membeku akibat dingin yang menjalar di kakinya itu. Telinga Sora berdenging seperti yang ia alami saat di kelas, dan seketika ia mendengar suara lirih di telinganya, “Jangan tinggalkan aku … Dingin … Sepi .…” suara itu terdengar sangat menyesakan hati. Untuk memastikan kalau ini hanya halusinasinya saja Sora memutuskan untuk menoleh dan melihat apa yang sebenarnya sedang menahannya.Ia sangat terkejut ketika melihat sesosok hantu perempuan berdarah-darah dengan mata merah yang melotot ke arahnya sambil memegangi kakinya. Sosok itu tiba-tiba berusaha meraih lengan Sora dan mencoba mendekatkan wajahnya yang hancur kepada Sora.Saat itu tubuh Sora yang dikuasai rasa takut mengingat kembali ucapan Ryou, ‘Jangan sampai kalian bertatapan mata’. Sora menutup matanya berharap ini hanya halusinasinya saja sambil mengingat kenangan saat bersama kakaknya, ‘Kalau kamu merasa takut, pejamkan matamu Kakak akan segera datang’ mengingat ucapan kakaknya, di dalam hati Sora memanggil-manggil kakaknya sehingga dia merasa hatinya dihangatkan oleh kenangan akan kakaknya.Tiba-tiba saja Ryou datang dan memeluk Sora sambil menyembunyikan kepala Sora di dadanya untuk menjauhkan Sora dari arwah itu, lalu dia mengeluarkan sebuah kipas merah dan mulai mengucapkan sebuah mantra, “Dengan menggunakan kekuatan Dewa Chinju sang Dewa Pelindung! Aku perintahkan kau arwah penasaran, bersemayamlah di kipas merah ini!”Ryou meletakan kipas merah yang mengeluarkan cahaya itu di atas kepala arwah penasaran yang tadi menyerang Sora. “Ah … akhirnya … aku bisa menyusul mereka … terima kasih .…” arwah yang tadinya sangat menyeramkan itu berubah menjadi sosok yang cantik dan berterima kasih kepada Ryou lalu menghilang kedalam Kipas itu sambil tersenyum. Ryou tersenyum dan menutup kipasnya lalu berbalik menghampiri Sora.“Arwah yang suka menyerang orang biasanya sudah lama terperangkap di dunia ini, sehingga mereka kehilangan kesadaran. Karena merasa kehilangan jati diri, mereka histeris dan akhirnya menyerang orang-orang yang mempunyai kekuatan spiritual. Itu adalah jeritan permintaan tolong mereka.”Tanpa menyadari Sora yang sedang berdiri mematung karena masih terkejut dengan kejadian yang dilihatnya, Ryou menjelaskan panjang lebar tentang arwah kepadanya.“Ta-tadi itu … tadi itu apa?! Kamu apakan dia?! Aku melihat ada kipas merah yang bercahaya!” Sora yang tersadar dari keterkejutannya kemudian menyerang Ryou dengan berbagai pertanyaan. Namun dengan wajah polosnya Ryou menjawab, “Tadi itu pemurnian arwah.”“Hah? Pemurnian?” seakan tidak percaya dengan apa yang dia dengar Sora kembali bertanya, namun Ryou hanya mengangguk sambil tersenyum. “Ryou Kamiyama!! Siapa kamu sebenarnya?!” teriak Sora kepada Ryou.Sambil memakai kaca matanya kembali Ryou menjawab dengan santainya, “Aku ini … cuma penerus kuil sederhana, kok.” dan tersenyum. Sora yang melihat Ryou seketika terpanah dan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Ryou lagi, kemudian dia berpikir kalau selama ini dia tidak pernah mengenal sosok Ryou yang sebenarnya, dan baru kali ini dia mengetahui sosok asli dari teman sekelasnya ini.****“Ibu aku pergi dulu!”“Sarapannya?”“Maaf, hari ini nggak dulu!”Setelah kejadian kemarin sore di sekolah Sora harus berangkat agak pagi ke sekolah untuk meminta kompresan ke UKS. Sora tinggal di sebuah apartemen di lantai 10, sehingga dia menaiki lift untuk turun ke lantai dasar.Karena saat itu jam masih menunjukkan pukul 6 pagi, sehingga apartemen itu masih sangat sepi. Sora menekan tombol 1 pada lift itu, dan saat pintu mulai tertutup dia merasakan udara dingin berhembus di tengkuk lehernya, aura mencekam menemaninya selama dia berada di dalam lift dan seketika dia teringat akan kejadian di sekolahnya.“Aku harap semua itu mimpi … tetapi kejadian kemarin sama sekali nggak seperti mimpi .…” ucap Sora dalam hatinya. Sebenarnya Sora penasaran dengan apa yang ada di belakangnya, namun dia tidak bisa menoleh sama sekali.Suara denting pertanda lift telah sampai di lantai tujuannya membuat So
“Aku menyukaimu. Makanya aku ingin melindungimu!”Ryou menyatakan perasaannya secara mendadak kepada Sora secara mendadak membuat Sora tersipu malu mendengarnya, “A-apa katamu?” tanyanya dengan wajah yang memerah. Namun tiba-tiba saja Ryou kembali tumbang dan membuat Sora berteriak panik.“Hei?! Hei!” teriak Sora sambil membalikan tubuh Ryou.“Maaf … biarkan aku berbaring sebenta, sepuluh menit saja.” Ucap Ryou sambil melirik ke arah Sora lalu memejamkan matanya. “Yang tadi kukatakan … adalah isi hatiku yang sebenarnya,” sambil tersenyum Ryou mengucapkan kalimat terahkirnya yang semakin pelan, “Semoga kamu mengizinkanku mengisi hatimu—” kemudian tubuh Ryou terkulai lemas membuat Sora yang sedang tersipu malu tadi langsung berteriak memanggil Ryou karena panik.“Hei!! Ryou .…!!” namun suara dengkuran terdengar di telinga Sora. “Hah? Dia tertidur?&
“Aku juga … nggak ingin lagi melihat orang yang kusuka terluka karena aku!”~~~~“Uhuk! Huachi!”“Sora?” panggil Ryou.“Ya?”“Lap badanmu sampai kering.”“A-aku tahu!! Bawel!” teriak Sora. ‘Harus cepat dilap, lalu pakai baju dan segera keluar dari sini.’ Pikirnya.Setelah jatuh ke kolam renang, Sora dan Ryou mengeringkan diri mereka dan berganti baju di ruang kesehatan. Dan sejak itu, Sora merasa tidak bisa tenang. Jantungnya berdetak dengan kencang sampai dia bisa mendengarnya dengan jelas, ditambah lagi dia tahu kalau Ryou sedang berganti pakaian di ruangan yang sama dan hanya dipisahkan oleh sebuah tirai.Sosok Ryou yang tersenyum dan mengkhawatirkannya masih terngiang dipikirannya, dan bayangan ketika Ryou memeluknya dengan sangat erat membuat tubuhnya merasa panas. Sora yang selama ini selalu berlagak kuat
“Ayo kita sirami taman bunga ini … Kakak lama nih ….” Sore itu Sora kecil sedang menyirami tanaman sambil bernyanyi dan menunggu kakaknya datang. Tiba-tiba saja dia melihat bayangan seseorang berdiri di depan pagar rumahnya. “Ah! Kakak?!” Sora yang mengira bayangan itu milik kakaknya berlari menuju gerbang untuk menghampiri bayangan tersebut, namun sesampainya di depan gerbang ternyata tidak ada siapa pun di sana. “Lho? Bukan, ya ….” Sora mencari-cari keberadaan kakaknya namun ternyata kosong. Saat dia berbalik dan berjalan menuju ke dalam rumah tiba-tiba saja sia merasa ada sesuatu yang menarik tubuhnya hingga terjatuh ketengah jalan sehingga kepalanya terbentur aspal, dan saat itu Sora melihat sebuah mobil sedang melaju kencang ke arahnya sehingga membuatnya berteriak dengan kencang sambil menutup matanya dan memanggil kakaknya. “Kyaaaa! Kakak …!” ~~~~ “Hah!” Sora terbangun dari tidurnya karena bermimpi
~~~~ “Pagi!” “Pagi!” Sesampainya di dalam kelas Sora langsung menempati tempat duduknya. Wajahnya masih memerah akibat kejadian tadi di depan apartemen. Sora merasa kejadian itu sangat memalukan, karena bisa-bisanya dia salah mengira orang itu adalah kakaknya dan memeluknya tanpa sadar. Di dalam benak Sora dia sedang memikirkan Ryou, karena tadi dia berangkat tanpa bilang apa-apa kepada Ryou, bagaimana reaksinya jika Ryou tahu kalau dia meminta tolong kepada gurunya itu. Jantung Sora berdetak dengan cepat ketika dia sedang memikirkan Ryou. “Selamat pagi.” sapa Ryou, Sora mendongak untuk menatap Ryou yang tengah berdiri di depan mejanya. “Pagi ini kamu menumpang Pak Hijiri, ya. Aku dengar dari Pak Guru. Syukurlah kamu baik-baik saja.” Ryou mengatakan hal itu sambil tersenyum cerah seperti biasa, membuat Sora sedikit merasa kecewa karena ternyata hanya dia yang kepikiran. “Hei, pagi-pagi jangan bermesraan, dong!” “Eh! Kal
“Tetaplah berada di belakangku, aku akan segera menyelesaikannya.” ~~~~ Ryou berjalan mendekat ke arah arwah yang berkumpul itu, dan bersiap untuk memurnikan mereka. “1, 2, 3, 4 … 5 arwah? Sebanyak ini?” tanya Sora pada Ryou. Para arwah itu menatap Ryou dengan wajah mengerikan mereka. Energi negatif yang keluar dari sosok mereka sangat kuat hingga mampu menggerakan benda yang ada di sekita mereka. Tiba-tiba saja kotak peralatan tulis Sora bergerak dan isinya terbang ke arah Ryou dan membuat Sora berteriak karena panik. “Ryou!” Tetapi dengan cekatan Ryou berhasil menangkap alat-alat tulis yang terbang menyerang ke arahnya itu dengan satu tangannya yang kosong. Ryou berjongkok dan mengarahkan kipasnya ke lantai. “Wahai Kinokami, Kukunochi. Sang Dewa Pohon, pinjamkanlah kekuatanmu ….” Sambil memejamkan matanya Ryou mengucapkan mantra, lalu kipas itu kembali bersinar dan akar-akar pohon keluar dari lantai kam
Ryou mengatakan hal itu dengan wajah polosnya, membuat Sora terbengong saat mendengarnya. Hari ini Ryou sudah membuatnya malu setengah mati karena sudah berpikiran yang tidak-tidak tentang maksud dari Ryou.“Me-memangnya bahaya banget kalau mereka berkumpul?” dengan wajahnya yang masih memerah Sora mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan.“Iya … sepertinya ada banyak sekali arwah. Didekati arwah itu artinya … nyawamu diincar.”Sora menelan ludahnya dengan susah payah, jantungnya berdegup dengan kencang, dia baru teringat sesuatu. Apa yang dikatakan Ryou ada benarnya, berbeda dengan biasanya arwah-arwah itu langsung mengincar Sora dengan hawa membunuh yang sangat kuat membuat Sora merinding ketakutan. Sambil mencengkram boneka singa milik kakaknya Sora memberanikan dirinya untuk bertanya.“Hanya … aku? Atau semua yang bisa mellihat roh?”Namun Ryou malah memalingkan wajahnya dari Sora.
“Maaf, aku nggak bisa melindungimu sampai akhir”? kenapa aku berkata seperti itu? Sambil menangis pula?” tanya Sora.“Katanya begitu. Aku tak tahu apakah itu alasan kamu diincar arwah, tapi kurasa itu patut diselidiki.” Hijiri menjawabnya sambil fokus menyetir.Sora dan Ryou sedang menuju tempat yang dikatakn oleh Hijiri untuk menyelidiki kejadian aneh yang menimpa Sora. Selama perjalanan Ryou tidak mengatakan apa-apa dan hanya menatap keluar jendela.“Benar juga … daripada nggak tahu harus mulai dari mana.” gumam Sora.Sora melirik ke arah Ryou yang sedang memperhatikan jalan dalam diam, padahal Sora sudah mempersiapkan hatinya untuk menginap di rumah Ryou, bahkan sempat gugup karena memikirkan hal yang tidak-tidak sehingga membuatnya kurang tidur.Tiba-tiba saja Ryou melirik ke arah Sora sehingga membuat matanya menemui mata Sora yang sedang melamun memperhatikannya.“Eh, Kenapa?&rdquo