Share

Part 42A

"Sayang, apa Dea marah kalau Daddy gak menemani Dea tidur?" Tanya Tian hati-hati saat mendatangi kamar putrinya sendirian.

"Kenapa, Daddy mau tidur sama Buba?" Tanya Dea sedikit tersentil, karena harus dia yang selalu mengalah. Apalagi sejak mommy menikah dengan Dad Denis, dia jarang ditemani.

"Daddy baru membaca satu hadist, yang bunyinya begini. Perintahkanlah anak-anakmu untuk shalat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah jika enggan melakukan shalat bila telah berusia sepuluh tahun, serta pisahkanlah tempat tidur di antara mereka. Dea mau bantu Daddy, agar bisa menjadi Daddy yang baik dan membawa kalian ke surga kelak." Ucap Tian dengan bahasa halus agar putrinya tidak merasa terabaikan.

"Daddy sadar, putri Daddy ini bukan anak kecil lagi. Kalau Daddy gak menemani Dea tidur, bukan berarti Daddy gak sayang sama Dea. Daddy sayang banget sama Dea." Tian mengusap-usap belakang kepala Deandra dan mengecupnya.

Dea mengangguk pelan, percuma membantah. Dia rindu lelaki dewasa yang tanpa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status