Share

bab 79

Berbanding terbalik dengan ibunya, Fahri justru terlihat kesal dengan ibunya yang pandai bersilat lidah. Sementara Fiona masih mengamati percakapan ibu dan anak itu. Menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dan mengungkapkan pendapatnya.

"Tapi, rumah Ibu masih bagus, sih," ucap ibunya Fahri saat anaknya baru saja akan membuka mulut.

"Ya, itu maksud Fahri. Rumah Ibu masih bagus, jadi gak terlalu mendesak."

Merasa lega, Fahri mengambil minuman di depannya dan meminumnya hingga setengah gelas. Bisa berabe kalau ibunya minta rumah baru. Istrinya pun mungkin akan melayangkan protes. Ya, meski selama ini dia belum pernah berkata apa pun saat Fahri memberikan uang kepada keluarganya. Belum pernah bukan artinya tidak akan pernah kan?

"Benar juga katamu, Fahri." Ibunya Fahri manggut-manggut sambil memegangi dagunya.

"Rumah Ibu gak terlalu mendesak, yang mendesak itu kendaraan. Kasihan Nazwa harus naik angkutan umum terus kalau ke kampus. Gak usah mobil deh, minimal kamu belikan adikmu ini mo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status