Share

Bab 83

Sementara Fahri hanya bisa garuk-garuk kepala. Serba salah. Di satu sisi dia tidak ingin melukai hati ibu yang telah melahirkannya. Akan tetapi, di sisi lain apa yang dikatakan istrinya pun benar.

Fiona menghentakkan kaki kesal, lalu meninggalkan suami, ipar, dan mertuanya itu. Dia kesal dengan sikap ibunya Fahri yang semena-mena. Akan tetapi, lebih kesal lagi dengan Fahri yang tidak bisa berkata apa-apa.

"Fiona, tunggu–"

"Mau ke mana kamu? Belum beli apa-apa loh kita, main pergi aja. Udah, biarin aja istrimu pulang. Dia bisa kok pulang sendiri. Kamu bawa kartu kredit atau atm nya kan?" sergah ibunya Fahri menarik tubuh Fahri.

"Tapi Fiona, Bu." Fahri memasang wajah iba. Mungkin dengan begitu ibunya akan meluapkan keinginan membeli kendaraan dan membiarkannya menyusul Fiona dan membujuknya.

"Kalau kamu pergi, jangan pernah temui ibu lagi."

Pupus sudah harapan Fahri. Pilihan yang ada terlalu sulit. Tidak mungkin dia pergi dan membuat hubungan dengan sang ibu renggang. Akhirnya, dengan s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status