Share

KEHADIRAN RARA

Author: Ella
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sesampainya di rumah Andi langsung diminta untuk siap-siap.

"Kamu tuh habis dari mana sih??" tanya Ibu Sarah saat Andi datang.

"Gym Mahh..." jawab Andi.

"Ko ada suara cewek shh?" tanya Ibu Sarah yang curiga.

"Itu mah tadi suara apa sih, cuma ai got aja Mahh." jawab Andi yang mencari alasan.

"Udahalah terserah pokonya capat mandi dan siap-siap, kita kamu ada acara makan sama Rara, kamu lupa yah!!" sangaka kembali Ibu Rngga

"Ya ampun Mahhh inget ko!!!" ucap Andi.

Andi langsung naik ke atas untuk bersiap karena Ibu Sarah akan berteriak kembali saat tau putranya yang sanagat lambat.

Tak lama Rara pun sampai.

"Hallo Tanteee!!" sapa Rara dengan ramah pada Ibu Sarah.

"Ehhh... ini tamunya malah udah datang," ucap Ibu Sarah yang sangat bahagia.

"Bukan tamu, tapi putri Ibu!!" tambah Ibu Sarah kembali.

"Ya ampun Ibu jangan berlebihan," Rara yang malu karena Ibu Rasya memperlakukannya demikian.

"Berlebihan gimana sihh, yahh engga lahh," ucap Ibu Sarah.

"Ayo sini sini masuk!!!" ajak Ib
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   KELUARGA CEMARA

    "Wahhh makan besar nihhh," ucap Pak Fero."Nahh kan, jarang-jarang yah Pah," timpal Andi yang setuju dengan ucapan papahnya."Ini masakan yang terakhir Rara yang buat lho Pah," seru Ibu Harti."Boleh Om coba!!" Pak Fero yang meminta izin."Iyaahh om silahkan!!" Rara mempersilahkan pada Pak Fero untuk mencicipi masakannya."Emhhh... enak banget!!" puji Pak Fero."Masa sih Pahh??" Andi yang sepertinya tidak percaya. Ia pun ikut mencicipi masakan Rara.Andi mengacungkan jempolnya."Enak banget!!" puji Andi.Raut wajah Rara begitu senang saat mendengar pujian dari Andi."Sumpah gak nyangka banget sihh." Andi yang merasa takjub karena Rara dulunya cewek yang tomboy boro-boro masak kayanya kalau gak di paksa mandi sama Ibunya mana mau dia mandi."Mamah juga bilang apa, gak akan ada yang nandingin masakan Rara," ucap Ibu Sarah begitu bangga."Udah ah ayo kita makan yang bener!!" suruh Ibu Sarah.Mereka pun menyantap dengan lahap setiap makanan yang tersaji di meja makan.Baru kali ini Andi d

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   PENGGANTI

    "Mah gak usah bahas itu dulu lah!!!" pinta Pak Fero."Gak usah gimana sih Pah, ini tuhh penting!!" tekan Ibu Sarah."Memangnya kenapa Mah???" tanya Rara yang juga bingung."Kamu pasti tau kan sayang tentang berita Andi yang sedang tranding saat ini??" tanya balik Ibu Sarah.Rara pun mengangguk."Dan kamu tau wanita yang bersama Andi saat itu siapa kan???" cecar Ibu Sarah."Mah....." Andi yang merasa kasian pada Rara karena Ibu Sarah terlihat seperti menekannya."Wanita itu Dinda, kenapa sih kamu juga malah membiarkan Andi jalan terus dengan wanita seperti Dinda. Okeh Dinda di sini memang korban, tapi Mamah cuma mau kamu hanya sebatas membantunya saja. Mamah memang egois, tapi semua ini Mamah lakukan untuk kebaikan Andi," jelas Ibu Sarah yang tidak pernah setuju dengan hubungan Andi dan Dinda."Mah... Dinda dan Andi gak pacaran ko," ucap Rara tiba-tiba yang membuat Andi kaget."Gak pacaran??? Terus hubungan mereka apa??" tanya Ibu Sarah bingung."Yahh sama kaya aku dan Andi kita bertig

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   CALON ISTRI

    Mendengar hal itu membuat Andi kaget."Ra... gak usah kaya gitu lahh!!" larang Andi karena ia merasa tidak enak jika Rara melakukannya."Gak papa Ndi, dulu Ayah sama Ibu pernah pesan sama aku untuk membantu keluarga ini tanpa pamrih karena kalian sudah menyumbangkan banyak sekali materi untuk sekolah kami," ujar Rara yang merasa banyak berhutang budi pada keluarga Andi."Rara, semua yang Om lakukan itu ikhlas karena memang kita percaya dengan kemampuan almarhum orang tau kamu dalam mengelola pendidikan dan itu terbukti dengan kualitas para siswa lulusan Pelita Harapan." Pak Fero yang tidak ingin dianggap bantuannya sebagai hutang budi padanya."Gak papa Om, Rara juga ikhlas bantu keluarga ini!!" Rara yang merasa tidak terbebani dengan semua hal yang ia lakukan."Nahh kann..." Ibu Sarah yang bahagia mendengar hal itu."Lalu bagaimana dengan anak-anak di sekolah yang tau tentang hal ini Mah, mereka kan tau bukan Rara yang ada di foto tersebut," ujar Andi yang berharap Ibu Sarah mengurun

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   BUKAN PILIHAN

    "Kenapa aku harus sakit hati??" ucap Dinda dalam hati.Ia merasa ada hal lain yang dirasakannya saat keluarga Andi melakukan preskon."Terserah Andi dan keluarganya kan, itu urusan mereka. Sadar Dinda ayo sadar!!!" Ia seperti sedang menyangkal perasaanya sendiri.Selama ini Dinda memang selalu mengabaikan Andi, ia tau sebenarnya Andi menyukainya, namun Dinda tidak pernah menganggap perasaannya dan bersikap cuek pada Andi. Hal itu karena Dinda merasa ia telah berhutang banyak pada Andi dan tidak pantas untuk menerima perasaan Andi yang begitu tulus.Ia menarik nafas panjang, "Wake up Dinda!!"Dinda pun merapikan barangnya dan bersiap untuk pergi ke sekolah."Kamu mau ke mana??" tanya Ibu Harti saat melihat Dinda keluar dari kamarnya."Ya mau ke sekolah dong Bu!!" jawab Dinda."Memangnya masih kerja gak libur??" tanya Ibu Harti."Libur apa sih Bu??' Dinda merasa bingung."Kan Rara nya juga lagi sibuk," jawab Ibu Harti."Yaa gak ada hubungannya dong Bu, aneh Ibu ah!!" ucap Dinda."Aku be

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   KEBOHONGAN HATI

    Selesai melakukan preskon Ibu Sarah pun mengajak Rara untuk makan bersama. "Ra sebelum kamu pergi ke sekolah kita makan dulu yukk!!" ajak Ibu Sarah. "Mahh aku ngobrol dulu sama Rara!" Andi yang meminta izin untuk berbicara dengan Rara. "Kita makan aja dulu Ndi, kasian Rara!! saran Pak Fero. Andi pun akhirnya menurut. "Kamu mau makan apa sayang??" tanya Ibu Sarah. "Terserah Mamah aja, Rara gak ada alergi makanan ko," jawab Rara pasrah saja. "Mahhh...." Andi tidak tega melihat Rara. "Apa sih Ndi??" tanya Ibu Sarah kesal. "Mah, kenapa Mamah malah mengumumkan kalau Rara itu calon istri Andi??" Andi yang sudah tidak tahan. "Ini cuma sandiwara kan, nanti kalian bisa preskon lagi kalau kalian gak cocok dan memutuskan untuk berpisah, gampang kan??" jawab Ibu Sarah yang merasa Andi terlalu berlebihan. "Katanya Mamah sayang sama Rara, terus kalau nanti tiba-tiba kita gak jadi nikah, apa kata media dan teta

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   TAK ADA LAGI CELAH

    "Emhhh kalian bisa keluar dulu gak!!! Kayanya aku butuh waktu sendiri," pinta Rara pada sahabatnya."Ya udah kita keluar dulu yahh!!" ucap Dinda.Dinda dan Andi pun keluar dari ruangan Rara, memberikan waktu sendiri pada Rara."Kenapa kamu bilang kita gak pacaran??" tanya Andi saat di luar."Kan kita emang gak pacaran," jawab Dinda.Andi bingung harus mengatakan apa saat ini, karena memang benar mereka tidak pacaran hanya saja Andi tidak rela Dinda memberi jawaban seperti itu."Tapi kan kita dekat Din..." keluh Andi yang masih belum menerima jawaban Dinda tadi."Kamu sama Rara juga dekat!!" balas Dinda yang kemudian pergi meninggalkan Andi."Dindaaa... Dindaaaa...." panggil Andi, namun tak mendapat respon dari Dinda."Sialan!!" kesal Andi. Ia pun pergi dari sekolah.****Tiba di kantor Andi langsung di sambut oleh Rangga."Wahhh ada selebritis nihhh!!" sindir Rangga saat melihat Andi datang."Sirikkk???" tanya Andi."Sory gak level!!! Ternyata kamu tuh lebih parah dari aku yah,"

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   KEHIDUPAN BARU

    Sejak menjadi calon istri pura-pura Andi keseharian Rara lebih banyak ia habiskan bersama Ibu Sarah karena Ibu Sarah memasukannya pada komunitas istri pengusaha yang di dalamnya termasuk para calon istri. Dulu yang menjadi ketua komunitas tersebut adalah Mamah Tari karena dulu perusahan Wijaya dianggap memiliki peran penting dan merupakan salah satu perusahan paling maju di Jakarta. Selain itu Ibu Sarah dulu belum menetap di Indonesia meskipun pusat perusahaan berada di Indonesia, sehingga Mamah Tari lah yang memiliki peran paling utama saat itu. "Mah... Rara gak usah ikut yah," tolak Rara yang tidak berkenan untuk menghandiri acara komunitas tersebut. "Lho kenapa??" tanya Ibu Sarah yang masih sibuk bersolek. "Rara kan cuma calon istri bohonga Andi Mah, kayanya untuk ikut komunitas ini terlalu berlebihan," sungkan Rara yang merasa tidak pantas untuk menghadiri acara tersebut. "Sayang... kamu ini adalah calon istri dari penerus perusahaan besar. Okeh ini memang hanya sandiwara, tapi

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   YANG UTAMA

    "Mahh... udahlah gak usah ladenin Fasha, dia emang orangnya kaya gitu." Rara yang mencoba melerai Ibu Sarah yang sepertinya sudah kesal sama Fasha."Biarkan saja sayang, biar dia gak macem-macem lagi sama kamu," ucap Ibu Sarah.Fasha pun merasa malu di hadapan banyak orang."Apa yang kamu lakukan barusan??" tanya Ibu Maya yang melihat kebodohan putrinya."Aku kesal saja pada Rara yang terlihat so, dia itu dulu cuma pengikut Dinda," jawab Fasha kesal."Tapi yang kamu hadapi barusan adalah Ibu Sarah dan Rara sekarang adalah calon mantu dari keluarga mereka. Kamu harus hati-hati!!" Ibu Maya yang memperingatkan Fasha agar tidak macam-macam.Fasha sebenarnya merasa kesal dengan keadaannya saat ini karena dulu ia yang akan dijodohkan dengan Andi. Ia dulu tidak tau jika Andi putra dari Pak Fero pemilik perusahaan terbesar di Asia, jika ia tau mungkin Fasha lebih memilih Andi dibandingkan Rangga. Hidupnya bersama Rangga saat ini jauh dari ekspestasinya dulu.****"Nak Rara," sapa Mamah Tari.

Latest chapter

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   AWAL KEHANCURAN

    Andi yang sedang membuka handphonenya begitu kaget saat melihat headline berita di media sosial."Apa???? Fasha bukan putri sah Om Evan dan Tante Maya," Andi tercengang saat membaca judul beritanya."Gila berita apaan ini?? mana paling atas pula," ucap Andi yang masih menganggap berita itu hanya omong kosong."Media emang kurang kerjaan, Om Evan dan Tante Maya kan baru saja dapat cucu masa mereka naikin berita gak bermutu kaya gini!!" Andi terus saja menskrol handphonenya, tapi alangkah kagetnya dia karena hampir semua pemberitaan di media mengangkat topik tentang keluarga Om Evan.Ia lalu menghubungi Dinda."Halo Din..." sapa Andi dengan nada yang penuh rasa penasaran."Tentang berita di media?" ucap Dinda yang langsung pada topiknya seolah ia sudah tau dan paham ke arah mana Andi akan bertanya."Sebenarnya ada apa Din, kenapa media memberitakan hal itu?" tanya Andi penasaran."Yah aku gak tau lah, kamu tanya aja medianya!!!" suruh Dinda."Kamu tuh ada-ada aja deh," kesal Andi menden

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   RAHASIA BESAR

    Semua orang mematung saat Dinda melenggang pergi dari ruang transfusi. Ia terlihat puas dengan keterpurukan yang sedang dihadapi dua keluarga ini. Seolah sedikit demi sedikit rasa sakitnya mulai terbayarkan. "Dasar wanita jalang," kesal Pak Evan dalam hatinya saal melihat Dinda yang tersenyum puas di hadapan Pak Evan. Rangga pun mengejar Dinda dan berterima kasih padanya karena dia masih punya hati untuk membantu istri dan anaknya. "Din tungga!!" Rangga meraih tangan Dinda. "Kamu mau apa lagi??" tanya Dinda sinis. "Aku cuma mau bilang terima kasih, karena kamu mau mendoorkan darahmu untuk Fasha," jawab Rangga agak kikuk. Dia terlihat malu karena perlakuannya selama ini, tapi di sisi lain Rangga pun sangat bersyukur. "Rawatlah mereka, jangan sampai kamu bernasib sama seperti mertuamu," Dinda lalu meninggalkan Rangga yang mematung usai mendengar ucapannya. "Apa maksud Dinda barusan??" Rangga bertanya-tanya dalam hatinya, namun ia mencoba untuk mengabaikannya lalu kembali pada kela

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   KRITIS DAN TERBONGKAR

    Rangga pun baru tahu tentang hubungan Ibu Maya di keluarga Fasha."Pah.... maksud Papah apa??" tanya Rangga bingung."Mamah kadung Fasha sudah meninggal saat Fasha masih bayi," ucap Pak Evan."Meninggal??? Jadi Mamah Maya tidak ada hubungan darah dengan Fasha??" Rangga yang masih belum percaya dengan apa yang ia dengar.Suster kembali keluar."Bagaimana Pak Rangga sudah ada yang bisa mendonor??" tanya suster."Tunggu sebentar Sus!!!" jawab Rangga. Ia pun langsung menghubungi teman-temannya, termasuk Dinda karena golongan darah Dinda sama dengan Fasha."Hallo Din.... maaf aku ganggu kamu, tapi aku benar-benar membutuhkanmu saat ini," ucap Rangga terburu-buru."Maksudnya apa sih???" tanya Dinda bingung."Fasha baru saja melahirkan, namun ia mengalami pendarahan hebat dan butuh transfusi darah sedangkan pasokan darah di rumah sakit untuk golongan AB tidak ada. Aku mohon bantu aku. Selamatkan Fasha!! pinta Rangga yang sudah tidak memikirkan rasa malu lagi.Mendengar hal itu Dinda terkeju

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   BARU TAHU

    Kehadiran seorang bayi di tengah keluarga Rangga dan Fasha memberi kebahagiaan tersendiri terutama untuk Mamah Tari yang sejak dulu begitu menantikan kehadiran seorang cucu.Selesai persalinan Rangga pun dipersilahkan kembali untuk menunggu di luar dan bayinya akan dipindahkan ke ruang perawatan."Pak Rangga silahkan kembali tunggu di luar kembali!!" suruh seorang perawat.Rangga lalu berdiri."Aku keluar dulu yahh!!" pamit Rangga sebelum pergi, ia pun mengusap air mata di wajahnya karena terharu saat melihat dan mendengar suara bayi kecil itu untuk pertama kalinya."Rangga... gimana?? bayinya sudah lahir??" tanya Mamah Tari."Keadaan Fasha gimana??" Pak Evan yang ikut menyerobot bertanya."Bayinya sudah lahir, jenis kelaminnya laki-laki dan keadaan Fasha untuk saat ini cukup baik, namun dia masih belum sadar sepenuhnya karena pengaruh obat bius," jawab Rangga."Alhamdulillah...." ucap syukur Mamah Tari dan Ibu Maya."Bayinya akan dipindahakan ke ruang perawatan bayi, nanti kalian bis

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   HADIRNYA MALAIKAT KECIL

    Andi yang merasa bersalah terhadap Rara, apa lagi sebelumnya dia membuat Rara menangis, lalu menghubungi Rara, namun lagi-lagi Rara tidak mengangkat teleponya."Tumben banget deh Rara... biasnya dia langsung jawab," keluh Andi, tapi Andi gak ambil pusing ia menyangka mungkin saja Rara sedang sibuk."Ndi, orang lokasi udah telepon terus nih." Rangga yang memberi tahu jika mereka harus segera ke lokasi proyek."Iyah bentar!!" Andi pun menyimpan semua barangnya, lalu ke luar dari kamar."Ayo!!" ajak Andi sambil melempar kunci mobil pada Rangga."Kamu yang nyetir!!" suruh Andi.Di perjalanan menuju lokasi cukup hening tanpa ada pembicaraan di antara keduanya, sampai akhirnya Rangga membuka topik pembicaraan."Ndi... aku gak mau kita berselisih paham terus kaya gini cuma gara-gara masalah cewek!!" ucap Rangga mengawali pembicaraan di antara keduanya."Bukannya semua ini kamu yang mulai??" Andi yang melempar kesalahan pada Rangga karena memang selama ini Rangga yang mengawali pertengkaran d

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   CEMBURU DAN KHAWATIR

    "Mana mungkin Rara bertemu dengan Pak Diki, meskipun bergerak di dunia pendidikan namun dia bukan orang baru juga dalam dunia bisnis, Rara juga punya saham dibanyak perusahaan. Kamu mungkin salah lihat Din. Rara tuh tau Pak Diki orang seperti apa, aku yakin itu," jelas Andi saat berbicara dengan Dinda di balik telepon.Dinda pun terdiam. Ia berpikir ada benarnya Andi, gak mungkin Rara bertemu dengan Pak Diki. "Aku emang cuma lihat dia dari belakang, kaya mirip aja sama Rara," tutur Dinda pada Andi.Andi pun menghela nafasnya seolah merasa tenang karena memang tidak mungkin jika Rara berhubungan dengan orang-orang seperti Pak Diki."Kamu kangen aja kali yah sama aku, pake alesan bahas Rara segala," goda Andi."Ihh apaan, ngapain juga kangen sama kamu. Nggak lahhh!!!" elak Dinda, padahal sebenarnya sedari tadi ia tidak bisa tenang karena Andi belum juga menghubunginya."Aku tuh cuma kepikiran Rara aja soalnya belakangan ini sikap dia agak berubah," tutur Dinda yang merasa jika sikap Ra

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   SATU RUMAH

    Andi dan keluarga pun seger berangkat ke bandara, di sana sudah ada Rangga yang menunggu. Rangga pun menyalami Pak Fero dan Ibu Sarah saat mereka tiba di bandara. "Baik-baik kalian di sana!! Jangan berantem mulu!!!" pesan Pak Fero pada keduanya. "Iyahhh..." jawab Andi dengan malas. "Baik Pak!!" Rangga justru kebalikanya ia menjawabnya dengan mantap. Andi merasa aneh dengan sikap Rangga yang tiba-tiba menjadi kalem, karena biasanya tiap mereka bertemu pasti Rangga selalu mengajaknya adu statment. "Papah sudah urus semua keperluan kalian di sana, jadi kalian akan tinggal bersama di rumah perusahaan," ujar Pak Fero. "Apa?? aku sama dia tinggal bareng??" tanya Andi yang sepertinya menolak untuk tinggal bersama dengan Rangga. "Pahhh.... ayolahh masa aku sama dia," rengengek Andi pada Papahnya. "Kamu gak usah banyak merengek Andi, ini sudah jadi keputusan Papah, lagi pula ini tentang kerja sama tim, jadi Papah minta kamu abaikan dulu egomu itu!!" perintah Pak Fero pada Andi untuk bi

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   KEBERANGKATAN ANDI

    "ANDI!!" tegas Ibu Sarah memanggil putranya.Andi yang kaget langsung menoleh."Apa sih Mahh, manggilnya serem gitu," komentar Andi."Kamu apakan Rara sampai dia menangis barusan??" selidik Ibu Sarah pada Andi."Dia nangis?" Andi malah balik bertanya."Ko malah tanya Mamah sih, kamu apain dia??" tanya kembali Ibu Sarah."Gak di apa-apain Mah, kita habis ngobrol biasa," jawab Andi yang tidak merasa bersalah."Kalau gak di apa-apain mana mungkin nangis kaya tadi." Ibu Sarah yang tidak percaya pada Andi."Pokonya kamu harus kejar dia dan minta maaf!!" suruh Ibu Sarah.Andi pun tak bisa menolak, ia terpaksa keluar mencari Rara, namun sepertinya Rara sudah pergi."Raranya juga gak ada Mah, udah pulang kali dia," ucap Andi saat masuk kembali ke dalam rumah."Yahh kamu telepon dia dong!!!" paksa Ibu Sarah."Ya ampun mah, ini Andi udah mau berangkat masa masih harus ngurusin Rara sih," kesal Andi karena waktunya malah terbuang, apa lagi dia ada janji untuk bertemu dengan Dinda sebelum berang

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   BUKAN TAMENG

    Setibanya Rara di rumah Andi, mereka menyambutnya dengan baik."Hallo.... gimana kabar kamu sayang??" sambut Ibu Sarah saat melihat Rara tiba.'Baik Mah, mamah sendiri apa kabar?" tanya Rara."Mamah juga baik, sangat baik sekali," jawab Ibu Sarah.Rara pun menyalami Pak Fero. Semua terlihat senang melihat kedatangan Rara, namun Andi terlihat biasa saja dan malah membuang muka saat Rara menghampirinya. Sikap Andi membuat Rara merasa aneh, karena tidak biasanya ia seperti itu.Rara mencoba mendekatkan diri, membantu Andi mengemas barangnya."Gak usah!! Kamu temani Mamah saja sana!!' Andi mengambil barang yang dipegang oleh Rara."Aku bantu Ndi!" ucap Rara agak memaksa."Gak usah!!" larang Andi kembali, namun Rara tetap memaksa membantu Andi karena kesal melihat Rara yang keras kepala Andi pun merebut dengan paksa juga. Sikap Andi tersebut membuat Rara bingung."Kamu kenapa sih??" tanya Rara penasaran dengan perlakuan Andi padanya."Gak papa, biasa aja ko," jawab Andi singkat."Kamu

DMCA.com Protection Status