"Mah gak usah bahas itu dulu lah!!!" pinta Pak Fero."Gak usah gimana sih Pah, ini tuhh penting!!" tekan Ibu Sarah."Memangnya kenapa Mah???" tanya Rara yang juga bingung."Kamu pasti tau kan sayang tentang berita Andi yang sedang tranding saat ini??" tanya balik Ibu Sarah.Rara pun mengangguk."Dan kamu tau wanita yang bersama Andi saat itu siapa kan???" cecar Ibu Sarah."Mah....." Andi yang merasa kasian pada Rara karena Ibu Sarah terlihat seperti menekannya."Wanita itu Dinda, kenapa sih kamu juga malah membiarkan Andi jalan terus dengan wanita seperti Dinda. Okeh Dinda di sini memang korban, tapi Mamah cuma mau kamu hanya sebatas membantunya saja. Mamah memang egois, tapi semua ini Mamah lakukan untuk kebaikan Andi," jelas Ibu Sarah yang tidak pernah setuju dengan hubungan Andi dan Dinda."Mah... Dinda dan Andi gak pacaran ko," ucap Rara tiba-tiba yang membuat Andi kaget."Gak pacaran??? Terus hubungan mereka apa??" tanya Ibu Sarah bingung."Yahh sama kaya aku dan Andi kita bertig
Mendengar hal itu membuat Andi kaget."Ra... gak usah kaya gitu lahh!!" larang Andi karena ia merasa tidak enak jika Rara melakukannya."Gak papa Ndi, dulu Ayah sama Ibu pernah pesan sama aku untuk membantu keluarga ini tanpa pamrih karena kalian sudah menyumbangkan banyak sekali materi untuk sekolah kami," ujar Rara yang merasa banyak berhutang budi pada keluarga Andi."Rara, semua yang Om lakukan itu ikhlas karena memang kita percaya dengan kemampuan almarhum orang tau kamu dalam mengelola pendidikan dan itu terbukti dengan kualitas para siswa lulusan Pelita Harapan." Pak Fero yang tidak ingin dianggap bantuannya sebagai hutang budi padanya."Gak papa Om, Rara juga ikhlas bantu keluarga ini!!" Rara yang merasa tidak terbebani dengan semua hal yang ia lakukan."Nahh kann..." Ibu Sarah yang bahagia mendengar hal itu."Lalu bagaimana dengan anak-anak di sekolah yang tau tentang hal ini Mah, mereka kan tau bukan Rara yang ada di foto tersebut," ujar Andi yang berharap Ibu Sarah mengurun
"Kenapa aku harus sakit hati??" ucap Dinda dalam hati.Ia merasa ada hal lain yang dirasakannya saat keluarga Andi melakukan preskon."Terserah Andi dan keluarganya kan, itu urusan mereka. Sadar Dinda ayo sadar!!!" Ia seperti sedang menyangkal perasaanya sendiri.Selama ini Dinda memang selalu mengabaikan Andi, ia tau sebenarnya Andi menyukainya, namun Dinda tidak pernah menganggap perasaannya dan bersikap cuek pada Andi. Hal itu karena Dinda merasa ia telah berhutang banyak pada Andi dan tidak pantas untuk menerima perasaan Andi yang begitu tulus.Ia menarik nafas panjang, "Wake up Dinda!!"Dinda pun merapikan barangnya dan bersiap untuk pergi ke sekolah."Kamu mau ke mana??" tanya Ibu Harti saat melihat Dinda keluar dari kamarnya."Ya mau ke sekolah dong Bu!!" jawab Dinda."Memangnya masih kerja gak libur??" tanya Ibu Harti."Libur apa sih Bu??' Dinda merasa bingung."Kan Rara nya juga lagi sibuk," jawab Ibu Harti."Yaa gak ada hubungannya dong Bu, aneh Ibu ah!!" ucap Dinda."Aku be
Selesai melakukan preskon Ibu Sarah pun mengajak Rara untuk makan bersama. "Ra sebelum kamu pergi ke sekolah kita makan dulu yukk!!" ajak Ibu Sarah. "Mahh aku ngobrol dulu sama Rara!" Andi yang meminta izin untuk berbicara dengan Rara. "Kita makan aja dulu Ndi, kasian Rara!! saran Pak Fero. Andi pun akhirnya menurut. "Kamu mau makan apa sayang??" tanya Ibu Sarah. "Terserah Mamah aja, Rara gak ada alergi makanan ko," jawab Rara pasrah saja. "Mahhh...." Andi tidak tega melihat Rara. "Apa sih Ndi??" tanya Ibu Sarah kesal. "Mah, kenapa Mamah malah mengumumkan kalau Rara itu calon istri Andi??" Andi yang sudah tidak tahan. "Ini cuma sandiwara kan, nanti kalian bisa preskon lagi kalau kalian gak cocok dan memutuskan untuk berpisah, gampang kan??" jawab Ibu Sarah yang merasa Andi terlalu berlebihan. "Katanya Mamah sayang sama Rara, terus kalau nanti tiba-tiba kita gak jadi nikah, apa kata media dan teta
"Emhhh kalian bisa keluar dulu gak!!! Kayanya aku butuh waktu sendiri," pinta Rara pada sahabatnya."Ya udah kita keluar dulu yahh!!" ucap Dinda.Dinda dan Andi pun keluar dari ruangan Rara, memberikan waktu sendiri pada Rara."Kenapa kamu bilang kita gak pacaran??" tanya Andi saat di luar."Kan kita emang gak pacaran," jawab Dinda.Andi bingung harus mengatakan apa saat ini, karena memang benar mereka tidak pacaran hanya saja Andi tidak rela Dinda memberi jawaban seperti itu."Tapi kan kita dekat Din..." keluh Andi yang masih belum menerima jawaban Dinda tadi."Kamu sama Rara juga dekat!!" balas Dinda yang kemudian pergi meninggalkan Andi."Dindaaa... Dindaaaa...." panggil Andi, namun tak mendapat respon dari Dinda."Sialan!!" kesal Andi. Ia pun pergi dari sekolah.****Tiba di kantor Andi langsung di sambut oleh Rangga."Wahhh ada selebritis nihhh!!" sindir Rangga saat melihat Andi datang."Sirikkk???" tanya Andi."Sory gak level!!! Ternyata kamu tuh lebih parah dari aku yah,"
Sejak menjadi calon istri pura-pura Andi keseharian Rara lebih banyak ia habiskan bersama Ibu Sarah karena Ibu Sarah memasukannya pada komunitas istri pengusaha yang di dalamnya termasuk para calon istri. Dulu yang menjadi ketua komunitas tersebut adalah Mamah Tari karena dulu perusahan Wijaya dianggap memiliki peran penting dan merupakan salah satu perusahan paling maju di Jakarta. Selain itu Ibu Sarah dulu belum menetap di Indonesia meskipun pusat perusahaan berada di Indonesia, sehingga Mamah Tari lah yang memiliki peran paling utama saat itu. "Mah... Rara gak usah ikut yah," tolak Rara yang tidak berkenan untuk menghandiri acara komunitas tersebut. "Lho kenapa??" tanya Ibu Sarah yang masih sibuk bersolek. "Rara kan cuma calon istri bohonga Andi Mah, kayanya untuk ikut komunitas ini terlalu berlebihan," sungkan Rara yang merasa tidak pantas untuk menghadiri acara tersebut. "Sayang... kamu ini adalah calon istri dari penerus perusahaan besar. Okeh ini memang hanya sandiwara, tapi
"Mahh... udahlah gak usah ladenin Fasha, dia emang orangnya kaya gitu." Rara yang mencoba melerai Ibu Sarah yang sepertinya sudah kesal sama Fasha."Biarkan saja sayang, biar dia gak macem-macem lagi sama kamu," ucap Ibu Sarah.Fasha pun merasa malu di hadapan banyak orang."Apa yang kamu lakukan barusan??" tanya Ibu Maya yang melihat kebodohan putrinya."Aku kesal saja pada Rara yang terlihat so, dia itu dulu cuma pengikut Dinda," jawab Fasha kesal."Tapi yang kamu hadapi barusan adalah Ibu Sarah dan Rara sekarang adalah calon mantu dari keluarga mereka. Kamu harus hati-hati!!" Ibu Maya yang memperingatkan Fasha agar tidak macam-macam.Fasha sebenarnya merasa kesal dengan keadaannya saat ini karena dulu ia yang akan dijodohkan dengan Andi. Ia dulu tidak tau jika Andi putra dari Pak Fero pemilik perusahaan terbesar di Asia, jika ia tau mungkin Fasha lebih memilih Andi dibandingkan Rangga. Hidupnya bersama Rangga saat ini jauh dari ekspestasinya dulu.****"Nak Rara," sapa Mamah Tari.
"Kenapa Fasha bebicara seperti itu?? apa maksudnya??" Rara merasa Fasha sangat aneh.Rara lalu mendekat pada Fasha."Aku tidak akan termakan ucapanmu Fasha, kehidupanku baik-baik saja dan kamu gak usah ikut campur. Aku gak pernah mengusik kehidupanmu," ucap Rara.Sebelum Rara pergi meninggalkan Fasha ia berbisik, "Kecuali kamu ingin hidupmu semakin hancur."Kali ini justru Fasha yang kaget karena Rara berani berbicara seperti itu padanya."Kurang ajar!! Awas kamu Rara," ancam Fasha yang kesal dengan ucapan Rara padanya.****"Mahh aku pulang duluan yah, Andi udah jemput aku, kita ada urusan!!" pamit Rara.Ternyata benar Andi sudah menjemputnya. Ibu Sarah begitu bahagia melihat kedatangan Andi."Sebelah sini Nak!!" Ibu Sarah melambaikan tangannya pada Andi.Andi pun menyapa para istri pengusaha relasi papahnya dengan senyum manisnya."Wahh Andi dan Rara memang terlihat sangat cocok yah," komentar Ibu Ratih."Benar mereka begitu serasi!!!" puji Ibu Jeny yang berdiri di sebelahnya.Andi