Share

KARMA SEORANG PEBINOR
KARMA SEORANG PEBINOR
Author: HADIFA FaFaFa

SIDANG PERCERAIAN

Author: HADIFA FaFaFa
last update Last Updated: 2023-01-28 03:37:50

Bab 1.   

SIDANG PERCERAIAN

'Dengan ini Pengadilan memutuskan mengabulkan gugatan cerai dari saudara Farid Budiman. Akan halnya hak pengasuhan anak jatuh kepada saudara Farid Budiman'

Tok… tok… tok…

Ketukan palu dari Hakim Ketua Pengadilan Agama menandakan bahwa pernikahanku dengan Vera usai sudah, kami pun resmi berpisah baik secara negara dan juga secara agama. 

Tak terasa mengalir dua bulir bening dari sudut netraku, aku segera menghapusnya dengan lengan kemejaku. 

Entah ini tangis karena perasaan bahagia ataupun karena perasaan lega aku pun tidak tahu, yang pasti perasaan marah di dalam hati dan sesak di dadaku telah pergi seiring suara ketukan palu dari hakim ketua.

Kesedihan yang aku rasakan mungkin tidak seberapa dibanding dengan perasaan kedua buah hatiku, saat mereka tahu kalau aku dan Vera telah berpisah. Untuk sementara aku akan merahasiakan perpisahanku dan vera, dari kedua buah hati kami. Aku akan memberitahukan kepada mereka pelan-pelan sambil mencari waktu yang tepat, supaya mereka tidak kaget dan sedih.

" Sabar nak… perempuan seperti itu tidak pantas kamu tangisi, lebih baik kalian berpisah daripada kamu memelihara wanita 'ular' di dalam rumahmu," ujar ibu yang segera memelukku, mungkin untuk memberi kekuatan padaku.

" Aku tidak apa-apa bu, ibu tenang aja. Sekarang aku cuma fokus kepada Alfarabi dan Aqillah, kedua buah hatiku… kasian mereka bu, belakangan ini kurang mendapat perhatian dari mamanya, apalagi sejak mama mereka berselingkuh," jelasku agar ibu tahu bahwa aku baik-baik saja, walaupun sebagai manusia biasa jelas aku terluka.

"Beruntung sekali aku mempunyai ibu yang sangat baik, ibu selalu ada untukku.Apalagi  sekarang menemani dan menghibur mereka. Makasih ya bu untuk semuanya…" ucapku sambil membalas pelukan ibu dengan erat.

Persidangan ini tidak bertele - tele karena aku dan Vera sudah sepakat untuk berpisah, terlebih lagi alasan perceraian ini karena Vera yang sewaktu itu masih menjadi istriku berselingkuh dengan rekan kerjanya.

Pada saat Mediasi aku sengaja tidak datang, aku malah menyibukkan diri dengan bekerja. Karena bagiku tidak ada gunanya lagi mediasi, untuk apa? bagiku perselingkuhan itu tidak dapat dimaafkan, karena dilakukan oleh dua orang dewasa dengan keadaan yang sadar.

" Mas Farid, maafkan aku yaa… aku titip anak-anak kepadamu Mas… semoga kamu mendapatkan pengganti yang lebih baik dariku," ujar Vera sambil mengulur tangannya kepadaku untuk bersalaman.

" Kamu tenang aja Ver, aku akan menjaga Alfarabi dan Aqillah dengan baik. Sekarang kamu bebas sesuka hatimu tanpa harus ketakutan dan kucing-kucingan lagi, seperti saat kita bersama dulu," jawabku sekenanya sambil menyambut dengan malas tangan Vera yang sudah terulur dari tadi.

Aku dapat melihat air muka Vera berubah seketika menjadi masam karena ucapanku barusan, tapi aku tidak peduli karena memang apa yang aku katakan benar dan sesuai dengan kenyataan.

" Mas Farid kok ngomong gitu sih? Mas masih marah sama aku ya?" Vera bertanya seperti tidak mempunyai perasaan bersalah, benar-benar membuat jijik melihatnya.

" Anak-anak tetap boleh bertemu denganku kan Mas?" tanya Vera lagi

" Buat apa aku marah sama kamu? apalagi kamu sekarang bukan isteriku lagi, aku tidak berhak atas apapun tentangmu. Mengenai anak-anak silakan datang kapan aja apabila kamu mau bertemu dengan Alfarabi dan Aqillah. Tapi dengan satu syarat kamu tidak boleh mengajak selingkuhan kamu itu untuk bertemu dengan anak-anak, aku tidak mau mereka sedih, ingat itu yaa…," aku mengatakan itu dengan nada penekanan, agar Vera tidak mengajak selingkuhannya menemui anak-anak.

Vera tidak menjawab, ia cuma menganggukkan kepala sebagai tanda bahwa ia menyetujui syarat yang aku berikan.

Ia kemudian membalikkan badannya untuk meninggalkan aku dan Ibu. Baru kira-kira tiga langkah meninggalkan kami, ia kemudian mendekat ke arahku lagi.

" Oh iya Mas, jangan lupa pembagian harta gono-gini ya mas… Aku mau bagianku rumah yang di menteng dan mobil yang biasa aku pakai, sementara kamu dan anak-anak silakan tetap tinggal di rumah yang kita tempati sekarang. Setelah ini aku akan pulang ke rumah untuk mengambil pakaian dan kunci rumah, kemudian aku akan langsung pindah ke rumah di Menteng," lanjut Vera lagi.

Rumah di Menteng adalah rumah yang kami beli sebagai hadiah ulang tahun Vera, sewaktu Alfarabi, yang biasa kami panggil Abi, anak kami yang pertama berumur satu tahun. 

Aku pikir waktu itu tidak ada salahnya memberikan hadiah yang mahal untuk wanita yang aku cintai. Apalagi pada saat itu usahaku sedang naik-naiknya, jadi bukan hal yang sulit untukku membelikan rumah mewah sebagai hadiah untuk istriku.

Akan halnya sekarang kami berpisah dan ia minta rumah tersebut sebagai harta gono gini bagian untuknya, akupun tidak merasa keberatan. Bukan karena aku masih mencintainya, tapi karena aku merasa apa yang aku miliki sekarang ini diperoleh saat aku masih bersamanya.

Kami menyebutnya 'Rumah Menteng' karen lokasinya terletak di Kecamatan Menteng,  Jakarta Pusat.  Lokasi yang strategis di dekat dengan perkantoran membuat harga rumah di situ bikin geleng-geleng kepala saking mahalnya.

Dulu aja sewaktu kami membelinya, harganya dua puluh lima milyar, itu delapan tahun yang lalu. Kalau sekarang mungkin sangat mahal, karena untuk permeter perseginya saja sudah di harga satu jutaan.

Jadi tidak mengherankan kalau Vera menginginkan rumah itu, karena rumah itu mahal dan terletak di lokasi yang sangat strategis di pusat kota Jakarta.

Kami tinggal di rumah Menteng kurang lebih cuma setahun, setelah ayahku meninggal kami akhirnya pindah ke rumah di Pondok Indah, yang kami tempati sekarang. 

Selama tidak kami tempati, rumah Menteng hanya dijaga oleh pak Sofyan dan isterinya bik Sumi. Mereka memang kami suruh tinggal di rumah itu untuk menjaga dan merawat rumah tersebut agar tidak kotor dan rusak. Biasanya aku mampir ke rumah itu tiap awal bulan, pada saat pak Sofyan dan bik Sumi gajian. Selebihnya kadang-kadang kalau kebetulan lewat di daerah itu, aku mampir sebentar.

Rumah yang kami tinggali sekarang ini dekat sekali dengan rumah ibu, sekitar 150 meter jaraknya atau hanya berkelang satu rumah saja dari rumah ibu. Tadinya aku mengajak Vera untuk tinggal di rumah ibu setelah ayahku meninggal, tapi sepertinya Vera keberatan. 

Akupun mengikuti keinginannya untuk tidak tinggal serumah dengan ibu, karena aku juga banyak mendengar cerita mertua yang tidak akur dengan menantunya, aku tidak mau itu terjadi kepada dua orang wanita yang aku cintai.

Akhirnya aku dan Vera sepakat untuk membeli rumah pak Anwar tetangga Ibu.

Pak Anwar mau pindah ke Jogja karena pindah tugas, kebetulan sekali beliau mau menjual rumahnya. Beliau juga berencana menetap di Jogja karena mereka memang berasal dari Jogja dan anak bungsunya pun kuliah di sana. Akhirnya setelah cocok dengan harganya, kamipun membeli rumah pak Anwar tersebut.

Aku membeli rumah di dekat Ibu agar bisa menjaga mengawasi Ibu dan Zaza, adikku yang saat masih kuliah di jurusan Hubungan Internasional di salah satu universitas swasta yang ada di Jakarta Selatan, tidak begitu jauh dari Pondok Indah.

Seperti halnya diriku, adikku ini otaknya memang sangat encer, sebenarnya Zaza mendapatkan jalur undangan di dua universitas negeri di kota Bandung dan Yogyakarta. 

Akan tetapi Ia tidak mengambilnya, dengan alasan tidak mau berpisah dengan Ibu. Ayah yang pada saat itu masih hidup juga tidak memperbolehkan Zaza untuk kost di luar kota, mengingat kehidupan anak kost lebih banyak yang melenceng ke pergaulan bebas.

Sebenarnya nggak heran sih kenapa Zaza sangat pintar, karena ia sangat tekun dan rajin belajar. Teman-teman seumurannya sudah banyak yang berpacaran, pergi dengan teman prianya. Tidak halnya dengan adikku, walaupun Ia cantik dan pintar tetapi Ia tidak mau berpacaran. Saat kutanyakan apakah Ia punya teman dekat pria? Ia mengatakan kalau Ia belum memikirkan tentang itu. Ia ingin kuliah dulu, setelah itu baru memikirkan masalah jodoh.

" Mas Farid… iiihh… kok malah melamun sih, ntar  kesambet lho" tepukan Vera di pundakku membuyarkan lamunanku. 

Segera kutepis tangan Vera di pundakku, aku tidak mau ada fitnah, karena status kami bukan lagi suami isteri. 

" Dasar perempuan tidak tahu malu, bisa-bisanya kamu masih meminta harta gono-gini. Seharusnya kamu itu di penjara bersama dengan selingkuhan kamu itu. Kamu itu perempuan murahan, berselingkuh padahal susah punya suami dan dua orang anak. Dasar perempuan 'gatal' dan tidak punya harga diri…" Ibu tiba-tiba langsung menyerang Vera dengan kata-kata yang sangat kasar.

" Bu… sudahlah bu… malu dilihat orang, ibu jangan memarahi Vera lagi, toh sekarang ia bukan menantu ibu lagi," ujarku mengingatkan ibu, karena ini masih di ruang sidang

Bukannya kemarahan Ibu menjadi reda, malah sepertinya Ibu semakin emosi karena melihat Vera bersikap biasa saja setelah dimaki-maki Ibu dengan kata-kata kasar tadi. Sambil menenteng tas brandednya, Vera acuh saja melihat Ibu marah.

"Jangan halangi Ibu, emang sudah sepantasnya perempuan jalang ini mendapatkan kata-kata kasar seperti itu. Harusnya Ia dipenjara atau dirajam sampai mati, itu hukuman yang pantas untuk perempuan ini," Ibu berkata sambil mengarahkan jari telunjuknya ke kening Vera.

" Aku mohon Bu… malu dilihat orang, apalagi kita masih di ruang sidang. Ayo kita segera pulang bu… aku takut penyakit jantung ibu akan kambuh kalau ibu terus marah-marah seperti ini," bujukku agar Ibu mau pulang.

Ibu kemudian berjalan mengikuti aku, pada saat bersitatap dengan Vera, Ibu mengangkat tangan kanannya untuk menampar Vera. Beruntung aku segera menangkap tangan Ibu.

Aku tidak mau ibu mendapatkan masalah, kalau sampai Ibu menampar Vera dan kemudian Vera tidak terima, lantas melaporkan Ibu ke pihak yang berwajib bisa-bisa Ibu masuk penjara dengan tuduhan melakukan tindakan penganiayaan.

" Aku capek bu… ayolah kita pulang… aku mau segera beristirahat," ajakku lagi kepada Ibu

Segera kugandeng tangan Ibu untuk keluar dari ruang sidang yang saat ini hanya tersisa beberapa orang saja di dalamnya. Kami bergegas berjalan ke parkiran untuk mengambil mobil.

Seharusnya Ibu tidak usah ikut ke parkiran, karena jarak parkiran dan ruang sidang sidang lumayan jauh. Aku tahu pasti Ibu capek karena akan berjalan cukup jauh. Harusnya aku yang mengambil mobil sementara Ibu menunggu di depan ruang sidang. 

Akan tetapi setelah melihat kejadian Ibu yang akan menampar barusan, aku tidak akan meninggalkan Ibu sendirian. Takutnya Ibu kembali ke ruang sidang dan menyerang Vera lagi.

Related chapters

  • KARMA SEORANG PEBINOR   BERTEMU ANITA

    Bab 2BERTEMU ANITASesampainya di parkiran aku segera mengeluarkan kunci mobil dari dalam saku celanaku.Tiiiit…tiiit…tiiit… mobil bersuara setelah aku memencet tanda unlock yang ada di kunci mobil.Seorang wanita yang baru keluar dari sebuah mobil Jazz berwarna pink, yang parkir disebelah mobilku seketika menoleh saat mendengar suara dari mobilku." Farid… kamu Farid kan? tanya wanita cantik itu sambil mengarahkan telunjuknya ke arahku dengan ragu." Iy… Iya…," jawabku sambil terus mengingat-ingat siapakah nama wanita cantik yang mengajakku berbicara. Jarak kami berdiri yang lumayan jauh, dipisahkan oleh mobilku, membuatku tidak dapat mengenali dengan jelas wajahnya." Ya ampun Farid… kok kamu bengong begitu, kayak melihat setan aja. Kamu nggak ingat siapa aku? ini aku Anita teman kamu sewaktu kuliah di S1 dulu," ujar Anita sambil berjalan mendekat ke arahku dan Ibu." ooo… iya… iyaa… aku baru ingat sekarang, kamu Anita. Lima belas tahun tidak bertemu jelas aku susah mengenalimu.

    Last Updated : 2023-01-28
  • KARMA SEORANG PEBINOR   VIRAL DI SOSIALMEDIA

    Bab 3. VIRAL DI SOSIAL MEDIAFlashback onTiga bulan yang lalu, sahabatku yang bernama Handoko mengirimkan pesan ke gawaiku.[ " Bro, coba elo lihat baik-baik, yang ada di video itu istri elo bukan?" ] tanya Handoko setelah mengirim video tidak senonoh tersebut[ " Bentar bro, aku lihat dulu videonya yaa…" ] kubalas pesan Handoko dengan terburu-buru" Astahfirullah Hal Adzim… ini benar-benar Vera," batinkuWalaupun wajah dari pemeran di video tersebut kurang jelas, tapi sebagai suaminya aku bisa mengenali kalau itu Vera, terlepas itu ditempat yang gelap sekalipunTiiiingg… sebuah pesan masuk, ternyata dari Handoko lagi[ " Gimana bro, bener nggak Vera istri elo yang ada di video itu?" ] bunyi pesan Handoko[ " Iy… Iya bro, sepertinya benar kalau pemeran di video ini adalah Vera, istriku. Aku benar-benar tidak menyangka jika Vera bisa melakukan perbuatan serendah itu" ] jawabku lagi[ " Han, elo sibuk nggak? kalau elo ada waktu luang, gue mau ngajak elo ketemuan sekarang. Gue tunggu

    Last Updated : 2023-01-28
  • KARMA SEORANG PEBINOR   MEMINTA BANTUAN AHLI TELEMATIKA

    Bab 4 MEMINTA BANTUAN AHLI TELEMATIKA"Selanjutnya apa yang akan elo lakuin bro,? apapun tindakan yang akan elo ambil, gue berharap elo tidak lakukan dalam keadaan emosional. Pikirkan dulu matang-matang setiap tindakan yang akan diambil karena itu menyangkut masa depan anak-anak elo yang masih kecil. Jangan sampai juga elo melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT, seperti artis yang viral belakangan ini," nasihat Handoko sambil bercanda untuk menenangkan hatiku yang penuh kekecewaan terhadap Vera." Gue belum tau bro tindakan apa yang akan gue ambil. Tapi apabila ternyata pelaku di video itu beneran Vera, nggak akan ada lagi yang bisa diselamatkan bro. Gue akan menceraikannya kalau itu beneran Vera. Sampai detik ini gue masih berharap pemeran di video itu bukan Vera, walaupun besar kemungkinan itu adalah Vera," lanjutku lagiWalaupun aku bisa mengenali kalau pemeran wanita di video itu adalah Vera, tapi aku harus tetap mencari bukti yang lebih akurat. Dengan begitu Vera ti

    Last Updated : 2023-01-28
  • KARMA SEORANG PEBINOR   'KEBERUNTUNGAN' BERPIHAK KEPADAKU

    Bab 5. 'KEBERUNTUNGAN' BERPIHAK KEPADAKUPov Vera*Sementara di tempat yang berbedaHuuhh… selamat… selamat… untung Genta telah berhasil menyuruh orang untuk menghapus video syur aku dan dia sebelum suamiku, mas Farid melihat video tersebut. Perasaanku sekarang sedikit lega.Beruntung juga ternyata punya suami yang hobinya cuma kerja dan tidak suka bermain sosial media.Aku sungguh merasa senang mempunyai suami dan pria idaman lain yang dua-duanya sangat mengerti aku, hidup terasa indah. Aku mengipaskan tangan kanan ke wajahku sambil tersenyum, sebagai ekspresi rasa senangku.Akan tetapi untuk menghapus video tersebut di sosial media bukanlah hal yang mudah, aku mengeluarkan uang sebanyak seratus juta rupiah sebagai imbalan agar video itu dihapus dari ketiga akun gosip tersebut.Sebenarnya aku merasa diperas, tapi untuk melapor ke polisi dengan dugaan tindakan pemerasanpun rasanya malu. Bisa-bisa kami yang menjadi tersangka perbuatan Pornografi dan Pornoaksi, aku tidak mau kalau

    Last Updated : 2023-01-28
  • KARMA SEORANG PEBINOR   TERNYATA BENAR ITU VERA

    Menunggu kabar dari Rey selama dua hari rasanya seperti dua tahun. Waktu seakan lama sekali berjalan. Akhirnya waktu yang ia janjikan tiba juga, hari ini Rey akan memberitahukan hasil pemeriksaannya terhadap video syur Vera dan laki-laki yang tidak aku kenali, karena wajahnya tidak menghadap ke kamera. Wajah pemeran wanitanya yang terlihat menghadap ke kamera, akan tetapi itupun diblur.Tadinya aku berniat untuk menelpon Rey karena hatiku sudah tidak sabar. Tapi aku urungkan niat itu, aku putuskan untuk menunggu saja sampai Rey yang menghubungi aku duluan. Bukan apa-apa, takutnya aku terkesan mendesak. Padahal aku tahu kalau Rey sangat sibuk.Selama dua hari waktu yang diperlukan untuk mengecek keaslian video tersebut, aku bersikap biasa saja dengan Vera. Karena walau bagaimanapun, aku harus tetap mengedepankan azaz Praduga Tak Bersalah. Sampai diketahui hasil pemeriksaan video itu, baru aku akan menentukan langkah apa selanjutnya.Setelah melihat video syur yang pemeran wanitanya mir

    Last Updated : 2023-02-06
  • KARMA SEORANG PEBINOR   MEMBERI ROBBY TUGAS

    Bab 7 MEMBERI ROBBY TUGASTookk…Tookk…Tookk…Suara pintu ruanganku diketuk dari luar"Masuk…" aku menyahut tanpa memalingkan mataku dari depan layar laptop yang ada di depanku.Aku sedang meeting lewat aplikasi Zoom dengan salah satu perusahaan maskapai penerbangan, kami bekerjasama dalam hal pengiriman barang yang akhir-akhir ini meningkat pesat. Ini terjadi karena imbas dari meningkatnya penjualan online, baik penjualan pribadi ataupun penjualan di berbagai marketplace yang jumlahnya juga terus bertambah.Ini merupakan angin segar tentunya bagi kami para pemilik perusahaan ekspedisi Kebutuhan akan pendistribusian barang yang cepat dan juga aman adalah salah satu alasan mengapa pengiriman barang lewat udara adalah sebuah pilihan yang dilakukan oleh masyarakat saat ini.Perusahaan ekspedisi yang aku miliki saat ini makin maju dan berkembang, karena selain ketepatan waktu pengiriman, biaya pengiriman yang lebih murah dari perusahaan ekspedisi sejenis membuat jasa pengiriman di per

    Last Updated : 2023-02-08
  • KARMA SEORANG PEBINOR   Bab 8 AWAL PERKENALANKU DENGAN VERA

    Bab 8 AWAL PERKENALANKU DENGAN VERASiang itu, aku sedang bermain di rumah Eyang setelah pulang dari kantor. Memang aku hampir tiap hari mampir ke rumah eyang setelah pulang dari kantor, itulah yang aku lakukan hampir setiap harinya. Sedari aku kecil, aku sangat dekat dengan Eyang dan juga Eyang Putri. Semua keinginanku selalu dituruti oleh keduanya, terutama oleh Eyang putri, mereka berdua selalu memanjakanku. Jadi sampai ku dewasapun, setiap ada waktu senggang, aku selalu mampir ke rumah EyangAku senang sekali kalau mampir ke rumah eyang, apalagi saat Eyang Putri memasak opor ayam kesukaanku. Aku akan makan dengan lahap dan akan menambah nasi sampai berkali-kali, karena masakan eyang putri sangat nikmat kurasakan. Tidak mengherankan bila masakan Eyang Putri selalu enak, dulu beliau mempunyai usaha katering, yang setiap harinya selalu mengantar pesanan katering dari kantor-kantor yang menjadi langganannya. Menu yang bervariasi dan rasanya enak, membuat Katering beliau terus bertam

    Last Updated : 2023-02-24
  • KARMA SEORANG PEBINOR   Bab 9 MENGANTAR PAK USMAN

    Bab 9MENGANTAR PAK USMANSetelah berobat dokter mengatakan bahwa pak Usman menderita sakit Maag kronis, hal ini disebabkan karena sering makan terlambat dan tidak tepat waktu"Bisa-bisanya kamu terlambat makan, padahal di rumah ini banyak makanan, dan siapapun bebas makan tanpa dibatasi, masa'nya nganterin makanan makan, tapi dia sendiri yang kelaparan" Eyang putri mengomeli pak Usman yang sudah dia anggap tanggung sendiriSelain sebagai sopir pribadi yang mengantarkan jemput Eyang kakung dan Eyang putri, pak Usman juga sering bertugas mengantarkan pesanan katering milik Eyang putri apabila pak Bowo, sopir tetap kateringan hadir ataupun apabila banyak pesanan pesanan kateringEyang putri, yang biasa saya panggil Uti memang orang yang sangat baik. Ia tidak pernah membedakan orang lain berdasarkan status sosialnya. Beliau selalu baik kepada siapa saja, saya sangat salut dengan sifatnya"Man, kamu nggak usah kerja dulu sampai kamu benar-benar sembuh, istirahat saja dulu Man," kata Eyang

    Last Updated : 2023-03-13

Latest chapter

  • KARMA SEORANG PEBINOR   Bab 12 PERNIKAHANKU DAN VERA

    Bab 12PERNIKAHANKU DAN VERASetelah pertemuanku yang kedua dengan Vera, hubungan kami semakin akrab. Saya sering menelepon Vera sekedar menanyakan kabar Pak Usman dan juga yang pasti kabar dirinya. Melihat kepribadiannya yang baik, santun, sederhana bahkan rela bekerja untuk membantu perekonomian keluarga, sungguh saya semakin tertarik dengan dirinya sendiri. Aku berniat serius untuk melamar Vera menjadi calon isteriku. Benar-benar Ia sosok wanita idamankuSegera aku utarakan niatku, untuk menjadikan Vera sebagai calon isteri. Aku tidak ingin diperlakukan apalagi mengingat umurku sudah cukup untuk menjalani pernikahan dan juga keadaan ekonomi-ku yang aku rasa sudah sangat mapan. Vera menyambut baik keinginanku untuk berumah tangga dengannya dan Ia pun bersedia menjadi calon isterikuAku yang sejak awal ingin memperisteri Vera karena merasa cocok dengannya segera mengungkapkan keinginan tersebut kepada kedua orang tuaku. Alhamdulillah mereka merestui dan mendukung niat baikku. Menurut

  • KARMA SEORANG PEBINOR   MENDAPATKAN NOMOR TELEPON VERA

    Bab 11 MENDAPATKAN NOMOR TELEPON VERATernyata Eyang Putri tidak main-main dengan ucapannya. Keesokan paginya, ketika saya sarapan sebelum berangkat ke kantor, saya mengotak-ngatik gawaiku, kali pertama yang saya buka adalah aplikasi pesan hijau. Terlihat ada banyak pesan yang masuk. Seperti biasanya, pada saat akan tidur aku selalu mematikan data internet di gawaiku. Itu saya lakukan karena tidak mau terganggu dengan banyaknya pesan yang masuk, terutama dari grup yang saya sendiri tidak hapal saking banyaknya. hehehe….Netraku melihat ada panggilan tidak terjawab dan juga pesan dari Eyang Putri yang masuk. "[Kalau kamu sudah bangun, kabari Eyang Putri ya Rid, ditunggu…penting]" begitu isi pesannya yang terus terang membuat aku merasa sangat penasaran'Ada hal penting apa ya kira-kira? tidak biasanya Eyang Putri menghubungiku di pagi buta? bahkan pada saat aku masih tidur' aku bermonolog sendiriDaripada aku mengira-ngira, mendingan aku langsung menelpon Eyang Putri sajaTuuutt…Te

  • KARMA SEORANG PEBINOR   Bab 10 BERTEMU VERA UNTUK PERTAMA KALI

    Bab 10BERTEMU VERA UNTUK PERTAMA KALIPerjalanan kami dari rumah sakit hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit saja, akhirnya kami tiba di rumah pak Usman. Mendengar suara deru mobilku, bu Titin, isteri Pak Usman segera berlari kecil membuka pintu"Pak… Bapak kenapa? Apa yang terjadi dengan suami saya Bu?" istri Pak Usman bertanya kepada Eyang Putri dengan cemas, karena melihat aku berjalan dengan menuntun Pak Usman. Aku memegang kedua lengannya yang berjalan dengan terhuyung-huyung sedikit di depanku"Bu, tamunya diajak ke dalam dulu, nanti di dalam rumah Bapak akan menceritakan apa yang terjadi," ujar Pak Usman yang masih terlihat lesuBelum sempat Eyang Putri menjawab pertanyaan dari Bu Titin, Pak Usman berkata kepada Bu Titin untuk segera mengajak saya dan Eyang Putri masuk ke dalam rumah terlebih dahulu“Mari Bu… mari Mas… kita masuk dulu,” Bu Titin mengajak kami masuk, sekarang posisi beliau ikut menuntun tangan kanan suami, sementara saya menuntun tangan sebelah kiri

  • KARMA SEORANG PEBINOR   Bab 9 MENGANTAR PAK USMAN

    Bab 9MENGANTAR PAK USMANSetelah berobat dokter mengatakan bahwa pak Usman menderita sakit Maag kronis, hal ini disebabkan karena sering makan terlambat dan tidak tepat waktu"Bisa-bisanya kamu terlambat makan, padahal di rumah ini banyak makanan, dan siapapun bebas makan tanpa dibatasi, masa'nya nganterin makanan makan, tapi dia sendiri yang kelaparan" Eyang putri mengomeli pak Usman yang sudah dia anggap tanggung sendiriSelain sebagai sopir pribadi yang mengantarkan jemput Eyang kakung dan Eyang putri, pak Usman juga sering bertugas mengantarkan pesanan katering milik Eyang putri apabila pak Bowo, sopir tetap kateringan hadir ataupun apabila banyak pesanan pesanan kateringEyang putri, yang biasa saya panggil Uti memang orang yang sangat baik. Ia tidak pernah membedakan orang lain berdasarkan status sosialnya. Beliau selalu baik kepada siapa saja, saya sangat salut dengan sifatnya"Man, kamu nggak usah kerja dulu sampai kamu benar-benar sembuh, istirahat saja dulu Man," kata Eyang

  • KARMA SEORANG PEBINOR   Bab 8 AWAL PERKENALANKU DENGAN VERA

    Bab 8 AWAL PERKENALANKU DENGAN VERASiang itu, aku sedang bermain di rumah Eyang setelah pulang dari kantor. Memang aku hampir tiap hari mampir ke rumah eyang setelah pulang dari kantor, itulah yang aku lakukan hampir setiap harinya. Sedari aku kecil, aku sangat dekat dengan Eyang dan juga Eyang Putri. Semua keinginanku selalu dituruti oleh keduanya, terutama oleh Eyang putri, mereka berdua selalu memanjakanku. Jadi sampai ku dewasapun, setiap ada waktu senggang, aku selalu mampir ke rumah EyangAku senang sekali kalau mampir ke rumah eyang, apalagi saat Eyang Putri memasak opor ayam kesukaanku. Aku akan makan dengan lahap dan akan menambah nasi sampai berkali-kali, karena masakan eyang putri sangat nikmat kurasakan. Tidak mengherankan bila masakan Eyang Putri selalu enak, dulu beliau mempunyai usaha katering, yang setiap harinya selalu mengantar pesanan katering dari kantor-kantor yang menjadi langganannya. Menu yang bervariasi dan rasanya enak, membuat Katering beliau terus bertam

  • KARMA SEORANG PEBINOR   MEMBERI ROBBY TUGAS

    Bab 7 MEMBERI ROBBY TUGASTookk…Tookk…Tookk…Suara pintu ruanganku diketuk dari luar"Masuk…" aku menyahut tanpa memalingkan mataku dari depan layar laptop yang ada di depanku.Aku sedang meeting lewat aplikasi Zoom dengan salah satu perusahaan maskapai penerbangan, kami bekerjasama dalam hal pengiriman barang yang akhir-akhir ini meningkat pesat. Ini terjadi karena imbas dari meningkatnya penjualan online, baik penjualan pribadi ataupun penjualan di berbagai marketplace yang jumlahnya juga terus bertambah.Ini merupakan angin segar tentunya bagi kami para pemilik perusahaan ekspedisi Kebutuhan akan pendistribusian barang yang cepat dan juga aman adalah salah satu alasan mengapa pengiriman barang lewat udara adalah sebuah pilihan yang dilakukan oleh masyarakat saat ini.Perusahaan ekspedisi yang aku miliki saat ini makin maju dan berkembang, karena selain ketepatan waktu pengiriman, biaya pengiriman yang lebih murah dari perusahaan ekspedisi sejenis membuat jasa pengiriman di per

  • KARMA SEORANG PEBINOR   TERNYATA BENAR ITU VERA

    Menunggu kabar dari Rey selama dua hari rasanya seperti dua tahun. Waktu seakan lama sekali berjalan. Akhirnya waktu yang ia janjikan tiba juga, hari ini Rey akan memberitahukan hasil pemeriksaannya terhadap video syur Vera dan laki-laki yang tidak aku kenali, karena wajahnya tidak menghadap ke kamera. Wajah pemeran wanitanya yang terlihat menghadap ke kamera, akan tetapi itupun diblur.Tadinya aku berniat untuk menelpon Rey karena hatiku sudah tidak sabar. Tapi aku urungkan niat itu, aku putuskan untuk menunggu saja sampai Rey yang menghubungi aku duluan. Bukan apa-apa, takutnya aku terkesan mendesak. Padahal aku tahu kalau Rey sangat sibuk.Selama dua hari waktu yang diperlukan untuk mengecek keaslian video tersebut, aku bersikap biasa saja dengan Vera. Karena walau bagaimanapun, aku harus tetap mengedepankan azaz Praduga Tak Bersalah. Sampai diketahui hasil pemeriksaan video itu, baru aku akan menentukan langkah apa selanjutnya.Setelah melihat video syur yang pemeran wanitanya mir

  • KARMA SEORANG PEBINOR   'KEBERUNTUNGAN' BERPIHAK KEPADAKU

    Bab 5. 'KEBERUNTUNGAN' BERPIHAK KEPADAKUPov Vera*Sementara di tempat yang berbedaHuuhh… selamat… selamat… untung Genta telah berhasil menyuruh orang untuk menghapus video syur aku dan dia sebelum suamiku, mas Farid melihat video tersebut. Perasaanku sekarang sedikit lega.Beruntung juga ternyata punya suami yang hobinya cuma kerja dan tidak suka bermain sosial media.Aku sungguh merasa senang mempunyai suami dan pria idaman lain yang dua-duanya sangat mengerti aku, hidup terasa indah. Aku mengipaskan tangan kanan ke wajahku sambil tersenyum, sebagai ekspresi rasa senangku.Akan tetapi untuk menghapus video tersebut di sosial media bukanlah hal yang mudah, aku mengeluarkan uang sebanyak seratus juta rupiah sebagai imbalan agar video itu dihapus dari ketiga akun gosip tersebut.Sebenarnya aku merasa diperas, tapi untuk melapor ke polisi dengan dugaan tindakan pemerasanpun rasanya malu. Bisa-bisa kami yang menjadi tersangka perbuatan Pornografi dan Pornoaksi, aku tidak mau kalau

  • KARMA SEORANG PEBINOR   MEMINTA BANTUAN AHLI TELEMATIKA

    Bab 4 MEMINTA BANTUAN AHLI TELEMATIKA"Selanjutnya apa yang akan elo lakuin bro,? apapun tindakan yang akan elo ambil, gue berharap elo tidak lakukan dalam keadaan emosional. Pikirkan dulu matang-matang setiap tindakan yang akan diambil karena itu menyangkut masa depan anak-anak elo yang masih kecil. Jangan sampai juga elo melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT, seperti artis yang viral belakangan ini," nasihat Handoko sambil bercanda untuk menenangkan hatiku yang penuh kekecewaan terhadap Vera." Gue belum tau bro tindakan apa yang akan gue ambil. Tapi apabila ternyata pelaku di video itu beneran Vera, nggak akan ada lagi yang bisa diselamatkan bro. Gue akan menceraikannya kalau itu beneran Vera. Sampai detik ini gue masih berharap pemeran di video itu bukan Vera, walaupun besar kemungkinan itu adalah Vera," lanjutku lagiWalaupun aku bisa mengenali kalau pemeran wanita di video itu adalah Vera, tapi aku harus tetap mencari bukti yang lebih akurat. Dengan begitu Vera ti

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status