Share

BAB 93. Pesan asing.

🌸🌸🌸

“Nind, apa kamu batal janji dengan si itu?” tanyaku ragu. Setahuku kalau sudah menjadi sugar baby harus siap selalu diajak ke mana pun pergi.

“Astaga! Aku lupa. Em ... kita ke sananya nanti aja ya, Al tunggu aku pulang. Enggak lama kok, sore juga pulang,” katanya seraya berlalu. Di depan pintu gerbang sekolah ternyata sudah ada mobil yang menunggunya.

“Apa Nindi masih jadi itu, Al?” Lusi sepertinya penasaran karena katanya beberapa kali memergoki Nindi sedang jalan dengan Putri dan seorang om-om.

“Ya, aku sudah peringatkan, tapi tidak mempan jadi, ya terserah dia aja.”

“Kita ke mana dulu, nih?”

“Rumah sakit, Lus aku mau lihat keadaan omaku.

“Pulang dulu, Al. Aku mau mandi plus salin baju, lihat aku tembus,” rengeknya.

Seperti biasa Angga selalu on time menungguku. Dia cengengesan bak orang gila baru begitu melihatku dan Lusi menghampirinya.

“Anak sultan mau juga jalan kaki,” sindirnya pada Lusi.

“Nama ayahku Hadikusumo, Ngga, bukan sultan!” tegas Lusi.

“Oo, Pak Hadi. Itu kan, o
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status