Share

BAB 98. Menghajar Tante Rima.

“Eh, Neng. Mangga,” ucap ibu yang sedang menyiangi sayuran. Aku menanggapinya dengan anggukan kepala.

“Kamu itu gimana Mama Ganis? Mbak ini kan, cucunya almarhum. Memangnya kamu enggak tahu?”

“Gimana mau tahu, dia kan, pelakor!” timpal ibu yang menata piring disambut gelak tawa yang lain.

Tante Rima tambah pucat. Dia diam seribu bahasa.

“Aku kenal sama Tante Rima kok, Bu. Dia kemarin baru dari rumahku, tapi dia bilangnya istri almarhum ayahku bukan istri opa.” Mendengar pengakuanku tentu saja mereka kaget.

“Astaghfirullah, Rima. Kamu kapan sadarnya! Awas loh, kena karma!” ucap ibu yang duduk tepat di depan Tante Rima seraya menepuk bahu Tante Rima.

“Orang kalau udah berkelakuan buruk memang begini susah insyafnya,” sahut yang lain.

Aku tersenyum sinis memandang Tante Rima sedang dia sama sekali tidak berani melihatku.

“Lama sekali, Al. Devi sudah berhenti nangisnya?” Nenek menyusulku ke dapur.

“Bukan Tante Devi ataupun Nindi yang nangis, Nek. Tuh!” Aku menunjuk Tante Rima.

“Loh, kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status