Share

BAB 87. Diberi obat kadaluarsa.

“Astaghfirullah, Bapak!” Oma langsung menjatuhkan paper bag yang diberi oleh Nindi. Begitu pun Tante Devi, mereka berdua gegas menolong opa.

“Kenapa kalian berdua diam saja cepat cari pertolongan!” bentak oma.

Dengan malas aku dan Nindi pergi dari kamar oma. Cici berlari menghampiri ibunya yang sedang ngobrol dengan Bik Siti.

“Toloooong!” teriakan Tante Devi membuat heboh seisi rumah. Mereka berbondong-bondong lari ke kamar oma.

Kuikuti Nindi yang santai masuk kamar.

“Kamu kasih Opa obat apa, Nind? Jangan ceroboh, deh!” kataku kesal.

“Hanya obat yang sudah kadaluwarsa,” jawabnya santai.

“Mana bisa kamu beli obat kadaluwarsa dari apotek terkenal itu?”

“Itu hanya plastiknya saja. Obatnya aku beli di warung. Tadi mampir ke apotek beli obat untuk sugar Daddy-ku. Plastiknya kuambil kubawa pulang, deh!” jelas Nindi.

“Obat apa yang kamu kasih?”

“Obat maag, obat sakit kepala, dan penurun panas semua sudah kadaluwarsa tadi mamah kasih sekaligus tiga keracunan deh, itu opa.”

“Tapi ...
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status