Share

BAB 84. Tak kuhiraukan istri ayah yang bernama Rima.

“Ada apa, Al?” Angga menyenggol sikuku.

“Oh, ini Ngga ada WA dari istri ayahku,” jawabku jujur.

“Penting?”

“Enggak, biarlah nanti juga ketemu pas di rumah.”

“Enggak penting kok langsung bengong gitu?”

“Oh, enggak. Don’t worry. Everything is oke!”

“Syukurlah. Yuk, berangkat itu Cici dan ibunya sudah siap!” Aku melihat ke arah dua ibu beranak yang nasibnya malang itu.

Ibu Cici sudah tidak seperti tadi waktu pertama kali kami datang. Dia begitu sendu wajahnya menyiratkan kesedihan yang mendalam. Cici ah, anak itu mana tahu bahaya yang mengancam jiwanya dia tetap ceria seperti biasanya.

“Bu, sepertinya kita pulang ke rumahku dulu, aku ada keperluan mendadak. Enggak apa-apa, kan?”

“Ta—kut merepotkan ... di rumah Nak Alya, bukankah ada ka—kek itu?” Ibu Cici terlihat agak bingung.

“Sama sekali tidak! Nanti ada omku yang berprofesi sebagai polisi. Ibu jangan takut hitung-hitung kita kasih terapi kejut untuk opaku.”

“Cici nanti kita sebelum jalan-jalan mau mampir ke rumah Kakak terlebih dahul
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status