Share

Jujur

Penulis: Sann dyy
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-28 18:00:03

Apakah Rams mendengarkan permintaan Mellisa? Tentu saja, tidak. Ia membuka ikatan tali Mellisa kemudian menggantinya dengan borgol. Mellisa hanya bisa mengutuk. Ia telah mencoba melawan tetapi justru tangannya yang tergores.

Rams menarik tangan Mellisa menuju keluar kamar. Ketika pintu dibuka, hal yang tak terduga terjadi. Dewo, Archi dan Bian serta beberapa orang body guard telah berdiri di sana. Rams tak memiliki kesempatan lari. Hal yang pertama kali dilakukan oleh Dewo adalah meninju perut Rams.

“Dasar pecundang! Beraninya sama perempuan!” komentarnya dengan terus memukul perut Rams.

Ketika Rams hendak melawan, bodyguard tersebut langsung berlari ke belakangnya dan memegangi tangan Rams sehingga ia tidak bisa mengelak dari pukulan Dewo lagi.

Archi dan Bian menggeledah kamar untuk mencari kunci borgol. Mereka membanting-banting semua barang sehingga kamar itu berantakan.

Rams tertawa. “Percuma saja kalian menghancurkan ruangan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KALI KEDUA   Rams menyukai Byanca

    Mati memang bukanlah sebuah keinginan terbesar dalam hidup Rams sebelum ia bisa menuntaskan dendamnya. Namun, dihadapkan dengan berbagai kesulitan yang diberikan Dewo membuatnya sadar bahwa mati adalah solusi terbaik dari pada bertahan. Rams mengabaikan keinginan Dewo. Ia tetap tutup mulut. Ia sengaja membuat amarah Dewo di puncak agar Dewo segera membunuhnya. Dengan demikian, ia tak akan merasakan siksaan. “Bermimpilah karena aku tidak akan pernah buka suara!” ucap Rams. Dewo menggeram tetapi ia tak ingin terpancing oleh Rams. Ia dapat membaca dari senyuman di wajah Rams bahwa terdapat kebusukan di sana. Dewo tak akan masuk ke dalam permainan Rams. Dewo melemparkan alat penyetrumnya lalu dengan tanpa alasan duduk di atas sofa seolah ia adalah penyewa kamar ini. Ia menyalakan televisi. Semua orang mengernyitkan dahinya. Dewo terkekeh geli. “Kalian ikatlah dia di sana!” Dewo menunjuk kursi tepat di hadapannya. Dimana kursi itu adalah tempat bekas Melli

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-28
  • KALI KEDUA   Pantas Saja

    Tidak ada hal yang lebih buruk yang pernah Bian dengar kecuali ucapan ayah sambungnya itu. Ia mendidih karena marah. Bian tak menyangka bahwa selama ini, ayahnya itu mengharapkan istrinya untuk jadi miliknya. Artinya, ia mencintai menantunya sendiri. Bian tak mengerti mengapa ada manusia semenjijikkan itu?Bian merasa bahwa ia telah salah menghormati Daddy-nya itu. Dia tidak lebih baik dari pada seorang manusia berhati iblis. Sejak kapan ia mencintai Byanca? Mengapa perasaan itu tumbuh? Apakah Byanca mengetahuinya? Jika Byanca tahu, apakah mereka pernah pergi bersama? Bian menggelengkan kepalanya. Byanca tidak mungkin menyelingkuhinya. Bian mengenal Byanca, ia sangat menjunjung kejujuran. Adapun pria tidak tahu malu itu, Bian tidak tahu entah pernah ia menggombal Byanca.Urat tangan Bian tercetak jelas, ia mengambil gelas dan meremasnya. Matanya tertuju pada Rams. Ketika gelas itu pecah, Dewo membalikkan badannya dan ia meminta penjaganya tadi untuk mengambil obat. &ld

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-29
  • KALI KEDUA   Kecewa

    Rams tak takut sedikitpun pada Bian. Yang ia tahu Bian hanyalah seorang pecundang kecil yang selalu berlindung pada ibunya. Sementara Bian terus saja memukuli Rams. “Aku tidak tahu betapa brengseknya dirimu. Aku menyesal telah menghormatimu.”Meski wajahnya keram karena pukulan tetapi ia tak mau menampilkan wajah kesakitan justru ia mentertawai Bian. “Biar aku beri tahu bahwa manusia paling bodoh adalah dirimu. Kamu mencampakkan berlian demi apalah alasan-alasan konyolmu itu. Bian, tahukah kamu bahwa di luar sana banyak menginginkan Byanca termasuk aku.”Tangan Bian sedang berada di atas tetapi tak berani ia daratkan pada pipi Rams. Ia menyadari bahwa apa yang dikatakan Rams ada benarnya juga. Ia lah manusia bodoh yang telah menyiakan wanita sebaik Byanca. Bian mundur beberapa langkah, ia merasa hancur.Dewo meminta Archi untuk membawa Bian duduk. Archi melakukannya dan Dewo membiarkan ia beristirahat.“Inikan yang kau ingink

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-29
  • KALI KEDUA   Melewatkan Pertunjukan

    Rams mengutuk Dewo yang telah memperlakukannya demikian tetapi ia tak punya kekuatan untuk melawan bahkan kini dua pengawal telah Dewo sematkan di belakang Rams. Rams memang tahu bahwa Dewo tak pernah main-main dengan hukuman yang dibuatnya. Namun, hal itu tak membuat Rams takut. Lebih tepatnya, ia tak ingin menunjukkan pada Dewo sisi lemahnya.Dewo maju tepat di hadapan Rams, ia mengangkat dagu Rams dengan ujung jari telunjuknya. “Kau yang berterus terang atau aku?” tanyanya dengan melemparkan seringai.Rams menggelengkan kepalanya dan alhasil tangan Dewo terlepas dari dagunya. “Dewo, jika aku yang mengatakannya maka kau akan terlihat bodoh,” ejeknya. Betapa tidak, semua orang akan tahu bahwa Dewo gampang sekali terjebak. Di balik kekuatannya, ia hanya manusia lemah yang berlindung di balik kekuasaan. Rams menganggap Dewo sebenarnya bukanlah lawan yang seimbang untuknya. Dewo, seorang pengusaha sukses jadi sangat mudah baginya membeli perlindun

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-30
  • KALI KEDUA   Pesan Terkirim

    Suara itu terdengar tidak asing bagi Dewo. Merasa seperti dipergoki, ia sontak melepaskan Mellisa dan menoleh ke belakang. Hal yang tak pernah ia duga dalam hidupnya ialah kehadiran Rina dan Byanca di saat seperti ini. Seperti orang yang ketahuan berselingkuh, dengan bodohnya Dewo segera menghampiri mereka dan berusaha untuk menjelaskan. “Hmm, Rina sebenarnya aku tidak melakukan apa-apa.”Rina melipat tangannya di dada dan dengan santai ia menatap Dewo, “Melakukan apa maksudmu?” tanyanya.Ruangan itu terasa dingin seketika. Keduanya tak banyak berbicara. Namun, emosi yang terpancar sangat terasa. Berbeda dengan Rina, Byanca justru sibuk bertukar pandang dengan Bian. Ia tak menyangka kehadiran pria itu bersama papinya di ruangan ini. Byanca juga melirik sekitar ruangan. Tempat ini tidak tertutup tetapi sepertinya telah dilakukan keamanan yang ketat hingga tidak mencurigakan aparat keamanan. Beruntung ia memaksa untuk ikut dengan Rina. Jika tidak,

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-30
  • KALI KEDUA   Terbongkar

    Rina menganggap bahwa ini hanya lelucon Dewo. Tidak mungkin pesan tersebut terkirim dengan sendirinya. Jika pun iya betapa hebatnya ponsel itu. Rina tertawa mengejek, mungkin Dewo tak menyangka bahwa ia akan nekat datang ke sini. Mungkin Dewo hanya mengumpannya saja.“Makanya jangan memancing di air keruh,” telak Rina.Dewo berupaya menjelaskan bahwa ia memang tidak mengirim pesan itu. Rina tetap percaya. Ayolah siapapun yang menjadi Rina pasti akan berlaku demikian. Mereka berdua berada dalam perdebatan sengat hingga suara tawa mengehentikann pertikaian tersebut. Rina, orang yang pertama dengan cepat mencari sumber suara. Ia berjalan mengikuti suara hingga ia menemui Rams terikat.Ia menutup mulutnya; kaget. “Rams, mengapa kamu di sini?”Rams berhenti tertawa kemudian ia menyunggingkan sebelah senyumnya. “Long time no see, Mantan besan.” Ia menyapa yang sangat kentara dengan sindiran.Rina tak menjawab justru ia

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01
  • KALI KEDUA   Merapikan Benang yang Kusut

    Tak cukup hanya menghela napas bahkan kerutan yang sengaja Rina rawat agar tak hinggap di wajahnya kini dengan jelasnya terlihat. Kerutan itu melambangkan isi kepala Rina yang berkecamuk. Ada rasa tak menyangka dan rasa kecewa yang bercampur dengan rasa bahagia. Rina tak munafik bahwa ia senang mendapatkan berita ini bahwa Archi bukan anak kandung Dewo. Namun, jika memang Archi bukan anak kandung Dewo, lantas mengapa semua bukti mengarah pada Dewo?Rina sekali lagi menghela napas berat. Ia menatap Byanca dengan kasihan lalu melirik Dewo dengan tajam, “Bisa jelaskan dengan sejujurnya?”Dewo mengangguk. Ia memang akan menuntaskan permasalahan mereka di masa lalu. Memang kehadiran Rina dan Byanca adalah hal di luar kendalinya. Namun, keberadaan mereka justru menjadi penerang untuk meluruskan benang yang kusut. Dewo tidak akan repot memikirkan cara untuk berterus terang kepada mereka lagi.“Baiklah.” Dewo mengambil tangan Byanca kemudia

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04
  • KALI KEDUA   Kejahatan Rentina

    Rams menunjang kursinya hingga suara kegaduhan tersebut menjadi pusat perhatian semua orang. Dari sekian banyak orang, hanya ada seorang saja yang menjadi pusat perhatian Rams, yaitu Byanca. Sayangnya wanita itu tidak meliriknya sedetik pun. Ia hanya fokus dengan pemikirannya dan sesekali ia tampak menundukkan kepala.“Dewo, sungguh itu semua rencana Rentina,” ucap pembelaan Rams. Ia meyakinkan semua orang lewat tatapan sendunya. Namun, tak ada yang bereaksi apapun. “Ia meminta ku membawa Mellisa padamu karena pada saat itu Mellisa sedang hamil. Dengan begitu, aku tidak perlu menanggung jawabi bayi yang ada dalam kandungannya,” tambahnya lagi.Tidak ada seorang pun yang berani berbicara terbuka seperti halnya Rams. Itu sangat menyakitkan bagi Mellisa. Ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengomentari Rams. “Betapa terkutuknya kalian!” ucapnya dengan suara pilu. Ia menangis dan memberanikan diri untuk menampar Rams. Tangannya ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04

Bab terbaru

  • KALI KEDUA   AKHIR

    Tidak ada yang bisa menerima sebuah perpisahan. Baik pisah hidup maupun mati. Semua yang pernah bersama ingin selalu bersama hingga akhir hayat bahkan di kehidupan selanjutnya. Dunia fana ini selalu diimingi dengan kebahagiaan semata. Nyatanya kebahagiaan itu semu.Renata melakukan aksinya untuk memisahkan Dewo dan Rina karena kebenciannya pada ayah Dewo, Pramasta yang telah merenggut nyawa kedua orang tuanya. Tidak hanya itu, menurut Rentina sejak sahabatnya itu—Dewo—mengenal Rina waktunya sangat sedikit untuk Rentina. Hal itu semakin memupuk rasa kebenciaannya.Strategi demi strategi untuk balas dendam telah direncanakan. Salah satu yang direalisasikannya adalah masuknya orang ketiga dalam rumah tangga Dewo. Sebenarnya itu tidak murni rencananya. Rams berselingkuh dengan seorang wanita bernama Mellisa. Suatu hari, Rams mengatakan bahwa Mellisa tengah mengandung anak mereka. Rentina tidak dapat menerima itu, dia pun kesal pada Rams dan mengancam Rams atas

  • KALI KEDUA   Ayahmu pembunuh

    Rentina tersadar dari hanyutan masa lalunya. Matanya memerah menatap Dewo. Aura kebencian terpancar dari lensa hitam tersebut. Aliran darahnya seakan membuncah untuk membalaskan dendam kepada Dewo. Sialnya, rantai yang kuat ini menjeratnya.“Pramasta apa kabar?”Ini adalah kali pertama ia menyebut nama ayah Dewo tanpa menggunakan embel-embel panggilan ‘om’ untuk kesopanan. Sejak ia menyelidiki lebih lanjut ucapan mantan supirnya, Rentina tidak menelan informasi itu mentah-mentah melainkan ia menyelidiki lebih lanjut. Masih ada harapan Rentina bahwa ayah temannya itu tidak bersalah. Satu demi satu bukti dan saksi Rentina kumpulkan selama bertahun-tahun hingga akhirnya bahwa kecurigaan itu adalah benar.Lalu apa yang dilakukan Rentina?Apakah ia langsung membalaskan dendamnya pada Pramasta?Tidak!!Ya, jawabannya tidak. Rentina tidak melakukan apapun kepada Pramasta karena ketika ia telah berhasil mengumpulkan semua buk

  • KALI KEDUA   Pembunuh Sebenarnya

    Perusahaan warisan ayah Rentina telah dikelola oleh adik kandung ayahnya sendiri yang mana nantinya akan diserahkan kepadanya. Rentina tidak terlalu mengambil berat hal itu karena ia menganggap dirinya masih belum mampu untuk mengelola perusahaan tersebut. Rentina hanya menerima hasil setiap bulan dan dimanfaatkan untuk biaya sekolahnya. Rentina sering berkunjung hanya untuk mendapatkan teka-teki atas kematian orang tuanya. Dia mulai melibatkan diri dalam pekerjaan di perusahaan. Mulanya hanya untuk memecahkan teka-teki, lama kelamaan menjadi ketertarikan untuk bekerja di sana. Rentina meminta kepada omnya untuk diajak bekerja, ia pun ingin mengambil peran dari mulai yang terendah dahulu. Rentina mempelajari setiap liku pekerjaan tersebut. Perusahaan ayah mengalami gejolak hingga hampir gulung tikar. Om Irwan, omnya mengaku sudah melakukan banyak cara untuk menstabilkan permasalahan tersebut. Permasalahan ini dipicu karena mereka salah memilih distributor. Uang yang

  • KALI KEDUA   Kehilangan

    Flashback on“Rentina, ikhlaskan kepergian mereka!” ucap tantenya sambil memeluk tubuh remaja Rentina.Rentina mengatupkan mulutnya. Membungkam kesedihan yang membendung. Hari itu adalah hari yang sangat buruk bagi Rentina. Tak pernah ia bayangkan bahwa hari itu datang, hari dimana ia kehilangan dua orang yang disayanginya yaitu papa dan mamanya.“Tante, kata ikhlas memang mudah diucapkan tetapi, sangat sulit untuk diimplementasikan. Bagaimana aku akan menjalani hariku tanpa mereka? Aku hanya anak tunggal. Aku tak memiliki apapun dan siapapun lagi.”Rentina tahu bahwa ini kehendak Tuhan akan tetapi ia belum siap. Hati dan kepalanya terus berbicara akan sendiri yang akan dihadapinya. Rentina menekuk lututnya kemudian memeluk lutut itu, menggambarkan bahwa ia hanya bisa bertahan dengan dirinya sendiri. Hartanya adalah dirinya sendiri. Ia menangkup dan menangis sekencang-kencangnya. Para pelayat yang mengirimkan doa kepada orangtuanya

  • KALI KEDUA   Apa sebenar penyebabnya?

    “Apa sebenarnya penyebab kalian merusak rumah tangga ku?”Rina tak mampu menahan seluruh gejolak pertanyaan yang telah dari Singapore ia pendam. Rina tak mementingkan waktu jika saat ini antara Rentina dan Dewo sedang bersitegang. Ia hanya ingin tahu agar dadanya tak sesak menahan.Mata Rentina beralih pada Rina. Alih-alih menjawab, ia justru menyunggingkan senyuman seakan mengejek Rina. Senyuman yang dulunya hangat kini menjadi tajam yang mampu menyabik hati Rina.“Karena kamu terlalu sombong, Rina.”Rina terpancing untuk menghampiri Rentina. Entah hanya sekedar mendekatkan telinganya agar memastikan bahwa ia tak salah dengar. Namun, Dewo segera mencegahnya. Dewo menarik tangan Rina dan membisikkan kata-kata penenang.Rina memejamkan mata kemudian mengatur emosinya. Ia tak boleh terpancing demi permasalahan ini cepat diselesaikan. Melihat wajah Rentina terlalu lama akan mempengaruhi kesehatan jantungnya.“Kamu

  • KALI KEDUA   Perlawanan Rentina

    Rina menyunggingkan senyuman kepada Bian setelah mendengar teriakan Indira. Wanita itu sangat kacau dan berantakan. Rina mengira bahwa mentalnya telah terguncang. Ia mendekati Dewo dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi kepada Indira. Dewo hanya menjawab dengan mengangkat bahunya membuat Rina menghela napas malas. Sudah dalam keadaan seperti ini pun Dewo masih sempat untuk bermain rahasia. Di hadapan Rams dan Rentina terbentang sebuah sofa panjang dengan sebuah meja di hadapannya yang berisi banyak makanan dan juga minuman. Dewo mengajak mereka semua untuk duduk. “Rentina, Rams dan Indira kehadiranku membawa mereka semua ke sini bukan untuk menghukum kalian. Aku tahu semua orang pasti pernah melakukan kesalahan tidak terkecuali diriku sendiri. Aku ingin kita menyelesaikan dengan damai dan secara kekeluargaan. Tolong akui semua kesalahan kalian!” Tak munafik bahwa kekesalan Dewo kepada tiga manusia di hadapannya sudah mengubun-ubun tetapi ia masih memiliki h

  • KALI KEDUA   Menuju Akhir

    Pesawat yang ditumpangi mendarat indah di Bandar udara Soekarno Hatta. Dewo beserta rombongan segera menaiki mobil yang telah disediakan. Perjalanan selanjtunya adalah menuju tempat penyekapan Rams dan Rentina. Sepanjang perjalanan, semua tampak tak banyak bicara. Hanya diam dan menerka-nerka akan bagaimana kelanjutan cerita ini.Begitu sampai tempat penyekapan, Salim telah menunggu mereka. Ia segera mendekat dan menyapa satu-persatu. Dewo tersenyum ramah dan juga berjalan di samping Salim.“Lalu, apa yang akan kau lakukan?” Siapapun pasti akan sangat penasaran. Begitu pula dengan Salim. Sudah lama ia menanti hari ini. Ia juga sudah lelah menebak konspirasi di antara semuanya.“Dimana Bema dan Brian?” Dewo berhenti dan memperhatikan sekitar. Hal tersebut juga membuat semuanya berhenti dan mengikuti arah pandang Dewo.“Aku sudah meminta mereka datang tetapi tidak tahu kemana dua anak itu.” Tak ingin membuat suasana hati

  • KALI KEDUA   Mengemis

    Langit cerah menutupi raut kemarahan dari dua anak manusia yang saling berhadapan dengan kondisi tubuh terikat tali. Mereka adalah Rentina dan Rams. Rentina menggerakkan tubuhnya; menggapai-gapai tangan Rams. Ia tak bisa dengan lantang menyuarakan isi kepalanya sebab mulutnya ditutupi lakban hitam yang menyebalkan.Rentina berusaha berbicara lewat mata. Sayangnya Rams nampak tak tertarik, ia memutar lehernya dan lebih memilih menatap dinding yang dipenuhi sarang laba-laba tersebut. Lebih baik melihat itu dari pada menatap Rentina dengan segala gejolak emosinya.“Apa kau tak ingin mengalahkan Dewo di dunia bisnis?” Rams mengingat dengan jelas kata-kata yang diucapkan Rentina dahulu. Kata yang menjadi mantra untuknya melakukan segala cara agar mengalahkan Dewo. Meski Dewo bukan tandingannya di dunia bisnis tetapi Rams mengal

  • KALI KEDUA   Berdamai (lagi)

    Berdamai dengan keadaan adalah jalan yang dipilih Rina meski hati masih berbentur dengan luka masa lalu, tetapi ia begitu sadar bahwa semua karena jebakan. Rina memang mencoba untuk memaafkan Mellisa. Melihat Archi yang sedikit trauma membuat Rina merasa iba. Ia pernah melihat jiwa Byanca terguncang. Oleh sebab itu, ia tak ingin Archi juga nekat melakukan apa yang Byanca lakukan dahulu.Mellisa merasa terharu atas sikap Rina. Ia berulang mengucapkan terima kasih bahkan ia secara refelks memeluk Rina. Semua ini di luar ekspektasinya. Mellisa iri dengan Rina yang memiliki hati begitu lembut. Ia berjanji akan menjadikan dirinya lebih baik lagi untuk membalas kebaikan Rina. Untuk Dewo, ia tak akan mengejarnya lagi. Terserah pada Dewo untuk hidup seperti apa, lagi pula mereka telah berpisah sejak beberapa bulan yang lalu.Usai melepaskan pelukan Mellisa, Rina menatap Dewo dengan ekspresi tak terbaca. Dewo menaikkan sebelah alisnya tanda tak mengerti arti tatapan itu. Rina t

DMCA.com Protection Status