Share

Terbongkar

Penulis: Sann dyy
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-01 18:00:59

Rina menganggap bahwa ini hanya lelucon Dewo. Tidak mungkin pesan tersebut terkirim dengan sendirinya. Jika pun iya betapa hebatnya ponsel itu. Rina tertawa mengejek, mungkin Dewo tak menyangka bahwa ia akan nekat datang ke sini. Mungkin Dewo hanya mengumpannya saja.

“Makanya jangan memancing di air keruh,” telak Rina.

Dewo berupaya menjelaskan bahwa ia memang tidak mengirim pesan itu. Rina tetap percaya. Ayolah siapapun yang menjadi Rina pasti akan berlaku demikian. Mereka berdua berada dalam perdebatan sengat hingga suara tawa mengehentikann pertikaian tersebut. Rina, orang yang pertama dengan cepat mencari sumber suara. Ia berjalan mengikuti suara hingga ia menemui Rams terikat.

Ia menutup mulutnya; kaget. “Rams, mengapa kamu di sini?”

Rams berhenti tertawa kemudian ia menyunggingkan sebelah senyumnya. “Long time no see, Mantan besan.” Ia menyapa yang sangat kentara dengan sindiran.

Rina tak menjawab justru ia

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KALI KEDUA   Merapikan Benang yang Kusut

    Tak cukup hanya menghela napas bahkan kerutan yang sengaja Rina rawat agar tak hinggap di wajahnya kini dengan jelasnya terlihat. Kerutan itu melambangkan isi kepala Rina yang berkecamuk. Ada rasa tak menyangka dan rasa kecewa yang bercampur dengan rasa bahagia. Rina tak munafik bahwa ia senang mendapatkan berita ini bahwa Archi bukan anak kandung Dewo. Namun, jika memang Archi bukan anak kandung Dewo, lantas mengapa semua bukti mengarah pada Dewo?Rina sekali lagi menghela napas berat. Ia menatap Byanca dengan kasihan lalu melirik Dewo dengan tajam, “Bisa jelaskan dengan sejujurnya?”Dewo mengangguk. Ia memang akan menuntaskan permasalahan mereka di masa lalu. Memang kehadiran Rina dan Byanca adalah hal di luar kendalinya. Namun, keberadaan mereka justru menjadi penerang untuk meluruskan benang yang kusut. Dewo tidak akan repot memikirkan cara untuk berterus terang kepada mereka lagi.“Baiklah.” Dewo mengambil tangan Byanca kemudia

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04
  • KALI KEDUA   Kejahatan Rentina

    Rams menunjang kursinya hingga suara kegaduhan tersebut menjadi pusat perhatian semua orang. Dari sekian banyak orang, hanya ada seorang saja yang menjadi pusat perhatian Rams, yaitu Byanca. Sayangnya wanita itu tidak meliriknya sedetik pun. Ia hanya fokus dengan pemikirannya dan sesekali ia tampak menundukkan kepala.“Dewo, sungguh itu semua rencana Rentina,” ucap pembelaan Rams. Ia meyakinkan semua orang lewat tatapan sendunya. Namun, tak ada yang bereaksi apapun. “Ia meminta ku membawa Mellisa padamu karena pada saat itu Mellisa sedang hamil. Dengan begitu, aku tidak perlu menanggung jawabi bayi yang ada dalam kandungannya,” tambahnya lagi.Tidak ada seorang pun yang berani berbicara terbuka seperti halnya Rams. Itu sangat menyakitkan bagi Mellisa. Ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengomentari Rams. “Betapa terkutuknya kalian!” ucapnya dengan suara pilu. Ia menangis dan memberanikan diri untuk menampar Rams. Tangannya ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04
  • KALI KEDUA   Mengalah

    Hening. Semuanya diam setelah Bian berteriak. Pemikiran saling berkecamuk bahkan saling mengamuk. Byanca yang duduk di sebelah Bian, tersentak untuk menegurnya. “Tetap tenang, Bi,” ucapnya terdengar seperti permohonan.Rams yang menyaksikan aksi lembut Byanca dalam menegurnya semakin membuatnya menggeram. Ia kembali berbicara, sengaja membuat Bian marah kembali. “Jika bukan karena pernah bekerja sama dengannya, mungkin aku juga tidak percaya bahwa Rentina adalah orang yang kejam.” Mata Rams tak pernah terputus dari Bian bahkan setiap katanya adalah belati yang menusuk hati Bian.Napas Bian memburu tampak terlihat dari dadanya naik dan turun. Ia memejamkan matanya seiring dengan tangan yang mengepal. Rasa ingin melawannya tinggi tetapi ia masih menghargai Byanca dan juga Dewo. Sudah cukup ia lepas kendali tadi. Bian menetralkan emosinya meski matanya sudah berhasil berubah merah. Sementara Rams menikmati amarah terpendam Bian tersebut. Ia semakin

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • KALI KEDUA   Karena Cinta

    Wajah Rams kaku karena terlalu banyak pukulan yang diterima. Begitu pula dengan anggota tubuh lainnya. Ia merasakan remuk di sekujur tubuh. Namun, hal itu tak menyurutkan kemampuannya untuk mengelabui Dewo. Jika ia mudah terlihat lemah, maka Dewo akan senang. Maka Dewo akan merasa menang. Rams tak menginginkan semua itu terlihat mudah dan harapannya adalah ia yang menjadi pemenang. Meski terdengar konyol tetapi Rams tahu bahwa ia masih memiliki kesempatan.Rina mendorong kursi roda Byanca ke belakang. Begitu pula yang lain, masing-masing mencari tempat untuk berlindung. Dewo telah dikuasai kemarahan dan menghajar Rams mati-matian. “Rams, jika kau tak menggangguku lebih dulu, maka aku tak akan melakukan semua ini!”Kini, Rams berada di bawah kaki Dewo. Dewo menginjak perutnya dengan pantofelnya yang mengkilau. Rams merasakan seakan ususnya akan keluar tetapi sebisa mungkin ia mencoba bertahan. Sesekali ia terbatuk dan mengeluarkan darah. Rams mungkin tak men

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • KALI KEDUA   Membolak-balikkan Fakta

    Rams pura-pura tersedak lalu ia berkata, “Bagaimana bisa kau begitu lihai membolak-balikkan fakta?” Ia kemudian menyunggingkan senyuman dan tertawa setelahnya.Dewo juga ikut-ikutan tertawa. Ia tetap masih mempertahankan tatapan pada Rams begitu tajam. “Aku atau kamu yang lihai membolak-balikkan fakta?” tantang Dewo. Nyatanya Dewo tak pernah berujar sembarangan. Ia selalu mengumpulkan bukti terlebih dahulu. Dewo bukan orang yang bisa membuat asumsi berdasarkan dengan apa yang ia pikir saja, tetapi ia menganalisa mengandalkan fakta.Dewo menggerakkan tangannya ke belakang. Hal itu membuat pengawalnya paham dan menyerahkan ponsel pada Dewo. Dewo mempertotonkan ponsel tersebut pada Rams, ia menyunggingkan senyuman mengejek. Semnetara Rams kaku di tempatnya. Meski ia belum mengetahui apa yang tersimpan dalam ponsel itu tetapi ia tahu bahwa Dewo telah mengeluarkan sinyal tidak baik.Dewo perlahan mengotak-atik ponsel tersebut kemudian be

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-06
  • KALI KEDUA   Terancam

    Rams tak pernah memiliki niat untuk menghukum Archi, tetapi amarahnya yang tak terlampiaskan pada Dewo membuatnya selalu menatap Archi dengan kebencian. Archi selalu saja merenung di tepi jendela dengan sesekali mendekap foto Dewo. Awalnya, Rams masih bisa memakluminya karena berharap Archi lama kelamaan akan terbiasa. Namun, Rams tak sabaran, semakin ia melihat Archi merenung maka semakin kuat rasa muaknya.Tidak ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya walau seujung kuku. Rams tahu bahwa ia bangga memiliki Archi sebagai satu-satunya putra semata wayangnya, pewarisnya. Rams menggeleng, ia merasa gagal. Tidak ada yang bisa ia wariskan pada Rams kecuali rasa kebencian. Ia sudah tidak memilki harta bahkan di Singapore pun ia rela membuang gengsinya dan tinggal di rumah peninggalan Dewo.Kebencian pada dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi hartanya semakin membuat Rams tak mampu ditandingkan dengan Dewo. Ia tahu bahwa hingga hari ini jika ada pilihan antaranya d

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-12
  • KALI KEDUA   Perceraian yang telah direncanakan

    Bayangan akan pisau yang menggores punggungnya terasa kembali nyata. Byanca merapatkan tubuhnya. Sebuah dekapan hangat ia rasakan. Ia mendongak dan mendapatkan Bian memeluknya sembari mengucapkan kalimat penenang. Kalimat itu bagai mantra membuat Byanca merasa jauh lebih tenang. Beruntung tadi sebelum bergerak, Dewo memerintahkan Bian untuk menenangkan Byanca.Beberapa menit yang lalu, ketika Dewo melihat pergerakan Rams. Ia langsung mengambil pistol yang tersembunyi di bawah sofa yang didudukinya. Ia dengan cepat beranjak dan tak lupa menitipkan Byanca pada Bian. Ia tahu bahwa Byanca masih rapuh. Dewo cukup kesal pada dirinya sendiri yang tidak menggeledah tubuh Rams sehingga kecolongan. Ternyata, ada pisau yang bersembunyi di pakaiannya.“Tembak aku, maka pisau ini juga akan mendarat di leher Mellisa!”Ancaman Rams terus berulang. Dewo melirik Archi yang juga terpukul bahkan ia terlihat menatap kosong tanpa air mata. Archi adalah korban jika Mellis

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-12
  • KALI KEDUA   Memperjelas lagi

    Rams merasakan tubuhnya ditimpa oleh benda berat. Punggungnya tak mampu menopang sehingga ia luruh di lantai. Tangannya terlepas begitu saja dari leher Mellisa seiring pisau yang terlempar tepat ke bawah kaki Rina. Rina menatap pisau tersebut berkilau di ujungnya. Ia meringis sendiri ketika membayangkan bagaimana benda tajam itu menusuk tubuhnya.Uhukk..Dewo menarik tubuh Mellisa sementara Mellisa masih sibuk menetralisir pernapasannya dengan batuk yang belum berhenti. Tenggorokannya terasa kering seperti padang pasir. Pahit. Ia melihat Rams tak sadarkan diri, tergeletak di lantai dengan luka di bagian kepala. Rupanya pengawal Dewo yang melakukan aksi padanya. Mereka memukul punggung Rams dengan tongkat base ball. Mellisa dapat bernapas lega untuk saat ini.“Minum!” Meski Dewo ketus dalam memerintahkan Mellisa tetapi entah mengapa Rina dapat merasakan ada bentuk kepedulian di sana. Jika dipikir-pikir mereka hidup hampir belasan tahun, mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-13

Bab terbaru

  • KALI KEDUA   AKHIR

    Tidak ada yang bisa menerima sebuah perpisahan. Baik pisah hidup maupun mati. Semua yang pernah bersama ingin selalu bersama hingga akhir hayat bahkan di kehidupan selanjutnya. Dunia fana ini selalu diimingi dengan kebahagiaan semata. Nyatanya kebahagiaan itu semu.Renata melakukan aksinya untuk memisahkan Dewo dan Rina karena kebenciannya pada ayah Dewo, Pramasta yang telah merenggut nyawa kedua orang tuanya. Tidak hanya itu, menurut Rentina sejak sahabatnya itu—Dewo—mengenal Rina waktunya sangat sedikit untuk Rentina. Hal itu semakin memupuk rasa kebenciaannya.Strategi demi strategi untuk balas dendam telah direncanakan. Salah satu yang direalisasikannya adalah masuknya orang ketiga dalam rumah tangga Dewo. Sebenarnya itu tidak murni rencananya. Rams berselingkuh dengan seorang wanita bernama Mellisa. Suatu hari, Rams mengatakan bahwa Mellisa tengah mengandung anak mereka. Rentina tidak dapat menerima itu, dia pun kesal pada Rams dan mengancam Rams atas

  • KALI KEDUA   Ayahmu pembunuh

    Rentina tersadar dari hanyutan masa lalunya. Matanya memerah menatap Dewo. Aura kebencian terpancar dari lensa hitam tersebut. Aliran darahnya seakan membuncah untuk membalaskan dendam kepada Dewo. Sialnya, rantai yang kuat ini menjeratnya.“Pramasta apa kabar?”Ini adalah kali pertama ia menyebut nama ayah Dewo tanpa menggunakan embel-embel panggilan ‘om’ untuk kesopanan. Sejak ia menyelidiki lebih lanjut ucapan mantan supirnya, Rentina tidak menelan informasi itu mentah-mentah melainkan ia menyelidiki lebih lanjut. Masih ada harapan Rentina bahwa ayah temannya itu tidak bersalah. Satu demi satu bukti dan saksi Rentina kumpulkan selama bertahun-tahun hingga akhirnya bahwa kecurigaan itu adalah benar.Lalu apa yang dilakukan Rentina?Apakah ia langsung membalaskan dendamnya pada Pramasta?Tidak!!Ya, jawabannya tidak. Rentina tidak melakukan apapun kepada Pramasta karena ketika ia telah berhasil mengumpulkan semua buk

  • KALI KEDUA   Pembunuh Sebenarnya

    Perusahaan warisan ayah Rentina telah dikelola oleh adik kandung ayahnya sendiri yang mana nantinya akan diserahkan kepadanya. Rentina tidak terlalu mengambil berat hal itu karena ia menganggap dirinya masih belum mampu untuk mengelola perusahaan tersebut. Rentina hanya menerima hasil setiap bulan dan dimanfaatkan untuk biaya sekolahnya. Rentina sering berkunjung hanya untuk mendapatkan teka-teki atas kematian orang tuanya. Dia mulai melibatkan diri dalam pekerjaan di perusahaan. Mulanya hanya untuk memecahkan teka-teki, lama kelamaan menjadi ketertarikan untuk bekerja di sana. Rentina meminta kepada omnya untuk diajak bekerja, ia pun ingin mengambil peran dari mulai yang terendah dahulu. Rentina mempelajari setiap liku pekerjaan tersebut. Perusahaan ayah mengalami gejolak hingga hampir gulung tikar. Om Irwan, omnya mengaku sudah melakukan banyak cara untuk menstabilkan permasalahan tersebut. Permasalahan ini dipicu karena mereka salah memilih distributor. Uang yang

  • KALI KEDUA   Kehilangan

    Flashback on“Rentina, ikhlaskan kepergian mereka!” ucap tantenya sambil memeluk tubuh remaja Rentina.Rentina mengatupkan mulutnya. Membungkam kesedihan yang membendung. Hari itu adalah hari yang sangat buruk bagi Rentina. Tak pernah ia bayangkan bahwa hari itu datang, hari dimana ia kehilangan dua orang yang disayanginya yaitu papa dan mamanya.“Tante, kata ikhlas memang mudah diucapkan tetapi, sangat sulit untuk diimplementasikan. Bagaimana aku akan menjalani hariku tanpa mereka? Aku hanya anak tunggal. Aku tak memiliki apapun dan siapapun lagi.”Rentina tahu bahwa ini kehendak Tuhan akan tetapi ia belum siap. Hati dan kepalanya terus berbicara akan sendiri yang akan dihadapinya. Rentina menekuk lututnya kemudian memeluk lutut itu, menggambarkan bahwa ia hanya bisa bertahan dengan dirinya sendiri. Hartanya adalah dirinya sendiri. Ia menangkup dan menangis sekencang-kencangnya. Para pelayat yang mengirimkan doa kepada orangtuanya

  • KALI KEDUA   Apa sebenar penyebabnya?

    “Apa sebenarnya penyebab kalian merusak rumah tangga ku?”Rina tak mampu menahan seluruh gejolak pertanyaan yang telah dari Singapore ia pendam. Rina tak mementingkan waktu jika saat ini antara Rentina dan Dewo sedang bersitegang. Ia hanya ingin tahu agar dadanya tak sesak menahan.Mata Rentina beralih pada Rina. Alih-alih menjawab, ia justru menyunggingkan senyuman seakan mengejek Rina. Senyuman yang dulunya hangat kini menjadi tajam yang mampu menyabik hati Rina.“Karena kamu terlalu sombong, Rina.”Rina terpancing untuk menghampiri Rentina. Entah hanya sekedar mendekatkan telinganya agar memastikan bahwa ia tak salah dengar. Namun, Dewo segera mencegahnya. Dewo menarik tangan Rina dan membisikkan kata-kata penenang.Rina memejamkan mata kemudian mengatur emosinya. Ia tak boleh terpancing demi permasalahan ini cepat diselesaikan. Melihat wajah Rentina terlalu lama akan mempengaruhi kesehatan jantungnya.“Kamu

  • KALI KEDUA   Perlawanan Rentina

    Rina menyunggingkan senyuman kepada Bian setelah mendengar teriakan Indira. Wanita itu sangat kacau dan berantakan. Rina mengira bahwa mentalnya telah terguncang. Ia mendekati Dewo dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi kepada Indira. Dewo hanya menjawab dengan mengangkat bahunya membuat Rina menghela napas malas. Sudah dalam keadaan seperti ini pun Dewo masih sempat untuk bermain rahasia. Di hadapan Rams dan Rentina terbentang sebuah sofa panjang dengan sebuah meja di hadapannya yang berisi banyak makanan dan juga minuman. Dewo mengajak mereka semua untuk duduk. “Rentina, Rams dan Indira kehadiranku membawa mereka semua ke sini bukan untuk menghukum kalian. Aku tahu semua orang pasti pernah melakukan kesalahan tidak terkecuali diriku sendiri. Aku ingin kita menyelesaikan dengan damai dan secara kekeluargaan. Tolong akui semua kesalahan kalian!” Tak munafik bahwa kekesalan Dewo kepada tiga manusia di hadapannya sudah mengubun-ubun tetapi ia masih memiliki h

  • KALI KEDUA   Menuju Akhir

    Pesawat yang ditumpangi mendarat indah di Bandar udara Soekarno Hatta. Dewo beserta rombongan segera menaiki mobil yang telah disediakan. Perjalanan selanjtunya adalah menuju tempat penyekapan Rams dan Rentina. Sepanjang perjalanan, semua tampak tak banyak bicara. Hanya diam dan menerka-nerka akan bagaimana kelanjutan cerita ini.Begitu sampai tempat penyekapan, Salim telah menunggu mereka. Ia segera mendekat dan menyapa satu-persatu. Dewo tersenyum ramah dan juga berjalan di samping Salim.“Lalu, apa yang akan kau lakukan?” Siapapun pasti akan sangat penasaran. Begitu pula dengan Salim. Sudah lama ia menanti hari ini. Ia juga sudah lelah menebak konspirasi di antara semuanya.“Dimana Bema dan Brian?” Dewo berhenti dan memperhatikan sekitar. Hal tersebut juga membuat semuanya berhenti dan mengikuti arah pandang Dewo.“Aku sudah meminta mereka datang tetapi tidak tahu kemana dua anak itu.” Tak ingin membuat suasana hati

  • KALI KEDUA   Mengemis

    Langit cerah menutupi raut kemarahan dari dua anak manusia yang saling berhadapan dengan kondisi tubuh terikat tali. Mereka adalah Rentina dan Rams. Rentina menggerakkan tubuhnya; menggapai-gapai tangan Rams. Ia tak bisa dengan lantang menyuarakan isi kepalanya sebab mulutnya ditutupi lakban hitam yang menyebalkan.Rentina berusaha berbicara lewat mata. Sayangnya Rams nampak tak tertarik, ia memutar lehernya dan lebih memilih menatap dinding yang dipenuhi sarang laba-laba tersebut. Lebih baik melihat itu dari pada menatap Rentina dengan segala gejolak emosinya.“Apa kau tak ingin mengalahkan Dewo di dunia bisnis?” Rams mengingat dengan jelas kata-kata yang diucapkan Rentina dahulu. Kata yang menjadi mantra untuknya melakukan segala cara agar mengalahkan Dewo. Meski Dewo bukan tandingannya di dunia bisnis tetapi Rams mengal

  • KALI KEDUA   Berdamai (lagi)

    Berdamai dengan keadaan adalah jalan yang dipilih Rina meski hati masih berbentur dengan luka masa lalu, tetapi ia begitu sadar bahwa semua karena jebakan. Rina memang mencoba untuk memaafkan Mellisa. Melihat Archi yang sedikit trauma membuat Rina merasa iba. Ia pernah melihat jiwa Byanca terguncang. Oleh sebab itu, ia tak ingin Archi juga nekat melakukan apa yang Byanca lakukan dahulu.Mellisa merasa terharu atas sikap Rina. Ia berulang mengucapkan terima kasih bahkan ia secara refelks memeluk Rina. Semua ini di luar ekspektasinya. Mellisa iri dengan Rina yang memiliki hati begitu lembut. Ia berjanji akan menjadikan dirinya lebih baik lagi untuk membalas kebaikan Rina. Untuk Dewo, ia tak akan mengejarnya lagi. Terserah pada Dewo untuk hidup seperti apa, lagi pula mereka telah berpisah sejak beberapa bulan yang lalu.Usai melepaskan pelukan Mellisa, Rina menatap Dewo dengan ekspresi tak terbaca. Dewo menaikkan sebelah alisnya tanda tak mengerti arti tatapan itu. Rina t

DMCA.com Protection Status