Share

Penyelamat

“Apakah….” ucapan Bian terpotong ketika mereka mendengar suara perkelahian di depan. Mereka sama-sama berdiri dan mengintip dari balkon. Terlihat beberapa orang telah  mengalahkan pengawal yang berjaga di depan rumah.

“Itu pasti Papi,” sorak Archi. Ia segera berlari keluar rumah. Namun, baru saja membuka pintu ia mendengar suara teriakan memanggil namanya.

“Archi… di mana kamu, Nak?”

Mendengar hal itu semakin membuat Archi yakin bahwa itu adalah Papi. Satu-satunya orang yang selalu memanggilnya anak. Archi meneteskan air mata bahagia lalu ia berteriak menjawab, “Papi…”

Ia menuruni anak tangga kemudian merentangkan tangannya. Dewo menggelengkan kepala, Archi nya masih seperti Archi balita. Tidak pernah berubah; selalu manja. Dewo menyambut Archi dengan gembira. Ketika Archi sudah masuk ke dalam pelukannya, ia berbisik. “Jangan menangis. Laki-laki tidak boleh menangis, hmm?”

Archi mengangguk dalam pelukan Dewo. Ia merasa nyaman dan tak ingi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status