Share

Melankolia (2)

Dio terbangun karena terusik dengan dering handphone nya yang sangat nyaring. Pria itu lalu merampas handphone miliknya yang semula berada di meja nakas.

“Katakan, apa maumu?” tanya Dio dengan suara serak khas bangun tidur.

“Maaf jika saya mengganggu, Pak. Nona Nila memaksa ingin di antar pergi, awalnya beliau tidak mengatakan ingin di antar ke mana. Sebelumnya beliau sangat lemah lembut, tapi tadi beliau meneriaki kami, jadi saya memutuskan untuk mengantar beliau. Di tengah perjalanan rupanya beliau minta di antar ke makam Tuan Muda.”

Mata Dio sontak terbuka sempurna, kesadarannya kembali secara instan, netranya menelisik sekitar, berkas-berkas miliknya yang tercecer di mana-mana sudah cukup menjelaskan.

“Jaga Nona Nila dulu, aku akan segera tiba paling lama tiga puluh menit.”

Dio lalu memutuskan sambungan telepon, dihembuskan nafas gusar sebelum akhirnya berdiri. Pria itu lalu melangkah ke kamar Tuan nya. Tanpa mengetuk, pria itu langsung masuk dan mengguncang tubuh Danu agar ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status