Seorang pria menatap nanar jendela pesawat, pikirannya berkelana ke sana kemari memikirkan pujaan hatinya yang sedang dalam kesulitan. Pria itu menghela nafas gusar, lalu memejamkan mata mencari upeksha. “Mengapa Anda terlihat sangat cemas Tuan?” tanya laki-laki di sebelah pria itu, Jason.“Seseorang yang aku cintai sedang berjuang untuk tetap hidup,” jelas Jason tanpa mengalihkan pandangannya.“Terjadi sesuatu kepada istrimu?” tanya pria itu sekali lagi.“Ya, istriku mengalami kecelakaan saat menaiki taksi. Jika berkenan, berikan doa’ kepadanya, aku rasa itu yang saat ini kuperlukan,” papar Jason.“Tentu saja, aku berharap agar istrimu baik-baik saja. Karena aku tahu, rasanya kehilangan istri benar-benar menyedihkan. Apalagi aku harus membesarkan putriku yang wajahnya seperti jelmaan istriku. Itu cukup menyiksa, aku tidak pernah berharap seseorang merasakan hal serupa,” balas orang tersebut.“Siapa namamu Tuan?” tanya Jason.“Aku Jansen Wiarsana.”“Lalu, di mana putrimu berada?” “A
Setelah menunggu berjam-jam lamanya, akhirnya dokter keluar dari ruang operasi. Roland segera mendekatinya lalu bertanya, “Semua baik-baik saja bukan?”“Maaf Pak, sayangnya istri Anda tidak bisa diselamatkan. Operasi telah selesai, namun tiba-tiba saja istri Anda kehilangan detak jantungnya. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin Pak.” Sang Dokter tertunduk sebagai rasa bela sungkawa.“D-dokter bercanda bukan? Pasti Dokter bercanda, i-istri saya pasti baik-baik saja. Tinggal menunggu sadar kan Dok?” ujar Roland tidak percaya, netranya berkaca-kaca.“Mohon maaf Pak, jasad istri Anda akan dipindahkan ke ruang jenazah segera. Silakan di urus pemakamannya Pak, atau mau di urus pihak rumah sakit?” tawar sang dokter.“Akh! Tidak mungkin!” teriak Roland dengan air mata yang mengucur deras. Pikirannya melayang ke mana-mana, jika ia tewas bagaimana nasib Ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan.“Usahakan lagi Dok! Saya mohon, lakukan yang terbaik. Berapa pun biaya yang diperlukan akan saya ber
“Berita tengah malam terkini kali ini, di isi oleh kabar duka. Pesawat Garuda Indonesia, penerbangan Belanda-Jakarta jatuh di perairan Teluk Benggala. Di duga, hal ini terjadi karena cuaca buruk yang menyebabkan baling-baling terbakar. Juga kerusakan mesin pendingin yang berakhir pesawat tersebut meledak setelah mendarat di perairan Teluk Benggala. Semua korban masih dalam proses pencarian, untuk saat ini telah ditemukan beberapa Jasad yang tubuhnya sudah nyaris tak berbentuk. Namun, uniknya salah satu korban terlihat sangat romantis. Dia mengikat sebuah botol di tangannya dengan selotip, di dalamnya terdapat surat yang isinya sudah beredar di sosial media dalam sekejap waktu. Korban merupakan laki-laki berinisial JW berusia dua puluh sembilan tahun. Singkatnya, isi surat tersebut adalah tentang larangan kepada sang istri untuk menyusul dirinya sebelum sang istri menua, perintah untuk sembuh dan hidup bahagia bersama putra mereka. Naas sekali, hanya tangan korban yang ditemukan. Entah
Kondisi Nila berangsur-angsur membaik setelah sempat kritis karena ulah Santi kemarin. Ini adalah hari kedua Nila berada di rumah sakit, sekaligus hari pertama proses evakuasi pesawat Garuda Indonesia di teluk Benggala.Roland memegang teguh perintah Jason untuk mendampingi Nila selama pria itu tidak ada, sehingga tangan kanannya yang terjun ke lapangan untuk memimpin orang suruhannya dalam proses evakuasi.Saat ini ia bersama dengan tangan kirinya dan beberapa pengawal yang berjaga di sekitar ruang rawat Nila. Sebagai bentuk antisipasi, kalau-kalau Santi kembali datang untuk mencelakai Nila.“Besok, pergilah untuk menjemput ... Tuan Muda?” Roland bingung harus memanggilkan Haiden dengan sebutan apa.“Dia akan pulang berlibur dari Bali, ini adalah foto, alamat, sekolah, dan jam penjemputan. Ajaklah empat sampai lima pengawal, mengingat Madam sangat gencar mencari Haiden sebagai kelemahan Nona Nila. Juga, pastikan semua orang yang bersangkutan dengan penjagaan Nona Nila dan Tuan Muda a
“Tanpa tes DNA, aku sangat meyakini dia benar-benar putramu Pak. Sangat sulit percaya dengan orang baru,” batin Roland.Pria itu lalu melihat-lihat handphone Nila, mencoba mencari tahu apakah ada seseorang yang mungkin bisa mengasuh Haiden selama Nila masih di rumah sakit.Ia lalu melihat tiga pesan masuk dari sebuah kontak dengan nama ‘Mala’ yang berisi tentang pertanyaan hasil keputusan Nila. Wanita itu mengatakan, apakah Nila jadi memerlukan seorang ART? Karena dia sangat memerlukan pekerjaan.Dengan cekatan Roland segera menghubungi nomor wanita itu, beruntungnya panggilan berdering, lalu berakhir tersambung setelah beberapa detik.“Anda mengenal Nona Nila?” tanya Roland langsung pada intinya.“Iya, maaf ini siapa?” “Saya adalah pengawal Nona Nila, jika Anda sungguh-sungguh ingin bekerja, maka datanglah ke rumah sakit segera setelah saya membagikan lokasi. Saya tunggu tiga puluh menit, tidak terima alasan, dan saya benci orang yang tidak tepat waktu,” tukas Roland.“B-baik Pak, s
“Pemirsa, sudah tiga hari sejak pencarian pesawat Garuda Indonesia yang jatuh di perairan Teluk Benggala. Setelah banyak usaha, akhirnya telah ditemukan sebuah tanda-tanda kehidupan. Sekitar sepuluh korban selamat sudah di bawa ke rumah sakit, meski mengalami luka yang cukup parah, beruntung mereka bisa bertahan hidup selama tiga hari terakhir. Hanya dua orang yang identitasnya diketahui, seorang wanita dua puluh empat tahun bernama Mustika, dan pria berusia dua puluh sembilan tahun bernama ... Jason Wirabraja. Keduanya sama-sama menyimpan kartu tanda penduduk di pakaian mereka. Selanjutnya, akan dilakukan tes DNA untuk semua korban yang ditemukan, baik yang hidup maupun meninggal dunia dengan keluarga korban. Setelah identitas di pastikan, barulah jenazah yang ditemukan akan diserahkan ke keluarga untuk dikuburkan dengan layak. Demikian informasi terkini yang dapat saya sampaikan.”Roland misuh-misuh karena anak buahnya tak kunjung mengangkat panggilan teleponnya. Ia perlu kepastian
Hari ini Tamara sudah tiba di rumah sakit, tepatnya di ruang rawat Santi. Sebenarnya wanita itu sama sekali tidak perlu di rawat, tetapi dia ingin tetap di sana dan mencari celah untuk mencelakai Nila dengan tangannya sendiri.“Tante, aku dengar Jason termasuk korban yang selamat. Ayo pergi ke rumah sakit tempat Jason di rawat!” seru Tamara berbinar.“Benarkah? Bagaimana bisa aku tidak tahu kabar ini. Baiklah, mari pergi sekarang. Aku yakin putraku sudah menungguku di sana.”Dengan tergopoh-gopoh Santi mulai bersiap. Ia juga memanggil ajudannya untuk mempersiapkan mobil. Kedua wanita yang berencana akan pergi itu terhenti di lobi saat melihat Jason di dorong oleh para pengawal.“Astaga Jason!” pekik Santi, namun saat akan mendekati Jason, para pengawal menghalangi Santi.“Apa yang kau lakukan sialan? Dia putraku!” teriak Santi saat para pengawal itu menyeretnya menjauh.“Sialan! Siapa yang memerintah kalian? Selain Jason akulah yang memegang kendali penuh atas kalian semua!” “Lepaska
Bayu menggendong Nila yang entah selelah apa hingga tak terusik sama sekali, ke kamarnya. Pria itu cukup bingung dengan respons Haiden yang terkesan biasa saja. Tidak bersemangat tentang kepulangan Ibunya sama sekali.Mencoba menepis pemikiran buruk tentang itu, Bayu segera pergi setelah menidurkan Nila di kamarnya, pria itu segera pergi. Saat di pintu, ia cukup terkejut dengan keberadaan Roland.“Kenapa Anda di sini Pak?” tanya Bayu.“Madam membalikkan posisi Bay, dia memegang kendali sekarang. Jadi, yang bisa kita lakukan sekarang adalah menjaga Nona Nila sekuat tenaga. Karena aku yakin, Madam tidak akan diam saja,” papar Roland.“Mala!” panggil Roland dengan berteriak.Wanita itu lalu mendekat, “Ada yang bisa saya bantu Pak?” “Tolong buatkan minuman dan camilan untuk pengawal yang sedang jaga, karena ART yang saya tugaskan sudah habis masa kontraknya,” titah Roland.“Ah, baik Pak,” ujar Mala lalu berniat beranjak pergi.“Tunggu dulu!” seru Roland.“Ada apa Pak?” tanya Mala.“Beber