Home / Rumah Tangga / Jerat Dendam CEO Kejam / Bab 46: Hancurnya Kepercayaan

Share

Bab 46: Hancurnya Kepercayaan

Author: Mbak Ai
last update Last Updated: 2024-12-12 06:02:06

Ivy tersentak saat pintu kamar ditutup dengan keras oleh Noah. Namun, ia sudah menduganya.

“Jelaskan padaku,” pinta Noah dengan rahang sempurna mengeras.

“Aku tahu kalau kau akan salah paham. Tapi sungguh, tak ada apa-apa denganku dan Ezra,” terang Ivy, seyakin mungkin.

“Kalau kau tahu aku akan salah paham, kenapa kau tetap melakukannya? Kau bilang hanya butuh waktu sebentar untuk cari angin! Kenapa malah menginap di tempatnya?!”

Ivy bisa melihat otot-otot di leher Noah karena pekikannya yang makin meninggi.

“Kami tidak sengaja bertemu! Demi Tuhan, aku dan Ezra tak berbuat apapun!”

“Bagaimana kau bisa membuktikannya?!”

Dengan kesadaran penuh, Ivy membuka satu per satu kancing baju tidurnya hingga membuat mata Noah membelalak.

“Kau bisa melihat kalau tak ada jejak apapun di tubuhku.”

Noah menghela napas panjang. Ia mendekat dan kembali mengancing satu per satu.

“Kau tak perlu melakukannya,” ucap Noah dengan suara yang lebih rendah.

“Kau bilang aku harus membuktikannya.” Ivy masih bersi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 47: Pertengkaran Saudara

    “Sayang, kau harus makan.”Noah meletakkan bubur di nakas sebelah tempat tidur. Tangannya mengelus bahu Ivy yang memunggunginya, tapi Ivy tetap tak bereaksi.“Ivy.”Ivy hanya menggeleng dan mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya.“Aku di ruang kerja, kalau kau butuh apa-apa… datanglah. Jangan lupa dimakan.”Noah tak bisa melakukan apa-apa selain memberikan waktu dan ruang bagi Ivy untuk sendiri.Sudah hampir semingu Ivy terlihat seperti mayat hidup. Ia belum bisa berdamai dengan kenyataan kalau Clara tak menyayanginya dan bahkan berusaha untuk menyakitinya dengan menggoda Noah.“Bagaimana bisa semua ini terjadi?” Hanya iu yang terus bernaung di benak dan pikiran Ivy.“Apa rasa sayangku padanya kurang sampai dia tega melakukannya?”Lagi-lagi Ivy menangis.Dadanya terasa sangat sesak dan sakit hingga ia kesulitan bernapas. Tubuhnya bahkan ikut lemas dan tak bertenaga.Ia sering merasakan sakit. Hidupnya dilalui dengan siksaan, tapi baru kali ini ia merasa begitu tersiksa padahal ta

    Last Updated : 2024-12-17
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 48: Ruang Obrolan Rahasia

    Ivy tak pernah mengira kalau pengkhiatan akan sesakit ini. Sejak pulang dari kafe, ia lebih banyak diam dan meminta Noah benar-benar memberinya waktu sendiri.Maka, di sinilah ia sekarang. Di depan laptop yang sudah lama tak ia gunakan.“Aku pasti sudah gila,” gumam Ivy sambil menggigit bibir bawahnya.Ia ingin menyadap ponsel Clara. Suatu hal yang tak pernah ia kira akan terjadi.“Aku harus melakukannya untuk membuktikan ucapan Clara,” yakin Ivy.Jauh di dalam hati kecilnya, ia masih tak percaya dengan semua ucapan dan sikap Clara. Oleh karena itu, ia berharap menemukan kenyataan lain; Clara sedang bercanda, misalnya.Hanya perlu menunggu beberapa detik hingga Ivy bisa mengakses semua ruang obrolan Clara.“Nasibmu jelek sekali.”Dahi Ivy berkerut kala melihat satu pesan baru dari seseorang bernama Rere. Ivy pun segera mengekliknya untuk membuat seluruh percakapan.“Kakakmu sangat egois sekali. Aku prihatin mendengar ceritamu.”Setiap Ivy membaca semua pesan yang dikirim Clara untuk R

    Last Updated : 2024-12-19
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 49: Identitas Yang Terbongkar

    Ivy tahu kalau riwayatnya sudah tamat saat kelepasan memanggil Ezra di situ rahasia.Ezra bukan orang bodoh yang akan diam saja identitasnya terungkap, pasti dia juga akan melakukan segalanya untuk mengungkap identitasnya.“Apa aku mengaku saja sebelum dia tahu lebih dulu?” gumam Ivy, kebingungan.“Jangan pikirkan tentang Clara.”Noah yang baru masuk kabar tiba-tiba bersuara hingga membuat Ivy menoleh padanya.“Kau terlihat sangat khawatir dan gugup. Tenang, Sayang.”Noah mengelus puncak kepalanya dengan penuh kasih sayang, membuat hati Ivy terenyuh.Di antara beribu masalah yang datang, setidaknya saat ini ia memiliki Noah di sisinya.“Iya,” balas Ivy dengan mencoba tersenyum.“Apa kau mau jalan-jalan? Aku bisa memesan tiket-”Ucapan Noah terpotong oleh nada dering ponsel Ivy yang berada tepat di sebelah laptop. Sontak Ivy segera beranjak dan mengambil ponselnya saat menyadari kalau Ezra yang menelfonnya.“Aku angkat telepo dulu,” pamit Ivy.Jantung Ivy berdebar kian kencang saat kel

    Last Updated : 2024-12-20
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 50: Kekuatan Terpendam

    Ivy tak bisa menyentuh makanan dan minumannya sama sekali. Ia hanya duduk dengan tegang sambil berusaha menghindari tatapan Ezra.“Betapa bodohnya aku yang baru menyadarinya,” ucap Ezra.Ivy menghela napas panjang. Dia sudah mengatakan hal yang sama selama lima kali.“Kau harus janji tak akan membocorkan pada siapapun,” balas Ivy, persis lima kali pula.Ezra terkekeh. “Bukannya kau harus memberiku jaminan agar tutup mulut?”“Jaminan apa? Aku kan juga sudah sering membantumu.” Ivy menatap Ezra dengan kesal.“Tapi kau tetap tak memberikan data Ivy dan Clara padaku.”Ivy mendengus, “Kau sungguh tak tahu malu ya? Padahal sudah ketahuan akan mengulik informasi tentangku tapi tetap mengakuinya.”Ezra hanya mengangkat kedua bahunya dengan senyum yang masih lebar. Tatapan Ezra memang biasa saja, tapi Ivy merasa sangat terintimidasi karena dia rekan hacker yang mengetahui tentangnya.“Kau tahu kan kalau kau tak bisa mengancamku? Karena aku juga memegang banyak rahasiamu,” tutur Ivy.Ezra menga

    Last Updated : 2024-12-24
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 51: Kembali Dingin

    Dua bulan kemudian….Ivy sedang menunggu Noah turun dan berniat mengajaknya sarapan bersama. Sudah satu jam ia menunggu dengan mata yang kantuk karena akhir-akhir ini ia mengalami insomsia.Ivy hampir terlelap sampai akhirnya mendengar derap langkah Noah. Sontak ia berjalan mendekat ke arah tangga dengan senyuman lebar.“Noah, ayo sarapan. Aku sudah memasak nasi goreng omlet-”Ucapan Ivy terhenti saat Noah melewatinya begitu saja. Noah bahkan tak melihat ke arahnya barang sedetik. Seolah-olah keberadaannya seperti makhluk gaib yang tak nampak.“Sepertinya aku harus makan sendiri lagi,” gumam Ivy sambil berlalu ke ruang makan.Punggungnya masih tegak. Pun wajahnya masih dihiasi dengan senyuman kecil, tapi saat satu suapan masuk ke mulutnya… satu per satu tetes air mata mengalir di pipinya.Sudah dua bulan ini Noah puasa bicara padanya. Sejak perdebatannya dengan Ezra di restauran malam itu, Noah benar-benar tak menganggapnya ada.Pada awalnya, Ivy mengira kalau Noah perlu waktu karena

    Last Updated : 2024-12-25
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 52: Harga Kepercayaan

    Mata Ivy tak bisa berpaling dari wajah Noah. Setelah dua bulan lamanya, akhirnya mereka bisa berada di ruang yang sama dengan tatapan Noah yang tertuju padanya.Ezra dan Samuel sudah dilerai oleh staff keamanan dan diusir secara paksa. Meninggalkan Noah dan Ivy dalam ruang kamar yang seperti kapal pecah.Noah tetap dingin dan tak bicara meski sudah lima belas menit sejak kepergian Samuel dan Ezra. Ivy sendiri tak berani membuka suara. Ia hanya duduk di tepian kasur dengan tangan yang masih menyengkram erat selimut yang menutupi tubuhnya.“Apa kau semurahan itu?”“Noah….”Ivy tak mengira kalau kalimat pertama yang Noah keluarkan setelah puasa bicara dua bulan terdengan sangat menyakitkan. Namun, Noah terlihat tak merasa bersalah.Noah bahkan menuding-nuding Ivy dengan rahang tegasnya yang penuh amarah.“Bisa-bisanya kau memanggil dua lelaki sekaligus untuk tidur denganmu. Kau sangat kesepian ya tak pernah kusentuh?”“Aku baru saja dilecehkan dan hampir diperkosa oleh temanmu! Teganya k

    Last Updated : 2024-12-26
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 53: Obesesi Bukanlah Cinta

    Ivy tak pernah bertemu lagi dengan Ezra sejak makan malam waktu itu. Ia tak mau pertemuannya dengan Ezra membuat Noah semakin marah, sehingga ia benar-benar menjaga jarak dan bahkan mengabaikan semua pesan dan telepon Ezra.Kini, Ivy merasa kalau ia tak perlu menghindar lagi dari Ezra karena Noah tetap tak akan percaya padanya. Dan ia harus bertemu Ezra secepatnya untuk mengetahui apa motif Ezra menyadapnya.Ivy harus menemukan alat itu dan memberi penegasan pada Ezra agar berhenti melakukan hal berlebihan hanya untuk mendekatinya.“Kau baik-baik saja?” Ezra bertanya dengan raut khawatir saat Ivy mengambil duduk di depannya.Pertemuan mereka kali ini di sebuah kafe yang tak jauh dari kompleks perumahan.“Tidak.” Ivy menjawab dengan gelengan tegas.Ya, tak perlu berbohong di depan Ezra. Dia tahu jelas bagaimana keadaannya. Tak mungkin ada perempuan yang baik-baik saja setelah hampir diperkosa.“Kau-”Pada awalnya, Ivy ingin segela mencercea Ezra tentang alat penyadap itu. Namun, ia bar

    Last Updated : 2024-12-26
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 54: Gosip Miring

    Semua gosip tentang Ivy dan Ezra telah turun dair berbagai media. Tak ada lagi satu portal berita pun yang membahas mereka.Rupanya kekuasaan Ezra tak main-main. Entah dia menggunakan kuasa sebagai CEO atau turun sendiri sebagai hacker. Yang jelas, Ivy sangat berterima kasih atas usahanya.“Kenapa kau di sini? Tak di rumah kekasihmu itu?”Ivy baru keluar dari kamar dan sudah mendapatkan sapaan panas dari Noah.Sejak kemarin, Noah memang sudah berbicara padanya tapi semua kata yang terucap dari mulutnya hanyalah penghinaan dan kesakitan.“Aku tak punya hubungan apa-apa dengan Ezra,” jawab Ivy dengan tegas.Noah menaikkan satu alisnya, lalu tertawa, “Oh ya? Kau bahkan pernah bermalam di rumahnya dan sering menemuinya diam-diam.”“Sudah kubilang kalau waktu itu aku tak tidur dengannya. Dia hanya menawarkan tempat istirahat,” sahut Ivy dengan cepat.Ivy pikir, masalah lama itu sudah selesai. Noah pun sudah mengatakan sendiri kalau ia percaya pada alasannya, tapi kenapa sekarang berubah?“

    Last Updated : 2024-12-27

Latest chapter

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 94: Pelukan Terakhir

    Ivy terbangun dengan rasa pusing yang luar biasa. Belum lagi mual yang sudah mengaduk-aduk perutnya. Ia sudah membaca-baca beberapa pengalaman dari ibu hamil, tetapi ia tetap terkejut dengan penderitaan yang ia alami karena kehamilan ini. Akan tetapi, ia juga merasa bersyukur karena diberi kesempatan untuk merasakan hal ini. Dikaruniai oleh buah hati dan menjaganya dengan sepenuh cinta adalah hal paling indah di dunia. Hanya saja, ia masih menyayangkan karena merayakan kehadiran janinnya seorang diri. “Seandainya semua baik-baik saja apa Noah akan bahagia saat mendengar kehamilanku?” gumam Ivy. Helaan napas berat memenuhi ruang kamarnya. Ia berusaha menekan habis kesedihannya. Hari masih terlalu pagi untuk tenggelam dalam rintihan sendu. Ketika Ivy membuka selimut dan turun dari dari tempat tidur, ponsel yang terletak di atas nakas berdering keras. Ia segera meraihnya dan menemukan nama Ezra terpampar di layar.“Halo? Kenapa, Ra?” Ivy bertanya dengan suara serak khas bangun tidur.

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 93: Ancaman Putih

    “Aku tak akan menandatanganinya.”Ivy menatap kertas perceraian yang sudah sudah disobek-sobek di atas meja kerja Noah. Ia hanya menghela napas panjang. Sudah hafal jika Noah akan melakukannya.“Aku butuh kerja samamu,” ucap Ivy sembari menyodorkan kertas perceraian lain yang sudah ia bawa.Ini adalah berkas kelima yang ia berikan kepada Noah. Sudah beberapa hari ini, Noah masih tak memberikan surat perceraian yang sudah bertanda tangan, bahkan sengaja menyobeknya.“Ivy!”Noah meraih kertas itu dan kembali menyobeknya menjadi potongan-potongan kecil. Kemudian, ia membuangnya ke tempat sampah.“Sudah kukatakan aku tak mau menceraikanmu!” seru Noah.“Kenapa?” Ivy bertanya keheranan. “Kenapa kau tak bisa melepaskanku saat sudah ada penggantiku? Bukannya kau bahagia dengan Clara?”Noah mengacak rambutnya frustrasi. Ia berjalan memutar dari meja kerjanya agar bisa berhadapan langsung dengan Ivy, tetapi Ivy segera mengambil langkah mundur.Sikap Ivy sukses membuat Noah terdiam. Hatinya bahk

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 92. Menghindar

    Ivy mencoret-coret di kertasnya dengan raut frustrasi. Ia sudah menulis lebih dari sepuluh rekomendasi tempat tinggal yang akan menjadi rumahnya setelah bercerai dengan Noah, tetapi tak ada yang benar-benar membuatnya tertarik.“Aku tak bisa tinggal di kota ini, nanti Noah pasti menemukanku,” gumam Ivy.Ivy juga sudah mencari-cari tempat di pelosok pedesaan, tetapi ia takut akses tenaga medisnya sulit sedangkan ia dalam posisi mengandung.“Apa aku ke luar Jawa saja? Atau keluar negeri sekalian?”Jari-jemari Ivy kembali bergerak cepat di atas papan ketik untuk mengakses informasi tentang beberapa negara.“Kalau memang harus di luar negeri, aku harus menemukan negara yang kemungkinannya kecil Noah berpikir aku di sana.”Ivy terus berbicara dengan dirinya sendiri selama membaca beberapa informasi di lama web yang sedang ia buka. Ia begitu tenggelam dengan analisis dan buku catatannya hingga tak sadar melewatkan makan siang.Perutnya terasa terlilit saat ia melihat kalau jam sudah menunju

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 91. Terpaksa Talak

    Tak ada hal yang lebih menyakitkan bagi Ivy saat ini selain melihat Noah dan Clara di tempat yang sama. Mereka berdua terlihat sedang mengobrol serius di ruang tengah hingga kedatangan Ivy menginterupsi.“Ivy! Kau dari mana saja?” Noah berdiri dan mendekati Ivy, tetapi Ivy lebih memilih berbelok menuju kamar.“Hanya cari angin segar,” balasnya.“Kau pergi dari pagi dan baru kembali saat matahari hampir terbenam. Tak mungkin hanya jalan-jalan cari angin segar saja.”Ivy menahan napas saat Noah sengaja menghadang jalannya dan berdiri tegap di depan pintu kamar hingga Ivy tak bisa masuk.“Memangnya kenapa kalau aku pergi seharian? Ini sudah bukan urusanmu, Noah,” celetuk Ivy.Noah berdecak tak suka. Sejak kejadian di garasi waktu itu, Ivy jadi makin dingin padanya.“Kau masih urusanku. Kau istriku,” ucap Noah dengan menekan kata terakhir.“Sebentar lagi tidak. Kita akan bercerai. Ingat itu.”Ivy berusaha mendorong tubuh Noah agar minggir, tetapi Noah tak bergerak sesenti pun. Ivy bahkan

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 90. Perjanjian Rahasia

    “Jadi kau akan tetap bercerai dengan Noah meski kau tahu kalau sekarang sedang hamil?” Ivy berusaha menghindari tatapan tajam Ezra. Namun, Ezra terus memaksanya dan bahkan berjalan memutari kasurnya agar bisa menangkap arah wajahnya.“Ivy, jawab aku!” “Iya! Aku tetap menceraikannya! Keputusanku tak berubah! Sekarang kau puas?!”Ivy menjawab dengan suara tinggi tanpa disadari. Ivy bahkan tersentak dengan emosionalnya yang tak bisa dikendalikan. Mungkin kehamilan menjadi faktor utama ketidakstabilan emosinya, atau juga stress yang terlalu besar. “Kau yakin bisa membesarkannya seorang diri?” tanya Ezra. Pertanyaan itu cukup memicu kembali emosi Ivy. “Kau mengira aku akan menjadi ibu yang buruk?” balik Ivy dengan pancaran mata terluka.“Bu–bukan seperti itu maksudku. Aku tahu kau akan jadi ibu yang baik, hanya saja membesarkan anak itu sangat sulit. Kau pasti akan kewalahan dan–”“Dan apa? Dan aku tak akan sanggup?” Ivy memotong ucapan Ezra dengan emosi yang tak kunjung mereda.Ezra

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 89. Berita Besar

    Ketika Ivy membuka mata, hanya langit-langit dan dinding putih yang memenuhi matanya. Namun, Ivy sudah terbiasa dengan pemandangan ini sehingga ia tahu kalau sedang berada di rumah sakit.“Kau sudah bangun?”Ivy menoleh pada sumber suara. Ezra berdiri dari duduknya dengan wajah panik. Membuat Ivy berusaha ikut beranjak, tetapi urung saat kepalanya masih berdenyut nyeri.“Aku kenapa?” tanyanya, kebingungan.Pasalnya, ia pingsan sampai di bawah ke rumah sakit karena setelah disiksa oleh ayahnya. Ia tak mengira kalau akan jatuh pingsan hanya karena sakit perut.Ivy masih menunggu jawaban Ezra, tetapi Ezra tetap membisu. Ia seperti enggan memberi jawaban.“Aku kenapa, Ezra?” tanyanya lagi.“Kau….”Melihat Ezra yang masih ragu untuk menjawab membuat perasaan Ivy jadi tak enak. Segala praduga buruk sudah memenuhi kepalanya.“Apa jangan-jangan aku sakit keras?” pikirnya.“Kalau kau tak bisa menjawabnya biar aku tanyakan pada dokter saja,” ujar Ivy kemudian.Ivy tetap berusaha menunjukkan sen

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 88. Keseriusan

    “Kau serius?”Ezra masih menanyakan hal yang sama selama sepuluh kali selama lima menit terakhir dan Ivy juga mengangguk selama sepuluh kali pula. Ivy tahu kalau keputusannya akan mengejutkan Ezra.Sebagai teman, Ivy berpikir kalau bisa mengatakannya pada Ezra. Apalagi mereka sedang merencanakan hal penti yang terkait perusahaan Noah juga.“Lupakan masalah rencana pembatalan akuisisi ini. Sekarang ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi.”Ezra menyingkirkan berkas di depan Ivy, juga cangkir kopi dan segelas blueberry smoothies milik Ivy. Kemudian, ia memajukan tubuhnya seolah siap mendengar semua cerita yang Ivy tumpahkan.Namun, Ivy bukan orang yang bisa menceritakan masalah keluarganya kepada orang lain. Meskipun ia cukup dengan Ezra, ia tak bisa melupakan bagaimana kacaunya keadaaan ini bermula saat Noah menuduhnya berselingkuh dengan Ezra.“Aku tak bisa mengatakannya,” tolak Ivy.Ada gurat kekecewaan yang besar di wajah Ezra.“Yang jelas hubunganku dengan Noah akan berakhir,”

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 87. Rencana Rahasia

    Jalanan nampak padat meski terik matahari sedang membakar seluruh penjuru kota. Orang-orang berdesakan di segala arah dengan tempo cepat. Beberapa di antaranya terus-menerus mengecek jam tangan, mungkin takut kehabisan waktu istirahat makan siang.Semua orang sibuk. Hanya Ivy yang tetap duduk tenang di lantai dua kafe Evora selama empat puluh menit terakhir.Air mukanya tenang. Pun tak ada pergerakan berarti dari tubuhnya selain sesekali mengangkat cangkir cokelat panasnya yang mulai mendingin ke bela bibir. Namun, apa yang ada dalam hati dan jiwanya lebih berantakan dari segala hal yang sedang ia lihat di jalanan.Sudah dua malam ia tak bisa tidur sejak menyaksikan perselingkuhan Noah dan Clara. Meski sudah meyakinkan diri berkali-kali kalau ia tak masalah, nyatanya ia memang terluka cukup parah.“Maaf sudah terlambat!” Ezra menarik kursi di depan Ivy dengan napas tersendat-sendat.Lilitan dasi yang melingkar di lehernya ia kendorkan. Ivy tersenyum kecil, lalu mendorong cold brew yan

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 86. Keputusan Sulit

    Sebesar apapun usaha Ivy untuk menjauhi Noah, kakinya yang cacat ini tak pernah sebanding dengan langkah Noah yang lebar-lebar. “Ivy! Dengarkan penjelasanku dulu!” Noah menghadang langkah Ivy.Ivy tak bisa menatap Noah sedikitpun. Wajahnya langsung berpaling dari Noah, lalu memilih berbelok untuk menghindar dari Noah.“Ivy….” Noah menjambak rambutnya frustrasi.Tubuhnya masih panas, tetapi ia harus menguasai diri agar tak membuat semuanya lebih hancur lagi.“Ivy!” Noah berteriak putus asa saat Ivy membanting pintu kamar di depannya. Ia terus berusaha mengetuk pintu itu sekeras mungkin, tapi Ivy tetap tak menyahutinya sama sekali.Di dalam kamar, Ivy hanya bisa tenggelam dalam air matanya. Ia tergugu di atas tempat tidur dengan kekecewaan yang telah menggunung.“Kenapa aku kaget? Kenapa aku kecewa? Bukannya aku sudah mengatakan kalau aku mengizinkan Noah seandainya ia bersama Clara?”Sejak tadi, Ivy hanya bisa menanyai dirinya sendiri. Ia merasa menjadi manusia yang paling bermuka du

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status