Beranda / Rumah Tangga / Jerat Dendam CEO Kejam / Bab 14. Lingkaran Kebencian

Share

Bab 14. Lingkaran Kebencian

Penulis: Mbak Ai
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-02 20:33:46

Ivy sadar kalau ia tak memiliki banyak waktu untuk bersembunyi. Saat pintu ruangan kerja itu terbuka, Ivy segera merundukkan tubuhnya ke bawah meja. Hanya ini tempat persembunyian satu-satunya yang bisa didapat.

“Iya, aku sudah mengambilnya. Aku akan turun. Jangan berisik, Sam.”

Kedua tangan Ivy membekap mulutnya erat-erat demi tak menimbulkan suara apa pun. Ia bahkan menahan napasnya tanpa sadar karena takut embusan napasnya terlalu berisik.

Ivy mendengar berkas yang ditarik dari atas meja dan ia juga melihat sepatu Noah. Beruntung Noah tak memutari meja kerjanya sehingga ia bisa sembunyi dengan tenang.

Noah segera pergi setelah membawa berkas-berkas di amplop cokelat. Ivy sontak melepas tangannya dari mulut dan menghela napas panjang.

“Syukurlah aku tak ketahuan,” gumamnya.

Ivy melanjutkan pencariannya dengan lebih gesit. Ia tak mau berada di situasi menegangkan lagi. Ia harus keluar dari ruangan ini secepat mungkin.

“Apa ini?”

Kerutan di dahi Ivy menjadi berlipat-lipat saat melihat
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 15. Tangisan Misterius

    Ivy sudah terisak-isak selama dua puluh menit sejak mengetahui rahasia yang selama ini Noah sembunyikan darinya. Dan entah mengapa, semua kekesalannya pada Noah membuatnya sangat mengerti.Ia pun juga akan membenci orang yang menghancurkan keluarganya hingga membuat semuanya meninggal. Ia jadi tak mengira seberapa kesepiannya Noah selama ini….“Aku ingin memeluknya,” ucap Ivy dengan bibir yang masih gemetar karena menangis.Sebagai orang yang mengalami kekerasan dari ayahnya dan seberapa sering ia dikurung di kamarnya sendirian, ia bisa memahami perasaan Noah. Dan mungkin, Noah menjalani hari dengan lebih buruk daripada dirinya.“Aku bahkan tak akan terkejut kalau Noah membunuhku.”Ivy terus berbicara dengan dirinya sendiri. Semua ini terlalu mengejutkan, juga menyedihkan.Ivy berada di titik ingin membantu Noah, tapi satu-satunya bantuan yang bisa membahagiakan Noah adalah kepergiannya.“Coba deh dengar. Ada suara menangis, Pak.”Ivy masih menundukkan wajahnya dalam-dalam saat menden

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 16. Jatuh Hati

    Ivy tak pernah bergerak secepat ini dalam hidupnya. Ketika Pak Fian dan Bi Wina menuruni tangga menuju ruang keamanan, Ivy ikut mengekor. Kemudian berlarian kecil dengan susah payah menuju sumber listrik di sebelah rumah.Ada begitu banyak saluran listrik yang berada di depannya dan ia tak memiliki ide bagian mana yang seharusnya dipotong untuk menyelamatkannya. Tanpa pikir panjang, ia menekan tombol mati lalu menggunting semua kabel di depannya dan melarikan diri.Sayup-sayup ia mendengar seruan Bi Wina. Ivy sedang sembunyi di balik tiang ruang tengah dan melihat Bi Wina berlarian menuju sumber listrik.“Pak! Kabelnya rusak semua!”Tak lama kemudian, Pak Fian turut berlarian mengejar Bi Wina. Ivy menggunakan kesempatan itu untuk memasuki ruang keamanan. Ia membuka laptop dan mencari akses jaringan tempat CCTV terhubung.Ivy mengeksploitasi celah keamanan dan memasang malware yang mampu merusak rekaman video. Virus itu pasti menghancurkan semua rekaman sehingga ia akan aman.Selanjut

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 17. Mengulang Malam Pertama

    “Untuk sementara tinggallah di sini.”Ivy yang baru duduk di tepi ranjang, mengangguk kaku. “Ya....”Noah masih berdiri di depannya. Kedua tangan sibuk mengendurkan dasi yang melilit erat di leher. Dalam sekejap Ivy berdiri untuk membantunya.“Biar aku lepasin.”Entah keberanian dari mana ia bisa berhadapan dengan Noah dalam jarak yang cukup dekat. Ia sudah mengantisipasi apabila Noah akan mendorongnya, tetapi nyatanya Noah tetap diam dan mengizinkannya melepaskan dasi.“Makasih,” ucapnya, pendek.Ivy tersenyum malu-malu. “Sama-sama.”Kemudian, Ivy meletakkan dasi itu di meja sebelah tempat tidur. Kepalanya terus berputar untuk mencari topik pembicaraan karena baru kali ini mereka berada di ruang kamar yang sama setelah kejadian di Seoul.“Berapa lama kita di sini?” tanya Ivy pada akhirnya.Sebenarnya, Ivy masih terkejut saat Noah tiba-tiba mengajaknya ke hotel setelah kejadian kabel putus di rumah. Noah terus berkata kalau keadaan rumah sedang berbahaya. Dan Ivy tak tahu kalau tindak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 18. Misi Baru

    Sudah satu bulan berlalu sejak Ivy menjadi istri yang sesungguhnya dari Noah. Terkadang, Ivy masih tak menyangka kalau mereka sudah seperti pasangan normal. Ya, meskipun mereka hanya melakukannya satu kali.“Mungkin saat itu Noah sedang stres,” pikirnya sewaktu bertanya-tanya tentang alasan Noah.Yang jelas, tak mungkin Noah melakukannya dengan penuh perasaan. Buktinya, Noah tak pernah menyentuhnya lagi.Noah bahkan lebih sering membuat jarak darinya. Dulu, mereka sudah cukup jauh. Dan sekarang menjadi kian berjarak.Seperti saat ini. Noah yang baru pulang setelah satu minggu ada pekerjaan di Malaysia.“Capek ya?” Ivy meletakkan teh hangat di meja.Noah tak membalas. Matanya bahkan tetap lurus pada televisi di depannya. Ivy pun mengambil duduk di sebelah Noah.“Noah….”Ivy baru memanggil namanya, tetapi Noah sudah mematikan televisi dan beranjak pergi. Sikap Noah yang sangat menghindarinya membuat Ivy kesal sendiri.“Apa kau sebegitu bencinya padaku sampai tak mau berbicara denganku?!

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 19. Hangatnya Hati yang Dingin

    Tokyo di bulan Desember seperti berada di dunia lain. Salju menumpuk di semua tempat. Ivy melihat beberapa petugas kebersihan terus sibuk bekerja menyingkirkan salju-salju di jalanan.“Hacim!”Ivy bersin untuk yang sepuluh kalinya. Kedua tangannya mengeratkan mantel cokelat dengan tubuh gemetar.Ah, jari-jemarinya seperti mati rasa karena ia tak mengenakan sarung tangan. Ia memang tak memilikinya dan tak sempat membeli di bandara karena Noah terus berjalan dengan cepat hingga ia takut ketinggalan.“Ini.”Ivy yang sibuk menggosok kedua tangannya untuk mencari kehangatan langsung termenung saat melihat Noah menjulurkan syal hitam yang semula berada di lehernya.“Pakailah sebelum kau mati kedinginan,” ucapnya.Akan tetapi, Ivy tak langsung menerimanya. Ia menatap Noah yang kini lehernya mulai memerah karena terkena angin musim dingin.“Tidak perlu. Kau juga kedinginan,” tolak Ivy pada akhirnya.Noah berdecak, “Ya sudah.”Noah melilitkan syal itu kembali ke lehernya. Kemudian ia menatap p

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 20. Harapan Palsu

    Pesta yang menjadi kedok perjanjian bisnis itu berlangsung megah di sebuah hotel bintang lima tak jauh dari tempat Noah dan Ivy menginap. Semenjak masuk ke lobi, Noah sudah menggenggam tangannya erat-erat.Mereka memang harus berakting sebagai suami-istri yang harmonis dan penuh cinta apabila di tempat umum, terutama acara penting yang membawa nama perusahaan Noah.“Itu dia. Pak Mikail. Dia memiliki jaringan bisnis yang luas di bidang hotel dan pariwisata. Bisnisnya sudah menjalar di seluruh dunia,” bisik Noah sambil menunjuk seorang lelaki berkumis putih yang berjarak lima meter dari tempat mereka berdiri.“Aku penasaran. Jika dia orang Indonesia, kenapa repot-repot mengadakan pesta di Tokyo?” balas Ivy.“Hotel ini adalah miliknya. Pesta ini diselenggarakan sebagai tanda Grand Opening. Banyak pebisnis yang diundang dan ingin datang demi menjalin kerja sama. Dia orang sibuk dan jarang sekali memiliki waktu luang sehingga banyak yang menggunakan kesempatan ini untuk mengajukan kolabora

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 21. Terperangkap Siasat Musuh

    Ivy merasa terjebak. Karena tangisan yang tak bisa dibendung, serta rasa takut ketahuan Ezra tentang rahasia pernikahannya, membuat ia berakhir di bar bersama pria dengan rambut panjang yang hampir menyentuh bahu ini.Sudah dua puluh menit Ivy terus terisak dan Ezra yang duduk di sampingnya masih setia mendampingi.“A—aku tidak minum alkohol,” tolak Ivy saat Ezra mendorong segelas vodka untuknya.“Baiklah.”Gelas itu ditarik kembali, lalu dihabiskan dalam sekali tandas. Ivy masih berusaha menghapus air matanya dengan sapu tangan yang sebelumnya diberikan Ezra.“Kau benar-benar telah menyia-nyiakan hidupmu dengan menikahi Noah,” celetuk Ezra.Ivy tak menggubrisnya. Toh, Ezra tak mengetahui kalau hidupnya sebelum menikah dengan Noah bahkan lebih buruk.“Tolong... tolong jangan katakan pada siapapun apa yang kau dengar hari ini,” ucap Ivy dengan gugup sampai-sampai membuatnya tergagap.Ezra mengerutkan dahinya. “Yang mana ya? Tentang suamimu yang bermesraan dengan putri Pak Mikail atau t

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 22. Siasat Setan Licik

    Ivy yakin kalau Ezra adalah manusia paling aneh di muka bumi.“Aku menang lagi!” Ezra tertawa girang saat lemparan dadu menunjuk empat angkah. Tangannya bergerak cepat menjalankan bidaknya sampai ke garis akhir.“Aku menang lagi! Hahaha!”Ivy memijat keningnya yang kini berdenyut nyeri karena teriakan Ezra selama setengah jam terakhir.“Aku masih tak habis pikir kau menahanku di sini hanya untuk menemanimu main monopoli,” desis Ivy.Saat di dalam lift, Ivy mengira hidupnya sudah berakhir. Ia hanya bisa membayangkan hal buruk.Kepalanya sudah dipenuhi dengan bayangan Samuel yang melecehkannya selama di Seoul. Dan, ia mengira Ezra akan melakukan hal yang sama.Nyatanya, Ezra langsung mengeluarkan permainan monopoli dari dalam kopernya setelah menguncinya di kamar hotel.“Aku sudah menang dua kali. Aku sangat jagoan, kan? Kau payah sekali,” ucap Ezra dengan senyuman sombong.“Ini hanya game! Apa pentingnya menang dan kalah?” tanya Ivy, terheran-heran.“Ini penting! Lihatlah!” Ezra menunj

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11

Bab terbaru

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 117. Pertemuan Mengejutkan

    Noah menahan diri untuk tidak tertawa ketika mendengar pengakuan Clara. Ia tetap berlagak terkejut dan keheranan. Ia mengangkat satu alisnya. Rupanya alasan itu yang Clara gunakan untuk menutupi kebohongannya.“Keguguran? Bagaimana bisa?” tanya Noah, masih mengikuti permainan yang Clara buat.“Aku keguguran beberapa hari yang lalu karena jatuh di kamar mandi,” balas Clara dengan sendu. Matanya berkaca-kaca saat menatap Noah. Dan Noah harus mengakui kalau perempuan ini memang sangat layak mendapatkan penghargaan sebagai aktris terbaik sepanjang masa.“Kenapa kau tak bilang?” sahut Noah. Suaranya mulai lelah karena segala kebohongan Clara.“Karena aku takut kau akan meninggalkanku jika aku tak hamil….”Kali ini, Clara berkata dengan jujur. Ia mungkin berbohong tentang semuanya, termasuk kegugurannya. Namun, ia sungguh-sungguh saat mengatakan takut kehilangan Noh.“Aku memang akan meninggalkanmu,” ucap Noah dengan tegas.Clara melebarkan matanya. Ia pun meraih lengan Noah dan menggengg

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 116.  Berakhirnya Sandiwara

    Keesokan harinya, Noah terbangun dengan semangat penuh. Setelah beberapa waktu seperti mayat hidup, baru kali ini ia menjadi lebih bersemangat.Semua ini dikarenakan ia tahu kalau kebusukan Clara akan terbongkar sepenuhnya. Ia bahkan sengaja bangun lebih awal dan menunggu Clara di ruang tengah sampai pukul delapan pagi.“Noah, kau tak berangkat kerja?” Clara bertanya dengan terkejut.Pasalnya, biasanya Noah sudah berangkat ke kantor pagi buta sehingga Clara tak mengira Noah masih berada di rumah. Padahal ia ingin menghindari Noah hari ini karena terlalu takut diajak ke dokter kandungan.“Aku sengaja mengambil cuti hari ini,” balas Noah. “Cuti? Kenapa?” Clara melebarkan matanya. Noah adalah orang yang gila kerja sehingga mengambil cuti adalah hal yang aneh untuknya.“Karena aku tak sabar melihat keadaan bayiku.”Noah mengulas senyum selebar mungkin. Ia menyukai bagaimana raut muka Clara menjadi tegang, tetapi masih berusaha tetap terlihat tenang. “Astaga… kau tak perlu sampai mengam

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 115. Terbongkarnya Rahasia

    Kyla meraih ponselnya dengan cepat dan menekan kontak Noah. Setelah beberapa nada hubung, akhirnya Noah mengangkat panggilannya.“Halo, Kyla? Ada apa?” tanya Noah.Dari suaranya, Kyla tahu kalau Noah cukup terkejut saat menerima panggilannya. Mereka memang bukan teman dekat, jadi mustahil menghubungi jika tak ada hal penting.“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu tentang Clara,” jawab Kyla dengan cepat.Di seberang sana, Noah yang sedang tenggelam dalam kertas-kertas pekerjaan langsung terdiam saat mendengar ucapan Kyla. Ia bahkan berdiri dari duduknya dengan raut wajah penasaran.“Katakan. Katakan apapun yang kau ketahui tentangnya,” ucap Noah dengan lebih tegas.Kyla menelan salivanya dengan susah payah. Suara Noah sangat berat dan menyeramkan hingga membuatnya tak berkutik.“Gawat! Noah marah,” batin Kyla.Kyla sangat gugup dan khawatir, tetapi ia sudah terlanjur menghubungi Noah dan tak bisa bersembunyi lagi.“Baru saja Clara menghubungiku untuk meminta dibuatkan surat keterangan h

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 114. Bukan Aliansi

    Kyla mengerutkan dahinya saat mendengar permintaan Clara yang sangat tak tahu diri. Hal ini membuat suasana hatinya jadi makin memburuk.“Kau harus membantuku,” pinta Clara dengan penuh tekanan. Kyla menyandarkan punggungnya ke kursi dengan lelah. Padahal, ia baru menyelesaikan operasi besar yang berlangsung selama tiga jam. Ia sangat lelah, lapar, haus, dan mengantuk, tetapi saat masuk ke ruang kerjanya malah harus menerima telepon bodoh seperti ini.“Kenapa aku harus membantumu? Aku tak berhutang apa-apa padamu,” desis Kyla.“Aku akan mengabulkan semua permintaanmu! Aku janji! Kau hanya perlu melakukan itu saja agar Noah percaya kalau aku hamil anaknya.”Kyla sudah berniat untuk mengakhiri panggilan itu secara sepihak karena terlalu malas berdebat dengan Clara. Namun, ucapan Clara barusan membuatnya cukup terkejut. Ia bahkan langsung duduk tegak di kursinya.“Apa maksudmu?” tanya Kyla dengan bingung.“Aku harus membuat Noah percaya kalau aku mengandung anaknya. Dengan begitu, dia a

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 113. Jalan Buntu

    Ruang makan itu masih dipenuhi dengan dentingan sendok, garpu, dan piring. Noah dan Clara masih terlihat menikmati makanannya.“Aku senang sekali kau menyukai masakanku. Kapan-kapan akan kumasakkan lagi ya?” ucap Clara dengan senang hati.“Ya, boleh. Aku menantikan maskaanmu,” jawab Noah.Clara membalas dengan senyuman yang kian lebar. Ia meraih piring lauk dan kembali meletakkan beberapa daging di piring nasi Noah. “Makanlah yang banyak!”“Hm. Terima kasih.”Noah berusaha keras untuk menelan makanan itu. Tenggorokannya terus tercekat tiap ia menelan daging itu. Setelah menghabiskan makanannya, ia pun menyiapkan diri untuk berbicara mengenai tes kehamilan pada Clara.“Apa besok kau ada acara?” tanya Noah. Bola mata Clara makin berbinar mendengarnya. “Tidak! Tidak ada! Kenapa? Apa kau akan mengajakku berkencan?” tanyanya kemudian.Sudut bibir Noah terasa kaku karena harus terus terangkat, tetapi ia tetap mempertahankan senyumannya agar Clara terus menatapnya penuh cinta.“Bagaimana

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 112. Raja dan Ratu Akting

    “Noah, bagaimana hasil sidang pertamanya?”Noah baru membuka pintu rumah dan dihadapkan dengan Clara yang bertanya dengan tak tahu malu. Sebisa mungkin Noah menekan emosinya untuk tak menampar perempuan itu dan terus melangkah menaiki tangga menuju kamar. “Kau dan Ivy tetap bercerai, kan? Mediasinya tak berjalan lancar, kan?” tanya Clara. Clara terus mengikuti langkah Noah hingga di puncak tangga. Ia bahkan menahan lengan Noah yang akan berjalan masuk ke dalam kamarnya.“Noah, kenapa kau tak menjawabku? Aku menunggu seharian di sini dengan gugup,” ucap Clara.“Menunggu seharian di rumah dengan gugup?” ulang Noah dengan rahang mengeras.Tatapan mematikan dari Noah membuat pegangan Clara di lengannya terlepas. Clara berjalan mundur secara spontan dan menahan napasnya. “Kenapa dia menatapku seperti itu? Apa dia sudah tahu?” pikir Clara. Ketakutan mendominasi perasaan Clara, tetapi ia berusaha menyembunyikannya sebaik mungkin. “Iya! Aku menunggumu! Jadi, bagaimana hasilnya?” Clara t

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 111. Tunduk Kepada Musuh

    Setelah terdiam cukup lama memandangi data Clara, tiba-tiba saja Noah teringat pesan Ezra yang meminta agar ia memastikan kehamilan Clara setelah melaksanakan tugas pertamanyaIa pun segera menghubungi Ezra lagi untuk memberitahu penemuannya yang penting ini. Ia yakin Ezra tak akan kalah terkejut saat mengetahui siapa penjahat yang berusaha mencelakai Ivy.“Halo, Ezra?” Noah memanggil Ezra dengan menggebu-gebu saat panggilan itu akhirnya terhubung.“Halo? Ya? Kenapa?”Suara Ezra terdengar lebih lirih dari sebelumnya, bahkan terkesan sedang berbisik-bisik karena takut ketahuan.“Kau dimana?” tanya Noah pada akhirnya.Di seberang telepon, Ezra melirik ke arah Ivy yang sedang terlelap di ranjang rumah sakit. Ia pun berdiri karena tak ingin suaranya mengganggu waktu istirahat Ivy.“Sedang di rumah,” balas Ezra, memilih berbohong karena ia tak mau Noah tahu kalau Ivy dirawat di rumah sakit. Noah pasti memaksa datang jika saja dia tahu.“Kau sudah mengantar Ivy kembali ke hotel? Apa dia ba

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 110. Perempuan Berbisa

    Noah sudah menggenggam nomor plat mobil yang berusaha menabrak Ivy. Ia juga sudah memiliki salinan rekaman CCTV sebagai pegangan bukti yang cukup kuat apabila si penabrak tak mau mengakui kesalahannya.Sayangnya, setelah melakukan pelacakan, mobil itu rupanya bukan milik pribadi perseorangan melainkan mobil sewaan. Jadi di sinilah ia sekarang, berdiri di depan Rental Mobil Jaya dengan penuh harapan.“Kau akan tertangkap sebentar lagi, Brengsek,” desis Noah selagi kakinya mengambil langkah cepat untuk memasuki tempat penyewaan mobil itu. “Selamat sore. Ada yang bisa saya bantu? Bapak mau rental mobil yang apa dan berapa lama?”Seorang pegawai perempuan dengan rambut hitam panjang menyapa Noah saat Noah memasuki lobi. Senyumnya terulas lebar untuk memberikan pelayanan terbaik. “Aku ingin bertanya siapa orang yang menyewa mobil ini pagi hari tadi,” ucap Noah sambil menyerahkan foto mobil yang terparkir di pengadilan agama. Senyum di bibir pegawai perempuan itu menjadi kaku. Dia melih

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 109. Penyusunan Rencana Balasan

    Ezra masih mendengar tangisan Noah dari seberang telepon yang tak kunjung reda. Ia pun merasa pusing melihat keadaan noah yang jadi seperti ini.“Aku dijebak, Ezra. Aku yakin aku sudah dijebak oleh Clara… tapi aku tak tahu bagaimana cara membuktikannya,” ucap Noah di tengah isakannya. Kepala Ezra rasanya ditimpuk oleh batu besar. Ia merasa empati dengan keadaan Noah, tetapi juga kesal jika mengingat betapa menyebalkannya Noah selama ini.“Apalagi, Clara sekarang hamil. Aku seperti sedang di ujung jurang kematian,” lanjut Noah. Tangisannya makin menggema hingga Ezra harus menjauhkan ponselnya dari telinga demi kesehatan gendang telinganya. Situasi Noah memang sangat rumit. Mendengar Noah menangis saja sudah cukup mengejutkannya, ditambah kabar kehamilan Clara. Ia jadi berpikir, bagaimana keadaan Noah jika dia tahu kalau Ivy juga tengah mengandung anaknya?“Sudah berapa lama kandungan Clara?” tanya Ezra pada akhirnya. “Aku tidak tahu.”Akan tetapi, jawaban Noah membuatnya tercengang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status