Share

Bab 20. Harapan Palsu

Penulis: Mbak Ai
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-09 16:22:53

Pesta yang menjadi kedok perjanjian bisnis itu berlangsung megah di sebuah hotel bintang lima tak jauh dari tempat Noah dan Ivy menginap. Semenjak masuk ke lobi, Noah sudah menggenggam tangannya erat-erat.

Mereka memang harus berakting sebagai suami-istri yang harmonis dan penuh cinta apabila di tempat umum, terutama acara penting yang membawa nama perusahaan Noah.

“Itu dia. Pak Mikail. Dia memiliki jaringan bisnis yang luas di bidang hotel dan pariwisata. Bisnisnya sudah menjalar di seluruh dunia,” bisik Noah sambil menunjuk seorang lelaki berkumis putih yang berjarak lima meter dari tempat mereka berdiri.

“Aku penasaran. Jika dia orang Indonesia, kenapa repot-repot mengadakan pesta di Tokyo?” balas Ivy.

“Hotel ini adalah miliknya. Pesta ini diselenggarakan sebagai tanda Grand Opening. Banyak pebisnis yang diundang dan ingin datang demi menjalin kerja sama. Dia orang sibuk dan jarang sekali memiliki waktu luang sehingga banyak yang menggunakan kesempatan ini untuk mengajukan kolabora
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 21. Terperangkap Siasat Musuh

    Ivy merasa terjebak. Karena tangisan yang tak bisa dibendung, serta rasa takut ketahuan Ezra tentang rahasia pernikahannya, membuat ia berakhir di bar bersama pria dengan rambut panjang yang hampir menyentuh bahu ini.Sudah dua puluh menit Ivy terus terisak dan Ezra yang duduk di sampingnya masih setia mendampingi.“A—aku tidak minum alkohol,” tolak Ivy saat Ezra mendorong segelas vodka untuknya.“Baiklah.”Gelas itu ditarik kembali, lalu dihabiskan dalam sekali tandas. Ivy masih berusaha menghapus air matanya dengan sapu tangan yang sebelumnya diberikan Ezra.“Kau benar-benar telah menyia-nyiakan hidupmu dengan menikahi Noah,” celetuk Ezra.Ivy tak menggubrisnya. Toh, Ezra tak mengetahui kalau hidupnya sebelum menikah dengan Noah bahkan lebih buruk.“Tolong... tolong jangan katakan pada siapapun apa yang kau dengar hari ini,” ucap Ivy dengan gugup sampai-sampai membuatnya tergagap.Ezra mengerutkan dahinya. “Yang mana ya? Tentang suamimu yang bermesraan dengan putri Pak Mikail atau t

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 22. Siasat Setan Licik

    Ivy yakin kalau Ezra adalah manusia paling aneh di muka bumi.“Aku menang lagi!” Ezra tertawa girang saat lemparan dadu menunjuk empat angkah. Tangannya bergerak cepat menjalankan bidaknya sampai ke garis akhir.“Aku menang lagi! Hahaha!”Ivy memijat keningnya yang kini berdenyut nyeri karena teriakan Ezra selama setengah jam terakhir.“Aku masih tak habis pikir kau menahanku di sini hanya untuk menemanimu main monopoli,” desis Ivy.Saat di dalam lift, Ivy mengira hidupnya sudah berakhir. Ia hanya bisa membayangkan hal buruk.Kepalanya sudah dipenuhi dengan bayangan Samuel yang melecehkannya selama di Seoul. Dan, ia mengira Ezra akan melakukan hal yang sama.Nyatanya, Ezra langsung mengeluarkan permainan monopoli dari dalam kopernya setelah menguncinya di kamar hotel.“Aku sudah menang dua kali. Aku sangat jagoan, kan? Kau payah sekali,” ucap Ezra dengan senyuman sombong.“Ini hanya game! Apa pentingnya menang dan kalah?” tanya Ivy, terheran-heran.“Ini penting! Lihatlah!” Ezra menunj

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 23. Di Antara Dua Pilihan

    “Kau yakin ini akan berhasil?” “Iya, percaya saja padaku.”Ivy masih berdiri diam saat tangan Ezra sibuk dengan rambutnya. Gerakannya lurus tadi sudah diacak-acak.Tampilan Ivy di cermin persis seperti orang yang baru bangun tidur.“Aku terlihat jelek sekali,” keluhnya.“Ini belum selesai.” Ezra menyentuh bibir Ivy dengan jempolnya. Ivy sontak melangkah mundur, tapi pinggangnya ditahan oleh Ezra.“Tenang saja, aku tak akan macam-macam. Aku tak tertarik dengan istri orang.”Ivy masih menatap Ezra dengan tajam, tapi akhirnya tetap menurut karena tak mau membuang waktu lebih lama.Noah sudah menunggunya di lobi dan ia tak ingin membuat Noah semakin marah. Apalagi dengan rencana gila Ezra.“Sudah,” cetus Ezra setelah berhasil mengusap lipstik Ivy hingga berantakan ke sudut bibir.“Ini untuk apa sih?” tanyanya, keheranan.“Aku tak percaya kau masih belum sadar juga. Ternyata kau hanya perempuan polos.” Ivy merotasikan bola matanya malas. Semua ucapan Ezra terdengar konyol.“Sudah! Aku m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 24. Menolak Cemburu

    Ivy sadar kalau ia tak akan pernah bisa melawan Noah. Di detik setelah ia memilih Ezra, nyatanya Noah tetap menariknya sampai membuatnya hampir terjatuh.“Apa kau sudah gila?!” Noah langsung membentaknya setelah mereka masuk ke dalam mobil.“Iya! Aku sudah gila! Semua ini juga karena kau yang sudah bersikap seenaknya padaku!”Ivy tak tahu mendapat keberanian dari mana sehingga bisa membalas Noah dengan suara tak kalah tinggi. Mungkin, ucapan Ezra yang sudah menyadarkannya.“Aku sudah bilang kan sejak awal kalau kau harus menurut padaku! Aku yang berkuasa atasmu!”“Aku akan menurut kalau kau bisa bersikap baik padaku! Kau bahkan tak pernah kan menganggapku sebagai istrimu? Aku hanya alat balas dendam yang gagal!”Napas Ivy terengah-engah karena berbicara dengan penuh emosi. Noah terdiam selama beberapa saat, terlihat terkejut karena ia bisa membentaknya.“Kau—”“Maaf karena mengganggu pertengkaran, tapi mohon jangan berisik karena saya tak bisa mengemudi dengan fokus.”Ucapan Noah terp

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 25. Identitas Misterius

    Ivy menunggu kedatangan Noah sampai jatuh tertidur. Ia pikir, Noah akan mengambil kamar lain atau pergi menemui Jinny setelah pertikaian mereka.Kenyataannya, ia menemukan Noah yang terlelap di sebelahnya saat pagi tiba. Noah tertidur dengan tetap memakai setelan kemejanya.“Kapan dia kembali?” gumam Ivy.Tangan Ivy naik untuk mengelus pipi Noah, tetapi gerakannya terhenti di udara kala mengingat kemarahan Noah saat ia mencoba menyentuh keningnya di pesawat dulu.“Lebih baik aku mandi saja.”Baru saja Ivy ingin turun dari kasur, tangannya sudah ditarik oleh Noah. Sontak membuatnya terkejut.“Kau sudah bangun?” tanyanya.Mata Noah perlahan terbuka. Saat pagi hari seperti ini, mata itu menyiratkan ketenangan layaknya debur ombak ringan.“Andai saja dia selalu menatapku seperti itu,” batin Ivy.“Jangan dekat-dekat Ezra. Aku tak suka.”Ivy yang masih terkagum-kagum pada mata indah Noah seketika mendengus malas. Lagi-lagi pembahasan tentang Ezra.“Dia tak seburuk itu! Kenapa aku tak boleh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 26. Kedatangan Yang Tak Tepat

    Noah sudah rapi dengan sweater turtleneck abu-abu gelap dan celana kain hitam yang rapi.Ivy termenung selama beberapa saat di depan pintu kamar mandi kala melihat otot-otot di tangannya karena Noah mengangkat lengan sweater-nya sampai siku.“Kenapa?” tanya Noah ketika menyadari Ivy yang diam-diam memperhatikannya.“Tidak apa-apa! Aku hanya kaget melihatmu pakai baju seperti ini. Biasanya kan hanya kemeja saja,” balas Ivy dengan buru-buru membuka lemari untuk mencari baju ganti.Pilihannya jatuh pada blus putih, rok plaid cokelat kotak-kotak yang panjang, dan mantel berukuran senada yang jatuh sampai mata kakinya.Ia segera kembali ke kamar mandi untuk ganti baju sebelum Noah berkata, “Aku akan keluar. Kau di sini saja.”“Aku juga mau keluar kok,” sahutnya dengan cepat.Ivy sudah menutup pintu kamar mandi meski tahu Noah sudah membuka mulutnya untuk menyahuti.“Menyebalkan. Apa dia kira bisa jalan-jalan sendiri? Aku juga bisa!”Ivy terus mengomel selama berganti pakaian. Ia pikir, Noa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 27. Pria Misterius

    Saat Ezra tiba-tiba datang ke kafe tempat Noah dan Ivy sarapan, suasana terasa berbeda. Noah tak bisa menghentikan tatapan tajamnya pada Ezra yang terus mengajak Ivy mengobrol."Akan kutunjukkan restoran sushi yang enak di sini. Kau pasti suka.""Aku tak terlalu suka sushi." Ivy menjawab secara ogah-ogahan.Pasalnya, ia dipenuhi dengan kecurigaan karena kedatangan Ezra.Ivy tak pernah mengatakan pada Ezra kemana ia pergi. Dan sebelumnya, ia pun tak memberitahu Ezra nomor teleponnya."Dia sangat aneh," batin Ivy secara terus-menerus.Sebagai seorang hacker, ia tahu kalau semuanya terasa mencurigakan. Orang awam tak mungkin bisa melacak semudah itu.Maka, ketika Noah pergi ke kamar mandi, Ivy tak tahan untuk bertanya."Sebenarnya siapa dirimu?"Ezra yang sedang minum, menatap Ivy dengan bingung."Aku Ezra! Bukannya kita sudah kenalan? Apa kau hilang ingatan tiba-tiba?”Mata Ivy makin menyipit karena Ezra yang terasa sengaja mengalihkan pembicaraan."Kau tahu, tidak semua orang bisa memi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 28. Hari Jadi Persahabatan

    Ada alasan lain kenapa Ivy lebih memilih Ezra kali ini. Selain karena keadaan Ezra yang terlihat sangat mengenaskan, ia ingin memastikan identitas Ezra.Ivy yakin seratus persen kalau Ezra bukan orang biasa. Ia menduga, Ezra memiliki orang kepercayaan yang merupakan seorang hacker.“Tunggulah di sini. Aku akan mengambil obatmu,” ucap Ivy setelah Ezra ditangani oleh petugas medis di rumah sakit terdekat.Beruntung Ezra bisa berbahasa Jepang sehingga melancarkan komunikasi saat di sini.“Biarkan saja. Ini hanya lebam dan hidungku sedikit patah.” Ezra berkata dengan cengiran.“Kamu masih bisa tertawa di keadaan seperti ini?” tanya Ivy, tak habis pikir.“Di resep dokter tadi ada salepnya. Aku harus mengambilnya untuk lukamu.”Ivy tetap berdiri dari duduknya dan mengabaikan Ezra yang masih terbaring di kasur ruang UGD.Ivy harus berterima kasih pada kemajuan teknologi karena ia bisa mengerti ucapan sang perawat saat menjelaskan penggunaan obat dan salep.“Terima kasih!”Ivy segera melesat

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19

Bab terbaru

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 117. Pertemuan Mengejutkan

    Noah menahan diri untuk tidak tertawa ketika mendengar pengakuan Clara. Ia tetap berlagak terkejut dan keheranan. Ia mengangkat satu alisnya. Rupanya alasan itu yang Clara gunakan untuk menutupi kebohongannya.“Keguguran? Bagaimana bisa?” tanya Noah, masih mengikuti permainan yang Clara buat.“Aku keguguran beberapa hari yang lalu karena jatuh di kamar mandi,” balas Clara dengan sendu. Matanya berkaca-kaca saat menatap Noah. Dan Noah harus mengakui kalau perempuan ini memang sangat layak mendapatkan penghargaan sebagai aktris terbaik sepanjang masa.“Kenapa kau tak bilang?” sahut Noah. Suaranya mulai lelah karena segala kebohongan Clara.“Karena aku takut kau akan meninggalkanku jika aku tak hamil….”Kali ini, Clara berkata dengan jujur. Ia mungkin berbohong tentang semuanya, termasuk kegugurannya. Namun, ia sungguh-sungguh saat mengatakan takut kehilangan Noh.“Aku memang akan meninggalkanmu,” ucap Noah dengan tegas.Clara melebarkan matanya. Ia pun meraih lengan Noah dan menggengg

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 116.  Berakhirnya Sandiwara

    Keesokan harinya, Noah terbangun dengan semangat penuh. Setelah beberapa waktu seperti mayat hidup, baru kali ini ia menjadi lebih bersemangat.Semua ini dikarenakan ia tahu kalau kebusukan Clara akan terbongkar sepenuhnya. Ia bahkan sengaja bangun lebih awal dan menunggu Clara di ruang tengah sampai pukul delapan pagi.“Noah, kau tak berangkat kerja?” Clara bertanya dengan terkejut.Pasalnya, biasanya Noah sudah berangkat ke kantor pagi buta sehingga Clara tak mengira Noah masih berada di rumah. Padahal ia ingin menghindari Noah hari ini karena terlalu takut diajak ke dokter kandungan.“Aku sengaja mengambil cuti hari ini,” balas Noah. “Cuti? Kenapa?” Clara melebarkan matanya. Noah adalah orang yang gila kerja sehingga mengambil cuti adalah hal yang aneh untuknya.“Karena aku tak sabar melihat keadaan bayiku.”Noah mengulas senyum selebar mungkin. Ia menyukai bagaimana raut muka Clara menjadi tegang, tetapi masih berusaha tetap terlihat tenang. “Astaga… kau tak perlu sampai mengam

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 115. Terbongkarnya Rahasia

    Kyla meraih ponselnya dengan cepat dan menekan kontak Noah. Setelah beberapa nada hubung, akhirnya Noah mengangkat panggilannya.“Halo, Kyla? Ada apa?” tanya Noah.Dari suaranya, Kyla tahu kalau Noah cukup terkejut saat menerima panggilannya. Mereka memang bukan teman dekat, jadi mustahil menghubungi jika tak ada hal penting.“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu tentang Clara,” jawab Kyla dengan cepat.Di seberang sana, Noah yang sedang tenggelam dalam kertas-kertas pekerjaan langsung terdiam saat mendengar ucapan Kyla. Ia bahkan berdiri dari duduknya dengan raut wajah penasaran.“Katakan. Katakan apapun yang kau ketahui tentangnya,” ucap Noah dengan lebih tegas.Kyla menelan salivanya dengan susah payah. Suara Noah sangat berat dan menyeramkan hingga membuatnya tak berkutik.“Gawat! Noah marah,” batin Kyla.Kyla sangat gugup dan khawatir, tetapi ia sudah terlanjur menghubungi Noah dan tak bisa bersembunyi lagi.“Baru saja Clara menghubungiku untuk meminta dibuatkan surat keterangan h

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 114. Bukan Aliansi

    Kyla mengerutkan dahinya saat mendengar permintaan Clara yang sangat tak tahu diri. Hal ini membuat suasana hatinya jadi makin memburuk.“Kau harus membantuku,” pinta Clara dengan penuh tekanan. Kyla menyandarkan punggungnya ke kursi dengan lelah. Padahal, ia baru menyelesaikan operasi besar yang berlangsung selama tiga jam. Ia sangat lelah, lapar, haus, dan mengantuk, tetapi saat masuk ke ruang kerjanya malah harus menerima telepon bodoh seperti ini.“Kenapa aku harus membantumu? Aku tak berhutang apa-apa padamu,” desis Kyla.“Aku akan mengabulkan semua permintaanmu! Aku janji! Kau hanya perlu melakukan itu saja agar Noah percaya kalau aku hamil anaknya.”Kyla sudah berniat untuk mengakhiri panggilan itu secara sepihak karena terlalu malas berdebat dengan Clara. Namun, ucapan Clara barusan membuatnya cukup terkejut. Ia bahkan langsung duduk tegak di kursinya.“Apa maksudmu?” tanya Kyla dengan bingung.“Aku harus membuat Noah percaya kalau aku mengandung anaknya. Dengan begitu, dia a

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 113. Jalan Buntu

    Ruang makan itu masih dipenuhi dengan dentingan sendok, garpu, dan piring. Noah dan Clara masih terlihat menikmati makanannya.“Aku senang sekali kau menyukai masakanku. Kapan-kapan akan kumasakkan lagi ya?” ucap Clara dengan senang hati.“Ya, boleh. Aku menantikan maskaanmu,” jawab Noah.Clara membalas dengan senyuman yang kian lebar. Ia meraih piring lauk dan kembali meletakkan beberapa daging di piring nasi Noah. “Makanlah yang banyak!”“Hm. Terima kasih.”Noah berusaha keras untuk menelan makanan itu. Tenggorokannya terus tercekat tiap ia menelan daging itu. Setelah menghabiskan makanannya, ia pun menyiapkan diri untuk berbicara mengenai tes kehamilan pada Clara.“Apa besok kau ada acara?” tanya Noah. Bola mata Clara makin berbinar mendengarnya. “Tidak! Tidak ada! Kenapa? Apa kau akan mengajakku berkencan?” tanyanya kemudian.Sudut bibir Noah terasa kaku karena harus terus terangkat, tetapi ia tetap mempertahankan senyumannya agar Clara terus menatapnya penuh cinta.“Bagaimana

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 112. Raja dan Ratu Akting

    “Noah, bagaimana hasil sidang pertamanya?”Noah baru membuka pintu rumah dan dihadapkan dengan Clara yang bertanya dengan tak tahu malu. Sebisa mungkin Noah menekan emosinya untuk tak menampar perempuan itu dan terus melangkah menaiki tangga menuju kamar. “Kau dan Ivy tetap bercerai, kan? Mediasinya tak berjalan lancar, kan?” tanya Clara. Clara terus mengikuti langkah Noah hingga di puncak tangga. Ia bahkan menahan lengan Noah yang akan berjalan masuk ke dalam kamarnya.“Noah, kenapa kau tak menjawabku? Aku menunggu seharian di sini dengan gugup,” ucap Clara.“Menunggu seharian di rumah dengan gugup?” ulang Noah dengan rahang mengeras.Tatapan mematikan dari Noah membuat pegangan Clara di lengannya terlepas. Clara berjalan mundur secara spontan dan menahan napasnya. “Kenapa dia menatapku seperti itu? Apa dia sudah tahu?” pikir Clara. Ketakutan mendominasi perasaan Clara, tetapi ia berusaha menyembunyikannya sebaik mungkin. “Iya! Aku menunggumu! Jadi, bagaimana hasilnya?” Clara t

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 111. Tunduk Kepada Musuh

    Setelah terdiam cukup lama memandangi data Clara, tiba-tiba saja Noah teringat pesan Ezra yang meminta agar ia memastikan kehamilan Clara setelah melaksanakan tugas pertamanyaIa pun segera menghubungi Ezra lagi untuk memberitahu penemuannya yang penting ini. Ia yakin Ezra tak akan kalah terkejut saat mengetahui siapa penjahat yang berusaha mencelakai Ivy.“Halo, Ezra?” Noah memanggil Ezra dengan menggebu-gebu saat panggilan itu akhirnya terhubung.“Halo? Ya? Kenapa?”Suara Ezra terdengar lebih lirih dari sebelumnya, bahkan terkesan sedang berbisik-bisik karena takut ketahuan.“Kau dimana?” tanya Noah pada akhirnya.Di seberang telepon, Ezra melirik ke arah Ivy yang sedang terlelap di ranjang rumah sakit. Ia pun berdiri karena tak ingin suaranya mengganggu waktu istirahat Ivy.“Sedang di rumah,” balas Ezra, memilih berbohong karena ia tak mau Noah tahu kalau Ivy dirawat di rumah sakit. Noah pasti memaksa datang jika saja dia tahu.“Kau sudah mengantar Ivy kembali ke hotel? Apa dia ba

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 110. Perempuan Berbisa

    Noah sudah menggenggam nomor plat mobil yang berusaha menabrak Ivy. Ia juga sudah memiliki salinan rekaman CCTV sebagai pegangan bukti yang cukup kuat apabila si penabrak tak mau mengakui kesalahannya.Sayangnya, setelah melakukan pelacakan, mobil itu rupanya bukan milik pribadi perseorangan melainkan mobil sewaan. Jadi di sinilah ia sekarang, berdiri di depan Rental Mobil Jaya dengan penuh harapan.“Kau akan tertangkap sebentar lagi, Brengsek,” desis Noah selagi kakinya mengambil langkah cepat untuk memasuki tempat penyewaan mobil itu. “Selamat sore. Ada yang bisa saya bantu? Bapak mau rental mobil yang apa dan berapa lama?”Seorang pegawai perempuan dengan rambut hitam panjang menyapa Noah saat Noah memasuki lobi. Senyumnya terulas lebar untuk memberikan pelayanan terbaik. “Aku ingin bertanya siapa orang yang menyewa mobil ini pagi hari tadi,” ucap Noah sambil menyerahkan foto mobil yang terparkir di pengadilan agama. Senyum di bibir pegawai perempuan itu menjadi kaku. Dia melih

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 109. Penyusunan Rencana Balasan

    Ezra masih mendengar tangisan Noah dari seberang telepon yang tak kunjung reda. Ia pun merasa pusing melihat keadaan noah yang jadi seperti ini.“Aku dijebak, Ezra. Aku yakin aku sudah dijebak oleh Clara… tapi aku tak tahu bagaimana cara membuktikannya,” ucap Noah di tengah isakannya. Kepala Ezra rasanya ditimpuk oleh batu besar. Ia merasa empati dengan keadaan Noah, tetapi juga kesal jika mengingat betapa menyebalkannya Noah selama ini.“Apalagi, Clara sekarang hamil. Aku seperti sedang di ujung jurang kematian,” lanjut Noah. Tangisannya makin menggema hingga Ezra harus menjauhkan ponselnya dari telinga demi kesehatan gendang telinganya. Situasi Noah memang sangat rumit. Mendengar Noah menangis saja sudah cukup mengejutkannya, ditambah kabar kehamilan Clara. Ia jadi berpikir, bagaimana keadaan Noah jika dia tahu kalau Ivy juga tengah mengandung anaknya?“Sudah berapa lama kandungan Clara?” tanya Ezra pada akhirnya. “Aku tidak tahu.”Akan tetapi, jawaban Noah membuatnya tercengang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status