Share

Bab 22. Siasat Setan Licik

Ivy yakin kalau Ezra adalah manusia paling aneh di muka bumi.

“Aku menang lagi!” Ezra tertawa girang saat lemparan dadu menunjuk empat angkah. Tangannya bergerak cepat menjalankan bidaknya sampai ke garis akhir.

“Aku menang lagi! Hahaha!”

Ivy memijat keningnya yang kini berdenyut nyeri karena teriakan Ezra selama setengah jam terakhir.

“Aku masih tak habis pikir kau menahanku di sini hanya untuk menemanimu main monopoli,” desis Ivy.

Saat di dalam lift, Ivy mengira hidupnya sudah berakhir. Ia hanya bisa membayangkan hal buruk.

Kepalanya sudah dipenuhi dengan bayangan Samuel yang melecehkannya selama di Seoul. Dan, ia mengira Ezra akan melakukan hal yang sama.

Nyatanya, Ezra langsung mengeluarkan permainan monopoli dari dalam kopernya setelah menguncinya di kamar hotel.

“Aku sudah menang dua kali. Aku sangat jagoan, kan? Kau payah sekali,” ucap Ezra dengan senyuman sombong.

“Ini hanya game! Apa pentingnya menang dan kalah?” tanya Ivy, terheran-heran.

“Ini penting! Lihatlah!” Ezra menunj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status