Share

Bab 18. Misi Baru

Penulis: Mbak Ai
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-07 20:49:33

Sudah satu bulan berlalu sejak Ivy menjadi istri yang sesungguhnya dari Noah. Terkadang, Ivy masih tak menyangka kalau mereka sudah seperti pasangan normal. Ya, meskipun mereka hanya melakukannya satu kali.

“Mungkin saat itu Noah sedang stres,” pikirnya sewaktu bertanya-tanya tentang alasan Noah.

Yang jelas, tak mungkin Noah melakukannya dengan penuh perasaan. Buktinya, Noah tak pernah menyentuhnya lagi.

Noah bahkan lebih sering membuat jarak darinya. Dulu, mereka sudah cukup jauh. Dan sekarang menjadi kian berjarak.

Seperti saat ini. Noah yang baru pulang setelah satu minggu ada pekerjaan di Malaysia.

“Capek ya?” Ivy meletakkan teh hangat di meja.

Noah tak membalas. Matanya bahkan tetap lurus pada televisi di depannya. Ivy pun mengambil duduk di sebelah Noah.

“Noah….”

Ivy baru memanggil namanya, tetapi Noah sudah mematikan televisi dan beranjak pergi. Sikap Noah yang sangat menghindarinya membuat Ivy kesal sendiri.

“Apa kau sebegitu bencinya padaku sampai tak mau berbicara denganku?!
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 19. Hangatnya Hati yang Dingin

    Tokyo di bulan Desember seperti berada di dunia lain. Salju menumpuk di semua tempat. Ivy melihat beberapa petugas kebersihan terus sibuk bekerja menyingkirkan salju-salju di jalanan.“Hacim!”Ivy bersin untuk yang sepuluh kalinya. Kedua tangannya mengeratkan mantel cokelat dengan tubuh gemetar.Ah, jari-jemarinya seperti mati rasa karena ia tak mengenakan sarung tangan. Ia memang tak memilikinya dan tak sempat membeli di bandara karena Noah terus berjalan dengan cepat hingga ia takut ketinggalan.“Ini.”Ivy yang sibuk menggosok kedua tangannya untuk mencari kehangatan langsung termenung saat melihat Noah menjulurkan syal hitam yang semula berada di lehernya.“Pakailah sebelum kau mati kedinginan,” ucapnya.Akan tetapi, Ivy tak langsung menerimanya. Ia menatap Noah yang kini lehernya mulai memerah karena terkena angin musim dingin.“Tidak perlu. Kau juga kedinginan,” tolak Ivy pada akhirnya.Noah berdecak, “Ya sudah.”Noah melilitkan syal itu kembali ke lehernya. Kemudian ia menatap p

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 20. Harapan Palsu

    Pesta yang menjadi kedok perjanjian bisnis itu berlangsung megah di sebuah hotel bintang lima tak jauh dari tempat Noah dan Ivy menginap. Semenjak masuk ke lobi, Noah sudah menggenggam tangannya erat-erat.Mereka memang harus berakting sebagai suami-istri yang harmonis dan penuh cinta apabila di tempat umum, terutama acara penting yang membawa nama perusahaan Noah.“Itu dia. Pak Mikail. Dia memiliki jaringan bisnis yang luas di bidang hotel dan pariwisata. Bisnisnya sudah menjalar di seluruh dunia,” bisik Noah sambil menunjuk seorang lelaki berkumis putih yang berjarak lima meter dari tempat mereka berdiri.“Aku penasaran. Jika dia orang Indonesia, kenapa repot-repot mengadakan pesta di Tokyo?” balas Ivy.“Hotel ini adalah miliknya. Pesta ini diselenggarakan sebagai tanda Grand Opening. Banyak pebisnis yang diundang dan ingin datang demi menjalin kerja sama. Dia orang sibuk dan jarang sekali memiliki waktu luang sehingga banyak yang menggunakan kesempatan ini untuk mengajukan kolabora

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 21. Terperangkap Siasat Musuh

    Ivy merasa terjebak. Karena tangisan yang tak bisa dibendung, serta rasa takut ketahuan Ezra tentang rahasia pernikahannya, membuat ia berakhir di bar bersama pria dengan rambut panjang yang hampir menyentuh bahu ini.Sudah dua puluh menit Ivy terus terisak dan Ezra yang duduk di sampingnya masih setia mendampingi.“A—aku tidak minum alkohol,” tolak Ivy saat Ezra mendorong segelas vodka untuknya.“Baiklah.”Gelas itu ditarik kembali, lalu dihabiskan dalam sekali tandas. Ivy masih berusaha menghapus air matanya dengan sapu tangan yang sebelumnya diberikan Ezra.“Kau benar-benar telah menyia-nyiakan hidupmu dengan menikahi Noah,” celetuk Ezra.Ivy tak menggubrisnya. Toh, Ezra tak mengetahui kalau hidupnya sebelum menikah dengan Noah bahkan lebih buruk.“Tolong... tolong jangan katakan pada siapapun apa yang kau dengar hari ini,” ucap Ivy dengan gugup sampai-sampai membuatnya tergagap.Ezra mengerutkan dahinya. “Yang mana ya? Tentang suamimu yang bermesraan dengan putri Pak Mikail atau t

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 22. Siasat Setan Licik

    Ivy yakin kalau Ezra adalah manusia paling aneh di muka bumi.“Aku menang lagi!” Ezra tertawa girang saat lemparan dadu menunjuk empat angkah. Tangannya bergerak cepat menjalankan bidaknya sampai ke garis akhir.“Aku menang lagi! Hahaha!”Ivy memijat keningnya yang kini berdenyut nyeri karena teriakan Ezra selama setengah jam terakhir.“Aku masih tak habis pikir kau menahanku di sini hanya untuk menemanimu main monopoli,” desis Ivy.Saat di dalam lift, Ivy mengira hidupnya sudah berakhir. Ia hanya bisa membayangkan hal buruk.Kepalanya sudah dipenuhi dengan bayangan Samuel yang melecehkannya selama di Seoul. Dan, ia mengira Ezra akan melakukan hal yang sama.Nyatanya, Ezra langsung mengeluarkan permainan monopoli dari dalam kopernya setelah menguncinya di kamar hotel.“Aku sudah menang dua kali. Aku sangat jagoan, kan? Kau payah sekali,” ucap Ezra dengan senyuman sombong.“Ini hanya game! Apa pentingnya menang dan kalah?” tanya Ivy, terheran-heran.“Ini penting! Lihatlah!” Ezra menunj

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 23. Di Antara Dua Pilihan

    “Kau yakin ini akan berhasil?” “Iya, percaya saja padaku.”Ivy masih berdiri diam saat tangan Ezra sibuk dengan rambutnya. Gerakannya lurus tadi sudah diacak-acak.Tampilan Ivy di cermin persis seperti orang yang baru bangun tidur.“Aku terlihat jelek sekali,” keluhnya.“Ini belum selesai.” Ezra menyentuh bibir Ivy dengan jempolnya. Ivy sontak melangkah mundur, tapi pinggangnya ditahan oleh Ezra.“Tenang saja, aku tak akan macam-macam. Aku tak tertarik dengan istri orang.”Ivy masih menatap Ezra dengan tajam, tapi akhirnya tetap menurut karena tak mau membuang waktu lebih lama.Noah sudah menunggunya di lobi dan ia tak ingin membuat Noah semakin marah. Apalagi dengan rencana gila Ezra.“Sudah,” cetus Ezra setelah berhasil mengusap lipstik Ivy hingga berantakan ke sudut bibir.“Ini untuk apa sih?” tanyanya, keheranan.“Aku tak percaya kau masih belum sadar juga. Ternyata kau hanya perempuan polos.” Ivy merotasikan bola matanya malas. Semua ucapan Ezra terdengar konyol.“Sudah! Aku m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 24. Menolak Cemburu

    Ivy sadar kalau ia tak akan pernah bisa melawan Noah. Di detik setelah ia memilih Ezra, nyatanya Noah tetap menariknya sampai membuatnya hampir terjatuh.“Apa kau sudah gila?!” Noah langsung membentaknya setelah mereka masuk ke dalam mobil.“Iya! Aku sudah gila! Semua ini juga karena kau yang sudah bersikap seenaknya padaku!”Ivy tak tahu mendapat keberanian dari mana sehingga bisa membalas Noah dengan suara tak kalah tinggi. Mungkin, ucapan Ezra yang sudah menyadarkannya.“Aku sudah bilang kan sejak awal kalau kau harus menurut padaku! Aku yang berkuasa atasmu!”“Aku akan menurut kalau kau bisa bersikap baik padaku! Kau bahkan tak pernah kan menganggapku sebagai istrimu? Aku hanya alat balas dendam yang gagal!”Napas Ivy terengah-engah karena berbicara dengan penuh emosi. Noah terdiam selama beberapa saat, terlihat terkejut karena ia bisa membentaknya.“Kau—”“Maaf karena mengganggu pertengkaran, tapi mohon jangan berisik karena saya tak bisa mengemudi dengan fokus.”Ucapan Noah terp

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 25. Identitas Misterius

    Ivy menunggu kedatangan Noah sampai jatuh tertidur. Ia pikir, Noah akan mengambil kamar lain atau pergi menemui Jinny setelah pertikaian mereka.Kenyataannya, ia menemukan Noah yang terlelap di sebelahnya saat pagi tiba. Noah tertidur dengan tetap memakai setelan kemejanya.“Kapan dia kembali?” gumam Ivy.Tangan Ivy naik untuk mengelus pipi Noah, tetapi gerakannya terhenti di udara kala mengingat kemarahan Noah saat ia mencoba menyentuh keningnya di pesawat dulu.“Lebih baik aku mandi saja.”Baru saja Ivy ingin turun dari kasur, tangannya sudah ditarik oleh Noah. Sontak membuatnya terkejut.“Kau sudah bangun?” tanyanya.Mata Noah perlahan terbuka. Saat pagi hari seperti ini, mata itu menyiratkan ketenangan layaknya debur ombak ringan.“Andai saja dia selalu menatapku seperti itu,” batin Ivy.“Jangan dekat-dekat Ezra. Aku tak suka.”Ivy yang masih terkagum-kagum pada mata indah Noah seketika mendengus malas. Lagi-lagi pembahasan tentang Ezra.“Dia tak seburuk itu! Kenapa aku tak boleh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 26. Kedatangan Yang Tak Tepat

    Noah sudah rapi dengan sweater turtleneck abu-abu gelap dan celana kain hitam yang rapi.Ivy termenung selama beberapa saat di depan pintu kamar mandi kala melihat otot-otot di tangannya karena Noah mengangkat lengan sweater-nya sampai siku.“Kenapa?” tanya Noah ketika menyadari Ivy yang diam-diam memperhatikannya.“Tidak apa-apa! Aku hanya kaget melihatmu pakai baju seperti ini. Biasanya kan hanya kemeja saja,” balas Ivy dengan buru-buru membuka lemari untuk mencari baju ganti.Pilihannya jatuh pada blus putih, rok plaid cokelat kotak-kotak yang panjang, dan mantel berukuran senada yang jatuh sampai mata kakinya.Ia segera kembali ke kamar mandi untuk ganti baju sebelum Noah berkata, “Aku akan keluar. Kau di sini saja.”“Aku juga mau keluar kok,” sahutnya dengan cepat.Ivy sudah menutup pintu kamar mandi meski tahu Noah sudah membuka mulutnya untuk menyahuti.“Menyebalkan. Apa dia kira bisa jalan-jalan sendiri? Aku juga bisa!”Ivy terus mengomel selama berganti pakaian. Ia pikir, Noa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16

Bab terbaru

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 153. Putusan Terakhir

    Sudah satu minggu berlalu sejak siaran langsung yang dilakukan Ivy menggambarkan seluruh negeri. Sampai saat ini, banyak orang yang ikut mengawal kasusnya, bahkan ada beberapa pihak yang ikut angkat suara mengenai kelicikan dan kejahatan Evan.Akan tetapi, Ivy masih gundah karena tidak ada tanda-tanda kemunculan Evan. Ia tak tahu sembunyi dimana ayahnya sampai tak ada orang yang berhasil menemukannya.“Ivy! Ivy!” Ivy yang baru melamun di taman belakang, terkejut saat mendengar teriakan Noah. Ketika ia menoleh, Noah menatapnya dengan mata penuh keharuan.“Ada apa?” tanya Ivy.“Evan sudah ditemukan di bandara. Dia akan melakukan perjalanan ke Amerika. Beruntung pihak bandara sudah mengetahui wajah Evan yang tersebar luas dan segera melaporkan ke pihak berwajib,” jelas Ezra dengan helaan napas lega. Mendengar hal itu, Ivy tak kuasa untuk menangis bahagia. Perasaan gundah yang semula memenuhi dirinya telah sirna seutuhnya.“Kita berhasil, Ivy! Kita berhasil menangkapnya!” seru Noah deng

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 152. Suara Penjahat Yang Tulus

    Clara mengerti dengan suasana tegang yang tiba-tiba memenuhi ruangan. Ia pun paham dengan tatapan tajam dari Noah dan Ezra yang belum percaya kepadanya, meskipun ia sudah sepenuhnya bertaubat.Ia sudah melakukan banyak kejahatan dan menghancurkan hidup Ivy, jadi ia paham dengan perasaan Noah dan Ezra. Oleh karena itu, ia tak tersinggung meski ditatap dengan tajam.“Clara….” Ivy menoleh ke arah Clara dengan mata merahnya.Clara ingin memeluk Ivy, tetapi ia tak bisa melakukannya karena kedua tangannya sudah diborgol. Maka, ia hanya memberikan seulas senyuman dan kembali fokus menatap kamera.“Mungkin kalian terkejut melihat borgol di tangan saya, jadi saya ingin mengungkap kalau saya memang akan ditangkap karena saya terlibat dalam penculikan kakak saya,” tukas Clara.Noah dan Ezra baru bisa bernapas lega setelah mendengar ucapan Clara. Kini, mereka bisa mempercayai Clara sepenuhnya karena perempuan itu benar-benar terlihat tulus dengan mengungkap kejahatannya sendiri.“Kalian mungkin t

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 151. Berita Menggemparkan

    Ivy duduk dengan tegak. Di depan wajahnya sudah terdapat kamera yang menyalah merah, sedangkan di belakang kamera terdapat Noah, Ezra, Bibi Puja, dan Clara.Mereka sudah memutuskan untuk melakukan siaran langsung di kediaman Ezra karena Ezra memiliki banyak alat perlengkapan di bidang teknologi. Tanpa waktu panjang, Ezra dan Ivy mencoba menyusun semuanya sampai siap diluncurkan.“Aku benar-benar takjub melihat kalian,” komentar Noah saat Ivy dan Ezra sibuk menyiapkan senjata.“Sekarang kau sadar kalau sudah menikah dengan perempuan hebat?” tanya Ezra.“Aku memang sudah sadar dari dulu karena buktinya hanya Ivy yang bisa menaklukkan hatiku,” jawab Noah.Ivy hanya tersenyum saat mendengar ucapan penuh rayuan dari Noah. Setidaknya hal itu mampu untuk menenangkan dirinya yang sedang dilanda kegugupan.“Kau siap, Ivy?” tanya Ezra.Ivy mengangguk. “Ya. Mulailah.”Sebelum Ezra menekan tombol merah di komputer yang nantinya akan meretas semua media di indonesia, tangannya sudah berkeringat di

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 150. Kekuatan Bersama

    Ivy menunggu kedatangan Ezra dengan gugup. Meskipun Clara dan Noah terus menanyakan perihal maksudnya, ia tetap tak bisa menjawab.“Tunggu Ezra datang,” balasnya secara berulang kali ketika Clara bertanya ada apa.Ezra juga memegang peran penting dalam rencananya. Ia dan Ezra harus bekerja sama agar semuanya rencana berjalan dengan baik.Setelah menunggu selama hampir tiga puluh menit, akhirnya Ezra datang bersama Bibi Puja. Mereka berdua masuk ke ruangan Clara dengan raut panik. “Bibi Puja?” tanya Clara.Bibi Puja yang sudah panik semakin gelagapan karena melihat Clara. Ia bahkan langsung bersembunyi di belakang tubuh Ezra karena takut berhadapan dengan Clara.“Jadi kau tiba-tiba hilang ternyata ikut dengan mereka?” tanya Clara, lagi.“Ya. Bibi Puja yang membantu Noah dan Ezra,” sahut Ivy.Bibi Puja masih berdiri di belakang Ezra dengan gemetar. Ia takut Clara akan memarahinya ataupun memukulnya. Akan tetapi, Clara tak bereaksi apa-apa selain mengangguk.“Oh.”Melihat reaksi Clara y

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 149. Langkah Besar

    “Keadaanmu sudah sangat membaik. Kau minum obat secara teratur, melakukan terapi dan konsultasi rutin, juga mengerjakan semua tugas yang saya berikan.”Dokter Serlyn tersenyum manis saat mengungkap kemajuan keadaan Ivy. Akan tetapi, ia tahu kalau Ivy sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Meskipun ia melihat senyum Ivy sekarang, gurat wajahnya yang kaku tak bisa mengelabui matanya. “Jadi, apa ada yang mengganggumu lagi akhir-akhir ini?” tanyanya kemudian. Ivy mengangguk kaku, tetapi mulutnya tak kunjung bersuara hingga Dokter Serlyn mengulangi pertanyaannya.“Apa yang mengganggumu, Ivy? Kau bisa mengatakannya kepadaku,” ujarnya. Ivy memainkan jari-jemarinya ketika otaknya berusaha menyusun kalimat yang pas. Dokter Serlyn dengan sabar menanti sampai Ivy bersuara. “Dokter….” Ivy memanggil Dokter Serlyn dengan gugup.Dokter Serlyn mengangguk. “Ya?”“Menurut Dokter apa saya boleh balas dendam?” tanya Ivy dengan sangat lirih. “Kau ingin balas dendam?” tanya sang dokter, cukup terkejut

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 148. Bunga Liar dan Sekuntum Mawar

    Clara sudah dirawat selama satu minggu lebih dan selama itu pula Ivy tak kunjung mendatanginya. Ia sempat terenyuh saat mendengar ucapan Ezra beberapa waktu yang lalu, tetapi semua itu sirna karena Ivy tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.“Ezra pasti hanya bermulut besar. Aku yakin Ivy senang melihatku tak berdaya seperti ini,” gumam Clara sambil menatap langit-langit rumah sakit. Ketika Clara hanyut dalam lamunannya, sayup-sayup ia mendengar suara Ivy. Ia melirik pintu ruang kamarnya dan yakin kalau Ivy yang baru saja berteriak di depan kamarnya. Ivy seperti sedang marah kepada Noah karena ia baru mengetahui keadaannya. Mereka terus berdebat alot sampai akhirnya masuk ke dalam ruangannya. Ia pun langsung menutup matanya dan berpura-pura tidur. Clara tak tahu kenapa ia harus berpura-pura di depan Ivy. Harusnya ia langsung berteriak marah kepadanya seperti biasa. Akan tetapi, ia lebih memilih diam dan terus berakting tak sadarkan diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 147. Sudut Pandang Berbeda

    Clara merasa hidupnya sudah di ambang batas. Ia sudah yakin kalau dirinya akan mati saat disiksa dengan begitu kejam oleh ayahnya karena Ivy berhasil melarikan diri. Ia disekap selama berhari-hari dan akhirnya dibawa pergi dari rumah dengan niatan ingin dibuang.Ayahnya pasti mengira ia sudah menjadi mayat karena diam saja dan terus menutup mata, padahal ia memang sengaja berpura-pura pingsan agar siksaan itu terhenti. Ia juga menahan napasnya saat ayahnya mengecek alur napas di hidungnya.Saat berada di dalam mobil, Clara mendengar desisan ayahnya yang akan melemparkan mayatnya ke dalam lautan. Maka, saat ayahnya berhenti di pemberhentian bensin, ia segera kabur.Ia terus berlari dan bersembunyi hingga akhirnya ia tak sanggup lagi. Ia jatuh pingsan di tepian jalan dekat sungai dan sudah menyerah akan kehidupan.“Sebentar lagi aku pasti mati,” pikirnya.Di detik-detik menyakitkan itu, ia mulai terbayang dengan berbagai memori. Tentang kebersaman dengan mendian ibunya yang menghangatka

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 146. Terkuaknya Hal Tersembunyi

    Ivy melewati lorong rumah sakit dengan jantung yang terus berdebar kencang. Setelah mendengar apa yang Noah sembunyikan, Ivy tak bisa menahan diri untuk tetap bergelung di atas tempat tidur.“Antarkan aku ke rumah sakit sekarang juga!” seru Ivy dengan berlonjak bangun.Ivy bahkan hampir lupa dengan kecacatan kakinya hingga ia hampir terjatuh dari tepat tidur sewaktu ingin bangun. Noah sontak menahan dirinya dan membantunya bersiap-siap dengan cepat.“Kau harus tenang Ivy. Jaga napasmu,” peringat Noah untuk kesekian kalinya.Noah terus mengatakan hal yang sama sejak membantunya bersiap-siap di rumah, di perjalanan menuju rumah sakit, hingga saat ini. Jika dihitung, mungkin sudah dari seratus kali Noah mengatakannya.“Aku akan tenang seandainya kau tak menyembunyikan hal ini dariku!” seru Ivy.“Aku menyembunyikannya karena tahu kalau kau akan bereaksi seperti ini. Aku tak ingin membuatmu makin khawatir,” ucap Noah.“Siapa yang tidak khawatir kalau adikku ditemukan hampir tewas dan sekar

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 145. Sentuhan Yang Dirindukan

    Setelah Noah lebih tenang, ia melepaskan pelukan secara perlahan. Ivy mengapus air mata di wajah Noah dan memberi kecupan di setiap lekuk wajahnya. Noah pun melakukan hal yang sama.Bibir Noah terhenti cukup lama di bibir Ivy. Ia mengulum lembut bibir itu sembari menggendong tubuh Ivy dengan sigap dan membaringkannya ke tempat tidur. Ciuman itu tak terlepas sama sekali sampai Ivy menepuk-nepuk dadanya karena kehabisan napas.Mereka tak pernah melakukannya sejak Ivy siuman dari komanya. Mungkin sudah satu bulan berlalu Noah menahannya.Noah tahu ia harus memendam seluruh hasratnya karena keadaan Ivy yang masih lemah, sama seperti sekarang. Hanya saja posisi mereka yang sudah sangat dekat dan intim seperti ini membuat Noah lebih sulit menguasai diri.Ivy menyadari suasana yang jadi lebih intens di antara mereka. Kedua tangannya melingkar di leher Noah hingga membuat wajah Noah yang berada di atasnya hampir menempel di wajahnya.“Lakukan saja. Tak apa,” lirih Ivy.Noah menelan ludahnya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status