Share

Dokter Kandungan

Author: Yoru Akira
last update Last Updated: 2023-12-13 21:07:38

Napas Alisha masih naik-turun ketika meninggalkan ruangan sang CEO. Sungguh, ia tak ingin berurusan lagi dengan pria itu.

Bertemu dengannya hanya membuat Alisha merasa frustrasi. Padahal bisa kan, seharusnya menggunakan kalimat yang lebih manusiawi ketika berbincang dengan rekan bisnisnya?

Damian justru menggunakan kalimat paling kasar yang pernah Alisha dengar. Bagaimana ia tak stres mendadak jika menghadapi klien yang memiliki tipikal seperti Damian.

Kalau saja Alisha tak menyadari posisinya sebagai pegawai baru di Pixa, ia pasti akan menumpahkan segala serapah yang sudah menumpuk di ujung lidahnya.

Sayangnya, Alisha harus tetap bertahan dengan pekerjaannya saat ini hingga ingin bertahan hidup. Setidaknya sampai rekening tabungannya kembali aman setelah ia gunakan berfoya-foya selama beberapa hari di Paris.

"Sha, kamu nggak apa-apa?" tanya Erika yang membuntuti Alisha dari belakang.

Tanpa sadar, Alisha berjalan cepat hingga meninggalkan ketua timnya itu di belakang.

Perempuan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Menjaga Alisha

    Arlan yang sore itu mengantarkan ibunya untuk melakukan medical check up secara rutin, tampak terkejut ketika melihat Alisha memasuki poli kandungan. Memang, datang ke poli kandungan bukan hanya tentang memeriksakan kehamilan seperti kebanyakan anggapan orang selama ini. Namun, stereotip tentang hal tersebut tak bisa dihilangkan begitu saja dari anggapan kebanyakan orang. Bagi mereka, datang ke poli kandungan hanyalah untuk memeriksakan kehamilan. Begitu juga dengan pemikiran Arlan sebelum menepis jauh-jauh anggapan tersebut. 'Mungkin aku keliru. Bisa saja kan, dia periksa karena terjadi sesuatu pada kandungannya? Bukan berarti mesti hamil.' Ia berbisik dalam hati sebelum memutuskan beranjak dari tempat tersebut. Beberapa langkah dari tempatnya semula, Arlan berubah pikiran dan kembali dengan langkah dengan gusar. Pikiran tentang penyakit yang kemungkinan diderita Alisha justru membuatnya semakin bimbang. 'Apa ini keputusan yang tepat?' Arlan kembali mempertimbangkan keputusanny

    Last Updated : 2023-12-14
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Peringatan!

    Damian menatap dua sosok manusia yang tengah bercanda di sebuah kedai ice cream dengan menahan rasa geram. Ia tak sengaja melihat keduanya ketika hendak mampir ke sebuah toko roti yang berada di seberang jalan kedai ice cream. Matanya itu entah mengapa memiliki penglihatan yang cukup tajam ketika menangkap bayangan Alisha. Seakan ada kekuatan gaib yang membuatnya selalu menyadari keberadaan Alisha. Ia pun tak benar-benar menyadari, kapan hal itu mulai terjadi. Tiba-tiba saja, Damian selalu terpaku pada sosok perempuan itu tanpa pernah ia sadari. Lantas tatapannya tak sanggup teralihkan begitu saja. Hanya saja, sosok lelaki yang berada di samping si perempuan juga secara tiba-tiba membuatnya menjadi kesal. "Cih, bisa-bisanya dia masih tertawa sementara klien memintanya untuk revisi!" gumam Damian pada dirinya sendiri. Kalau saja Damian tak buru-buru sebab sudah ada janji lain yang harus ditepati, ia pasti akan menghampiri mereka dan ... mengacaukan suasana di antara keduanya bara

    Last Updated : 2023-12-16
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Selamat Malam, Tetangga!

    Alisha melirik ke arah pria yang masih berjalan di belakangnya dan mengikutinya masuk ke dalam bangunan apartemen. Ia ingin menegur, tapi bayangan Alfian masih terlihat tak jauh dari apartemen Alisha. Seakan ingin memastikan, apakah pria itu benar calon suami Alisha atau hanya omong kosong belaka. Namun, keberadaan Damian juga membuatnya merasa tidak nyaman. Hingga ia memutuskan buka suara ketika keduanya berdiri di depan pintu elevator yang akan membawanya ke lantai tiga. "Anu ... makasih atas bantuan Anda, Pak. Tapi, Anda tidak perlu mengantar saya," ucap Alisha memberanikan diri. Tapi, Damian justru tersenyum kecut menanggapinya. "Apa aku terlihat peduli dan berniat mengantarmu?" Pria itu bertanya dengan nada dingin. "Eh?"'Lalu buat apa kamu mengikutiku?' imbuh Alisha dalam hati. Ia terlalu takut mengucapkan kalimat tersebut pada sang atasan. Meski tak bisa dimungkiri bahwa dirinya cukup penasaran. "Jangan terlalu percaya diri, Nona. Tidak semua hal harus berkaitan denganmu

    Last Updated : 2023-12-17
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Tetangga Menyebalkan

    Perasaan Alisha semakin berantakan. Baru saja ia memiliki niat untuk menghindari pria yang telah menanamkan benih di perutnya, justru sosok itu tinggal begitu dekat dengannya. 'Apa dia sedang merencanakan sesuatu?' gumam Alisha dalam benaknya. Mengingat betapa marahnya pria itu saat tahu bahwa Alisha adalah perempuan yang dianggap telah melukai harga dirinya. Dia bahkan dengan sengaja mengusik ketenangan Alisha untuk mendapatkan pertanggungjawaban dari perempuan itu. Jelas kepindahan Damian ke samping tempat tinggalnya bukanlah suatu keisengan ataupun kebetulan semata. Lagipula, bagaimana mungkin seorang pria yang semula tinggal di kawasan apartemen elit, mau pindah begitu saja di kawasan apartemen yang sama sekali tak sesuai dengan image-nya. Ya, sekalipun di apartemen tempat tinggal Alisha memiliki beberapa unit tipe mewah yang tentu sama sekali berbeda dengan apartemen sewaan yang ditempati perempuan itu. Menurut keterangan si pemilik apartemen yang ia sewa, setiap lantai mem

    Last Updated : 2023-12-18
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Si Mata-mata

    Selama ini, Damian terus berusaha menyangkal perasaannya. Ketertarikan pria itu pada Alisha terjadi begitu saja. Berawal dari sikap berani si perempuan yang selalu menentangnya, ditambah obrolan dengan Devano yang membahas tentang pernikahan saat pertemuan pertama mereka. Bayangan Alisha hadir begitu saja dalam hidupnya. Selalu ada sesuatu yang menggelitik setiap kali nama itu muncul dalam benaknya. Ia memang murka saat pertama kali mengenali bahwa Alisha adalah perempuan yang telah menghinanya dengan meninggalkan pria itu begitu saja setelah pertempuran panas mereka. Damian berniat membalas dendam dan membuat perempuan itu kesulitan akibat telah mempermainkan dirinya. Bahkan pikiran tersebut masih melekat dalam benak Damian. Ia sering kali kesal setiap kali bertukar tatap dengan Alisha. Bahkan hanya dengan melihat bayangannya saja. Namun, ada sesuatu dalam diri Alisha yang membuat Damian terus memikirkan si perempuan. Hal itu terjadi begitu saja di luar kendali Damian ketika te

    Last Updated : 2023-12-19
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Kecurigaan Damian

    Alisha baru saja membuka mata ketika mendengar ketukan samar di pintu apartemennya. Ini baru pukul lima pagi dan seseorang telah membangunkannya dari alam mimpi. "Siapa sih yang iseng bangunin orang pagi-pagi gini?!" gerutu perempuan itu sambil mengucek matanya yang masih terasa lengket. Meski begitu, tak urung ia tetap bangun dari tempat tidur. Langkahnya gontai menuju pintu akibat rasa kantuk yang tak tertahankan. "Siapa?" teriak Alisha disambut dehaman dari balik pintu. Tanpa melihat wujudnya sekalipun, Alisha bisa menebak siapa orang itu. "Apa yang dia lakukan pagi-pagi buta begini?" gumam Alisha seketika dilingkupi perasaan panik. Ia mondar-mandir di belakang pintu sambil menggigit ujung kuku. Sebelum akhirnya memutuskan membuka pintu dan mendapati Damian berdiri dengan gamang. "Aku menagih sarapan!" ucapnya ketus sambil mendorong pintu apartemen Alisha hingga terbuka lebar. Alisha ternganga. Adegan semalam kembali terulang dan menciptakan dejavu yang tak menyenangkan.

    Last Updated : 2023-12-20
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Insiden di Ruangan Sang Direktur

    Tubuh Alisha menegang. Ucapan Damian benar-benar mengejutkan perempuan itu. Ia tak menyangka, jika pria itu akan mengatakan hal yang tak terduga. Lagipula, dari mana Damian memiliki anggapan yang begitu mengejutkan? Apa sebenarnya Damian sadar bahwa dirinya tengah mengandung anak pria itu? Meski begitu, Alisha tak ingin Damian mengetahui kebenarannya. Dengan cepat ia menjawab pernyataan sang atasan. "Sepertinya pikiran Anda masih tertinggal di tempat tidur, Pak. Ini masih terlalu pagi, pantas jika ucapan Anda ngelantur!""Oh ya? Apa kau pikir begitu?" Damian memangkas jarak di antara mereka. Alisha semakin terdesak dalam kamar mandi. Ruang geraknya terbatas. Ia kian tak berkutik di hadapan sang atasan. "Kalau gitu, katakan! Apa yang kau lakukan di poli kandungan rumah sakit kemarin siang?"Wajah Alisha menegang. Ia tak menyangka jika keberadaannya di rumah sakit kemarin, ternyata diketahui banyak orang. Arlan bukan satu-satunya dan masih ada orang lain yang menangkap basah keber

    Last Updated : 2023-12-22
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Menyimpan Rahasia

    Damian dengan sigap menangkap tubuh Alisha sebelum perempuan itu jatuh menyentuh lantai. Beruntung, refleks si pria cukup tangkas hingga masih sempat menangkap tubuh si perempuan. Pelan, pria itu menepuk pipi Alisha yang tak sadarkan diri. "Alisha! Alisha!" panggil Damian berulang-ulang. Namun, tak juga ada respon dari si perempuan. Damian baru saja berniat membaringkan tubuh Alisha di atas lantai dan hendak melakukan tindakan darurat ketika seruan terdengar dari arah pintu. "Apa yang kau lakukan?!" seru laki-laki itu dengan nada tajam. Di saat bersamaan, Arlan muncul dari balik pintu ruangan sang atasan. Sigap ia menyingkirkan tangan Damian yang hendak memberikan tindakan darurat pada Alisha. "Bukan urusanmu! Minggir sekarang!" bantah sang pria menghalangi Arlan agar tidak ikut campur dengan urusannya. "Harusnya kau yang minggir! Biar aku yang membawa Alisha ke rumah sakit!" Arlan tak mau kalah. Sebisa mungkin, ia menghalangi Damian agar tidak menyentuh Alisha seujung kuku pu

    Last Updated : 2023-12-23

Latest chapter

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Bukan Akhir, Justru Inilah Awal ...

    Dua bulan kemudian ... Hall tempat pernikahan antara Alisha dan Damian berhias mewah warna putih dan kuning gading. Tamu undangan tampak memenuhi aula. Meskipun di antara mereka ada saja yang melirik nyinyir ke arah mempelai perempuan. Itu akibat perut Alisha sudah terlihat mulai buncit di balik gaun pengantin yang ia kenakan. Sebenarnya, Alisha ingin melakukan pemberkatan saja. Tanpa pesta meriah seperti yang berlangsung saat ini. Namun, mana mungkin Harvey mengizinkan? Sekalipun pria itu keras pada awalnya, seiring berjalannya waktu dia mulai melunak dan bersikap hangat kepada Alisha. Tentu saja setelah mengetahui bahwa Alisha mengandung cucunya. Dan, sebagai orang yang dikenal memiliki bisnis yang cukup besar, pria itu tak bisa abai begitu saja atas pernikahan anaknya. Sekalipun mendapat cibiran akibat pengantin perempuannya sudah lebih dulu mengandung. Namun, Harvey seolah justru merasa bangga, sebab kualitas bibit anaknya tak bisa diragukan lagi. Di samping semua it

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Pulanglah Bersamaku

    Damian tampak bingung dengan ucapan Alisha. Tidak banyak yang tahu jika sebelumnya ia memang tidak berencana menikah jika itu tidak dengan Amber. Kalaupun menikah, ia tak ingin memiliki anak, sebab tak ingin bocah tak berdosa itu akan berakhir seperti dirinya. Biar bagaimanapun, Harvey tak akan membiarkan garis keturunannya begitu saja. Pria itu tetap membutuhkan pewaris sampai kapan pun. Oleh sebab itu, Damian tak berpikir untuk memiliki anak jika dirinya menikah kelak. Namun, semua angan itu berubah saat tahu fakta bahwa Alisha mengandung benih miliknya. Damian tidak hanya ingin bertanggung jawab. Tapi juga memiliki keinginan yang baru dalam hidupnya. Bahwa ia ingin memiliki keluarga kecilnya sendiri. Tanpa campur tangan sang ayah. Baik di masa kini ataupun masa depan. "Dari mana kamu tahu kalau aku tidak tertarik untuk menikah?" Damian mengajukan pertanyaan. Selain angannya di masa lalu, ada banyak hal yang harus ia ungkapkan pada Alisha sekarang. Itu penting, jika i

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Bimbang

    Damian mengusap wajahnya. Ia tak terkejut. Namun, setelah mendengar sendiri pengakuan Alisha membuatnya merasa bersalah. Juga gelisah. Pria itu menautkan jari-jarinya dan menunduk untuk mengambil jeda. Dengan gerakan dramatis, ia menyugar rambutnya yang semakin berantakan. Damian tak tahu harus dari mana memulai percakapan setelah mendengar pengakuan Alisha. Sementara perempuan itu, diam-diam menikmati momen yang terjadi saat ini. Kalau saja boleh jujur, ia ingin pria itu mengakui janin dalam kandungannya sebagai anak. Bertanggung jawab penuh sebagai seorang ayah. Sebab, biar bagaimanapun Alisha mulai tertarik pada sang mantan atasan. Entah sejak kapan. Namun, mengingat pembicaraan Damian dan Devano di ruangannya beberapa waktu lalu, membuatnya sangsi. Alisha tak ingin memaksakan kehendaknya yang egois. Lebih dari itu, ia tak ingin dianggap wanita murahan. Cukup lama jeda di antara mereka berlangsung. Keduanya sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga suara b

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Pengakuan Alisha

    Raut muka Damian tampak tegang. Pria itu mondar-mandir di depan ruang gawat darurat rumah sakit. Sudah sekitar satu jam Alisha mendapat penanganan, tapi belum ada satu pun perawat ataupun dokter yang memberinya kepastian. Hanya setengah jam lalu, seorang perawat mengabarkan jika kondisi Alisha cukup buruk. Dokter sedang berusaha menyelamatkan perempuan itu. Kemungkinan terburuk, mungkin Damian harus mendengar kabar jika dia bakal kehilangan calon bayinya. Atau justru keduanya. Setelah mendengar ucapan sang perawat, langkah pria itu tak bisa diam. Ia terus mondar-mandir di depan ruang gawat darurat dengan raut muka cemas. Padahal rencananya, ia akan kembali ke area gudang tua untuk memastikan keselamatan Amber. Pria itu memang tidak mengenai bagian vital yang membuat si wanita dalam bahaya. Meski begitu tetap saja ada rasa khawatir yang menyusup dalam hatinya. Juga rasa bersalah sekaligus menyesal. "Tuan," panggilan Jonathan membuat Damian menoleh ke arah sumber suara.

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Pertemuan Menegangkan

    Sepasang mata Alisha tak berhenti berkedip. Tatapannya terpaku pada sosok pria yang kini merunduk di atasnya. Melindungi dirinya dari suasana mencekam yang masih terus saja terjadi. 'Mimpi?!' bisiknya dalam hati. Dari semua kemungkinan yang ia pikirkan, tak sekalipun terlintas jika Damian yang akan muncul. Menyelamatkannya dari situasi mengerikan. Meski tak bisa ia mungkiri, kecil harapan itu sempat muncul dalam benaknya. Namun, Alisha menyadari jika hal itu mustahil terjadi. Ia tak bisa lupa sorot benci Damian yang menuduhnya. Juga rasa sakit yang begitu memeram jiwanya. 'Tidak. Ini pasti cuma halusinasi.' "Kamu aman sekarang. Jangan takut!" bisikan itu terasa begitu nyata. Tubuh gemetar Alisha berada dalam dekapan erat Damian. Ia bahkan tak bisa lagi membedakan mana mimpi atau kenyataan. Suara itu begitu dekat dan membuat dirinya terjebak dalam sensasi yang memabukkan. Itu kan yang membuatnya menyerahkan diri seutuhnya pada Damian saat pertemuan pertama mereka?! "K

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Dalam Bahaya

    Alisha tersadar jika hari mulai malam saat penjaga kafe menegurnya. Ia buru-buru melihat jam dan tampak kaget saat hari sudah menunjukkan pukul sebelas malam. "Astaga, maaf, Kak. Saya benar-benar lupa waktu," ucap perempuan itu kepada seorang pelayan lelaki yang terlihat lebih tua darinya. "Ya, Kak. Nggak papa. Kami bisa maklum. Banyak pelanggan yang memang merasa nyaman ketika di sini." Alisha tampak salah tingkah. Ia merasa tersindir. Meski sebenarnya ia memang benar-benar tidak bermaksud menyusahkan orang lain seperti sekarang. "Ah, saya benar-benar minta maaf," imbuh Alisha sambil membungkuk sopan. Ia merasa tak enak pada penjaga kafe karena telah menetap terlalu lama hingga menjelang tutup. Sementara hanya sedikit makanan yang ia pesan. Sejak menjelang sore, perempuan itu memang sengaja menghabiskan waktu di kafe tak jauh dari tempat tinggalnya yang baru. Sekalian beraktivitas setelah ia memilih tidur seharian begitu sampai tempat kosnya yang baru siang tadi. Saat p

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Halusinasi?!

    Dor!! Suara tembakan kembali terdengar. Kali ini mengenai kaca samping salah satu mobil yang sebelumnya berjalan beriringan menuju gudang tua di pinggiran kota itu. Sebelum keduanya berhenti dan pria di luar mobil Damian menghampirinya. "Melindungi tuanmu bukan tanggung jawab kami, Tuan. Jadi lindungi sendiri tuanmu. Kami tidak ikut campur!" ucap Damian dingin. "Shit! Sialan!" Pria dengan tatto di pelipis kanannya itu mengumpat sebelum akhirnya berbalik. Berlari menuju mobil yang berhenti di depan gudang tua itu. Pria itu baru saja menyadari jika ada seseorang yang berusaha melenyapkan nyawa tuannya. Sementara di depan sana, sebentar saja menjadi area baku hantam antar dua pengusaha yang seharusnya terlibat transaksi penting malam ini. Dan, salah satu dari pengusaha tersebut menyewa jasa yang ditawarkan Black Rose - organisasi milik Harvey - untuk menyingkirkan rekan bisnisnya. Siapa yang mengira jika rekan bisnis yang hendak dihilangkan nyawanya itu, juga berpikiran untuk

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Sisi Lain Damian

    Damian bersiap. Hari sudah menjelang pukul 11.00 malam. Pria itu tak mau menunggu lebih lama. Ia segera berkemas untuk menjalankan tugas dari Harvey. Orang yang selama ini mengaku sebagai ayah, tapi tidak pernah sekalipun bertindak sebagaimana perannya. Kali ini, ia harus pergi ke pinggiran kota yang membutuhkan perjalanan lebih lama dibandingkan biasanya. Itu yang membuatnya segera bergegas ketika malam belum benar-benar tua. Lagipula ia memiliki motto. Lebih cepat selesai, lebih baik. Itu yang selalu ia jadikan pedoman selama ini. Terlebih ketika berhadapan dengan target dari klien yang harus ia eksekusi dengan cepat. Apalagi kali ini, Harvey menggunakan orang lain sebagai ancaman jika Damian macam-macam. Pria itu semakin gelisah dan ingin hari ini cepat-cepat berlalu. "Saya sudah menyiapkan mobil Anda, Tuan" ucap sang asisten ketika Damian membuka pintu apartemen. Pria berkacamata yang malam ini tetap tampil formal dengan setelan jas warna hitam telah bersiap di depan pin

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Tempat yang Baru

    Perasaan Damian campur aduk. Sejak meninggalkan kawasan apartemen tempat tinggalnya, pikiran pria itu terus tertuju pada Alisha. Penyebabnya hanya saja, sebuah pesan yang dikirimkan sang ayah beberapa saat lalu. Meski berusaha tak peduli seperti biasa, tetap saja ia masih kepikiran. Apalagi secara terang-terangan, pria yang secara alami menjadi musuh terbesar bagi Damian itu, mencatut nama Alisha. 'Lakukan tugasmu dengan benar, atau kau tak akan pernah bertemu Alisha lagi. Selamanya!' Brakk!! "Brengsek!" Damian memukul setir mobilnya sambil mengumpat. Pikirannya semakin kacau. Pikiran dan hatinya tak mau bekerja sama. Ia bisa saja mengabaikan ucapan sang ayah. Bukankah secara langsung Alisha mengatakan jika mereka tak pernah terlibat hubungan satu malam? Itu berarti anak yang dikandung perempuan itu bukanlah benihnya. Meski begitu, kenapa hati Damian terus menolak fakta tersebut? Kenapa ia selalu berpikiran jika anak yang dikandung Alisha adalah benih miliknya? "Apa ak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status