Share

Perdebatan Sengit!

Penulis: Yoru Akira
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-12 22:57:16

"Ah, benar. Tentu Anda sekalian sudah mengenal CEO kami. Beliau juga membantu di Pixa belum lama ini.

"Jadi, saya rasa tak perlu perkenalkan lebih jauh di antara kita."

Pria yang semula menjemput Alisha dan Erika di lobi kantor, membuyarkan keterkejutan sekaligus suasana tegang di antara mereka.

Lalu, meminta para tamunya untuk masuk ke ruangan sang CEO yang urung meninggalkan ruangan.

Alisha masih tertegun. Hampir seminggu ia tak bertemu dengan pria berwajah dingin yang kini duduk di depannya. Suasana di antara keduanya menjadi canggung.

Tak hanya berpura-pura tak kenal, Damian juga tampak lebih dingin dibandingkan saat terakhir kali mereka bertemu.

Padahal, sudah jelas sebelumnya bahwa asisten pria itu - atau siapa pun pria yang sebelumnya menjemput Alisha dan Erika - mengatakan bahwa dirinya pernah bekerja untuk Pixa.

Sementara Alisha kehilangan kata. Cukup banyak kalimat tanya yang berdesakan dalam benak Alisha. Namun, tak satu pun di antaranya yang sanggup diucapkan pada s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Dokter Kandungan

    Napas Alisha masih naik-turun ketika meninggalkan ruangan sang CEO. Sungguh, ia tak ingin berurusan lagi dengan pria itu. Bertemu dengannya hanya membuat Alisha merasa frustrasi. Padahal bisa kan, seharusnya menggunakan kalimat yang lebih manusiawi ketika berbincang dengan rekan bisnisnya? Damian justru menggunakan kalimat paling kasar yang pernah Alisha dengar. Bagaimana ia tak stres mendadak jika menghadapi klien yang memiliki tipikal seperti Damian. Kalau saja Alisha tak menyadari posisinya sebagai pegawai baru di Pixa, ia pasti akan menumpahkan segala serapah yang sudah menumpuk di ujung lidahnya. Sayangnya, Alisha harus tetap bertahan dengan pekerjaannya saat ini hingga ingin bertahan hidup. Setidaknya sampai rekening tabungannya kembali aman setelah ia gunakan berfoya-foya selama beberapa hari di Paris. "Sha, kamu nggak apa-apa?" tanya Erika yang membuntuti Alisha dari belakang. Tanpa sadar, Alisha berjalan cepat hingga meninggalkan ketua timnya itu di belakang. Perempuan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Menjaga Alisha

    Arlan yang sore itu mengantarkan ibunya untuk melakukan medical check up secara rutin, tampak terkejut ketika melihat Alisha memasuki poli kandungan. Memang, datang ke poli kandungan bukan hanya tentang memeriksakan kehamilan seperti kebanyakan anggapan orang selama ini. Namun, stereotip tentang hal tersebut tak bisa dihilangkan begitu saja dari anggapan kebanyakan orang. Bagi mereka, datang ke poli kandungan hanyalah untuk memeriksakan kehamilan. Begitu juga dengan pemikiran Arlan sebelum menepis jauh-jauh anggapan tersebut. 'Mungkin aku keliru. Bisa saja kan, dia periksa karena terjadi sesuatu pada kandungannya? Bukan berarti mesti hamil.' Ia berbisik dalam hati sebelum memutuskan beranjak dari tempat tersebut. Beberapa langkah dari tempatnya semula, Arlan berubah pikiran dan kembali dengan langkah dengan gusar. Pikiran tentang penyakit yang kemungkinan diderita Alisha justru membuatnya semakin bimbang. 'Apa ini keputusan yang tepat?' Arlan kembali mempertimbangkan keputusanny

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Peringatan!

    Damian menatap dua sosok manusia yang tengah bercanda di sebuah kedai ice cream dengan menahan rasa geram. Ia tak sengaja melihat keduanya ketika hendak mampir ke sebuah toko roti yang berada di seberang jalan kedai ice cream. Matanya itu entah mengapa memiliki penglihatan yang cukup tajam ketika menangkap bayangan Alisha. Seakan ada kekuatan gaib yang membuatnya selalu menyadari keberadaan Alisha. Ia pun tak benar-benar menyadari, kapan hal itu mulai terjadi. Tiba-tiba saja, Damian selalu terpaku pada sosok perempuan itu tanpa pernah ia sadari. Lantas tatapannya tak sanggup teralihkan begitu saja. Hanya saja, sosok lelaki yang berada di samping si perempuan juga secara tiba-tiba membuatnya menjadi kesal. "Cih, bisa-bisanya dia masih tertawa sementara klien memintanya untuk revisi!" gumam Damian pada dirinya sendiri. Kalau saja Damian tak buru-buru sebab sudah ada janji lain yang harus ditepati, ia pasti akan menghampiri mereka dan ... mengacaukan suasana di antara keduanya bara

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Selamat Malam, Tetangga!

    Alisha melirik ke arah pria yang masih berjalan di belakangnya dan mengikutinya masuk ke dalam bangunan apartemen. Ia ingin menegur, tapi bayangan Alfian masih terlihat tak jauh dari apartemen Alisha. Seakan ingin memastikan, apakah pria itu benar calon suami Alisha atau hanya omong kosong belaka. Namun, keberadaan Damian juga membuatnya merasa tidak nyaman. Hingga ia memutuskan buka suara ketika keduanya berdiri di depan pintu elevator yang akan membawanya ke lantai tiga. "Anu ... makasih atas bantuan Anda, Pak. Tapi, Anda tidak perlu mengantar saya," ucap Alisha memberanikan diri. Tapi, Damian justru tersenyum kecut menanggapinya. "Apa aku terlihat peduli dan berniat mengantarmu?" Pria itu bertanya dengan nada dingin. "Eh?"'Lalu buat apa kamu mengikutiku?' imbuh Alisha dalam hati. Ia terlalu takut mengucapkan kalimat tersebut pada sang atasan. Meski tak bisa dimungkiri bahwa dirinya cukup penasaran. "Jangan terlalu percaya diri, Nona. Tidak semua hal harus berkaitan denganmu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Tetangga Menyebalkan

    Perasaan Alisha semakin berantakan. Baru saja ia memiliki niat untuk menghindari pria yang telah menanamkan benih di perutnya, justru sosok itu tinggal begitu dekat dengannya. 'Apa dia sedang merencanakan sesuatu?' gumam Alisha dalam benaknya. Mengingat betapa marahnya pria itu saat tahu bahwa Alisha adalah perempuan yang dianggap telah melukai harga dirinya. Dia bahkan dengan sengaja mengusik ketenangan Alisha untuk mendapatkan pertanggungjawaban dari perempuan itu. Jelas kepindahan Damian ke samping tempat tinggalnya bukanlah suatu keisengan ataupun kebetulan semata. Lagipula, bagaimana mungkin seorang pria yang semula tinggal di kawasan apartemen elit, mau pindah begitu saja di kawasan apartemen yang sama sekali tak sesuai dengan image-nya. Ya, sekalipun di apartemen tempat tinggal Alisha memiliki beberapa unit tipe mewah yang tentu sama sekali berbeda dengan apartemen sewaan yang ditempati perempuan itu. Menurut keterangan si pemilik apartemen yang ia sewa, setiap lantai mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Si Mata-mata

    Selama ini, Damian terus berusaha menyangkal perasaannya. Ketertarikan pria itu pada Alisha terjadi begitu saja. Berawal dari sikap berani si perempuan yang selalu menentangnya, ditambah obrolan dengan Devano yang membahas tentang pernikahan saat pertemuan pertama mereka. Bayangan Alisha hadir begitu saja dalam hidupnya. Selalu ada sesuatu yang menggelitik setiap kali nama itu muncul dalam benaknya. Ia memang murka saat pertama kali mengenali bahwa Alisha adalah perempuan yang telah menghinanya dengan meninggalkan pria itu begitu saja setelah pertempuran panas mereka. Damian berniat membalas dendam dan membuat perempuan itu kesulitan akibat telah mempermainkan dirinya. Bahkan pikiran tersebut masih melekat dalam benak Damian. Ia sering kali kesal setiap kali bertukar tatap dengan Alisha. Bahkan hanya dengan melihat bayangannya saja. Namun, ada sesuatu dalam diri Alisha yang membuat Damian terus memikirkan si perempuan. Hal itu terjadi begitu saja di luar kendali Damian ketika te

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Kecurigaan Damian

    Alisha baru saja membuka mata ketika mendengar ketukan samar di pintu apartemennya. Ini baru pukul lima pagi dan seseorang telah membangunkannya dari alam mimpi. "Siapa sih yang iseng bangunin orang pagi-pagi gini?!" gerutu perempuan itu sambil mengucek matanya yang masih terasa lengket. Meski begitu, tak urung ia tetap bangun dari tempat tidur. Langkahnya gontai menuju pintu akibat rasa kantuk yang tak tertahankan. "Siapa?" teriak Alisha disambut dehaman dari balik pintu. Tanpa melihat wujudnya sekalipun, Alisha bisa menebak siapa orang itu. "Apa yang dia lakukan pagi-pagi buta begini?" gumam Alisha seketika dilingkupi perasaan panik. Ia mondar-mandir di belakang pintu sambil menggigit ujung kuku. Sebelum akhirnya memutuskan membuka pintu dan mendapati Damian berdiri dengan gamang. "Aku menagih sarapan!" ucapnya ketus sambil mendorong pintu apartemen Alisha hingga terbuka lebar. Alisha ternganga. Adegan semalam kembali terulang dan menciptakan dejavu yang tak menyenangkan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Insiden di Ruangan Sang Direktur

    Tubuh Alisha menegang. Ucapan Damian benar-benar mengejutkan perempuan itu. Ia tak menyangka, jika pria itu akan mengatakan hal yang tak terduga. Lagipula, dari mana Damian memiliki anggapan yang begitu mengejutkan? Apa sebenarnya Damian sadar bahwa dirinya tengah mengandung anak pria itu? Meski begitu, Alisha tak ingin Damian mengetahui kebenarannya. Dengan cepat ia menjawab pernyataan sang atasan. "Sepertinya pikiran Anda masih tertinggal di tempat tidur, Pak. Ini masih terlalu pagi, pantas jika ucapan Anda ngelantur!""Oh ya? Apa kau pikir begitu?" Damian memangkas jarak di antara mereka. Alisha semakin terdesak dalam kamar mandi. Ruang geraknya terbatas. Ia kian tak berkutik di hadapan sang atasan. "Kalau gitu, katakan! Apa yang kau lakukan di poli kandungan rumah sakit kemarin siang?"Wajah Alisha menegang. Ia tak menyangka jika keberadaannya di rumah sakit kemarin, ternyata diketahui banyak orang. Arlan bukan satu-satunya dan masih ada orang lain yang menangkap basah keber

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Dia Benar-benar Pergi?

    Setelah melampiaskan kemarahannya, Arlan bergegas keluar kantor. Ia tak lagi peduli dengan rekan kerjanya yang lain ataupun sang atasan. Bahkan pria itu sama sekali tak peduli ketika Devano mencegahnya supaya jangan pergi. "Jangan kejar lagi! Beri dia waktu untuk memikirkan semua ini." Devano menahan Arlan yang hendak mencari Alisha. "Om, aku nggak bisa diam aja sementara di luar sana dia nggak punya orang lain buat bersandar!" tegas Arlan tak terkendali. Membongkar identitasnya sebagai keponakan sang CEO dari pernikahan adik sang ibu dengan Devano, yang selama ini disembunyikan. Itu pula yang membuatnya dengan mudah memasukkan Alisha dalam departemen kreatif atas rekomendasi darinya. "Ini masih jam kerja," ucap Devona mencoba menahan Arlan. Namun, sepertinya keponakannya itu tetap tak mau dengar. Arlan bergegas menuju tempat parkir yang baru saja disinggahinya beberapa saat lalu. Dengan sedikit ngebut, ia mengendarai mobilnya membelah jalanan ibukota. Macet. Sudah pasti. Hal

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Kemarahan Arlan

    Arlan menjadi orang terakhir yang tahu tentang kehebohan di kantor begitu datang. Ia sama sekali tidak mengecek ponsel - apalagi grup perusahaan - selama perjalanan menuju kantor Pixa. Pria itu begitu fokus menyetir. Terlebih di jam-jam macet saat dirinya berangkat hari ini. Tidak seperti biasa, ia memang sedikit terlambat hingga membuatnya terjebak dalam kemacetan cukup lama. Begitu sampai kantor lima belas menit setelah jam masuk, ia diserbu oleh Erika dan yang lain. "Dari mana aja? Kenapa mesti telat di hari genting kayak gini?" tanya Erika dengan wajah panik. "Kenapa? Ada apa? Segenting apa sih sampe bikin kalian tegang gitu?" Arlan masih sempat bercanda. Ia sama sekali tidak mengetahui huru-hara apa yang tengah terjadi. Erika menghela napas panjang. Ia melirik kepada rekan kerjanya yang lain sebelum menjawab pertanyaan pria muda itu. "Alisha mengundurkan diri. Gosipnya rame tersebar di grup perusahaan. Apa kamu nggak tahu tentang sesuatu?" tanya Mariska cukup berhati-hati

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Memilih Pergi

    Dada Alisha terasa sesak. Rasanya lebih menyakitkan ketika Damian merebut surat pengunduran dirinya dan membubuhkan tanda tangan. Padahal ia sendiri yang mengambil keputusan tersebut. Kenapa ia harus merasa terluka? Apa karena Damian lebih memilih percaya dengan apa yang dia lihat, ketimbang Alisha? Ya, lagipula siapa yang tidak salah paham, jika melihatnya berdua mengantre di depan poli kandungan bersama Arlan? Orang lain bisa jadi juga memiliki pemikiran yang sama. Perlu diingat lagi, Alisha bahkan tak mau mengakui jika malam di mana keduanya menghabiskan waktu bersama, telah membuahkan hasil dalam rahimnya. 'Benar Alisha, ini masalahmu sendiri!' suara dalam benak Alisha memberi peringatan. Ia tak boleh gentar. "Terima kasih, Pak. Saya pamit," ucapnya saat mengambil kembali surat pengunduran diri yang telah ditandatangani oleh Damian. Ia hendak pergi ketika Damian memanggilnya. "Tunggu! Bagaimana kamu akan menjelaskan pada pihak HRD?" tanya pria itu dengan sorot mata dingi

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Mengundurkan Diri

    Arlan menatap perempuan yang duduk di sampingnya. Mereka sedang antre obat yang harus ditebus setelah melakukan pemeriksaan. Pikiran pria itu berkecamuk. Kemunculan Damian yang tiba-tiba dan mengucapkan kalimat absurd, mengganggu pikiran Arlan. Sementara Alisha tak banyak bicara. Ia memilih bungkam tanpa mengatakan apa pun, meski Arlan berulang-ulang mengajukan pertanyaan. Meski begitu, Arlan memahami satu hal. Sepertinya, pria itulah yang telah menanamkan benih dalam rahim Alisha. Melihat gelagat sang junior, sepertinya dugaannya tak terbantahkan. "Nona Alisha," panggilan dari microphone mengalihkan pikiran Arlan. Ia menoleh ke kanan, sepertinya ada manusia yang lebih penuh pikirannya ketimbang pria itu. Sebagai gantinya, Arlan yang bangkit dari tempat duduk. Menuju ke loket pengambilan obat. Setelah mendengarkan penjelasan dari petugas apoteker yang berjaga, barulah ia meninggalkan tempat tersebut. Kembali kepada Alisha yang masih tampak bengong di tempatnya. "Ayo, aku aka

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Pria yang Lain

    Alisha tak sanggup menyembunyikan ekspresi terkejut di wajahnya. Ia tampak gugup. Membuat Damian semakin mencurigai sikap perempuan itu. "Melihat reaksimu, sepertinya benar telah terjadi sesuatu setelah malam itu bukan?" desak Damian semakin gencar. Perempuan itu menggeleng cepat. Menyangkal pertanyaan sang atasan. "Tidak terjadi apa pun, Pak. Kalau itu yang ingin Anda dengar! Anda salah paham jika beranggapan telah terjadi sesuatu malam itu." 'Kalau begitu, kenapa kamu bersikap seolah ada makhluk hidup dalam perutmu?' Itu yang ingin dikatakan Damian. Namun, lidah pria itu terasa kelu. Damian menelan kembali kalimat di ujung lidahnya setelah menyadari jika ucapannya hanya akan memperkeruh suasana di antara mereka. Apabila memang terjadi sesuatu setelah malam itu, ia harus menggunakan pendekatan yang berbeda untuk merebut hati ibu sekaligus anaknya. Ya, Damian meyakini satu hal, perempuan itu tengah mengandung anaknya. Itulah alasan kuat yang membuat pikirannya kacau akh

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Benar Tak Terjadi Apa Pun Setelah Malam itu?

    Alisha tak bisa menghindari tatapan Damian. Pria itu menunjukkan sikap dominannya sebagai seorang pria. Di saat yang sama, sorot matanya Alisha tak bisa menghindari tatapan Damian. Pria itu menunjukkan sikap dominannya sebagai seorang pria. Di saat yang sama, sorot matanya juga seakan pria itu begitu mendamba pada Alisha. Menyudutkan Alisha yang tak sanggup mengalihkan tatapan dari sang atasan. "Apa yang membuatmu benci padaku? Katakan!" Alisha tergagap. Ia tak pernah membenci pria di depannya itu. Bagaimana bisa Alisha memiliki perasaan itu, jika tahu bahwa Damianlah ayah dari anak yang ada dalam kandungannya. Sekalipun ingin, Alisha tak pernah benar-benar bisa membenci pria yang telah memberikan pengalaman tak terlupakan malam itu. Bahkan dengan kurang ajarnya, Alisha terkadang masih membayangkan sensasi memabukkan itu menguasai dirinya pada momen-momen tertentu. Ia terpikat. Dirinya telah menyatu dengan pria yang berdiri di depannya itu tanpa sanggup menghindarinya seperti

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Kita Harus Bicara

    Damian tersenyum getir begitu Alisha menghilang dari pandangannya. Perempuan itu mengancamnya? Yang benar saja! Padahal bukan seperti ini yang Damian harapkan. Hingga pintu ruangan kembali terbuka disusul wajah Devano yang mengerut. Tampak heran dengan ekspresi wajah Damian yang seakan ingin menelan orang hidup-hidup. "Urusanmu dengan pria tua itu masih belum selesai?" ucap Devano mengalihkan perhatian Damian. Pria itu hanya bungkam tanpa berniat menjawab ucapan sang atasan yang juga sahabat karibnya. "Oh, bukan masalah itu ya. Lalu, siapa? Apa mungkin asistenmu?" ucap Devano kemudian ketika tak mendapat respon dari Damian. Meski tak secara terang-terangan, kali ini Damian memberikan respon dengan mendengus kesal. Dengan rahang tetap mengeras sambil menatap tak fokus ke sudut ruangan. "Ternyata benar karena Alisha. Sekarang apalagi?" Devano terus berbicara meski tak juga mendapatkan respon dari sahabatnya itu. Sudah biasa. Jika lelah sendiri, Damian pasti akan men

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Desakan

    Semakin lama, Damian semakin curiga dengan sikap Alisha. Ini hari ketiga di mana perempuan itu telah resmi menjadi asistennya. Bahkan Alisha mendapatkan meja tersendiri di ruangan Damian dan terpisah dari karyawan yang lain. Melihat hal itu, sepertinya sang pemilik perusahaan sudah mengizinkan Damian mengambil langkah tersebut. Meski timbul perasaan pada Alisha mengingat orang-orang di ruang Departemen Kreatif menatapnya sejak menjadi asisten sang atasan. Kecuali para ketua tim yang sudah akrab dengan perempuan itu sejak pertama kali ini bergabung dengan perusahaan ini. Tatapan iri justru terlihat jelas dari para rekan kerja seumurannya. Tak terkecuali Mazaya dan Arin yang mendeklarasikan permusuhan di antara mereka. Setelah insiden yang membuat keduanya dihukum pun, mereka tak juga jera dan masih berusaha mencari masalah dengan Alisha. Bahkan kini secara terang-terangan menyindir perempuan itu setiap kali berpapasan. Alisha memilih tak ambil pusing. Kerjaannya semakin banyak dan

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Tatapan Curiga

    Ruangan yang sempat sunyi akibat sikap impulsif Damian, kini justru ramai akibat ucapan sang atasan. Mereka saling pandang sebelum akhirnya menggoda staf junior yang baru bergabung beberapa minggu terakhir. "Apa itu tadi? Jadi asisten Pak Damian?" Erika mengulang ucapan Damian begitu sang atasan kembali ke ruangannya. "Jadi, apa yang terjadi sampai hubungan kalian berkembang sepesat ini?" goda Rini yang lebih dulu mencium gelagat aneh sang atasan dan staf junior di divisi mereka. "Yakin, pasti ada yang terjadi kan di antara kalian? Kalau nggak, mana mungkin si Snowman itu tiba-tiba perhatian. "Lalu, apa katanya tadi? Asisten? Wah, ini sih awal kebucinan," ucap Mariska tak kalah antusias menggoda Alisha. "Mbak, bukan gitu. Yang ada, ini tuh perbudakan jenis baru tahu!" Alisha mengelak. Kebucinan apanya? Justru Damian secara terang-terangan bakal menjerat dirinya sebagai budak. Alisha menghela napas panjang. Sepertinya mulai hari ini, hari-harinya semakin berat saja. "Ck, aku si

DMCA.com Protection Status