Share

Pindah Kerja

Penulis: FitriElmu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-11 13:49:43

Pagi-pagi, Kalea geger melihat mejanya sudah dihuni karyawan lain.

"Loh, Miko! ini kan meja gue?" seru Kalea. Menatap tak terima.

"Itu kan kemarin, Kal. Sekarang meja gue."

"Lah, mana bisa?! Tiba-tiba pindah aja," sungut Kalea, kesal.

Hana dan Kevin yang melihat keributan itu hanya menonton. Mereka juga gak tahu tiba-tiba Miko pindah ke meja Kalea. Dia bilang dia dapat perintah.

"Lah, gue juga cuma disuruh, Kal. Mana mungkin gue main pindah-pindah aja. Yang ada kena SP gue ntar," Miko membela diri.

Iya juga sih. Tapi, tetep aja kan ....

"Terus, gue dimana, dong?" Kalea mencebik. Harusnya gak tiba-tiba gini dong. Ditambah, perintahnya sepihak. Dia aja gak tahu apa-apa.

"Ya gue gak tahu, Kal." Miko menggendikkan bahu santai. Kembali merapikan meja yang beralih jadi miliknya itu.

"Emang yang nyuruh siapa, Mik?" Kevin menimpali. Tatapannya menyelidik. Siapa tahu Miko bohong.

"Pak Lino. Tadi pagi gue ditelpon beliau, disur
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Cinta Elbarra   Pergi Berdua

    "Aaahh ... Akhirnya selesai juga," Kalea merentangkan tangan, memutar pelan lehernya ke kanan dan kiri. Lantas mematikan laptop dan bersiap-siap untuk pulang. Kalea mengerling pandang ke ruangan sebelah. Belum ada tanda-tanda si boss bakal keluar. Ck. Jangan bilang pemuda itu lembur. Alamat dia juga gagal pulang. Ya kali, dia nekat pulang sementara bossnya saja belum pulang. Huft. Padahal dia sudah beres. Tinggal pulang.Kalea meletakkan dagunya di meja kerja. Membuat bibirnya manyun otomatis. Beberapa saat kemudian ponselnya berdering. Tanda ada panggilan masuk. Dengan malas gadis itu merogoh tasnya. Mengambil ponsel tanpa merubah posisinya. Bahkan menekan tombol hijau dengan gerakan malas. "Halo ...""Jangan langsung pulang."Gadis itu tersentak. Sontak menegakkan tubuhnya, mengangkat wajah. Menjauhkan ponsel demi memastikan siapa yang memanggil. Padahal dia tahu, itu suara Barra."Eoh?" ucapnya, cengo."Tunggu seben

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Jerat Cinta Elbarra   Minuman Aneh

    "Ganti disini saja," tukas Barra saat dirinya mendekat. Pria itu tampak sibuk dengan ponselnya. Sampai melihat ke arahnya saja enggan. Namun, reaksi yang didapatnya justru lain. Barra menatapnya tajam dengan mata menyipit. Dengkusan lirih terdengar. Tanpa kata, pria itu beranjak dari duduknya, mengabaikan Kalea yang bingung dengan reaksi pria tersebut. "Emang jelek banget, ya?" Kalea bermonolog. Menatap penampilannya sendiri. Ya wajar saja. Dia ambil baju termurah disini. Apa yang diharapkan? "Coba ini." Barra menyodorkan gaun ke arahnya. Gaun cantik yang sebenarnya dia incar. Tapi urung karna harganya di luar nalar. "Tapi ini mahal, pak. Gaji saya kurang." "Memang apa urusannya dengan gajimu? Cepat, dicoba sana." Kalea menerimanya ragu. Dia masih bimbang. Tapi akhirnya dia kembali ke ruang ganti. Dengan membawa gaun tersebut. Menatap nanar bandrol harga di gaun itu. Lima puluh juta. Yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Jerat Cinta Elbarra   Cinta Pertama

    "Aku gak serius sama Kalea, Ji. Kamu tahu itu kan? Aku sayang banget sama kamu. Jadi, tolong bersabar sebentar lagi ya? Please."Deg.Rasanya seperti sebuah pedang tajam menusuk ulu hati gadis itu. Meski dia tahu, kebenarannya memang seperti itu. Bukan dirinya yang berada di hati pemuda bernama Raka Elfriyando.Dan ... Demi melihat pemuda itu menggenggam hangat jemari gadis lain, gadis itu tersenyum getir."Bang Raka, mbak Jini, hai ... Aku datang terlambat ya? Hehe."Sontak kedua insan itu menoleh. Raut kaget sempat tertangkap indera penglihatan Kalea. Tapi hanya sementara. Karna dengan cepat raut itu berganti normal."Loh, kok sendiri, Kal. Barra mana?" tanya Raka."Gak tahu tuh. Kayak bang Raka gak tahu aja, senyebelin apa Barra. Haha."Elbarra adalah adik Raka. Seumuran Kalea Makanya anak itu nyebelin banget. Bukan karna jahil. Tapi, cuek dan ketusnya itu, yang bikin kesel melihatnya."Lah! Gimana Barra itu. Orang abang minta tolong buat jemput kamu sekalian. Malah biarin kamu dat

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Jerat Cinta Elbarra   Tom And Jerry

    "Sial! Buku pr gue mana?" gerutu Kalea. Mengobrak abrik isi tasnya. Namun sayangnya, buku yang dia cari keberadaannya gak kunjung dia temuin. Pluk!Kalea menghentikan gerakannya. Mendapati buku bersampul coklat di hadapannya. Sementara itu, si pelaku dengan santai melenggang ke depan. Barra! Ngapain dia ngasihin buku pr nya ke dia? Sementara, konsekuensi dari gak bawa buku, jelas dapat hukuman. Cowok itu gil-a apa ya? Malah ngasihin buku pr-nya ke dia."Barra! Stt! Ini apaan?" Tapi cowok itu gak menggubris panggilannya yang serupa bisikan itu."Barra, lo gak bawa buku pr-mu?"Gil-a! Cowok itu memang gila. Sama sekali gak ada raut khawatir kalau dia bakal kena hukuman. Apalagi, pak Ratno terkenal dengan guru yang tanpa ampun. Galaknya super beuh pokoknya.Kalea menahan napas. Meremat buku pr Barra Apa harus, dia sejahat itu dengan mengakui kalau buku pr ini miliknya?"Kamu keluar. Lari kelilingi lapangan sepuluh kali."Tanpa protes atau apapun, dengan cueknya Barra melenggang keluar.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Jerat Cinta Elbarra   Egois Atau Bodoh?

    Tenang aja. Meski nasib Kalea kerap sial, tapi dia gak pernah ngeluh. Barra emang nyebelin. Tapi obatnya ada pada abangnya, alias Raka. Rasa kesal dan umpatan yang seharian menghiasi, luntur sudah kalau sudah bertemu Raka. Yah, anggap aja Barra adalah cobaan untuk penyatuan cintanya dengan Raka. Buktinya sekarang, dia sudah duduk manis, di ruang tengah keluarga tetangga. Mengobrol asyik dengan tante Anggi, juga si obat nyamuk Barra. Gak tahu apa fungsi makhluk itu. Ikut ngobrol enggak, tapi nongol aja."Berarti dua bulan lagi kalian lulus, dong.""Hehe. Iya, Tante. Seneng deh. Bentar lagi jadi mahasiswi. Hehe."Yah, semoga aja gak sekampus sama si kampret Barra lagi. Sumpah, dia bertekad gak akan sekampus, apalagi satu jurusan dengan Barra lagi. Sudah cukup tahun-tahun yang terlewati. Sampek sekarang tempat duduk aja depan belakang."Syukurlah. Lebih cepat lebih baik. Tante udah gak sabar punya mantu kamu.""Iih, tante bisa aja. Hehe."Mendapati ekspresi mual Barra, Kalea melotot. Ema

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Jerat Cinta Elbarra   Si Menyebalkan Barra

    Andai ... Andai saja pengakuannya saat itu tidak terjadi. Apakah, nasibnya gak akan sesakit ini?Harusnya, dia pendam saja perasaannya. Seperti saat itu, saat dirinya belum punya keberanian bodoh itu. Saat dirinya masih malu-malu menunjukkan perasaannya. Saat hanya Barra yang tahu perasaannya. Jauh, sebelum insiden pengakuan nekatnya..."Raka jadi pulang, mbak Nggi?"Di ruang tengah, Kalea mendengar obrolan mamanya dengan mama Barra. Tadi dia diajak mamanya main ke rumah tetangga. Dia ikut-ikut aja. Tapi lebih suka rebahan di ruang tengah. Mainan ponsel."Katanya sih semester besok mau pulang. Tapi ya gak tahu, jadi apa enggak. Liburnya gak tentu. Waktu itu sih katanya lagi persiapan buat penelitian."Mendengar nama Raka disebut, Kalea senyam senyum. Ini salah satu alasan dia tetap bersabar meski punya tetangga menyebalkan semacam Barra. Kalea menyukai Raka, kakaknya Barra. Sayangnya Raka sedang kuliah ke luar kota. Dan ngekos disana. Raka hanya pulang saat liburan semester saja.Ah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Jerat Cinta Elbarra   Tapi Perhatian

    Keseimbangan Kalea hilang. Tubuhnya oleng dan terjatuh menghantam lantai. Begitu pula mangkuk dan gelas yang dibawanya, terlempar entah kemana. Yang jelas, suara pecahannya renyah di telinga. Kalea meringis. Pantatnya menghantam keras lantai. "Astaga, Kalea!"Gita tergopoh menghampirinya. Membantunya berdiri."Mana yang sakit?" tanyanya perhatian. Memeriksa seragam Kalea, yang juga terciprat kuah sebelum melayang. Roknya juga kotor."Gue gak papa, Git," ringisnya pelan. Namun ada yang lebih penting dari itu. Netranya tertuju pada Barra. Pecahan mangkuk dan gelas itu berada di bawah Barra. Kalea menelan salivanya kasar. Seragam Barra kotor. Baju putihnya berganti warna kecoklatan akibat terkena kuah baksonya. "Barra, sory ...."Barra menatapnya dingin. Dengan gerakan cepat, dia menarik tangan Kalea. Menimbulkan bisik-bisik ricuh di kantin."Bar, tunggu. Gue urus mangkok gue dulu."Tapi Barra mengabaikan permintaannya. Justru cowok itu makin mempercepat langkahnya, membuat Kalea kesul

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Jerat Cinta Elbarra   Yes or No?

    "Kalea." Kalea membalas uluran gadis itu."Salam kenal ya, semoga kita bisa jadi temen."Kalea tersenyum tipis. Dan sangat kebetulan, bel berbunyi."Gue ke kelas dulu.""Bareng aja, kelasnya juga cuma sebelahan."Kalea mengangguk. Tapi dia gak nyangka aja, Kim menggandeng tangannya. Mengajaknya jalan duluan. Kalea menoleh , Gita aja kaget sampai melongo di tempat. "Eh, Kim, temen gue ketinggalan.""Yang mana? Oh, itu ... Aku kira dia bukan temanmu," ujar Kim santai. Menghentikan langkahnya tanpa melepas tangan Kalea.Gita menyusul kemudian. Ketiganya berjalan menuju kelas..."Kayaknya Kim deketin lo, deh, Kal," bisik Gita begitu mereka sampai di kelas. Kim sendiri sudah masuk ke kelasnya, di samping."Ngapain deketin gue? Gue juga bukan orang penting," Kalea mengangkat bahunya, tak mau ambil pusing."Ya mungkin aja karna lo deket sama Barra. Buktinya dia deketin Barra duluan. Cuma gara-gara kejadian tadi, dia jadi mikirnya lo deket sama Barra.""Su'uzhon mulu. Siapa tahu emang dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Elbarra   Minuman Aneh

    "Ganti disini saja," tukas Barra saat dirinya mendekat. Pria itu tampak sibuk dengan ponselnya. Sampai melihat ke arahnya saja enggan. Namun, reaksi yang didapatnya justru lain. Barra menatapnya tajam dengan mata menyipit. Dengkusan lirih terdengar. Tanpa kata, pria itu beranjak dari duduknya, mengabaikan Kalea yang bingung dengan reaksi pria tersebut. "Emang jelek banget, ya?" Kalea bermonolog. Menatap penampilannya sendiri. Ya wajar saja. Dia ambil baju termurah disini. Apa yang diharapkan? "Coba ini." Barra menyodorkan gaun ke arahnya. Gaun cantik yang sebenarnya dia incar. Tapi urung karna harganya di luar nalar. "Tapi ini mahal, pak. Gaji saya kurang." "Memang apa urusannya dengan gajimu? Cepat, dicoba sana." Kalea menerimanya ragu. Dia masih bimbang. Tapi akhirnya dia kembali ke ruang ganti. Dengan membawa gaun tersebut. Menatap nanar bandrol harga di gaun itu. Lima puluh juta. Yang

  • Jerat Cinta Elbarra   Pergi Berdua

    "Aaahh ... Akhirnya selesai juga," Kalea merentangkan tangan, memutar pelan lehernya ke kanan dan kiri. Lantas mematikan laptop dan bersiap-siap untuk pulang. Kalea mengerling pandang ke ruangan sebelah. Belum ada tanda-tanda si boss bakal keluar. Ck. Jangan bilang pemuda itu lembur. Alamat dia juga gagal pulang. Ya kali, dia nekat pulang sementara bossnya saja belum pulang. Huft. Padahal dia sudah beres. Tinggal pulang.Kalea meletakkan dagunya di meja kerja. Membuat bibirnya manyun otomatis. Beberapa saat kemudian ponselnya berdering. Tanda ada panggilan masuk. Dengan malas gadis itu merogoh tasnya. Mengambil ponsel tanpa merubah posisinya. Bahkan menekan tombol hijau dengan gerakan malas. "Halo ...""Jangan langsung pulang."Gadis itu tersentak. Sontak menegakkan tubuhnya, mengangkat wajah. Menjauhkan ponsel demi memastikan siapa yang memanggil. Padahal dia tahu, itu suara Barra."Eoh?" ucapnya, cengo."Tunggu seben

  • Jerat Cinta Elbarra   Pindah Kerja

    Pagi-pagi, Kalea geger melihat mejanya sudah dihuni karyawan lain."Loh, Miko! ini kan meja gue?" seru Kalea. Menatap tak terima. "Itu kan kemarin, Kal. Sekarang meja gue.""Lah, mana bisa?! Tiba-tiba pindah aja," sungut Kalea, kesal.Hana dan Kevin yang melihat keributan itu hanya menonton. Mereka juga gak tahu tiba-tiba Miko pindah ke meja Kalea. Dia bilang dia dapat perintah."Lah, gue juga cuma disuruh, Kal. Mana mungkin gue main pindah-pindah aja. Yang ada kena SP gue ntar," Miko membela diri.Iya juga sih. Tapi, tetep aja kan ...."Terus, gue dimana, dong?" Kalea mencebik. Harusnya gak tiba-tiba gini dong. Ditambah, perintahnya sepihak. Dia aja gak tahu apa-apa."Ya gue gak tahu, Kal." Miko menggendikkan bahu santai. Kembali merapikan meja yang beralih jadi miliknya itu."Emang yang nyuruh siapa, Mik?" Kevin menimpali. Tatapannya menyelidik. Siapa tahu Miko bohong."Pak Lino. Tadi pagi gue ditelpon beliau, disur

  • Jerat Cinta Elbarra   Gengsi

    Netranya tertuju pada pemuda yang sedang menikmati makanannya. Nampak lahap, padahal makanan warteg. Kalea memang tadi keluar, membelikan pakaian untuk Barra, sekalian makan. Dia tidak punya uang banyak. Untuk dirinya saja dia berhemat. Jadi dia membelikan seadanya. Bukan pakaian bermerek seperti yang biasa dipakai Barra. Yang penting nyaman dan bisa buat ganti. Mau dipakai syukur, enggak ya terserah. Ah, untung saja masih ada toko yang buka. Coba kalau enggak?Tapi lihatlah, pakaian itu pas di tubuh Barra. Kaos pendek putih oversize  sesiku, menampakkan otot lengan yang kekar. Ternyata waktu berlalu. Barra yang dikenalnya dulu, jauh berbeda. Termasuk proporsi badannya. Pria ini, pasti banyak berolahraga. Otot liatnya tercetak bagus. Urat tangannya menyembul dengan jemari panjang lentiknya. Tangannya saja kalah lentik dengan milik Barra. Tangannya mungil, agak bantet dikit. Tanpa sengaja Kalea melebarkan jemarinya. Membandingkan dengan milik Barra.  Pandangannya j

  • Jerat Cinta Elbarra   Nginap

    Karna kesalnya, Kalea tidak mempedulikan bagaimana Barra pulang. Dia bahkan mengabaikan Barra yang ternyata mengikuti di belakangnya. Salah sendiri, gak peka. Seharusnya kalau memang gak tahu jalan, kan bisa bangunin dia. Bukan malah diem-diem menyesatkan. Terus, harusnya dia juga inisiatif nelpon siapa kek. Emangnya supirnya tadi gak merasa kehilangan bossnya? Aneh banget. Jadi cowok kok gak ada inisiatif.Untung saja bajunya sudah kering. Tapi tetap saja dingin. Apalagi malam setelah hujan begini. Ditambah, capek setelah bekerja. Tapi demi bisa cepat pulang, dia terpaksa menahan semuanya. Masuk ke gang, Kalea sedikit melirik ke belakang. Masih ada derap langkah Barra. Berarti Barra mengikutinya? Kalea mengela napas. Baiklah. Dia coba lihat sampai depan kosan. Apa Barra masih akan mengikutinya? Daripada dia salah omong lagi, dan dikatai kepedean.Ternyata benar. Barra masih di belakangnya. Kalea mengela napas. Mengurungkan niat membuka pagar.Ga

  • Jerat Cinta Elbarra   Kebablasan

    Halte.Kalea memandang lekat akun rekening online-nya. Sejumlah nominal tertulis disana. Helaan napas berat terembus. Memejamkan mata, seraya menyandarkan kepala di dinding halte. "Gue benci lo! gara-gara lo mama gue terbuang! Gara-gara mama lo hidup gue hancur! Papa jadi miskin gara-gara milih mama sialan lo itu!"Kalimat Alfin terus terngiang-ngiang di kepalanya. Dia bisa merasakan betapa hancurnya Alfin. Korban keegoisan para orang tua. Sama seperti dirinya. Hanya saja, dirinya memilih menjauh dari sumber rasa sakit. Sedangkan Alfin, mungkin dia tidak ada pilihan. Sehingga dia merasa hanya dirinyalah yang menjadi korban disana. Jujur, dia ingin menyahut sama kerasnya dengan teriakan Alfin padanya. Bahwa bukan cuma Alfin yang terluka. Tapi dia juga! Bukan cuma Alfin yang kehilangan fasilitas hidup nyamannya. Tapi dia juga! Bukan cuma Alfin yang sengsara!Tapi ... Dia tak tega. Alfin jauh lebih muda darinya.Masih dalam posisi yang sama. Kal

  • Jerat Cinta Elbarra   Kena Semprot

    "Kal, lo baik-baik aja?" Kevin yang sedari tadi melihat Kalea bolak balik komputer dan mesin print menatap prihatin. Apalagi, dilihatnya gadis itu suram. Tak seperti biasanya. Kalea hanya mengangguk. Sesekali mendekat ke komputer. Memeriksa jika ada tulisan yang salah. Ayolah, dia harus profesional, bukan? Jangan sampai karna mementingkan egonya, dia malah menganggu kinerja Barra. "Perlu gue bantu?" tawar Kevin."Gak usah, Vin. Bentar lagi juga beres, kok," sahut Kalea, dengan tanpa mengalihkan netranya dari layar komputer. Sesekali membenarkan kacamata bacanya yang melorot."Kalau gitu gue print-kan?""Gak usah, Vin. Thanks.""Gak papa, Kal. Sini." Kevin merebut flashdisk dari tangan Kalea. Dan gadis itu mengela napas pasrah. Baiklah, mungkin dia bisa istirahat sejenak sebelum kembali berhadapan dengan Barra. Netranya menatap Kevin yang tengah sibuk dengan printer. Menata kertas yang keluar, dan memberinya klip."Thanks, Vin," ucap Kalea

  • Jerat Cinta Elbarra   Hinaan Adik Tiri

    "Mbak Kalea!"Langkah Kalea terhenti. Terkejut mendapati siapa yang memanggilnya. Alfin."Ngapain kamu disini, Fin?"Alfin, adik tirinya itu bisa berada di halaman kantornya. "Mbak, aku mau ngomong." Alfin memegang tangannya. Tapi langsung Kalea tepis."Disini aja.""Gak, mbak. Banyak orang.""Gue keburu telat, Fin.""Tapi ini penting." Alfin kembali memegang tangannya sebelum dia sempat protes lagi. Dan menarik paksa ke parkiran yang lebih sepi."Lo apain mama?" Sorot Alfin berubah tajam. Bahkan tak ada panggilan sopan seperti tadi. "Lah, gue gak ngapa-ngapain," tukas Kalea, mengusap tangannya yang memerah. Cukup kuat Alfin menarik tangannya tadi."Halah! Jangan bohong. Lo marahin mama kan? Ngehina-hina mama?" Sinis Alfin. Kalea menatapnya aneh. Dia memang tidak dekat dengan Alfin. Bertemu juga cuma beberapa kali. Tapi, biasanya Alfin tidak sekasar itu bicara dengannya."Lo ngomong apa sih, Fi

  • Jerat Cinta Elbarra   Mimpi Kalea

    Sejak dirinya lahir ke dunia, menjadi bagian dari sesaknya dunia, hingga usia remaja, Kalea rasa, dirinya adalah manusia yang beruntung. Punya orang tua yang harmonis dan melimpahinya dengan kasih sayang. Papanya yang penuh perhatian dan selalu menyempatkan waktu untuk keluarga. Dan mamanya yang selalu ada untuknya. Semuanya sempurna. Ditambah dengan tetangga sebelah yang juga sangat baik. Apalagi, putra pertama si tetangga yang gak cuma tampan, tapi juga baik hati. Yang selalu sedia menjadi sosok yang baik untuk dirinya yang semata wayang. Mungkin, satu-satunya pengganggu dimasa kecilnya hanyalah Elbarra, putra kedua si tetangga. Yang entah kenapa seperti punya dendam padanya. Kalau gak jahil, ya bikin dirinya nangis. Untung saja abangnya Barra malah sering belain dia dibanding si Elbarra nakal.Masa kecilnya benar-benar sempurna. Menjadi kesayangan keluarga, menjadi adik sekaligus anak perempuan di kelurga tetangga. Ah, indah sekali masa-masa itu.Entah apakah ad

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status