“Ini semua sudah kurencanakan. Rencana kita cuma memanfaatkan Chandra untuk ngebunuh Teuku. Sekarang dua keluarga besar ini sudah terlibat, ‘kan? Tapi sekarang muncul lagi satu faktor yang nggak bisa dipastikan. Sampai sekarang kita masih nggak tahu dari mana itu Istana Raja Langit. Mungkin kita yang masuk ke perangkap mereka. Mungkin tujuan mereka memang bikin perpecahan internal, baru terakhir mereka yang meraup semuanya,” ujar Pak Luandi.Awalnya semua sudah berada dalam genggamannya, tapi kemunculan Istana Raja langit yang mendadak membuat Pak Luandi kehilangan kendali.“Jadi gimana dengan Chandra? Setidaknya dia sudah berjasa banyak untuk kita dan negara ini. Kalau dia dibunuh sama keluarga Nantaboga, kita juga yang kehilangan senjata andalan,” kata Raja.“Aku nggak bisa menjamin. Kalau keluarga Atmaja ngga muncul, nggak ada siapa pun yang bisa nolong Chandra dari mereka. Kita lihat saja gimana situasinya. Aku mau tahu apa reaksi keluarga Atmaja. Kalau mau sukses, harus ada yang b
Mendapat kabar bahwa Chandra telah tertangkap, Nova pun jadi panik dan tidak sabar ingin bertemu dengannya. Saat itu Robi sedang duduk di sampingnya dan terlihat seperti sedang berpikir keras. Setelah beberapa saat berlalu, barulah Robi menatap Nova.Nova merinding dan jadi was-was dilihat seperti olehnya, “Kakek kenapa lihat aku begitu?”“Aku punya ide,” kata Robi.“Ide apa?”“Kamu tunggu di sini sebentar.” Lalu Robi pun pergi meninggalkan Nova sendirian. Kira-kira setengah jam kemudian, Robi kembali sambil membawa sebuah topeng kulit.“Nova, kemari sebentar.”Nova mendekati Robi dengan wajah keheranan. Robi memakaikan topeng tersebut ke wajah Nova, dan seketika itu juga rupa Nova langsung berubah. Nova mengambil cermin dan melihat wajahnya kini sudah tak lagi sama. Wajahnya kini terlihat jauh lebih cantik dan berwibawa.“Kakek, topeng ini ….”“Mulai sekarang namamu adalah Sonia Atmaja.”“Sonia … Atmaja?”“Ya, ingat, identitas kamu sekarang adalah Sonia, dan kamu adalah cucunya Ronald
Luka yang Chandra dapatkan dari pukulan Rain masih belum mendapatkan perawatan, ditambah lagi dia juga sudah satu harian penuh tidak makan yang jelas membuat tubuhnya sangat lemah. Melihat ada begitu banyak orang di hadapannya, Chandra tidak tahu apa yang akan mereka lakukan padanya.“Pak Harold, sebentar lagi sudah jam sembilan malam, tapi mereka masih belum datang juga. Apa kita bunuh saja Chandra?” tanya salah satu orang penting di keluarga Nantaboga.Harold yang sedang duduk santai di kursi kayunya melirik arloji yang ada di pergelangan tangannya dan menjawab, “Santai saja, kita tunggu sebentar lagi. Kalau jam 12 malam mereka masih belum datang juga, baru kita bunuh dia.”“Aku berharap nggak ada yang datang,” celetuk Karim. Itu karena dia tahu apabila mereka sungguh datang, berarti Istana Raja Langit memang berhubungan dengan keluarga Atmaja, dan semua yang Chandra lakukan selama ini adalah arahan dari mereka. Itu menandakan bahwa keluarga Atmaja sudah bergerak.Mereka semua terus
Keempat penjaga Istana Raja Langit dan Storms Legion pun beradu, tapi sayangnya Istana Raja Langit berhasil dipukul mundur oleh mereka. Dari bentrokan ini saja sudah terlihat jelas bahwa kekuatan Istana Raja Langit masih tidak seberapa jika dibandingkan dengan Storms Legion.“Jadi kalian mau cari ribut dengan keluarga Atmaja?” tanya Nova. “Kalau memang itu mau kalian, aku kasih tahu kakekku nanti.”“Jangan bercanda kamu, Sonia. Dari dulu kita selaku Empat Keluarga Kuno damai-damai saja. Kami selalu menjaga aturan yang sudah ditetapkan sama leluhur, justru kalianlah yang mengerahkan Istana Raja Langit dan membunuh keluargaku. Mau sampai kapan kalian bertingkah seolah kalianlah yang jadi korban?”Nova yang menyamar menjadi Sonia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Dia hanya menoleh ke arah Chandra yang sudah pingsan dan berkata kepada pengawal Istana Raja Langit, “Bawa dia pergi.”Lantas mereka pun segera meninggalkan kediaman keluarga Nantaboga sambil membawa Chandra yang sudah tak sada
Setelah berhasil menyelinap ke dalam, dia langsung mencari-cari sesuatu. Namun dia tidak bisa menemukan benda yang dia cari meski sudah mencarinya secara menyeluruh.“Ada di mana, ya?” gumamnya.Dia berdiri di tengah-tengah perpustakaan dan mengamati sekelilingnya dengan saksama. Dia menyadari di tengah perpustakaan terdapat sebuah padang rumput kecil. Dia mendekati padang rumput tersebut dan duduk di atasnya, kemudian menatap lurus ke depan.Lalu dia berjalan ke rak buku yang ada di depan dan menengok ke bawah. Di lantai ada bekas rak buku yang dipindahkan. Dia mendorong rak buku tersebut dan muncullah sebuah pintu rahasia.Pria bertopeng itu kegirangan. Dia mendekat ke pintu itu dan menemukan sebuah kotak di sana. Dia membuka kotaknya yang ternyata berisi sebuah gulungan kuno. Dia membuka gulungan tersebut dan melihat sebuah lukisan berisi pohon bambu yang sangat sederhana.“Ini dia Lukisan Gunung Akara yang diwariskan di keluarga Nantaboga selama ribuan tahun.”Pria bertopeng itu me
Di depan rumah keluarga Atmaja ….Sekelompok orang menatap tubuh Chandra yang terkulai lemas di lantai. Kepala keluarga Atmaja, Ronald, bertanya, “Siapa yang bawa dia kemari?”“Mereka memakai topeng, jadi aku nggak bisa mengenali. Mereka juga langsung pergi tanpa bicara apa-apa,” jawab si penjaga pintu.“Kakek, aku baru dapat kabar kalau keluarga Nantaboga bilang aku yang memimpin Istana Raja Langit dan nolongin Chandra dari mereka,” kata Sonia.“Kayaknya ada seseorang yang berniat menjebak kita.”“Kek, jadi sekarang kita harus gimana? Apa kita harus menyelamatkan Chandra?”“Karena kakeknya mengkhianati keluarga kita, Chandra sudah bukan bagian dari kita lagi. Tapi di dalam badannya masih mengalir darah yang sama dengan kita. Kita bawa masuk saja dulu.”Chandra pun digotong oleh penjaga pintu dan dibawa ke sebuah ruangan yang ada di dalam rumah tersebut. Setelah itu Ronald memeriksa luka-luka yang Chandra alami di tubuhnya.“Kek, gimaa?” tanya Sonia.“Si Harold itu sadis juga. Energi s
Apa yang terjadi di kediaman keluarga Nantaboga malam ini juga sudah sampai ke telinga Pak Taka. Kini Pak Taka juga sudah tahu bahwa Istana Raja Langit adalah utusan keluarga Atmaja, dan tahu juga bahwa Sonia yang membawa Chandra pulang. Rencana yang Pak Taka miliki sama seperti Pak Luandi. Besok mereka akan pergi ke sana untuk menguji seperti apa Ronald, dan mencari tahu apa yang mereka rencanakan.Di kediaman keluarga Atmaja ….Ronald mengerahkan energi sejatinya untuk mengobati luka Chandra. Setelah itu dia pergi, dan tak lama kemudian Chandra mulai siuman. Seketika tersadar, Chandra merasa sekujur tubuhnya kesakitan seperti ditusuk-tusuk pedang. Racun yang bersemayam di tubuhnya juga mulai bereaksi. Dia bahkan bisa merasakan seperti ada serangga yang merambat di dalam badanya dan memakan dagingnya.“Akh ….”Chandra meringis kesakitan karena rasa sakitnya yang tak tertahankan itu.Seketika itu pintu kamar terbuka, seorang gadis dengan rambut panjang hitam pun masuk membawakan obat-o
Kala itu pintu kamar terbuka dan masuklah Ronald e dalam.“Kakek,” sapa Sonia.Ronald duduk di kursi melihat Chandra yang tergeletak lemas di lantai. Chandra berusaha untuk bangun dan duduk di lantai.“Apa kamu yang membakar semua keluargaku sepuluh tahun yang lalu?” tanya Chandra.“Ya,” jawab Ronald.“Kubunuh amu ….”Chandra langsung mengamuk dan berteriak, tapi dia tidak bisa berdiri atau bahkan melakukan apa-apa.“Nak, tenang dulu. Dengar penjelasanku.”Kedua mata Chandra memerah memancarkan amarah yang membara. Kakek, ayah paman, tante .. total 30 orang lebih, tua dan muda, semuanya habis terbakar di tangan orang ini. Kalau saja Ronald tidak membumihanguskan rumahnya, keluarga Chandra tidak akan mati terbakar hidup-hidup.“Siapa yang menentukan mana salah mana benar? Sejarah ditulis oleh pemenang. Kalau 30 tahun lalu aku yang kalah, berarti akulah yang dicap sebagai pengkhianat, dan bisa jadi keluargaku yang binasa,” jelas Ronald. “Robi itu dari kecil punya bakat yang luar biasa da
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di