Kala itu pintu kamar terbuka dan masuklah Ronald e dalam.“Kakek,” sapa Sonia.Ronald duduk di kursi melihat Chandra yang tergeletak lemas di lantai. Chandra berusaha untuk bangun dan duduk di lantai.“Apa kamu yang membakar semua keluargaku sepuluh tahun yang lalu?” tanya Chandra.“Ya,” jawab Ronald.“Kubunuh amu ….”Chandra langsung mengamuk dan berteriak, tapi dia tidak bisa berdiri atau bahkan melakukan apa-apa.“Nak, tenang dulu. Dengar penjelasanku.”Kedua mata Chandra memerah memancarkan amarah yang membara. Kakek, ayah paman, tante .. total 30 orang lebih, tua dan muda, semuanya habis terbakar di tangan orang ini. Kalau saja Ronald tidak membumihanguskan rumahnya, keluarga Chandra tidak akan mati terbakar hidup-hidup.“Siapa yang menentukan mana salah mana benar? Sejarah ditulis oleh pemenang. Kalau 30 tahun lalu aku yang kalah, berarti akulah yang dicap sebagai pengkhianat, dan bisa jadi keluargaku yang binasa,” jelas Ronald. “Robi itu dari kecil punya bakat yang luar biasa da
“Justru gara-gara kamu, keluargaku jadi ikut terlibat. Mungkin dari awal kamu diperdaya karena kamu juga keluarga Atmaja, makanya mereka mau kamu yang membunuh Teuku supaya keluarga Nantaboga dan keluarga Atmaja terlibat.”Chandra tercengang mendengarnya. Dia tahu kondisi Diwangsa saat ini sangat rumit, tapi tidak disangka ternyata jauh lebih rumit dari yang dia kira. Hanya dengan kemunculan Istana Raja Langit saja sudah membuat semuanya serba berantakan.“Siapa sebenarnya Istana Raja Langit itu?” tanya Chandra.“Siapa yang tahu? Kalau aku tahu, aku juga nggak akan sepasif ini. Mungkin besok pagi bakal ada banyak wartawan yang datang untuk mewawancarai kakekku. Sebenarnya … dari dulu Kakek nggak pernah peduli sama apa yang terjadi di luar sana. Dia jadi terlibat sekarang karena dia nggak tega lihat kamu dibuang begitu saja kayak mayat. Karena gimanapun juga, kamu masih punya darah keluarga Atmaja yang mengalir di badan.”Chandra sempat kebingungan mendengarnya. Dia berpikir kembali ke
Malam itu Chandra mengalami insomnia. Dia terus memikirkan apa saja yang telah dia alami. Dia tidak tahu dengan jelas bagaimana situasinya sekarang, dan tidak tahu juga apa yang sedang Raja lakukan, serta tidak tahu apa yang dilakukan oleh orang yang berada di balik Teuku. Belum lagi kemunculan Istana Raja Langit yang membuat pertanyaanya semakin banyak.Keesokan harinya, pagi-pagi sudah ada sekelompok orang yang datang berkunjung. Yang pertama datang tidak lain adalah Pak Luandi dan Raja. Tujuan mereka hanya satu, yaitu mencari tahu apa motif keluarga Atmaja terkait kejadian semalam. Ronald mengatakan apa adanya, bahwa Chandra dibuang begitu saja di depan rumahnya. Pengakuan Ronald tentu membuat Pak Luandi kebingungan. Dia tidak bisa menebak apakah Ronald sedang berkata jujur atau berbohong.Setelah mereka berdua pergi, kini giliran Pak Taka yang datang. Setelah itu disusul oleh keluarga Nantaboga dan juga dua keluarga lainnya. Semuanya menanyakan hal yang sama, dan jawab Ronald juga
“Kulihat-lihat mukamu sudah kelihatan jauh lebih baik, kayaknya pemulihannya bagus juga,” kata Ronald.Ronald bisa dibilang juga adalah kakeknya Chandra, tapi Chandra masih tidak bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi 30 tahun yang lalu.“Sonia sudah bilang tadi, berikutnya mereka pasti bakal membunuh kamu, dan kami nggak bisa melindungi kamu lagi.”“Aku nggak butuh perlindungan dari kalian,” balas Chandra.“Hahaha, berani juga kamu, tapi dengan kondisi kamu yang begini mana mungkin bisa melindungi diri sendiri. Jangankan begini, kalaupun kamu dalam kondisi sehat, dengan kekuatan kamu yang nggak stabil itu, mereka bisa dengan mudah ngebunuh kamu. Tapi karena kamu masih keluarga Atmaja, aku yang merasa bersalah kalau nggak berbuat apa-apa. Sonia, bawa Chandra ke ruangan rahasia.”“Siap,” sahut Sonia.Sonia mengeluarkan sebuah kursi roda dan memapah Chandra duduk di sana.“Mau ngapain ke sana?” tanya Chandra.“Kamu lebih tua dariku, jadi mulai sekarang aku panggil kamu Kak Chandra saj
Chandra sempat mendengar asal-usul dari lukisan tersebut, tapi dia tidak begitu memahaminya.“Raja Januar hidup di ribuan tahun yang lalu. Dia itu adalah seorang raja yang kehilangan kekuasaannya. Dia berpikir keras gimana caranya dia bisa naik kembali dengan cara nyari harta karun yang tersebar di dunia. Tapi sampai hari kematiannya, dia nggak berhasil merebut takhtanya kembali. Sebelum mati, dia menghibahkan empat lukisan ke menteri dari Empat Keluarga Kuno, dan berpesan untuk menyembunyikan rahasianya dari orang luar.”“Rahasia atau misteri apa sebenarnya yang tersimpan di lukisan itu?” tanya Chandra.“Raja Januar nggak bilang apa-apa tentang itu, dan leluhur keluarga Atmaja juga nggak tahu. Tapi setelahnya, menteri dari Empat Keluarga Kuno menyusun ulang semua barang peninggalan Raja Januar dan dapat suatu petunjuk. Empat lukisan yang diwarisin dari Raja Januar menyimpan intisari dari ilmu bela diri yang Raja Januar ciptain. Kalau kita bisa mempelajari intisari itu, kita bisa masuk
Mungkinkah selain Pak Taka, masih ada orang lain yang bersembunyi di balik Teuku?Untuk mengetahui hal ini, Chandra harus kembali ke Rivera dan menanyakannya kepada pemilik Toko Antik Bartele. Meskipun Chandra tidak mendapatkan jawaban apa-apa terakhir kali, dia merasa si pemilik toko pasti mengetahui sesuatu.“Terus apa maksudnya kalian bawa aku ke sini? Apa cuma untuk ceritain masa lalu keluarga kalian dan lukisan ini?” tanya Chandra.“Kunci untuk memecahkan rahasia ini adalah gambar 18 meridian yang ada di dalam kotak. Selama ini aku juga terus menelitinya, tapi aku nggak ngerti. Aku yakin kamu pasti pernah lihat gambar itu.”“Iya. Aku yang pertama ngebuka kotak itu, jadi aku pernah lihat.”“Situasi kamu sekarang dan seterusnya bakal sangat berbahaya. Semua orang mau ngebunuh kamu, dan kunci agar kamu bisa bertahan hidup adalah dengan jadi lebih kuat. Aku kasih kamu waktu tiga hari, coba lihat apa kamu bisa dapat sesuatu dari lukisan ini,” kata Ronald.Chandra bisa memasuki alam per
Chandra sangat menantikan suatu saat dia bisa memecahkan rahasia dari lukisan ini. Dia membuka kotak yang ada di tangannya dan mengeluarkan sebuah gulungan. Di dalam gulungan terdapat gambar manusia kecil dengan berbagai macam pose. Ada yang berdiri, mengepalkan tangan, berjongkok, dan lain-lain. Di tubuh setiap manusia juga terdapat titik putih dan garis merah. Chandra tahu titik putih itu melambangkan titik akupuntur, dan garis merah mewakili garis meridian.Garis meridian dan titik akupunktur tidak bisa dijelaskan dengan ilmu kedokteran modern. Dulu Chandra pun tidak tahu apa maknanya, tapi semenjak mempelajari kitab pengobatan, dia mempelajari bagaimana caranya mengendalikan energi sejati dan memahami makna dari meridian itu. Meridian adalah tempat mengalirnya energi.Chandra ingin mencoba mengerahkan energi sejatinya, tapi tubuhnya yang terasa hampa ini tidak memiliki cadangan energi lagi sedikit pun. Dan lagi ketika dia mengerahkan tenaga, sekujur tubuhnya terasa sakit bukan main
“Oh … tunggu sebentar.”“Ada apa lagi?”“Daya tangkap kamu juga bagus. Selama beberapa hari ini kamu juga bisa sekalian ke sana untuk lihat-lihat, siapa tahu kamu dapat sesuatu.”“Aku nggak yakin sanggup, Kek,” kata Sonia sembari berlutut di hadapan Ronald.“Bangunlah, aku yang kasih izin.”“Tapi, darah yang ngalir di badanku bukan darah keluarga Atmaja. Berdasarkan ajaran leluhur ….”“Sekarang kita hidup di zaman modern, kenapa masih harus terpaku sama peraturan lama yang kaku? Biarpun kamu nggak berhubungan darah dengan keluarga Atmaja, dari kecil kamu tumbuh besar di sini. Aku sudah nganggap kamu kayak cucuku sendiri. Lagi pula, aku cuma minta kamu untuk coba-coba, bisa atau nggak itu tergantung kamu sendiri.”“Baik, Kek.”“Ya sudah, turunlah sana.”Sonia pun menuruti kemauan kakeknya dan pergi ke ruang bawah tanah, sementara Ronald masih melamun memikirkan ucapan Sonia tadi. Dugaan Sonia bisa saja benar. Apabila Robi mash hidup, semuanya jadi masuk akal.“Aku cuma bisa berharap pel
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di